BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 1. Pendahuluan. antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB I PENDAHULUAN. subdisiplin diantaranya: sosiolinguistik, psikolinguistik, dialektologi dan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi dan interaksi diantara dua

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

Bab 2. Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang (2012) Sumber: Japan Foundation (2012)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa berperan antara lain dalam membentuk pengalaman sehubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi satu dengan yang lain. Dengan adanya bahasa, manusia sebagai

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik tertentu seperti huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda

Bab 1. Pendahuluan. Setiap negara memiliki ciri khas masing-masing yang membedakannya

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu. serta latar belakang suatu bangsa (Simatupang, 1999 : 8)

BAB 1. Pendahuluan. Ilmu tidaklah luput dari suatu bahasa, salah satunya bahasa Jepang. Bahasa

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam aspek kehidupan manusia (Sutedi, 2003:2). Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan kembali kepada orang-orang lain sebagai bahan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, yang di dalamnya terdapat unsur-unsur atau kaidah-kaidah yang berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

Bab 2. Landasan Teori. Iklan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Iklan dapat ditemui di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga

BAB I PENDAHULUAN. simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. pikiran, maupun ide kepada lawan bicara.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. Merujuk dari peribahasa Lain padang lain belalang, maka setiap bahasa juga

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muthi Afifah,2013

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

Bab 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB 2. Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Tomita (1992:147) fungsi dake dibagi menjadi 4

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Jepang kata disebut tango. Matsumura dalam kamus Kokugo Jisho Dejitaru

STRUKTUR DAN MAKNA PARTIKEL PENGUTIP TO ( と ) PADA KALIMAT BAHASA JEPANG 日本語における引用助詞 と の構造と意味

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

Bab 2. Landasan Teori. digunakan sebagai landasan teori untuk mendukung penelitian skripsi ini. Teori-teori

dengan perubahan yang mengikuti perkembangan sosial budaya masyarakat dipakai manusia untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan-kenginan dan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL BAHASA JEPANG (JOSHI) disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata, sedangkan bunrui

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan manusia, karena dengan bahasa, manusia akan saling berinteraksi untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan maksud kepada orang lain. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang netral, dalam artian bahasa Indonesia dapat digunakan dimana saja, kapan saja dan dalam konteks bagaimana saja, berbeda dengan bahasa Jepang yang memiliki ragam bahasa hormat (keigo), dan ragam bahasa lisan tulisan. Jika kita melihat dari segi gramatika, dalam satu kalimat tunggal, bahasa Jepang mempunyai struktur yang menempatkan verba di akhir kalimat, sedangkan bahasa Indonesia akan menempatkan verba setelah subjek, lalu dilanjutkan dengan objek atau kata keterangan. Berdasarkan gramatika yang berbeda antara bahasa jepang dengan bahasa Indonesia, pembelajar bahasa Jepang perlu memahami seluk beluk gramatika bahasa Jepang dengan baik untuk dapat mengetahui makna dari keseluruhan kalimat. Apabila kita membahas tentang bahasa dan gramatika, pasti tidak lepas dari Ilmu linguistik. Ilmu linguistik sering disebut linguistik umum, karena ilmu linguistik tidak hanya menyelidiki salah satu bahasa saja, tetapi linguistik yang menyangkut 1

2 bahasa pada umumnya (Verhaar, 2012: 4). Objek sasaran penelitian dari linguistik adalah bahasa sehari-hari yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi. Linguistik dibagi menjadi beberapa cabang yaitu, morfologi, semantik, pragmatik, sintaksis, sosiolinguistik, fonologi. Adapun pembagian cabang linguistik dimaksudkan untuk mempersempit kajian dalam linguistik itu sendiri. Penulis tertarik untuk meneliti salah satu cabang ilmu linguistik yang berkonsentrasi pada struktur dan fungsi unsur bahasa, yaitu sintaksis. Sintaksis adalah cabang linguistik yang membicarakan hubungan antarkata dalam tuturan (speech), unsur bahasa yang termasuk di dalam lingkup sintaksis adalah frasa, klausa, dan kalimat (Zaenal dan Junaiyah, 2008: 1). Bahasa sebagai satu gejala alam harus dianalisis agar dapat diketemukan kaidah-kaidah dari bahasa (Parera, 2009: 7). Kelas kata, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jepang termasuk salah satu topik yang selalu menjadi masalah dalam analisis bahasa. Kelas kata dalam bahasa Jepang disebut hinshi. Kelas kata bahasa Jepang terdiri dari Doushi (verba), Keiyoushi (adjektiva), Meishi (nomina), Fukushi (adverbia), Joshi (partikel), Setsuzokushi (konjungsi), Rentaishi (prenomina), Kandoushi (interjeksi), Jodoushi (verba bantu). Dari sembilan kelas kata bahasa Jepang tersebut, terdapat kelas kata joshi (partikel). Joshi (partikel) merupakan kelas kata yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata dan akan menunjukkan maknanya apabila bergabung dengan kelas kata lainnya seperti doushi (verba), meishi (nomina), keiyoushi (kata sifat), dan sebagainya. Joshi (partikel) dibagi lagi menjadi beberapa bagian, dan

