Pemetaan Potensi Energi Angin di Perairan Indonesia Berdasarkan Data Satelit QuikScat dan WindSat

dokumen-dokumen yang mirip
Bulan Januari-Februari yang mencapai 80 persen. Tekanan udara rata-rata di kisaran angka 1010,0 Mbs hingga 1013,5 Mbs. Temperatur udara dari pantauan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Estimasi Arus Laut Permukaan Yang Dibangkitkan Oleh Angin Di Perairan Indonesia Yollanda Pratama Octavia a, Muh. Ishak Jumarang a *, Apriansyah b

Gambar 1. Diagram TS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

Variabilitas Suhu Permukaan Laut Di Pantai Utara Semarang Menggunakan Citra Satelit Aqua Modis

Musim Hujan. Musim Kemarau

VARIASI GELOMBANG LAUTDI SELAT MAKASSAR BAGIAN SELATAN

Geografi. Kelas X ATMOSFER IV KTSP & K-13. I. Angin 1. Proses Terjadinya Angin

Arah Dan Kecepatan Angin Musiman Serta Kaitannya Dengan Sebaran Suhu Permukaan Laut Di Selatan Pangandaran Jawa Barat

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

Sebaran Arus Permukaan Laut Pada Periode Terjadinya Fenomena Penjalaran Gelombang Kelvin Di Perairan Bengkulu

Perhitungan Potensi Energi Angin di Kalimantan Barat Irine Rahmani Utami Ar a), Muh. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b

2. TINJAUAN PUSTAKA. Suhu menyatakan banyaknya bahang (heat) yang terkandung dalam suatu

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

POLA ARUS PERMUKAAN PADA SAAT KEJADIAN INDIAN OCEAN DIPOLE DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA TROPIS

Studi Analisa Pergerakan Arus Laut Permukaan Dengan Menggunakan Data Satelit Altimetri Jason-2 Periode (Studi Kasus : Perairan Indonesia)

Surabaya adalah kota Pahlawan yang secara astronomis terletak diantara Lintang Selatan dan Bujur Timur. Wilayah kota Surabaya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Kecepatan Angin Menggunakan Distribusi Weibull di Kawasan Blang Bintang Aceh Besar

Studi Variabilitas Tinggi dan Periode Gelombang Laut Signifikan di Selat Karimata Mulyadi 1), Muh. Ishak Jumarang 1)*, Apriansyah 2)

PENGARUH MONSUN MUSIM PANAS LAUT CHINA SELATAN TERHADAP CURAH HUJAN DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA

V. GAMBARAN UMUM. Pulau Untung Jawa berada pada posisi ,21 Lintang Selatan dan

METEOROLOGI LAUT. Sirkulasi Umum Atmosfer dan Angin. M. Arif Zainul Fuad

Anomali Curah Hujan 2010 di Benua Maritim Indonesia Berdasarkan Satelit TRMM Terkait ITCZ

PENGARUH DIPOLE MODE TERHADAP CURAH HUJAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

Gambar 4 Diagram alir penelitian

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

ANALISIS POLA SPASIAL DAN PENJALARAN SUHU PERMUKAAN LAUT INDONESIA

Oleh. Muhammad Legi Prayoga

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Laut dan Atmosfir. Laut mempengaruhi Atmosfir atau Atmosfir mempengaruhi Laut?

Z. Sya diyah/bimafika, 2014, 11, ANALISIS POTENSI ANGIN WILAYAH AMBON SEBAGAI ALTERNATIF ENERGI TERBARUKAN BERBASIS WIND ENERGY

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PERMEN-KP/2014 TENTANG WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pola Angin Musiman di Perairan Malang Selatan, Jawa Timur

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004

PRAKIRAAN MUSIM 2017/2018

Variabilitas Angin dan Gelombang Laut Sebagai Energi Terbarukan di Pantai Selatan Jawa Barat

POLA ANGIN DARAT DAN ANGIN LAUT DI TELUK BAYUR. Yosyea Oktaviandra 1*, Suratno 2

OCEAN ENERGY (ENERGI SAMUDERA)

Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Tangerang Selatan

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

Oleh : Irman Sonjaya, Ah.MG

PENENTUAN ARUS PERMUKAAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT NOAA DAN METODE MAXIMUM CROSS CORRELATION

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak Geografis dan Astronomis Indonesia Serta Pengaruhnya

KATA PENGANTAR REDAKSI. Pengarah : Wandayantolis, S. SI, M. Si. Penanggung Jawab : Subandriyo, SP. Pemimpin Redaksi : Ismaharto Adi, S.

