HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA FITRI HANDAYANI CEMANI SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

23,3 50,0 26,7 100,0

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan 1

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI CYCLOFEM TERHADAP SURAKARTA TAHUN Oleh. Siti Maesaroh 1) dan Nur Hayati 2) AKBID Mamba`ul `Ulum Surakarta

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

itu bersifat sementara, dapat pula Pendahuluan Tingginya angka kelahiran di bersifat permanen. Penggunaan Indonesia menggelisahkan banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mitha Destyowati ABSTRAK

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan metode cross sectional mencari hubungan lamanya LAMANYA PENGGUNAAN IUD TIDAK

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007). mempunyai visi Keluarga Berkualitas tahun Keluarga berkualitas

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

PERBEDAAN PENGARUH KB SUNTIK 1 BULAN DAN KB SUNTIK 3 BULAN TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI BPS BIDAN S KECAMATAN TAWANGSARI KOTA TASIKMALAYA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

Kata kunci: kontrasepsi hormonal, pengetahuan perawatan organ reproduksi, keputihan. Cairan tersebut bervariasi dalam PENDAHULUAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian. (sampel) (Notoatmodjo,2010, pp.25-26).

Jl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati ABSTRAK

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

TINJAUAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI DEPO MEDROXY PROGESTERONE ACETATE BERDASARKAN KEJADIAN AMENOREA.

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari

Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2)

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN KEJADIAN SPOTTING PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG MAKASSAR

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI ASEPTOR KB AKTIF TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS BANJARMASIN INDAH BANJARMASIN

JURNAL. DiterbitkanOleh. LPPM STKIES AnNurPurwodadi

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

Baurlina Ritonga, SST (Akademi Kebidanan Sentral Padangsidimpuan) Abstract

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-I Keperawatan. Disusun Oleh: YENI KURNIAWATI J.

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik

BAB V PEMBAHASAN. A. Lama Penggunaan KB IUD dan Kejadian Keputihan. 1 tahun masing-masing adalah sebanyak 15 responden (50%), sehingga total

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

GAMBARAN MENSTRUASI IBU PADA AKSEPTOR ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK KOMBINASI DI RB MEDIKA JUWANGI KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

MIKIA KEJADIAN AMENORE SEKUNDER PADA AKSEPTOR SUNTIK DMPA. Artikel Penelitian. Nurya Viandika 1 Nurfitria Dara Latuconsina 2

32 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 08 No. 01 Januari 2017

KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

KARAKTERISTIK AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DI DESA GRINGGING, SAMBUNGMACAN, SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

Oleh: Dewi Murdiyanti PP dan Inda Meilaning Putri 1 ABSTRACT

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik ( menggambarkan

Kesesuaian Sikap Pasangan Usia 1

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang

Pengguna Kontrasepsi Hormonal Suntikan dengan Kenaikan I. PENDAHULUAN. kontrasepsi yang populer di Indonesia. adalah kontrasepsi suntik.

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF HORMONAL SUNTIK 1 BULAN PADA Ny E DENGAN PENINGKATAN BB DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN POLA AKTIVITAS SEKSUAL DENGAN KETERATURAN KONSUMSI PIL KB PADA AKSEPTOR KB PIL. Andri Tri Kusumaningrum ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. umumnya dan penduduk Indonesia khususnya. Dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. jiwa dari jumlah penduduk tahun 2000 sebanyak 205,8 juta jiwa.pada

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN KB IUD DI DESA KEBONAGUNG KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Menurut dari hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB I PENDAHULUAN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian, 3.8) Alat Pengumpulan Data, 3.9) Metode Pengumpulan Data, 3.10)

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas tahun 2015 dan misi sangat

Transkripsi:

