KENYAMANAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA PEMAKAIAN RANCANGAN KURSI ERGONOMIS UNTUK PENJAHIT

dokumen-dokumen yang mirip
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI3) Riset Aplikatif Bidang Teknik Mesin dan Industri

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

LAMPIRAN. Hasil penghitungan nilai amplitudo akomodasi dengan menggunakan SPSS.

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

1. Menjelaskan maksud, tujuan, dan cara dilakukannya teknik relaksasi Pernapasan

ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD.

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANGKET MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN TARIKH ISLAM. Saya selalu hadir tepat waktu ketika pelajaran Tarikh Islam di mulai. 2.

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI

Surat Persetujuan. Lampiran 1.1. Saya yang bertanda tangan dibawah ini, yaitu : Nama : Umur :. tahun. Alamat :..

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

KUESIONER. 2. Umur : Tahun

Lampiran 4. Lembar Permohonan Menjadi Responden PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN


LAMPIRAN A. Skala Penelitian A-1 Skala Uji Coba Penelitian A-2 Skala Penelitian

ANALISIS PERBAIKAN BENTUK ROMPI PELINDUNG TUBUH PENGENDARA SEPEDA MOTOR

PERANCANGAN ALAT PEMINTAL BENANG ERGONOMIS KERAJINAN TENUN IKAT

Planning of the Ergonomic Seat for Four Wheel Tractor Based on Anthropometry

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN PENGARUH SENAM AYUNAN TANGAN TERHADAP KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA KADU JAYA CURUG TANGERANG

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Dampak Aktivitas Akademik Universitas Muhamamdiyah

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merugikan terhadap kesehatan pekerja ( Naiem, 2010).

Ketidaknyamanan sikap duduk berperan terhadap timbulnya keluhan rasa sakit yang dirasakan. Untuk itu diperlukan pengembangan produk yang dapat berfung

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB IV ANALISIS DATA. hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu efektif

1. Nama :. 2. Umur :. 4. Tingkat Pendidikan : ( ) Tidak Tamat SD ( ) SD ( ) SMP ( ) SMA / SMK ( ) Akademi / Sarjana

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

PENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Revisi Desk Evaluasi

Identifikasi keluhan biomekanik dan kebutuhan operator proses packing di PT X

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Ethical Clearence LAMPIRAN

PERANCANGAN ULANG ALAT PERONTOK PADI YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KEBERSIHAN PADI

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang

PERANCANGAN KURSI ERGONOMIS UNTUK MEMPERBAIKI POSISI KERJA PADA PROSES PACKAGING JENANG KUDUS

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Furnitur Ergonomis untuk Siswa Sekolah Dasar Usia 6-10 Tahun

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Deskripsi Penilaian Responden Terhadap Brownies Kukus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS POSTUR KERJA PADA PT. XYZ MENGGUNAKAN METODE ROSA (RAPID OFFICE STRAIN ASSESSMENT)

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

BAB IV ANALISA DATA. Sumber : Canteen (2014) Gambar 4.1 Logo Canteen

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS HARAPAN DAN PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP KUALITAS YAMAHA MIO PADA SISWA SMA NEGERI 2 MEDAN. Jenis Kelamin : a. pria b.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN TENTANG PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR. 1. Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau dalam bahasa Inggris disebut Basic Life

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN BESAR SAMPEL

GANGGUAN FISIK MAHASISW A SELAMA BEKERJA DENGAN KOMPUTER (STUDI KASUS : MAHASISW A GUNADARMA)

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

PERBAIKAN RANCANGAN PERALATAN DAN FASILITAS KERJA PEMBUATAN GELAMAI (Studi Kasus : Usaha Galamai X)

LAMPIRAN 1 KUISIONER

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA STASIUN CUTTING

PERANCANGAN METODE KERJA UNTUK MENGURANGI KELELAHAN KERJA PADA AKTIVITAS MESIN BOR DI WORKSHOP

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

RANCANGAN PENGEMBANGAN PRODUK BONCENGAN SEPEDA MOTOR UNTUK ANAK DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

Perbaikan Fasilitas Kerja pada Stasiun Kerja Jahit di Home Industry Konveksi Permata

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dalam anggota Jakarta Islamic Index (JII). variabel harga saham dan volume perdagangan saham.

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL INTRODUCTION ERGONOMI & TTCK

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN KERJA PEMOTONGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

Transkripsi:

KENYAMANAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA PEMAKAIAN RANCANGAN KURSI ERGONOMIS UNTUK PENJAHIT Ahmad 1 ABSTRACT This Article explains the outputs of the chair prototype research and do not explains the process of the chair design. Based on the obtained data, further is performed design of a chair and make its prototype. The result of the examination to some respondents during 60 minutes shows that sewing in the old chair average 116 pulses/minute, while using the new one is 104 pulses/minute. The frequency of sitting position change decreases from 13 times in the old chair to be 5 times in the new one. The questionnaire shows that using the new design gives better conformity than the old one. In this case, it can be concluded that sewing in the new design chair gives better conformity and increases the production comparing with using the old one. Keywords: conformity, working productivity, ergonomic chair ABSTRAK Artikel menjelaskan hasil pengujian prototipe kursi dan tidak menjelaskan proses perancangan kursi. Berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dilakukan perancangan kursi dan membuat prototipenya. Hasil pengujian terhadap beberapa responden selama waktu 45 menit menunjukkan bahwa menjahit mengunakan kursi lama rata-rata 116 denyut/menit sedangkan kursi rancangan baru 104 denyut per menit. Banyaknya perubahan posisi duduk menjahit kursi lama rata-rata 13 kali sedangkan dengan kursi rancangan baru, frekuensi perubahan posisi duduk menurun menjadi 5 kali. Dari hasil kuesioner, kursi rancangan baru memberikan kenyamanan dibanding kursi lama Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa menjahit menggunakan kursi rancangan baru menghasilkan tingkat kenyamanan yang lebih baik dan dapat meningkatkan produktivitas dibandingkan dengan kursi lama. Kata kunci: nyaman, produktivitas kerja, kursi ergonomi 1 Dosen Honorer Akademi BSI, Jakarta 10 INASEA Vol. 5, No. 1, April 2004: 10-29