3 termasuk di dalamnya adalah toritatejoshi ( とりたて助詞 ). Menurut Nitta (2012: 3) yang dimaksud dengan toritate ialah sebagai berikut : とりたてとは 文中のある要素をきわだたせ 同類の要素との関係を背景して 特別な意味を加えることがある Toritate ialah menegaskan unsur di dalam kalimat, lalu menunjukkan hubungannya dengan unsur atau jenis yang sama, kemudian menambahkan makna khusus. Toritatejoshi atau yang dikenal juga dengan sebutan kakarijoshi atau fukujoshi memiliki fungsi umum sebagai partikel yang menegaskan unsur dalam kalimat, sehingga toritatejoshi dapat juga kita sebut sebagai partikel penegas. Partikel-partikel yang termasuk dalam partikel penegas tersebut antara lain mo, wa, dake, shika, bakari, koso, sae, made, demo, date, nanka, nante, nado, kurai dan sebagainya. Dari sekian banyak partikel yang terdapat di dalam partikel penegas, alasan penulis tertarik untuk meneliti partikel penegas mo adalah karena partikel penegas mo memiliki makna dan fungsi yang beragam di antara yang lain. Selain itu, pada umumnya mo sering diartikan juga dalam bahasa Indonesia, mo yang berarti juga bermakna sebagai partikel untuk menunjukkan hal yang sama. Pembelajar bahasa Jepang wajib memahami bahwa partikel penegas mo tidak hanya bermakna sebagai partikel penambahan hal yang sama saja. Partikel penegas mo memiliki banyak makna, yakni, partikel penegas mo dapat menyatakan hal diluar dugaan pembicara, mengaburkan makna yang

4 dituturkan agar terlihat lebih sopan dan lain sebagainya. Hal ini dapat dilihat pada contoh berikut : (1) 田中さんは弁護士だが 実は 奥さんも弁護士だ Tanaka san / wa / bengoshi / da / ga / jistu / wa / okusan / mo/ bengoshi / da. Pak Tanaka/ par/ pengacara/ kop / tapi / sebenarnya /par / istri / par / pengacara / kop. Pak Tanaka adalah pengacara, tapi sebenarnya istrinya juga seorang pengacara. (Nitta, 2012: 19) Makna partikel penegas mo yang terkandung dalam kalimat (1) adalah makna yang sudah diketahui secara umum, yaitu sebagai partikel penambahan hal yang sama, dan dalam bahasa Indonesia biasa diartikan juga. Partikel penegas mo diatas menegaskan penambahan pada nomina okusan yang juga seorang pengacara, sama seperti Pak Tanaka. (2) あの子は 1 年生なのに 平仮名も書けない Anoko / wa / ichinensei / na noni,/ hiragana / mo / kakenai. Anak itu / par / kelas satu / padahal / Hiragana / par / tidak bisa menulis Padahal anak itu sudah tingkat satu, menulis huruf Hiragana saja tidak bisa. (Nitta, 2012: 7) Pada kalimat (2), partikel penegas mo memiliki makna menyatakan batas ujung. Berdasarkan kalimat di atas, dapat kita ketahui bahwa partikel penegas mo yang melekat pada verba kakenai tidak dapat menulis menyatakan batas paling minimum, karena anak itu yang dikatakan pembicara tidak dapat menulis huruf Hiragana meskipun sudah tingkat 1. Huruf Hiragana saja dia tidak bisa menulisnya, apalagi untuk huruf lainnya seperti Katakana atau Kanji. (3) パーティの参加者は 30 人もいた Paati / no / sankasha / wa / 30 nin / mo /ita. Pesta / par / peserta / par / 30 orang/ par / ada. hingga tiga puluh orang tamu yang ikut pesta (Yamada, 2007 : 50)