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA FITRI HANDAYANI CEMANI SUKOHARJO Luluk Nur Fakhidah Dosen AKBID Mitra Husada Karanganyar Jl Achmad Yani No.167. Papahan, Tasikmadu, Karanganyar Email : akbid_mitra@yahoo.co.id ABSTRAK Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah bertemunya sperma dan sel telur dalam rahim. Kontrasepsi suntik adalah merupakan alternatif yang banyak diminati karena penggunaannya yang sangat mudah dan praktis. Kontrasepsi suntik yang banyak diminati adalah suntik 3 bulan (DMPA) yang diberikan tiap 3 bulan sekali secara intramuscular. DMPA mempunyai tingkat keberhasilan tinggi, tetapi mempunyai efek samping kejadian keputihan pada penggunaan dalam jangka waktu yang lama. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian keputihan serta untuk mengetahui bagaimana kejadian keputihan bisa terjadi pada akseptor suntik kontrasepsi 3 bulan. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.. Penelitian dilakukan pada tanggal 6-26 Mei 2013 di BPS Fitri Handayani dengan menyebar Angket kepada 30 akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan yang datang ke BPS Fitri Handayani, Cemani, Sukoharjo sebagai responden. Hasil dari penelitian didapatkan X² hitung ( 6.429) > X² tabel (3,841), yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian keputihan. Berdasarkan koefisien kontingensi sebesar 0,420 dapat dikatakan bahwa kekuatan hubungan antara suntik 3 bulan dengan kejadian keputihan termasuk sedang. Kata Kunci : Hubungan, Pemakaian KB Suntik 3 bulan, Keputihan MATERNAL VOLUME 10 EDISI APRIL 2014 106

PENDAHULUAN Gerakan Keluarga Berencana Nasional telah berumur panjang (sejak 1970), dan masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka kematian yang bermakna (Manuaba, 2003). Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah melakukan reorientasi dan reposisi visi program KB berupa Menuju Keluarga Berkualitas 2015. Visi baru ini berorientasi luas, tidak hanya pendekatan demografi. Dalam visi baru itu jumlah anak ideal tidak dibatasi dua, melainkan sesuai keinginan dan kemampuan keluarga, namun tetap memperhatikan kepentingan sosial (BKKBN, 2004). Program KB di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat dan diakui keberhasilannya di tingkat internasional. Metode kontrasepsi juga mengalami perkembangan yang cukup banyak. Metode kontrasepsi tersebut dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu metode kontrasepsi jangka panjang (Longterm Contraseptive Method), yang termasuk metode ini adalah AKDR, implan, vasektomi dan tubektomi, sedangkan metode bukan jangka panjang ( Non Long Contraseptive Method), yang termasuk metode ini adalah suntik, pil kontrasepsi dan kondom, dan metode KB alami yang mengikuti siklus haid (Manuaba, 2003). Beberapa metode KB yang ada di Indonesia, metode KB suntik yang paling populer digunakan. Menurut penelitian The National Social and Economic Survey (1997 1998) akseptor suntik mencapai 21,1 % (3.312 akseptor) dari total jumlah akseptor KB aktif dengan cara kontrasepsi modern (15.701 akseptor), yang populer dipakai adalah Depoprovera 150 mg dan Noristerat 200 mg (Gatra, 2005). Kemudian pada tahun 2002 2003, berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDK I) pemakaian metode kontrasepsi suntik 49,1 % (7733 akseptor), pil 23,2 % (3654 akseptor), IUD 11,0 % (1732 akseptor), implan atau susuk 7,6 % (1197 akseptor), MOW 6,5 % (1023 akseptor), kondom 1,6 % (252 akseptor), MOP 0,7 % (110 akseptor). Berdasarkan data diatas kontrasepsi suntik menduduki peringkat teratas karena keefektifan kontrasepsi suntik mencapai 90% sampai 100% dalam mencegah kehamilan (Everett, 2008). Di provinsi Jawa Tengah akseptor kontrasepsi suntik mencapai 68,92 % dan sisanya menggunakan kontrasepsi lain. Meskipun banyak akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan karena keefektifannya tetapi ada beberapa efek samping yang akan terjadi pada akseptor. (Kusmarjdi, 2008). Berdasarkan survei yang penulis lakukan di BPS Fitri Handayani pada bulan Februari 2013 jumlah akseptor kontrasepsi suntik mencapai 127 akseptor MATERNAL VOLUME 10 EDISI APRIL 2014 107