PENDAHULUAN Di Indonesia, pekerjaan menjahit merupakan salah satu pekerjaan yang ditekuni oleh banyak orang, baik secara individu maupun bekerja di industri konveksi. Kelompok pekerja itu sering mengalami keadaan postur yang kaku dan beban otot yang statis akibat tugas yang berulang-ulang dengan kecepatan produksi yang tinggi. Dari hasil survei awal dengan kuesioner terhadap 58 orang responden pada industri konveksi dengan lama kerja delapan jam sehari yang mengalami sakit bahu 83%, pinggang 72%, dan kaku leher 74%. keluhan lainya pada daerah kaki dan pantat. Untuk mengatasi keluhan tersebut, penjahit menggunakan bantalan dari kain bekas untuk mendapatkan keseimbangan dan mengurangi panas akibat kontak daerah pantat dan tempat duduk dari kayu. Bagi yang bekerja menggunakan kursi plastik, menyusun tiga kursi sekaligus guna mendapatkan posisi kerja yang rileks. Pemakaian kursi yang dirancang berdasarkan data antropometri dapat meminimalkan persoalan medis yang selama ini dialami penjahit. Penggunan kursi yang tidak sesuai dengan dimensi tubuh menimbulkan cepat lelah. Kursi yang terlalu tinggi menyebabkan terjadinya hambatan pada sirkulasi darah daerah paha dan mengurangi keseimbangan duduk akibat kaki tidak menapak dengan baik pada pedal kaki mesin jahit. Kursi yang terlalu rendah menyebabkan sikap paha miring ke atas dan menegang, tubuh cenderung semakin membungkuk sehingga otot perut terganggu yang menyebabkan terganggunya aliran pernapasan. Kursi yang dipakai selama ini, menurut pengamatan, juga menyebabkan penjahit terpaksa mengangkat lengan dan bahu guna menyesuaikan dengan tinggi permukaan mesin jahit sehingga terjadi ketegangan pada otot bahu dan momen yang besar pada daerah pinggang karena tubuh cenderung membungkuk ke depan. Artikel hanya difokuskan pada hasil pengujian lapangan prototipe kursi untuk mengetahui keergonomisan kursi rancangan dibandingkan dengan pemakaian kursi lama yang dipakai oleh penjahit di PT Gen Hut. Beberapa aspek ergonomis yang diteliti sebagai acuan keergonomisan rancangan meliputi jumlah denyut jantung penjahit, perubahan posisi duduk, dan produktivitas kerja selama satu jam kerja. Sebelum melakukan pengujian pada beberapa responden terpilih, kursi rancangan baru tersebut dipakai terlebih dahulu oleh responden yang dipilih secara acak sebagai masa penyesuaian selama 3 (tiga) bulan. Tujuan penelitian adalah penilaian kenyamanan kursi rancangan berdasarkan aspek ergonomis yang meliputi jumlah denyut jantung, frekuensi perubahan posisi duduk, dan jumlah produksi selama waktu tertentu dibandingkan dengan kursi lama yang digunakan oleh para penjahit yang bekerja di industri konveksi PT Gen Hut. Kenyamanan dan Produktivitas Kerja (Ahmad) 11