5 Pada kalimat ketiga, partikel penegas mo memiliki makna untuk menunjukkan hal diluar dugaan pembicara. Dapat dikatakan bahwa awalnya pembicara mungkin mengira jumlah tamu yang akan datang kurang dari 30 orang, namun kenyataannya yang datang ke pesta mencapai 30 orang. Oleh karena itu menonj numeralia 30 orang sebagai jumlah yang sangat banyak sekaligus berada diluar perkiraan pembicara. Berdasarkan contoh kalimat (1) sampai dengan contoh kalimat (3) tampak bahwa partikel penegas mo membentuk makna yang berbeda-beda. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk membahas struktur dan makna yang terdapat dalam partikel penegas mo lebih jauh lagi. Adapun makna dari partikel penegas mo menurut para ahli linguistik antara lain : A. Menurut Yamada 1. Menunjukkan penambahan yang berdiri berdampingan. 2. Menyatakan hal yang tidak diduga. 3. Eufimisme. 4. Menunjukkan perkiraan kuantitas. 5. Memberikan penekanan nuansa saat memberikan izin atau mengizinkan B. Menurut Nitta 1. Menegaskan suatu unsur dalam kalimat, lalu menambahkan unsur tersebut dengan hal lain yang sama/ sejenis. 2. Menyatakan batas paling ujung.

6 3. Menunjukkan seakan-akan ada hal lain yang sama secara samar-samar, lalu mengaburkan seluruh makna kalimat yang dituturkan agar terlihat lebih sopan atau eufimisme. 4. Menyatakan kalimat negatif atau tidak dalam bahasa Indonesia apabila diikuti oleh kata tanya. 5. Menyatakan jumlah yang sangat sedikit apabila diikuti numeralia terkecil. 6. Menyatakan jumlah yang banyak apabila dilekati oleh bentuk jumlah yang sangat banyak (maksimum). C. Menurut Chino 1. Menambahkan hal yang sama seperti sebelumnya 2. Menunjukkan penambahan dua atau lebih nomina yang setara dalam pola [mo mo] 3. Menunjukkan anggapan atau pengandaian atas suatu kondisi, dengan pengertian bahwa jika anggapan tersebut benar terjadi, maka hasilnya berlawanan dengan harapan pembicara dalam pola [~temo / demo ] 4. Menyatakan jumlah yang memenuhi persyaratan. 5. Menunjukkan jumlah yang sangat banyak atau lebih dari yang diperkirakan jika diikuti oleh nomina. Berdasarkan makna partikel penegas mo yang telah dipaparkan oleh tiga ahli linguistik di atas, penulis akan menggunakan kompilasi dari teori Yamada, Nitta dan Chino sebagai acuan untuk menganalisis makna partikel penegas mo.

7 1.1.2. Permasalahan Masalah pokok yang hendak dijawab dalam skripsi Toritatejoshi Mo dalam Kalimat Bahasa Jepang, menyangkut : 1. Bagaimana struktur partikel penegas mo dalam kalimat bahasa Jepang? 2. Apa saja makna yang terkandung di dalam partikel penegas mo? 1.2. Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui struktur partikel penegas mo dalam kalimat bahasa Jepang. 2. Mendeskripsikan secara lebih mendalam makna partikel penegas mo yang terdapat di dalam kalimat bahasa Jepang. 1.3. Ruang Lingkup Penulis akan lebih menekankan pada kajian sintaksis. Sintaksis atau dalam bahasa Jepang dikenal dengan sebutan tougoron ( 統語論 ) adalah studi gramatikal mengenai struktur dalam kalimat. Sintaksis membahas mengenai fungsi dan bagian-bagian yang membentuk satuan frasa, klausa dan kalimat (Arifin dan Junaiyah, 2008: 3). Sedangkan kajian makna atau imiron ( 意味論 ) dalam linguistik berhubungan dengan semantik.