sedangkan jumlah rata-rata akseptor kontrasepsi suntik setiap bulan adalah 120 akseptor.. Banyaknya akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan dipengaruhi oleh keefektifan yang diberikan DMPA yang kurang dari 1 per 100 wanita akan mengalami kehamilan dalam 1 tahun pemakaian DMPA (Hartanto, 2004). Selain keefektifan DMPA, terdapat efek samping yang dialami akseptor yang sebenarnya mengganggu kenyamanan yaitu timbulnya keputihan Dalam kondisi normal, cairan yang keluar dari vagina mengandung sekret vagina, sel-sel vagina yang terlepas dan mucus serviks, yang akan bervariasi karena umur, siklus menstruasi, kehamilan, penggunaan kontrasepsi Peran bidan untuk membantu mengatasi masalah ini adalah memberikan konseling tentang efek samping yang akan terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan. Bidan diharapkan mampu memberi motivasi bahwa efek samping tidak semua akan terjadi karena tergantung pada keadaan tubuh akseptor sehingga akseptor bisa menentukan sendiri kontrasepsi yang akan digunakannya. Berdasarkan uraian dari penjelasan efek samping diatas, penulis tertarik untuk membuat judul karya tulis ilmiah Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kejadian Keputihan. BAHAN DAN METODE Desain penelitian ini menggunakan metode observasional analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi (Notoadmodjo, 2005). Pendekatan yang ada adalah cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktorfaktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( point time approach) (Notoadmodjo, 2005). Penelitian ini dilaksanakan di BPS Fitri Handayani, Cemani, Sukoharjo pada bulan Mei 2013. Populasi adalah penelitian subyek (misalnya: manusia, klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Berdasarkan survei pendahuluan, pada bulan Januari sampai Desember 2012 akseptor kontrasepsi suntik yang datang ke BPS Fitri Handayani, Sukoharjo mencapai 952 akseptor. Dan jumlah akseptor kontrasepsi suntik di BPS Fitri Handayani pada bulan Mei 2013 adalah 117 akseptor kontasepsi suntik. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang secara kebetulan ditemui selama MATERNAL VOLUME 10 EDISI APRIL 2014 108

penelitian (Notoadmodjo, 2005). Jika jumlah sample > 100 maka besarnya sampel diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 2006). Jumlah akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan pada bulan Mei 2013 adalah 118 akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan, maka besarnya sampel diambil 25 % dari 118 yaitu 30 responden Kriteria Inklusi a. Semua akseptor lama kontrasepsi suntik 3 bulan yang berkunjung ke BPS Fitri Handayani, Cemani, Sukoharjo pada bulan Mei 2013 b. Bersedia menjadi responden. c. Mampu membaca dan mendengar dengan baik. 2. Kriteria Eksklusi Akseptor yang menggunakan kontrasepsi selain kontrasepsi suntik 3 bulan. Variabel bebas : Lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan Variabel bebas adalah variabel yang bila berada bersama-sama dengan variabel lain dapat mempengaruhi perubahan variabel lain (Taufiqurrohman, 2008). Menggunakan skala nominal yaitu nilai variasinya tidak menunjukkan urutan atau kontinuitas. Setiap variasi berdiri sendiri-sendiri dan variasi nilainya berdasarkan kriteria kategorik dengan memberi nilai ada atau tidak adanya ciri-ciri tertentu. Variabel bebas dalam penelitian ini menggunakan skala nominal karena kontrasepsi suntik 3 bulan tidak menunjukkan adanya urutan atau tingkatan (Taufiqurrohman, 2008). Kriteria dalam variabel bebas ini adalah akseptor yang menggunakan DMPA kurang dari atau sama dengan 1 tahun ( 4 suntik) dan akseptor yang menggunakan DMPA lebih dari 1 tahun ( > 4 suntik). 2. Variabel terikat : kejadian keputihan Variabel terikat adalah yang berubah nilainya karena pengaruh dari variabel bebas (Taufiqurrohman, 2008). Menggunakan skala nominal karena kejadian keputihan tidak menunjukkan adanya urutan atau tingkatan (Taufiqurrohman, 2008). Kriteria dalam variabel terikat ini adalah akseptor yang mengalami keputihan (keluarnya getah atau cairan vagina yang berlebihan sehingga sering menyebabkan celana dalam basah) dan akseptor yang tidak mengalami keputihan. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cepat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006). Instrumen yang digunakan adalah Angket. MATERNAL VOLUME 10 EDISI APRIL 2014 109

1. Lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan Alat ukur yang digunakan untuk mengukur lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan adalah dengan menggunakan kartu akseptor KB. Cara pengukuran lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan adalah dengan melihat pada kartu akseptor KB banyaknya akseptor melakukan kunjungan ulang. 2. Kejadian keputihan Untuk mengukur kejadian keputihan dilakukan dengan menggunakan Angket yang berisikan pertanyaan dengan jawaban Ya dan Tidak. Pengolahan Data: Setelah semua data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dari variabel bebas dan terikat yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut: a. Penyunting (editing) Kegiatan yang dilakukan dalam penyuntingan ini adalah memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang dikembalikan responden, dengan memeperhatikan beberapa hal dalam pemeriksaan yaitu: 1) Kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaan yang diajukan 2) Kelengkapan pengisian daftar pertanyaan 3) Mengecek macam isian data a) Pengkodean (coding) Setelah penyuntingan diselesaikan, kegiatan selanjutnya dilakukan memberikan kode dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan computer. b) Tabulating (tabulating) Data hasil pengkodean disusun dan dihitung untuk kemudian disajikan kedalam bentuk table agar mudah dibaca. 2. Analisa Data Dalam menganalisa data peneliti menggunakan chi kuadrat (x²). Chi kuadrat (x²) adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri dari dua atau lebih kelas, data berbentuk normal dan sampelnya besar (Sugiyono, 2006). Rumus dasar chi kuadrat adalah seperti berikut: Keterangan : : frekuensi yang diharapkan x² : chi kuadrat : frekuensi yang diobservasi (Sugiyono, 2010) HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Penelitian dilakukan di Bidan Praktek Swasta Fitri Handayani Cemani MATERNAL VOLUME 10 EDISI APRIL 2014 110

Sukoharjo pada tanggal 6-26 Mei 2013 dengan jumlah responden 30 akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan. 1. Distribusi frekuensi lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan Lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dikategorikan menjadi 2 yaitu lebih dari 1 tahun dengan lebih dari 4 x suntikan dan kurang atau sama dengan 1 tahun dengan kurang atau sama dengan 4 x suntikan. Untuk mengetahui lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan peneliti melihat dari kartu akseptor KB. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa jumlah responden 30 orang. Responden dengan lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan lebih dari 1 tahun adalah 21 responden (70 %) sedangkan responden dengan lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan kurang atau sama dengan 1 tahun adalah 9 responden (30%). Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah reponden terbanyak adalah responden yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan lebih dari 1 tahun. 2. Distribusi frekuensi kejadian Keputihan Kejadian keputihan dikategorikan menjadi 2 yaitu mengalami keputihan atau tidak mengalami keputihan. Dapat diketahui bahwa dari 30 responden, yang mengalami kejadian keputihan sebanyak 20 responden (66.7%) dan yang tidak mengalami keputihan sebanyak 10 responden (33.3 %). Berdasarkan data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan yang datang ke BPS Fitri Handayani dan yang mengalami keputihan lebih banyak dari pada akseptor yang tidak mengalami kejadian keputihan 3. Distribusi frekuensi lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian keputihan. Berdasarkan jumlah responden yang diteliti, terdapat 21 responden (70 %) yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan lebih dari 1 tahun dan terdapat 17 orang mengalami keputihan dan 4 orang tidak mengalami keputihan. Responden yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan kurang atau sama dengan 1 tahun sebanyak 9 responden (30 %), dari 9 responden tersebut yang tidak mengalami mengalami keputihan sebanyak 6 orang dan yang mengalami keputihan sebanyak 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa suntik 3 bulan ada pengaruhnya terhadap kejadian keputihan 4. Hasil Uji Analisa Data Dengan chi square Ada 3 dimensi hubungan antara suntik 3 bulan dengan kejadian keputihan yang diteliti yaitu ada tidaknya hubungan yang signifikan, kekuatan hubungan dan bentuk atau arah hubungan. Kriteria pengambilan kesimpulan dengan tingkat ketelitian 0,05 maka nilai X² tabel untuk pengujian dari chi square adalah sebesar 3,841 pengambilan kesimpulan dilakukan dengan aturan H0 diterima apabila X² MATERNAL VOLUME 10 EDISI APRIL 2014 111