PEMBAHASAN Ergonomi Salah satu cabang ilmu yang menghubungkan antara kondisi manusia dan proses perancangan adalah ergonomi. Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani, Ergon (kerja) dan Nomos (hukum). Secara umum dapat dijelaskan arti ergonomi adalah bagaimana cara kerja yang membawa hasil optimal dengan mengeluarkan energi minimal. Lingkup ergonomis dalam praktiknya mencakup beberapa topik utama, yaitu karakteristik khusus manusia yang terdiri dari fisik, seperti ukuran tubuh, kemampuan fisik, sikap kerja; Psikologis, yaitu kemampuan menerima respons, reaksi atas suatu pekerjaan, dan pembuatan keputusan. Ergonomi merupakan aktivitas dari berbagai multidisiplin ilmu yang mencakup teknik, psikologi, ilmu kedokteran, fisioterapi, arsitek, dan pengetahuan tentang anatomi, biomekanik, fisiologi, antropometri, dan kinesiologi yang dipergunakan untuk memecahkan permasalahan ketegangan dan ketidaknyamanan di tempat kerja, di rumah, di sekolah, maupun di kantor. Dalam mendesain tempat kerja, prinsip ergonomis yang sering dijadikan pertimbangan bagi bentuk tempat kerja adalah proses kerja yang dilaksanakan, peralatan yang dipergunakan di dalam proses, lingkungan sekitar yang akan mempengaruhi performa kerja, dan menentukan hasil yang diperoleh, serta modifikasi pada tempat kerja untuk memberikan keselamatan dan kenyamanan pada pekerja. Kriteria Ergonomis 1. Kriteria Biomekanik Biomekanik adalah ilmu yang mempelajari tentang aspek mekanika dari gerakan tubuh manusia, merupakan kombinasi antara ilmu mekanika, antropometri, biologi, dan fisiologi. Perhatian dalam biomekanika pada persoalan kekuatan kerja otot dan daya tahan jaringan tubuh terhadap beban yang tergantung pada posisi anggota tubuh yang bekerja, arah gerakan kerja, perbedaan kekuatan antarbagian tubuh, dan usia. Analisis biomekanik diperlukan untuk memberikan gambaran dan solusi yang diperlukan dengan tujuan mengurangi gaya dan momen yang harus diterima oleh tubuh untuk menghindari kecelakan kerja dan kelelahan. 2. Kriteria Fisiologi Salah satu cara untuk mengukur tingkat kelelahan/kenyamanan dari suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang, misalnya pada kasus kerja penjahit adalah menggunakan denyut jantung. Menurut Granjen (1993), beban dari suatu aktivitas dapat diukur dengan jumlah denyut jantung saat melakukan aktivitas tersebut. Denyut jantung dapat juga digunakan untuk memperkirakan kondisi fisik atau derajat kesegaran jasmani 12 INASEA Vol. 5, No. 1, April 2004: 10-29

seseorang serta mengukur kelelahan yang terjadi dari suatu aktivitas yang dilakukan. Hubungan antara denyut jantung dengan jenis beban kerja dapat dilihat dari tabel berikut. No. Assesment of Work Load Tabel 1 Denyut Jantung Sebagai Media Pengukur Beban Kerja Oxygen Consumption (litres/min) Lung Ventilation (litres/min) Rectal Temperature ( 0 C) Heart Rate (pulses/min) 1 Resting 0,25-1,3 6-7 37,5 60-70 2 Low 0,5-1 11-20 37,5 75-100 3 Moderate 1-1,5 20-31 37,5-38 100-125 4 High 1,5-2 31-43 38-38,5 125-150 5 Very high 2-2,5 43-56 38,5-39 150-175 6 Extremely high 2,4-4 60-100 >39 >175 Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut. a. Merasakan denyut jantung pada pembuluh darah arteri radial pergelangan tangan. b. Mendengarkan denyut dengan stethoscope. c. Menggunakan alat pulsa meter dengan keluaran berupa sinyal eletrik. d. Mengunakan alat EKG untuk mengukur signal eletrik yang diukur dari otot jantung pada permukan kulit dada. 3. Kriteria Psikofisik Pengukuran kriteria itu dilakukan dengan kuesioner yang diberikan kepada responden terpilih. Pengisian kuesioner menghasilkan pendapat subjektif responden yang diteliti menyangkut masalah kenyamanan dan keluhan yang dirasakan dalam melakukan suatu aktivitas. Hasil kuesioner dapat digunakan untuk menilai suatu desain produk sudah memenuhi kriteria ergonomis menurut penggunanya atau belum. 4. Kriteria Frekuensi Perubahan Posisi Duduk Pengukuran kriteria itu dilakukan dengan mengamati langsung frekuensi perubahan posisi duduk per satuan waktu kerja. Hasil pengamatan itu juga dapat memberikan indikasi keergonomisan perkakas (kursi) kerja yang digunakan. Kenyamanan dan Produktivitas Kerja (Ahmad) 13

5. Kriteria Kuantitas Hasil Kerja (Produksi) Pada pengujian itu, dihitung kuantitas output, misalnya dengan jumlah produk yang dapat diselesaikan dalam suatu waktu tertentu. Output tersebut dapat mencerminkan tingkat kelelahan/ketelitian kerja saat menggunakan suatu perkakas kerja. Pengumpulan data untuk perancangan kursi dalam penelitian ini dilakukan pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan meliputi data antropometri penjahit sebagai acuan untuk menentukan dimensi utama kursi, data uji petik posisi duduk, data dimensi mesin jahit, data dimensi kursi lama. Pada proses pengujian, penggunaan kursi rancangan baru dilakukan secara bergantian dengan kursi lama dengan tenggang waktu 5-7 menit dan masing-masing kursi digunakan selama waktu 1 jam kerja. Pengukuran denyut jantung dengan alat neissei, dilakukan sebanyak tiga kali pengukuran, yaitu pada saat sebelum kerja (pagi hari), saat setelah menggunakan kursi lama, dan saat setelah menggunakan kursi rancangan baru. Untuk pengamatan frekuensi perubahan posisi duduk, dikhususkan pada pengamatan yang mudah dilihat, seperti gerakan kaki keluar dari pedal kaki atau menggantung di kaki mesin dan perpindahan posisi duduk saat bekerja. Pengamatan data jumlah produksi dalam satu jam kerja dihitung dari hasil jahitan tali ikat pinggang celana yang jumlah total per celananya ada lima (5) tali ikat pinggang. Pengisian kuesioner kenyamanan disertai wawancara setelah bekerja menggunakan kursi selama waktu tertentu. Pengamatan tersebut menggunakan pengukur waktu yang dapat di atur. Kursi rancangan baru yang diuji adalah kursi dengan persentil 5 popliteal. Ketinggian mesin jahit yang dipakai 76 cm dan sadel kaki 11 cm sedangkan ukuran kursi yang diuji dari hasil penelitian sebagai berikut. Dimensi Kursi Kursi Lama (yang biasa dipakai) Cm Kursi Rancangan Baru Cm Tinggi kursi 48 54 Lebar kursi 62 48 Tebal alas duduk - 3 Kedalaman kursi 18,5 28 Pengukuran Denyut Jantung Penjahit Pengukuran denyut jantung dilakukan sebanyak tiga kali untuk setiap responden, yaitu sebelun kerja, setelah menjahit dengan kursi lama, dan setelah menjahit dengan kursi baru. Pengukuran denyut jantung menggunakan alat Nessei yang diletakan pada pergelangan tangan setelah bekerja 1 jam kerja. 14 INASEA Vol. 5, No. 1, April 2004: 10-29

