LAMPIRAN
Lampiran 1 KUISONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI JAGUNG 1. Keadaan Umum Responden 1.1. Identitas Responden 1. Nama : (L / P) 2. Umur : tahun 3. Alamat : RT / RW, Dusun,Desa, Kecamatan 4. Pendidikan : (Tamat / Tidak) 5. Nomor HP : 1.2. Data Anggota Keluarga No Nama L / P Status dalam Kel 1 Pendidikan Pekerjaan Keterangan 2 3 4 5 6 7 8 2. Keadaan Usahatani Jagung 2.1. Sewa Lahan No Status Penguasaan Lahan 1 Milik Sendiri 2 Sewa 3 Sakap Luas (Ha) Jenis Lahan Harga Sewa Usaha Tani Jagung
4 Di Sewakan 5 Disakapkan 6 Rata-Rata -Berapa kali jagung ditanam dalam satu tahun? Dan pada bulan apa dan tahun apa jagung ditanam serta dipanen?... 2.2. Upah Tenaga Kerja (Luar Keluarga) No Kegiatan 1 Pengolahan Tanah 2 Penanaman 3 Pemupukan 4 Penyiangan 5 Pemyulaman 6 Pengairan 7 Penyemprotan 8 Pemanenan Keterangan: Pria Wanita O HK W U O HK W U O = Jumlah Orang HK = Jumlah Hari Kerja W = Jumlah Jam Kerja U = Upah orang/hari 2.3. Upah Tenaga Kerja (Dalam Keluarga) No Kegiatan 1 Pengolahan Tanah 2 Penanaman 3 Pemupukan 4 Penyiangan 5 Pemyulaman 6 Pengairan 7 Penyemprotan 8 Pemanenan Pria Wanita O HK W U O HK W U
Keterangan: O = Jumlah Orang HK = Jumlah Hari Kerja W = Jumlah Jam Kerja U = Upah orang/hari 3. Sarana Produksi Dalam Usaha Tani Jagung (Untuk lahan...ha) 3.1. Benih Varietas Benih Jumlah/kg Harga Keterangan 3.2. Pupuk Jenis Jumlah/kg Harga Keterangan Pupuk Kandang Urea TSP KCL Pupuk Pupuk 3.3. Pestisida Jenis Jumlah/kg Harga Keterangan
4. Hasil Produksi Untuk Usaha Tani Jagung Jumlah (kg) Harga Jual () Keterangan -Setelah Pemanenan jagung, apakah hasil produksi tersebut dijual seluruhnya atau tidak? Mengapa?... -Jagung disimpan dalam bentuk apa?... -Hasil produksi jagung dijual dalam bentuk apa?... -Pengeluaran Lain yang berkaitan dengan budidaya jagung : No Jenis Jumlah 1 Pajak 2 Biaya Membeli Benih 3 Biaya Membeli Pupuk 4 Biaya Konsumsi 5 6 7 -Selain keperluan diatas, pengeluaran apa saja yang dikeluarkan untuk menunjang penghasilan?... -Selain mengikuti pendidikan formal, apa anda pernah mengikuti pendidikan non formal? Bila pernah dalam bentuk apa?... -Apa yang mendorong anda menanam jagung?...
Lampiran 2 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik menggunakan bantuan SPSS versi 16. yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: Lampiran 3 Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics dan merupakan nilai yang menunjukan ada atau tidaknya hubungan linear secara sempurna atau mendekati sempurna antar variable indepeden dalam model regresi cobb douglass (menggunakan nilai tolerance dan VIF). Asumsi klasik yang digunakan pada model regresi cobb douglass adalah tidak adanya multikolinearitas antar variable indepeden. Pada bab 3 sudah dijelaskan dimana variable yang menyebabkan multikolienaritas dapat dilihat dari nilai toleransi yang lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF yang lebih besar dari 10. Setelah dilakukan uji multikolinieritas pada variabel bebas dengan pengukuran terhadap varian inflation faktor (VIF) hasilnya menunjukan bahwa semua variabel pada model yang diajukan, bebas dari multikolinieritas. Hal ini ditunjukan pada nilai tolerance diatas 0,1 dan nilai VIF yang berada dibawah 10, sehingga dapat dikatakan bahwa persamaan variable ini tidak mengandung multikolinieritas. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel. Variabel Tolerance VIF Keputusan X1 0,994 1,006 Bebas Multikolinieritas X2 0,985 1,015 Bebas Multikolinieritas X3 0,932 1,073 Bebas Multikolinieritas X4 0,978 1,022 Bebas Multikolinieritas X5 0,942 1,061 Bebas Multikolinieritas Pengujian Multikolinieritas
Lampiran 4 Uji Autokolerasi Uji autokorelasi dilakukan melalui deteksi langsung Durbin Watson (DW) statistik dengan SPSS ver. 16 dari hasil print-out pada tabel: Model Summary b Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson 1.691 a.478.436.5326464 2.030 a. Predictors: (Constant), Harga Jual Jagung, Upah_Tk_Mns, Upah_Tng_Msn, Harga Pupuk, Harga Benih Jagung b. Dependent Variable: Keuntungan Uji Autokorelasi Durbin Watson Tabel diatas menjelaskan tentang hasil analisis korelasi ganda, analisis determinasi, dan uji autokorelasi dengan Durbin Watson (DW). R adalah korelasi berganda, yaitu korelasi antara dua atau lebih variable indepeden terhadap variable dependen. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, jika mendekati 1 maka hubungan semakin erat, tetapi jika mendekati 0 maka hubungan semakin lemah (Priyatno,2012). Angka R yang didapat adalah 0,691, artinya korelasi antara variabel Upah tenaga kerja manusia,upah tenaga mesin,harga benih jagung, harga pupuk dan harga jual jagung terhadap keuntungan cukup erat. Nilai R Squere (R 2 ) sebesar 0,478 artinya presentase sumbangan pengaruh variabel terhadap keuntungan sebesar 47,8% sedangkan sisanya sebesar 52,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model ini. Standard error estimate adalah ukuran kesalahan prediksi nilainya sebesar 0,5326464, artinya kesalahan yang dapat terjadi dalam memprediksi keuntungan sebesar 0,5326464. Nilai Durbin-Watson pada table diatas menunjukan ada atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi cobb douglass. Kriteria pengujian DW dapat dilihat pada bab 3 tentang uji autokorelasi. Nilai DW dari output didapatkan sebesar 2,030. Untuk nilai dl dan du dapat dilihat pada tabel DW untuk signifikansi 0,05 dengan jumlah n (jumlah data) 69 dan k (jumlah variabel indepeden) = 5. Didapatkan nilai dl adalah 1,4588 dan nilai du adalah 1,7680, jadi nilai 4-dU = 2,232 dan 4-dL = 2,5412. Hal ini berarti nilai DW (2,030) dimana DW < 4-dL dan DW berada di antara du dan 4-dU sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
Lampiran 5 Uji Heterokedastisitas Uji Heteroskedastisitas Dari tabel diatas dapat di ketahui apakah model persamaan regresi cobb douglass terjadi heteroskedastisitas atau tidak, pada bab 3 sudah dijelaskan dimana jika pada tabel diatas ada pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas, tetapi jika tidak ada pola yang jelas dimana titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada table uji heteroskedastisitas diatas dapat dilihat dimana titik-titik tidak membentuk pola yang jelas (menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y), jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi cobb douglass.