hitung X² tabel dan Ha diterima apabila X² hitung X² tabel. Dimana Ho adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara suntik 3 bulan dengan kejadian keputihan dan Ha adalah terdapat hubungan yang signifikan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian keputihan. Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh X² hitung ( 6.429) X² tabel (3,841) maka H a diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian keputihan. Kekuatan hubungan atau nilai yang menyatakan derajat keeratan hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dan kejadian keputihan diukur dengan koefisien kontingensi. Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh nilai koefisien kontingensi sebesar 0,420 dengan demikian dapat dikatakan bahwa kekuatan hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian keputihan termasuk sedang. B. PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan tentang hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan terhadap kejadian keputihan di BPS Fitri Handayani, Cemani, Sukoharjo didapatkan 30 responden yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan lebih dari 1 tahun dan kurang dari atau sama dengan 1 tahun. Berdasarkan jumlah responden yang diteliti, terdapat 21 responden (70 %) yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan lebih dari 1 tahun dan terdapat 17 orang mengalami keputihan dan 4 orang tidak mengalami keputihan. Responden yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan kurang atau sama dengan 1 tahun sebanyak 9 responden (30 %), dari 9 responden tersebut yang tidak mengalami mengalami keputihan sebanyak 6 orang dan yang mengalami keputihan sebanyak 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa suntik 3 bulan ada pengaruhnya terhadap kejadian keputihan. Kejadian keputihan dipengaruhi oleh lama pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan karena ketidak seimbangan hormon dalam tubuh wanita, faktor lain yang mempengaruhi timbulnya Leukorea/keputihan fisiologis adalah terjadi karena rangsangan seksual (mendekati ovulasi ), menjelang dan sesudah menstruasi. Reaksi Estrogen pada epitel vagina, produksi glikogen, lactobacillus (Doderlein) dan produksi asam laktat menghasilkan ph vagina yang rendah sampai 3,8-4,5 dan pada level ini dapat menghambat pertumbuhan jamur tetapi dengan pemberian hormon progesteron pada kontrasepsi suntik 3 bulan maka flora vagina berubah sehingga jamur mudah tumbuh divagina dan menimbulkan keluhan keputihan yang patologi ditandai dengan timbulnya gatalgatal. Ini berarti dengan pemberian MATERNAL VOLUME 10 EDISI APRIL 2014 112