Tabel 2 Rangkuman Hasil Pengukuran Denyut Jantung No Data Sebelum Kerja (denyut/menit) Kursi Lama (denyut/menit) Kursi Baru (denyut/menit) 1 Min 75 102 92 2 Max 102 136 113 3 Mean 83 116 104 4 Dev standar 6,27 7,95 5,6 Tabel 3 Perbedaan Rata-rata Hasil Pengukuran Denyut Jantung No Kondisi Beda rata-rata (denyut/menit) 1 Sebelum kerja vs menjahit memakai kursi lama 33 2 Sebelum kerja vs menjahit memakai kursi baru 21 3 Menjahit memakai kursi lama vs kursi baru 12 Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara jumlah denyut jantung sebelum kerja, menjahit dengan kursi lama, dan dengan memakai kursi baru, dilakukan uji statistik dengan dengan uji T untuk dua kondisi berpasangan dengan bantuan SPSS 11.0 dengan tingkat kepercayaan 95%. a. Hipotesis Ho : Kedua rataan denyut jantung memakai kursi lama dan baru adalah sama H1 : Kedua rataan denyut jantung memakai kursi lama dan baru adalah berbeda b. Dasar Pengambilan Keputusan Jika probabilitas > 0,05 maka terima Ho Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak c. Analisis Hasil Uji Hipotesis Dari hasil uji statistik, diketahui bahwa t hitung adalah 9.701 dengan probabilitas 0,000 karena probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak. Artinya, rata-rata denyut jantung dengan kursi lama dan dengan kursi baru adalah berbeda secara signifikan. Berdasarkan Tabel 3, beda rata-rata denyut jantung mengunakan kursi lama dengan kursi baru adalah 12 denyut/menit. Dengan demikian, menjahit dengan kursi lama akan mengakibatkan kelelahan lebih besar dibandingkan dengan kursi baru. Jika memperhatikan jumlah pulsa jantung penjahit maka kondisi kerja menjahit termasuk kedalam kelompok beban kerja moderate. Kenyamanan dan Produktivitas Kerja (Ahmad) 15

Pengukuran Jumlah Produksi Penilaian terhadap banyaknya jumlah output hasil menjahit diamati pada penjahit yang menjahit pada bagian finishing, yaitu pemasangan tempat ikat pinggang celana. Penilaian itu mengamati jumlah produksi selama 1 jam kerja menggunakan kursi lama dan dengan kursi rancangan baru. Rangkuman hasil pengujian terhadap output penjahitan tali ikat pinggang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Rangkuman Hasil Jumlah Produksi Selama Kerja Satu Jam No Data Memakai Kursi Lama Memakai Kursi Baru 1 Min 48,6 51,60 2 Max 52,2 55,80 3 Mean 50,3 53,567 4 Deviasi standar 1,42 1,536 Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara jumlah produksi menjahit dengan kursi lama dan dengan dengan kursi baru, dilakukan uji statistik dengan dengan uji T untuk dua kondisi berpasangan dengan bantuan SPSS 11.0 dengan tingkat kepercayaan 95%. a. Hipotesis Ho: Kedua rataan jumlah produksi memakai kursi lama dan baru adalah sama H1: Kedua rataan jumlah produksi memakai kursi lama dan baru adalah berbeda. b. Dasar Pengambilan Keputusan Jika probabilitas > 0,05 maka terima Ho Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak c. Analisis Hasil Uji Hipotesis Dari hasil uji statistik dapat diketahui bahwa t hitung adalah 24,5 dengan probabilitas 0,000. karena probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak. Artinya, rata-rata jumlah produksi menggunakan kursi lama dan dengan kursi baru adalah berbeda secara signifikan. Berdasarkan Tabel 5, beda rataan jumlah produksi memakai kursi lama dan dengan kursi baru adalah 3,57 unit. Dengan demikian, menjahit dengan kursi baru dapat meningkatkan produktivitas hasil kerja. Pengukuran Frekuensi Perubahan Posisi Duduk Penilaian perubahan posisi duduk meliputi gerakan yang mudah diamati, yaitu perubahan posisi kaki dari sadel menggantung di sekitar kaki mesin, meninggalkan tempat duduk (selain mengambil bahan jahitan), reaksi pada daerah pantat, seperti 16 INASEA Vol. 5, No. 1, April 2004: 10-29