ANALISIS POTENSI ENERGI ANGIN DALAM MENDUKUNG KELISTRIKAN KAWASAN PERBATASAN STUDI KASUS : DESA TEMAJUK KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Iklim / Climate BAB II IKLIM. Climate. Berau Dalam Angka 2013 Page 11

ANALISIS ANGIN ZONAL DI INDONESIA SELAMA PERIODE ENSO

PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2017 REDAKSI

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN PULAU BIAWAK DENGAN PENGUKURAN INSITU DAN CITRA AQUA MODIS

BPS-Statistics DKI Jakarta Provincial Office 17

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

Tahun Pasifik Barat Hindia Selatan Teluk Benggala Total

KONDISI OSEANOGRAFIS SELAT MAKASAR By: muhammad yusuf awaluddin

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEADAAN IKLIM Climate

Medan Dalam Angka Medan In Figure,

Model Distribusi Kecepatan Angin untuk Peramalan Gelombang dengan Menggunakan Metode Darbyshire dan Smb di Perairan Semarang

Analisis Pola Distribusi Unsur-Unsur Cuaca di Lapisan Atas Atmosfer pada Bulan Januari dan Agustus di Manado

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang terbentang

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Salinitas pada Indomix Cruise

BAB I PENDAHULUAN. Kincir angin pertama kali digunakan untuk membangkitkan listrik dibangun

TIME CYCLE YANG OPTIMAL PADA SIMULASI PERILAKU TERBANG BURUNG ALBATROSS Disusun oleh: Nama : Herry Lukas NRP : ABSTRAK

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

METODE PENELITIAN Bujur Timur ( BT) Gambar 5. Posisi lokasi pengamatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

Analisis Karakteristik Intensitas Curah Hujan di Kota Bengkulu

KARAKTER CURAH HUJAN DI INDONESIA. Tukidi Jurusan Geografi FIS UNNES. Abstrak PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pasang Surut Surabaya Selama Terjadi El-Nino

Luas (km 2 ) Pontianak Selatan 14,54 13,49. Pontianak Tenggara 14,83 13,75. Pontianak Timur 8,78 8,14. Pontianak Barat 16,94 15,71

KATA PENGANTAR. Pontianak, 1 April 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK. WANDAYANTOLIS, S.Si, M.Si NIP

KARAKTERISTIK GELOMBANG LAUT BERDASARKA N MUSIM ANGIN DI PERAIRAN PULAU BINTAN ABSTRACT

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

2 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3260); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations Convention on the La

STUDI ANALISA PERGERAKAN ARUS LAUT PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN DATA SATELIT ALTIMETRI JASON-2 PERIODE (STUDI KASUS : PERAIRAN INDONESIA)

Laporan Perjalanan Dinas Chief BRKP-DKP Bagus Hendrajana, Chief FIO Mr Jianjun Liu

Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan p-issn: , e-issn:

Pengaruh Angin Dan Kelembapan Atmosfer Lapisan Atas Terhadap Lapisan Permukaan Di Manado

POKOK BAHASAN : ANGIN

Transkripsi:

Pemetaan Potensi Energi Angin di Perairan Indonesia Berdasarkan Data Satelit QuikScat dan WindSat Hero P.Dida 1, Sudjito Suparman 2, Denny Widhiyanuriyawan 2 1 Teknik Mesin Politeknik Negeri Kupang, Adi Sucipto Kupang (85361) Indonesia 2 Teknik Mesin Universitas Brawijaya Indonesia, MT Haryono, 167 Malang (65145) Indonesia E-mail: herodida79@yahoo.co.id Abstract There were two kinds of monsoon winds in Indonesia. They are the east and the west monsoon winds. Both of them blow alternately in a year through the Indonesian territory. The velocity and energy of monsoon winds in Indonesian territorial sea were mapped by using MatLab program. The velocity and energy data were obtained by using QuikSCAT satellite from January 1999 until December 2009, meanwhile WindSat from January 2004 until December 2014. The results show that high energy of monsoon winds start from Indian oceans until Nusa Tenggara sea, then from Arafuru sea to Banda sea, Java sea, Karimata strait and the southern region of south Sulawesi. Keywords: wind velocity, wind energy, Monsoon, QuikSCAT, Windsat, mapping. PENDAHULUAN Pergerakan semu matahari setiap tiga bulan menyebabkan perpindahan lokasi pemanasan permukaan bumi. Dampak dari fenomena ini menyebabkan perbedaan tekanan udara pada Belahan Bumi Utara (BBU) dan Belahan Bumi Selatan (BBS). dan musim kemarau pada saat muson timur. Fenomena angin muson yang kemudian ditunjang dengan letak wilayah Indonesia pada daerah khatulistiwa serta keadaan geografis yang terdiri dari 70% wilayah perairan menyebabkan Indonesia memiliki potensi energi angin yang besar. Gambar 1. Gerak Semu Matahari Indonesia yang berada pada garis katulistiwa merupakan daerah lintasan pergerakan udara sebagai akibat dari perbedaan tekanan udara pada kedua belahan bumi ini yang dikenal sebagai angin muson. Angin muson secara bergantian bergerak melintasi wilayah Indonesia sepanjang tahun dengan periode enam bulan yakni bulan April hingga September (angin muson timur) dan Oktober hingga maret (angin muson barat) [1]. Akibat dari angin muson ini wilayah Indonesia mengalami dua musim dalam satu tahun yaitu musim hujan pada saat muson barat Gambar 2. Peta Wilayah Indonesia Energi angin dapat dikatakan sebagai bentuk lain dari energi matahari, hal ini karena angin terbentuk dari perbedaan tekanan udara akibat proses pemanasan permukaan bumi oleh matahari yang tidak merata. Saat ini energi angin juga dikenal sebagai energi terbarukan yang pemanfaatannya di Indonesia belum maksimal, salah satu kendalanya adalah informasi mengenai potensi energi angin yang minim untuk keseluruhan wilayah Indonesia. 95

Pada penelitian ini akan mengkaji potensi energi angin yang berada di wilayah perairan Indonesia berdasarkan data satelit yang dipengaruhi oleh angin muson yang melewati wilayah Indonesia. Potensi angin yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit energi angin adalah potensi angin dengan kecepatan minimum 4,16 m/s [2,3]. Hasil kajian dari penelitian ini akan ditampilkan dalam bentuk peta kecepatan angin dan peta energi angin. Perbedaan warna pada peta menginformasikan besarnya kecepatan angin dan power density pada wilayah kajian. Berdasarkan peta kecepatan angin dan peta energi angin maka akan terlihat lokasilokasi pada wilayah perairan Indonesia yang memiliki potensi energi angin untuk dapat dimanfaatkan sebagai lokasi pembangkit energi angin. Dua sumber data satelit yakni QuikScat dan WindSat untuk data kecepatan angin pada ketinggian 10 m diatas permukaan laut merupakan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini. Kedua sumber data tersebut dimaksudkan untuk menghasikan informasi yang lebih baik akan potensi energi angin di perairan Indonesia. Platfom name Operated Period Orbit Orbital Period Altitude inclination Sensor name Microwave Spatial Coverage Wind Speed Wind Direction Parameter Data QuikScat June 20, 1999 to November 23 2009 Sun-synchronous polar orbit 101 minutes (14.25 orbit/day) 803 km 98.6 degrees Sensor Diagram Alir Analisa Data Sea Winds 13.4 GHz (Ku-band) 25 km x 25 km 90% of ice free ocean every day RMSE 2 m/s (3 to 20 m/s) and 10% (20 to 30 m/s) RMSE 20 degrees Lon, Lat, Time, U and V component METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan dua data satelit yakni satelit QuikScat dan WindSat. Kedua data satelit ini diperoleh dari Asia Pacifik Data Research Center (APDRC). Data QuikScat kurun waktu 11 tahun (Januari 1999- Desember 2009) dan data WindSat kurun waktu 11 tahun (Januari 2004-2014) [4]. Komparasi data QuikScat dan WindSat untuk tahun 2004 hingga 2009 akan ditampilkan dalam bentuk grafik. Wilayah penelitian meliputi wilayah Indonesia yang secara geografis terletak pada batasan 7 0 lintang Utara hingga 12 0 Lintang Selatan dan 91 0 Bujur Timur hingga 142 0 Bujur Timur. Berdasarkan kecepatan angin yang ada dapat pula menghitung power density dengan persamaan yang diberikan menurut IOWA Energy Center [5] adalah; P = 0.625 w 3 (W/m 2 ) w= (U 2 +V 2 ) 0.5 P= Power Density w= kecepatan angin Tabel 1. Spesifikasi Satelit QuikScat Platfom PEMBAHASAN Peta kecepatan angin 96