8 1.4. Metode Penelitian Metode dalam linguistik, sebagaimana dalam ilmu-ilmu lain, adalah metode ilmiah, yaitu berupa siklus empiris (Arifin dan Junaiyah, 2008: 131). Tahapan yang dilakukan penulis yaitu mengumpulkan data dan teori ahli, mendeskripsikan makna partikel penegas mo berdasarkan teori pendukung serta menganalisis, lalu kemudian menyimpulkan. Terdapat tiga tahapan metode penelitian yaitu metode penyediaan data, metode analisis data, serta metode penyajian hasil analisis data. Berikut penjelasan masing-masing : 1.4.1. Metode Penyediaan Data Tahap penyediaan data merupakan dasar dari analisis penelitian. Penulis akan menggunakan metode simak. Metode simak memiliki teknik dasar yaitu teknik sadap, karena penyimakan bahasa secara tertulis diwujudkan dengan penyadapan. Selanjutnya akan dilanjutkan dengan teknik catat, karena data diperoleh dari sumber tertulis. Metode penyediaan data ini diberi nama metode simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh data adalah dengan menyimak penggunaan bahasa lalu mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitiannya dan penggunaan bahasa secara tertulis (Mahsun, 2007: 92). Data untuk selanjutnya dianalisis diperoleh dari artikel Asahi Shinbun Digital, Novel Botchan, Novel Baka To Tesuto To Shoukanjuu dan Komik Hana No Namae Volume 1-3. Alasan penulis memilih sumber data dari artikel, novel dan juga komik adalah agar kalimat yang didapatkan untuk diteliti lebih beragam.

9 1.4.2. Metode Analisis Data Setelah data dan teori pendukung terkumpul, langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis data. Menganalisis berarti mengelompokkan, membedakan, menghubungkan, meramalkan, dan mengendalikan (Parera, 2009: 7). Penulis akan menganalisis bagaimana struktur dan makna apa saja yang dibentuk dari partikel penegas mo dengan menggunakan metode agih. Metode agih memiliki teknik dasar yang disebut juga teknik bagi unsur langsung karena cara awal yang digunakan saat analisis ialah membagi unsur-unsur yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto, 2015: 37). Teknik lanjutan dari teknik bagi unsur langsung yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik lesap (delesi) dan teknik ganti (subtitusi). Teknik lesap adalah teknik analisis yang berupa melesapkan atau menghilangkan satu unsur lingual yang menjadi pokok perhatian dalam analisis. Adapun kegunaan dari teknik lesap ialah untuk mengetahui kadar keintian unsur yang dilesapkan (Sudaryanto, 2015: 50). Seandainya hasil teknik lesap tidak gramatikal, maka unsur yang bersangkutan memiliki tingkat keintian yang tinggi, sehingga unsur tersebut mutlak diperlukan dalam kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan teknik ganti merupakan teknik analisis yang berupa penggantian unsur satuan lingual, untuk mengetahui kadar kesamaan kelas atau kategori unsur terganti dengan unsur pengganti. Apabila dapat saling menggantikan, berarti kedua unsur tersebut memiliki kelas atau kategori yang sama.

10 1.4.3. Metode Penyajian Hasil Analisis Tahapan terakhir yaitu penyajian hasil analisis. Penyajian hasil analisis dilakukan secara informal. Metode penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa, walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya (Sudaryanto, 2015: 241). 1.5. Manfaat Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam bidang linguistik terutama kajian sintaksis mengenai penggunaan dan makna partikel penegas mo dalam bahasa Jepang. Selain itu, penelitian ini bisa menjadi acuan peneliti berikutnya untuk menganalisis struktur maupun makna dari partikel penegas mo. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi pengembangan ilmu bahasa di jurusan Sastra Jepang Universitas Diponegoro, juga memberikan pengetahuan kepada pembelajar bahasa Jepang mengenai keanekaragaman struktur dan makna dari partikel penegas mo.

11 1.6. Sistematika Penelitian ini akan dibagi menjadi empat bab yang meliputi : Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup, metode penelitian, manfaat dan sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori Bab ini menguraikan tentang tinjauan pustaka dan teori-teori yang digunakan dalam penelitian. Bab III : Pemaparan Hasil dan Pembahasan Bab ini memaparkan hasil analisis, pembahasan struktur dan makna partikel penegas mo secara mendalam. Bab IV : Penutup Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi simpulan keseluruhan dari penelitian dan saran.