memperbaiki posisi alas duduk. Penilaian dilakukan dalam waktu 1 jam kerja menjahit dengan kursi lama dan menjahit menggunakan kursi rancangan baru. Data diambil bersamaan dengan saat penilaian pengambilan data jumlah produksi terhadap penjahitan tali ikat pinggang. Tabel 5 Rangkuman Hasil Penilaian Frekuensi Perubahan Posisi Duduk No Data Memakai Kursi Lama Memakai Kursi Baru 1 Min 9 3 2 Max 16 7 3 Mean 12,83 4,67 4 Deviasi standar 2,48 1,51 Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara frekuensi perubahan posisi duduk saat menjahit dengan kursi lama dan dengan menjahit memakai kursi rancangan baru, dilakukan uji statistik dengan dengan uji T untuk dua kondisi berpasangan dengan bantuan SPSS 11.0 dengan tingkat kepercayaan 95%. a. Hipotesis Ho: Kedua rataan frekuensi perubahan posisi duduk menggunakan kursi lama dan dengan kursi baru adalah tidak berbeda (sama) H1: Kedua rataan frekuensi perubahan posisi duduk menggunakan kursi lama dan dengan kursi baru adalah berbeda b. Dasar Pengambilan Keputusan Jika probabilitas > 0,05 maka terima Ho Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak c. Analisis Hasil Uji Hipotesis Dari hasil uji statistik diketahui bahwa t hitung adalah 11,614 dengan probabilitas 0,000. karena probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak. Artinya, rata-rata perubahan posisi duduk menggunakan kursi lama dan dengan kursi baru adalah berbeda secara signifikan. Berdasarkan Tabel 5, beda rata-rata perubahan posisi duduk menggunakan kursi lama dan bekerja dengan kursi rancangan baru adalah 8 kali. Dengan demikian, kursi baru dapat memberikan kenyamanan kerja ditandai dengan frekuensi perubahan posisi duduk yang lebih sedikit dibandingkan dengan memakai kursi lama. Pengujian Kenyamanan dengan Kuesioner Pengujian kenyamanan itu dilakukan dengan mengisi kuesioner kenyamanan meliputi daerah leher, bahu, lengan, pinggang, paha, pantat, dan kaki oleh responden sebanyak 33 orang. Rangkuman hasil pengujian kenyamanan sebagai berikut. Kenyamanan dan Produktivitas Kerja (Ahmad) 17

Tabel 6 Rangkuman Hasil Penilaian Menjahit dengan Kursi Lama No. Bagian Tubuh Tidak nyaman Netral Nyaman 1 Pinggang 23 10 0 2 Bahu 20 13 0 3 Pantat 26 7 0 4 Paha 20 13 0 5 Kaki 18 15 0 6 Leher 27 6 0 7 Lengan 18 15 0 Tabel 7 Rangkuman Hasil Penilaian Menjahit dengan Kursi Baru No. Bagian Tubuh Tidak nyaman Netral Nyaman 1 Pinggang 0 8 25 2 Bahu 0 7 26 3 Pantat 0 3 30 4 Paha 1 8 24 5 Kaki 1 4 28 6 Leher 1 6 26 7 Lengan 0 8 25 Analisis Data Kuesioner 1. Kenyamanan Menjahit Menggunakan Kursi Lama Penilaian kenyamanan menjahit, secara subjektif diperoleh melalui cara pengisian kuesioner oleh 33 responden. Bagian tubuh yang diukur kenyamanannya adalah daerah pantat, pinggang, bahu, paha, leher, lengan dan kaki. Jawaban dikelompokan dalam tiga kategori, yaitu Tidak Nyaman diberi skor 1, Netral diberi skor 2, Nyaman diberi skor 3. Analisis statistik yang digunakan adalah dengan statistik uji T dengan bantuan SPSS 11.0 pada tingkat kepercayaan 95%. Untuk menilai jawaban nyaman atau tidak nyaman, dipakai nilai acuan untuk jawaban nyaman sebagai test value2,5 sehinga rata-rata skor 2,5 menjahit dapat dikatakan nyaman dan jika rata-rata < 2,5 maka menjahit dengan kursi tersebut dapat dikatakan tidak nyaman. a. Hipotesis Ho : Rata-rata jawaban populasi sama dengan test value2,5 H1 : Rata-rata jawaban populasi tidak sama dengan test value2,5 b. Keputusan Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak 18 INASEA Vol. 5, No. 1, April 2004: 10-29