Rata-rata kecepatan angin pada bulan April hingga September berdasarkan data satelit QuikScat tahun 1999 sampai 2009 ditunjukkan pada Gambar 3. Bulan April sampai September (musim kemarau di Indonesia) atau dikenal dengan muson timur mempunyai ratarata kecepatan angin selama 11 tahun. Wilayah perairan Indonesia mempunyai kecepatan angin yang cukup besar khususnya wilayah selatan khatulistiwa dengan kecepatan minimum 6 m/s dan kecepatan maksimum 12 m/s. Wilayah-wilayah yang memiliki kecepatan angin terbesar berada pada laut Hindia sampai Nusa Tenggara, laut Arafuru sampai laut Banda dan pada laut Jawa hingga selat karimata. Gambar 5 menunjukkan rata-rata kecepatan angin pada bulan Oktober hingga Maret berdasarkan data satelit QuikScat tahun 1999 sampai 2009. Muson barat atau sebaliknya dari muson timur yang terjadi pada bulan Oktober sampai Maret (musim hujan di Indonesia) penggambaran peta berdasarkan data kecepatan angin selama 11 tahun. Wilayah perairan Indonesia mempunyai kecepatan minimum diatas 5 m/s dan kecepatan maksimum 10 m/s. rata-rata lokasi perairan Indonesia memiliki kecepatan angin antara 8 m/s sampai 10 m/s. Gambar 3. Rata-rata kecepatan angin April- September 1999-2009 (QuikScat) Gambar 4. Rata-rata kecepatan angin April- September 2004-2014 (WindSat) Gambar 5. Rata-rata kecepatan angin Oktober-Maret 1999-2009 (QuikScat) Gambar 6 menampilkan rata-rata kecepatan angin pada bulan Oktober hingga Maret berdasarkan data satelit WindSat tahun 2004 sampai 2014. Peta kecepatan angin untuk muson barat berdasarkan data WindSat memiliki kecepatan angin dari 5 m/s hingga 10 m/s dari kedua data tersebut menunjukan sebagian besar wilayah perairan Indonesia memiliki kecepatan angin ditatas 8 m/s atau lebih besar dari kecepatan angin minimum untuk pembangkit tenaga angin. Gambar 4 memperlihatkan rata-rata kecepatan angin pada bulan April hingga September berdasarkan data satelit WindSat tahun 2004 sampai 2014. Rata-rata kecepatan angin berdasarkan data WindSat tidak jauh berbeda dengan data kecepatan angin QuikScat yakni pada wilayah selatan katulistiwa mempunyai kecepatan angin diatas kecepatan angin minimum untuk pembangkit tenaga angin dengan lokasi kecepatan angin terbesar berada pada laut Hindia sampai Nusa Tenggara, laut Arafuru sampai laut Banda dan pada laut Jawa hingga selat karimata. Gambar 6. Rata-rata kecepatan angin Oktober-Maret 2004-2014 (WindSat) Gambar 7 menunjukkan rata-rata kecepatan angin tahunan berdasarkan data 97

satelit QuikScat tahun 1999 sampai 2009. Ratarata kecepatan angin di perairan Indonesia selama 11 menunjukan keceptan angin 8 m/s seperti terlihat pada gambar 7. Wilayah-wilayah yang menunjukan kecepatan angin diatas 8 m/s adalah laut Hindia hingga Nusa tenggara, laut Arafuru dan laut Banda serta kepulauan Natuna, selat Karimata dan laut Jawa. Gambar 7. Rata-rata kecepatan angin 11 tahun 1999-2009 (QuikScat) Rata-rata kecepatan angin tahunan berdasarkan data satelit WindSat tahun 2004 sampai 2014 diperlihatkan pada Gambar 8. Lokasi-lokasi potensial yang tunjukan dalam peta kecepatan angin tahunan adalah laut Hindia hingga Nusa tenggara, laut Arafuru dan laut Banda serta kepulauan Natuna,selat Karimata dan laut Jawa yakni diatas 8 m/s. Gambar 9. Power density April-September 1999-2009 (QuikScat) Energi angin yang tersebar di wilayah perairan Indonesia memiliki besaran yang bervariasi. Besaran energi angin pada periode ini rata-rata pada perairan Indonesia memiliki daya sebesar 100 W/m 2 hingga 500 W/m 2 sedangkan daya maksimum terdapat pada wilayah laut Hindia, laut Arafuru dan laut Banda dengan besaran daya diatas 600 W/m 2 hingga lebih besar dari 1 kw/m 2. Gambar 10 merupakan peta energi angin berdasarkan data WindSat, seperti halnya pada data QuikScat yakni laut Hindia dan laut Arafuru mempunyai potensi lebih besar dari 600 W/m 2. Gambar 8. Rata-rata kecepatan angin 11 tahun 2004-2014 (WindSat) Peta energi angin Pada periode enam bulan yakni pada bulan April hingga September dimana Indonesia mengalami musim kemarau yang disebabkan oleh angin muson timur namun memiliki potensi kecepatan angin yang baik. Potensi kecepatan angin pada periode ini berdasarkan data QuikScat menunjukan potensi energi angin yang baik seperti yang di tampilkan dalam Gambar 9. Gambar 10. Power density April-September 2004-2014 (WindSat) Gambar 11 dan 12 berturut-turut adalah peta energi angin yang disebabkan oleh angin muson barat. Energi angin berdasarkan data QuikScat dan data WindSat untuk bulan Oktober hingga Maret kurun waktu 11 tahun menunjukan rata-rata wilayah perairan Indonesia memiliki energi angin sebesar 400 W/m 2. 98