3-4 x kontrasepsi suntik 3 bulan seseorang masih dalam tahap penyesuaian dengan hormon progesteron yang diberikan secara rutin dari suntik kb 3 bulan (Hartanto, 2004). Meskipun banyak variasi warna, konsistensi, dan jumlah dari sekret vagina dapat dikatakan suatu yang normal, tetapi perubahan itu selalu diinterpretasikan sebagai suatu infeksi. Beberapa perempuan mempunyai sekret vagina yang banyak sekali. Dalam kondisi normal, cairan yang keluar dari vagina mengandung sekret vagina, sel-sel vagina yang terlepas dan mucus serviks, yang akan bervariasi karena umur, siklus menstruasi, kehamilan, penggunaan kontrasepsi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian keputihan. Selanjutnya dilakukan pengujian data hasil penelitian dengan menggunakan Chi square dengan menggunakan bantuan program SPSS version 17 for windows didapatkan X² hitung 6.429 kemudian dibandingkan dengan X² tabel dengan taraf signifikan 5 % dan n = 30 maka diperoleh X² tabel 3,841. Hal ini menunjukkan X² hitung lebih besar dari X² tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak (6.429 > 3,841 ). Beardasarkan koefisien kontingensi didapatkan nilai 0,420 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara suntik 3 bulan dengan kejadian keputihan. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan dengan Kejadian keputihan di BPS Fitri Handayani, Cemani, Sukoharjo dapat diambil kesimpulan bahwa :Kejadian keputihan dipengaruhi oleh lama pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan karena ketidak seimbangan hormon dalam tubuh wanita, faktor lain yang mempengaruhi timbulnya Leukorea / keputihan fisiologis adalah terjadi karena rangsangan seksual (mendekati ovulasi ), menjelang dan sesudah menstruasi. Reaksi Estrogen pada epitel vagina, produksi glikogen, lactobacillus (Doderlein) dan produksi asam laktat menghasilkan ph vagina yang rendah sampai 3,8-4,5 dan pada level ini dapat menghambat pertumbuhan jamur tetapi dengan pemberian hormon progesteron pada kontrasepsi suntik 3 bulan maka flora vagina berubah, Dari 30 responden yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan terdapat 21 responden (70 %) yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan lebih dari 1 tahun dan terdapat 17 orang mengalami keputihan dan 4 orang tidak mengalami keputihan. Responden yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan kurang atau sama dengan 1 tahun sebanyak 9 responden (30 %), dari 9 responden tersebut yang tidak mengalami mengalami keputihan sebanyak 6 MATERNAL VOLUME 10 EDISI APRIL 2014 113

orang dan yang mengalami keputihan sebanyak 3 orang. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa semakin lama akseptor menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan maka cenderung akan mengalami kejadian keputihan, Dari hasil analisa data dengan korelasi Chi Square dengan menggunakan bantuan SPSS version 12 for windows didapatkan X² hitung 6.429 kemudian dibandingkan dengan X² tabel dengan tarif signifikan 5 % serta dengan n = 30, diperoleh X² tabel 3,841. Hal ini menunjukkan bahwa X² hitung lebih besar dari X² tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan koefisien kontingensi sebesar 0,420 dapat dikatakan bahwa kekuatan hubungan antara suntik 3 bulan dengan kejadian keputihan termasuk sedang. Saran pada penelitian ini, Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat memberi perhatian khusus kepada akseptor KB baru dan memberi konseling tentang keuntungan serta kerugian alat kontrasepsi sehingga akseptor bisa memilih sendiri alat kontresepsi yang akan digunakannya: Bagi akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan diharapkan mampu memahami efek samping penggunaan kontrasepsi dan mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang efek samping yang mungkin terjadi kepada tenaga kesehatan, Bagi masyarakat diharapkan untuk lebih mendukung program pemerintah yaitu Keluarga Berencana. Arikunto. S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Azwar. S, 2005. Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. BKKBN. 2004. Kesehatan Reproduksi Menuju Keluarga Berkualitas. Everett. S, 2008. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta: EGC. Handayani, 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Rihama Hartanto.H, 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Manuaba.I.B.G, 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC., 2003. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan. Notoadmojo. S, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Prawirohardjo. S, 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. DAFTAR PUSTAKA MATERNAL VOLUME 10 EDISI APRIL 2014 114

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: ALFABETA. Sugiyono, 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Taufiqurrohman, M, A. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: UNS Press. Wiknjosastro.H, 2002. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Wulansari, P. 2006. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta: EGC. MATERNAL VOLUME 10 EDISI APRIL 2014 115