c. Analisis Hasil Uji Hipotesis Bahu. Nilai t hasil uji adalah 12,805 dengan probabilitas = 0,000. Karena probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk bahu adalah 1,39 jauh lebih kecil dari nilai test value 2,5 sehingga daerah bahu dapat dikatakan tidak nyaman. Pinggang. Nilai t hasil uji adalah 14,734, dengan probabilitas = 0,000. Karena probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk pingang adalah 1,3 lebih kecil dari test value 2,5 sehinga daerah pinggang dapat dikatakan tidak nyaman. Pantat. Nilai t hasil uji adalah 17,821, dengan probabilitas = 0,000. Karena probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk pantat adalah 1,21 lebih kecil dari test value 2,5 sehingga daerah pantat dapat dikatakan tidak nyaman. Paha. Nilai t hasil uji adalah -12,805, dengan probabilitas = 0,000. Probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk paha adalah 1,39 lebih kecil dari test value 2,5 sehingga daerah bahu dapat dikatakan tidak nyaman. Kaki. Nilai t hasil uji adalah 11,877, probabilitas = 0,000. Berarti probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk kaki adalah 1,45 lebih kecil dari test value 2,5 sehingga daerah daerah kaki dapat dikatakan tidak nyaman. leher. Nilai t hasil uji adalah 19,333, probabilitas = 0,000. Probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk leher adalah 1,18 lebih kecil dari test value 2,5 sehingga daerah leher dapat dikatakan tidak nyaman. Lengan. Nilai t hasil uji adalah 11,877, dengan probabilitas =0,000. Karena probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata, jawabannya adalah 1,45 lebih kecil dari nilai test value 2,5 sehingga daerah lengan atas menggunakan kursi lama dapat dikatakan tidak nyaman. Berdasarkan hasil analisis statistik disimpulkan bahwa menjahit dengan kursi rancangan lama tidak memberikan kenyamanan. 2. Menjahit Menggunakan Kursi Rancangan Baru Bahu. Nilai t hasil uji adalah 3,983. Dengan probabilitas = 0,000. Karena probabilitasnya < 0,05, H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban mengunakan kursi baru untuk bahu adalah berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata Kenyamanan dan Produktivitas Kerja (Ahmad) 19

jawaban untuk bahu adalah 2,79 lebih besar dari nilai test value 2,5 sehingga daerah bahu dapat dikatakan nyaman. Pinggang. Nilai t hasil uji adalah 3,400 dengan probabilitas = 0,002. Karena probabilitasnya < 0,05, H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk pingang adalah 2,76 lebih besar dari test value 2,5 sehingga daerah pinggang dapat dikatakan nyaman. Pantat. Nilai t hasil uji adalah 8,050 dengan probabilitas = 0,000. Karena probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk pantat adalah 2,91 lebih besar dari test value 2,5 sehingga daerah pantat dapat dikatakan nyaman. Paha. Nilai t hasil uji adalah 2,137 dengan probabilitas = 0,04. Karena probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk paha adalah 2,70 lebih besar dari test value 2,5 sehingga daerah bahu dapat dikatakan nyaman. Kaki. Nilai t hasil uji adalah 3,934, probabilitas = 0,000. Karena probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk kaki adalah 2,82 lebih besar dari test value 2,5 sehingga daerah kaki dapat dikatakan nyaman. Leher. Nilai t hasil uji adalah 2,948, probabilitas = 0,006. Probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk leher adalah 2,76 lebih besar dari test value 2,5 sehingga daerah leher dapat dikatakan nyaman. Lengan. Nilai t hasil uji adalah 3,400, dengan probabilitas = 0,002. Karena probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya, rata-rata jawaban berbeda dengan test value. Jika dilihat dari rata-rata jawaban untuk lengan atas adalah 2,76 lebih besar dari test value 2,5 sehingga daerah lengan atas dapat dikatakan nyaman. Berdasarkan hasil analisis statistik dapat disimpulkan bahwa menjahit dengan kursi rancangan baru dapat memberikan kenyamanan pada penjahit. Kondisi Responden Selama Pengujian Kondisi saat pengujian kenyamanan menjahit menggunakan kursi lama dan dengan kursi rancangan baru, dilakukan secara berkelanjutan dengan tenggang waktu 5-8 menit sebelum menggunakan kursi lainnya. Dari pengamatan selama pengujian terhadap penggunaan kursi lama, terlihat rata-rata responden mulai pada menit ke-7, kaki responden mulai berpindah pada ujung batangan besi tempat sadel kaki dan ada juga responden yang menggantungkan kakinya pada sandaran kaki (dibuat sendiri oleh penjahit, bahan dari kayu) yang diletakan/diikat menyilang dekat kaki mesin jahit. Ratarata pada menit ke-11-14, responden sudah terlihat memperbaiki posisi pelapis duduk dari kain/bantal buatan sendiri. Pada menit ke-17, sebagian besar responden terlihat berkeringat pada lengan bawah dan leher. Para penjahit melakukan gerakan refleks, seperti perubahan posisi kaki, mengubah pelapis alas duduk, dan ada yang menggerakan 20 INASEA Vol. 5, No. 1, April 2004: 10-29