Gambar 11. Power density Oktober-Maret 1999-2009 (QuikScat) Gambar 13.Power Density 11 tahun 1999-2009 (QuikScat) Gambar 12. Power density Oktober-Maret 2004-2014 (WindSat) Hasil perhitungan untuk energi angin tahunan berdasarkan data kecepatan angin dari QuikScat kurun waktu 11 tahun dari Januari 1999 hingga Desember 2009 seperti yang terlihat pada gambar 13. Sebagian besar pada perairan Indonesia memiliki energi angin sebesar 400 W/m 2. Energi angin terbesar terletak pada dua titik lokasi yaitu pada laut Hindia dan laut Arafuru dengan energi angin lebih besar dari 600 W/m 2 Peta energi angin tahunan menurut data WindSat kurun waktu 11 tahun terlihat pada gambar 14 menunjukan rata-rata wilayah perairan Indonesia memiliki energi angin kisaran 300 W/m 2 hingga 400 W/m 2 Gambar 14.Power Density 11 tahun 2004-2014 (WindSat) Grafik perbandingan Grafik perbandingan data kecepatan angin antara QuikScat dan WindSat pada koordinat lokasi dan waktu yang sama disajikan pada Gambar 15. Baik data kecepatan angin kecepatan angin QuikScat maupun WindSat menunjukkan data yang tidak jauh berbeda atau dapat dikatakan sama. Terlihat bahwa semua titik-titik kecepatan angin berada di sekitar garis. 99

(a) (b) (c) (d) (e) Gambar 15. Data kecepatan angin antara QuikScat dan WindSat pada koordinat lokasi dan waktu yang sama (a) Laut Hindia, (b) Laut Jawa, (c) Laut Sulawesi Selatan, (d) Laut Timur dan (e) Laut Arafufu KESIMPULAN Berdasarkan hasil pemetaan kecepatan angin di perairan Indonesia menunjukan bahwa rata-rata perairan Indonesia memiliki kecepatan angin lebih besar dari 4,16 m/s terutama pada wilayah selatan katulistiwa. Pada peta energi angin menunjukan besarnya energi angin pada wilayah perairan Indonesia adalah dari 100 W/m 2 hingga lebih besar dari 1 kw/m 2. Lokasi-lokasi yang sangat potensial adalah laut Hindia hingga Nusa tenggara, laut Arafuru hingga Laut Banda, selat Karimata, laut Jawa dan selatan Sulawesi selatan. Hasil perbandingan data kecepatan angin antara data QuikScat dan data WindSat menunjukan kedua data tersebut memiliki besaran kecepatan angin yang dapat dikatakan sama. 100

DAFTAR PUSTAKA [1] Gerak semu matahari, https://www.google.com/search?q=angin +muson&ie=utf-8&oe=utf- 8#q=gambar+gerak+semu+matahari (diakses pada tanggal 10 maret 2015) [2] Denny Widhiyanuriyawan, Triyanna Widiyaningtyas, Nurkholis Hamidi and Sugiarto, (2011) The Potential Wind Energy Resources in Indonesia by Using Satellite Data. Seminar on Electrical, Informatics and ITS education. Malang. [3] Susandi Armi, Budi Setio Prasanto, Safwan Hadi, Totok Suprijo and Genia Atma Nagara (2006) Potential of Wind Energy Power in Indonesia for Sustainable Energy Development [4] Asia Pacific Data Research Center, http://apdrc.soest.hawaii.edu/ (diakses pada tanggal 15 juli 2014) [5] IOWA Energy Center http:/www.iowaenergycenter.org/windenergy-manual/wind-and-windpower/wind-speed-and-power/ (diakses pada tanggal 10 maret 2015) 101