leher adalah sebagai indikasi kelelahan dan menunjukan ketidaknyamanan/ketegangan saat penggunaan kursi lama. Kondisi tersebut, terutama perubahan posisi kaki dan memperbaiki posisi alas duduk, terlihat semakin sering sesuai bertambahnya waktu bekerja. Pada pemakaian kursi rancangan baru, responden mulai terlihat menggerakan kaki ke sandaran kaki buatan atau ke ujung batangan besi tempat sadel melekat rata-rata pada menit ke-28-37. Perubahan posisi duduk dengan sedikit maju ke depan atau menarik kursi agak ke depan sebagian besar dari responden tidak banyak terlihat. Namun, pada menit terakhir pengujian sekitar menit ke-42-43, penjahit ada yang menggerakkan leher. Penjahit juga mulai berkeringat pada menit ke-32 sedangkan reaksi akibat kelelahan lain, seperti berdiri sebentar atau duduk istirahat sambil menggerakan badan ke samping pada kurun waktu pengujian untuk kedua kursi tidak terlihat. Reaksi tersebut mungkin akan terjadi setelah beberapa jam kerja kemudian. PENUTUP Berdasarkan hasil pengujian prototipe kursi dan analisisnya, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Untuk menghasilkan desain produk yang sesuai antara rancangan kursi dan penggunanya, perlu dilakukan pengukuran antropometri pengguna dan memperhatikan dimensi mesin jahit dan tinggi sadel penggerak dinamo. 2. Hasil pengukuran denyut jantung responden menjahit selama 45 menit dengan kursi lama rata-rata 116 denyut/menit dan dengan kursi rancangan baru rata-rata 104 denyut/menit. Dengan perbedaan rata-rata 12 denyut/menit sehingga menjahit dengan kursi rancangan baru lebih nyaman. 3. Uji hasil produksi per jam menjahit tali ikat pinggang dengan kursi rancangan baru rata-rata menghasilkan 53,5667 unit celana sedangkan menggunakan kursi lama ratarata 50,3 unit celana. Hasil itu menunjukan kursi rancangan baru dapat dikatakan lebih nyaman dari kursi lama. Perbedaan jumlah perubahan posisi duduk memakai kursi rancangan baru lebih sedikit dibanding kursi lama dengan perbedaan rata-rata 8 kali. 4. Hasil uji kenyamanan menggunakan kuesioner menunjukan bahwa menjahit dengan kursi rancangan baru lebih nyaman daripada menggunakan kursi lama. Hal itu dapat dilihat dari rata-rata jawaban untuk penggunaan kursi baru lebih besar dari nilai test value sedangkan penggunaan kursi lama, rata-rata jawaban kuesioner lebih kecil dari nilai test value. DAFTAR PUSTAKA Kenyamanan dan Produktivitas Kerja (Ahmad) 21

Alexander, David C. and Babur Mustafa. 1985. Industrial Ergonomics. Georgia: Industrial Engineering dan Management Press. Blader, Leijon. 1991. Neck and Shoulder Complaints Among Sewing Machine Operators. Applied Ergonomics. Drury, C. 1982. A Methodelogy for Chair Evaluation. App. Ergonomics. Vol.13.3. Eko Nurmianto. 1996. Ergonomi: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Guna Widya. Frigo. 1985. Analysis of Lumbar Stresses With Upper Limbs Supported. Biomech. Imrie, David. 1983. Goodbye Backache. London: Arcan. Schulde, Kristina. 1986. Effects of Changes in Siting Work Posture on Static Shoulder Muscle Activity. Ergonomics. Sastrowinoto, Suyatno. 1985. Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi. Jakarta: Pressindo. Sriwarno, Andar Bagus. 1998. Pengantar Studi Perancangan Fasilitas Duduk. Jurusan Desain ITB. Susan J.G. 1996. Dasar-Dasar Terapi dan Rehabilitasi Fisik. Jakarta: Hipokrates. Theresia, Linda. 1987. Perancangan Kursi Ergonomis Bagi Anak-anak SD Indonesia. Tesis Magister Teknik dan Managemen Industri. ITB. Wijaya. 2000. Analisis Statistik Dengan SPSS 11.0. Alvabeta. Bandung. LAMPIRAN 1 22 INASEA Vol. 5, No. 1, April 2004: 10-29

Hasil Pengukuran Denyut Jantung Penjahit 1 Jam Kerja No. Nama L/P Umur Denyut Jantung (Denyut/menit) Duduk Dengan Kursi Lama Sebelum Uji Duduk Dengan Kursi Baru 1 A L 26 88 115 101 2 B L 49 81 107 101 3 C L 32 82 109 102 4 D L 45 90 123 112 5 E L 28 83 110 103 6 F L 32 81 114 102 7 G L 52 78 108 98 8 H L 30 95 119 112 9 I L 24 78 112 100 10 J L 30 89 117 111 11 K L 31 77 102 92 12 L L 29 75 111 98 13 M L 40 82 113 106 14 N L 36 78 121 109 15 O L 28 86 106 102 16 P L 35 79 110 98 17 Q L 24 76 112 108 18 R L 31 84 121 113 19 S L 31 78 112 101 20 T L 26 93 136 102 21 U L 34 85 111 107 22 X L 28 75 115 97 23 AD L 25 80 112 108 24 SW L 39 102 136 112 25 RI L 28 86 108 97 26 VY L 32 82 116 103 27 WO L 25 78 115 98 28 KL P 36 83 128 108 29 PT P 24 78 118 103 30 FI p 42 81 122 111 LAMPIRAN 2 Kenyamanan dan Produktivitas Kerja (Ahmad) 23

Hasil Uji T Data Denyut Jantung Descriptive Statistics SBL.UJI KRS. LAMA KRS. BARU Valid N (listwise) N Minimum Maximum Mean Std. Dev iation 30 75 102 82.77 6.268 30 102 136 115.30 7.953 30 92 113 103.83 5.584 30 Pair 1 KRS. LAMA KRS. BARU Paired Samples Statistics Std. Error Mean N Std. Dev iation Mean 115.30 30 7.953 1.452 103.83 30 5.584 1.019 Paired Samples Correlations Pair 1 KRS. LAMA & KRS.BARU N Correlation Sig. 30.591.001 Paired Diff erences Paired Samples Test Mean Std. Dev iation Std. Error Mean Pair 1 KRS. LAMA - KRS.BARU 11.47 6.474 1.182 t df Sig. (2-tailed) 95% Confidence Interv al of the Dif f erence Lower Upper 9.05 13.88 9.701 29.000 LAMPIRAN 3 24 INASEA Vol. 5, No. 1, April 2004: 10-29

Data Jumlah Produksi Selama 1 Jam Penjahitan Tali Ikat Pinggang Output (per jam) No. Nama Kursi baru Kursi lama 1 Arif 53.40 50.20 2 Enjang 55.80 52.20 3 Saeful 54.80 51.40 4 Ruly 51.60 48.60 5 Karno 52.40 48.80 6 Sudar 53.40 50.60 Asumsi: - Dari jumlah 5 tali pinggang, masing-masing bernilai 0,2 - Perhitungan dihitung sampai menit terakhir pengerjaan Descriptive Statistics K. BARU K. LAMA Valid N (listwise) N Minimum Maximum Mean Std. Dev iation 6 51.60 55.80 53.5667 1.53580 6 48.60 52.20 50.3000 1.41845 6 Pair 1 K. BARU K. LAMA Paired Samples Statistics Std. Error Mean N Std. Dev iation Mean 53.5667 6 1.53580.62699 50.3000 6 1.41845.57908 Paired Samples Correlations Pair 1 K.BARU & K.LAMA N Correlation Sig. 6.979.001 Kenyamanan dan Produktivitas Kerja (Ahmad) 25

Paired Diff erences Paired Samples Test Mean Std. Dev iation Std. Error Mean Pair 1 K.BARU - K.LAMA 3.2667.32660.13333 t df Sig. (2-tailed) 95% Confidence Interv al of the Dif f erence Lower Upper 2.9239 3.6094 24.500 5.000 LAMPIRAN 4 Data Frekuensi Perubahan Posisi Duduk (1 Jam Kerja) 26 INASEA Vol. 5, No. 1, April 2004: 10-29

Banyak Perubahan posisi duduk No. Nama Kursi lama Kursi ergonomis 1 Arif 14 6 2 Enjang 11 3 3 Saeful 13 4 4 Ruly 9 4 5 Karno 16 7 6 Sudar 14 4 Uji Statistik Data Frekuensi Perubahan Posisi Duduk Descriptive Statistics LAMA BARU Valid N (listwise) N Minimum Maximum Mean Std. Dev iation 6 9 16 12.83 2.483 6 3 7 4.67 1.506 6 Paired Samples Correlations Pair 1 LAMA & BARU N Correlation Sig. 6.731.099 Paired Diff erences Paired Samples Test Mean Std. Dev iation Std. Error Mean Pair 1 LAMA - BARU 8.17 1.722.703 t df Sig. (2-tailed) 95% Confidence Interv al of the Dif f erence Lower Upper 6.36 9.97 11.614 5.000 LAMPIRAN 5 Uji T Data Hasil Kuesioner Duduk dengan Kursi Lama Kenyamanan dan Produktivitas Kerja (Ahmad) 27

Descriptive Statistics BAHU PINGGANG PANTAT PAHA KAKI LEHER LENGAN Valid N (listwise) N Minimum Maximum Mean Std. Dev iation 33 1 2 1.39.496 33 1 2 1.30.467 33 1 2 1.21.415 33 1 2 1.39.496 33 1 2 1.45.506 33 1 2 1.18.392 33 1 2 1.45.506 33 One-Sample Test BAHU PINGGANG PANTAT PAHA KAKI LEHER LENGAN Test Value = 2.5 95% Confidence Interv al of the Mean Diff erence t df Sig. (2-tailed) Diff erence Lower Upper -12.805 32.000-1.11-1.28 -.93-14.734 32.000-1.20-1.36-1.03-17.821 32.000-1.29-1.44-1.14-12.805 32.000-1.11-1.28 -.93-11.877 32.000-1.05-1.22 -.87-19.333 32.000-1.32-1.46-1.18-11.877 32.000-1.05-1.22 -.87 LAMPIRAN 6 Hasil Uji T Kuesioner Menjahit dengan Kursi Rancangan Baru 28 INASEA Vol. 5, No. 1, April 2004: 10-29

Descriptive Statistics BAHU PINGGANG PANTAT PAHA KAKI LEHER LENGAN Valid N (listwise) N Minimum Maximum Mean Std. Dev iation 33 2 3 2.79.415 33 2 3 2.76.435 33 2 3 2.91.292 33 1 3 2.70.529 33 1 3 2.82.465 33 1 3 2.76.502 33 2 3 2.76.435 33 One-Sample Test BAHU PINGGANG PANTAT PAHA KAKI LEHER LENGAN Test Value = 2.5 95% Confidence Interv al of the Mean Diff erence t df Sig. (2-tailed) Diff erence Lower Upper 3.983 32.000.29.14.44 3.400 32.002.26.10.41 8.050 32.000.41.31.51 2.137 32.040.20.01.38 3.934 32.000.32.15.48 2.948 32.006.26.08.44 3.400 32.002.26.10.41 Kenyamanan dan Produktivitas Kerja (Ahmad) 29