SISTEM PENGELOLAAN DANA

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR OPERASIONAL KEUANGAN. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sakti Alam Kerinci

KEBIJAKAN NON AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA TAHUN JAKARTA

BUKU PEDOMAN MONEVIN UNIKA ATMAJAYA

BUKU PEDOMAN MONEVIN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

STANDAR NON AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA TAHUN JAKARTA

STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

PEDOMAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

PROSEDUR PROGRAM RENCANA KERJA & RENCANA ANGGARAN SPMI - UBD

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

STANDAR PEMBIAYAAN PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

05/PP/DITDIKTENDIK/2011 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PNGELOLA KEUANGAN BERPRESTASI

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI UNIT KERJA DI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UB. Tugas Fakultas ORGANISASI FAKULTAS

STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

LEMBAR PENGESAHAN. Semarang, 19 Desember 2013 Kepala Kantor Penjaminan Mutu

05/SKA/DITAK/2010 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN LABORAN BERPRESTASI

HASIL SURVEY KEPUASAN DOSEN DAN KARYAWAN TAHUN 2014 AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO

05/PP/DITDIKTENDIK/2013 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PENGELOLA KEUANGAN BERPRESTASI

RANCANGAN PEDOMAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH SYEKH MUHAMMAD NAFIS TABALONG

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

VISI DAN MISI POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tamb

STANDAR PEMBIAYAAN PEMBELAJARAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN POLITEKNIK KETAPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG,

DOKUMEN KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)

05/PP/DITDIKTENDIK/2012 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PENGELOLA KEUANGAN BERPRESTASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

U IVERSITAS AIRLA GGA

STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

KODE/NOMOR STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)

KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

STANDAR PEMBIAYAAN PEMBELAJARAN

STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

Kampus & Sekretariat Pendaftaran. Website :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2016 Direktur Karier dan Kompetensi SDM. Bunyamin Maftuh NIP

PENGUMUMAN BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (PPA) DAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (BBP-PPA) TAHUN 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

STMIK AKAKOM 2011 STANDAR AKADEMIK. Versi 1.0. PJM. Standar Akademik STMIK AKAKOM Halaman 1

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

PROGRAM KERJA AUDIT BIDANG SARANA PRASARANA. Paraf :

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta

PEDOMAN STANDAR AKADEMIK STMIK SUMEDANG

Bidang keuangan terbukti dengan transparansi dalam penganggaran, pengelolahan, penggunaan dan pengawasan keuangan. Dalam hal

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 37/PMK.02/2006 TENTANG

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

Item Penilaian INSTRUMEN AKRTEDITASI MANAJEMEN PEMBIAYAAN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen pembiayaan pendidikan di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI (Draft)

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

KRITERIA COMMUNITY DEVELOPMENT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENCABUTAN IZIN AKADEMI KOMUNITAS

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR PT.THURSINA NOMOR : /SK/THURSINA/XII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PENDELEGASIAN WEWENANG DI RS. THURSINA DIREKTUR RUMAH SAKIT THURSINA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR /UN40/HK//2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROSEDUR PELAKSANAAN PENJAMINAN MUTU INTERNAL SPMI - UBD

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG. Nomor 9 Tahun 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA PENDIDIKAN AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER) KABUPATEN SERANG

STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG

Sistim Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

Universitas Respati Yogyakarta. Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta Telp : ; Fax :

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG AKADEMI KEBIDANAN PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

SISTEM PENGELOLAAN DANA OLEH : BAGIAN KEUANGAN AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO JL. BATORO KATONG 30 PONOROGO-JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR AKBID Harapan Mulya Ponorogo adalah sebuah Perguruan Tinggi swasta yang didirikan pada tahun 2006, dengan Visi sebagai Akademi kebidanan yang unggul dan terdepan dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di kawasan regional, nasional dan internasional pada tahun 2026. Sebagai salah satu perguruan tinggi swasta berusaha memberikan sumbangan pikiran dan tindakan nyata dalam kehidupan akademik. Agar tercapai tujuan kegiatan akademik, perlu didukung oleh berbagai unsur penunjang (non akademik) yang memadai yaitu sarana prasarana, keuangan, pengelolaan dan sumber daya manusia. Dalam penyelenggaraan kegiatan non akademik direktur AKBID Harapan Mulya bersama Pengurus Yayasan Brilliant Buana Husada merasa perlu menyusun kebijakan non akademik sebagai arah kebijakan dan pedoman bagi pelaksanaan kegiatan non akademik oleh unit kerja. Agar selalu sesuai dengan perkembangan lingkungan, direktur AKBID Harapan Mulya dan Pengurus Yayasan Brilliant Buana Husada selalu mengembangkan secara terus menerus kebijakan non akademik, standar non akademik, peraturan dan SOP non akademik sebagai perangkat sistem penjaminan mutu non akademik. Ponorogo, April 2014 Direktur, (Hariyanto, M.Pd)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tinggi di Indonesia merupakan subsistem pendidikan nasional yang mencakup program sarjana, magister, spesialis, doktor, dan program diploma. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan visi, misi, tujuan, tugas, dan kewenangannya. Sistem pengelolaan dana sebagai salah satu unsur penyelenggaraan dari pendidikan tinggi merupakan elemen penting dan strategis dalam keseluruhan manajemen penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Pengelola Keuangan bertugas melaksanakan fungsi administratif seperti pemasok data untuk perencanaan, pelaksanakan dan pengendalian anggaran, pengelolaan data keuangan, pelaporan serta pengadministrasian kegiatan pendukungnya Penjaminan mutu suatu institusi pendidikan tidak akan tercapai apabila desain penjaminan mutu internal hanya difokuskan pada aspek akademik saja, namun perlu juga dipertimbangkan desain penjaminan mutu internal untuk aspek non akademik yang diperlukan. Aspek non akademik yang dimaksud yaitu meliputi aspek keuangan, pengelolaan, sarana prasarana serta keamanan dan kesehatan lingkungan. Agar penyusun sistem dan pelaksana kegiatan akademik dan non akademik, sehingga diperlukan adanya system pengelolaan dana yang mempermudah pelaksanaan pembelajaran.

1.2 Landasan 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 15 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

BAB 2 PERENCANAAN PENERIMAAN 1. Sumber pendanaan 1. Sumber pendanaan AKBID Harapan Mulya Ponorogo berasal dari Dana Pengembangan Pendidikan (DPP) mahasiswa, sumbangan wajib mahasiswa, bantuan dari yayasan dan dana dari sumber lain yang sah. 2. Investasi meliputi kegiatan sewa gedung, peralatan, dan pengembangan kompetensi SDM 3. Investasi dilakukan berdasarkan kebutuhan untuk pengembangan kegiatan pendidikan baik langsung maupun tidak langsung 2. Mekanisme penetapan biaya pendidikan a) Direktur membentuk tim penentu biaya operasional (BOP ) yang diketuai oleh PUDIR II. b) Tim melakukan perbandingan biaya pendidikan dengan perguruan tinggi lain. c) Berdasarkan laporan tim,pudir II melaksanakan rapat. d) Ketua program juga mengusulkan tentang besarnya biaya pratikum,uhap,uts/uas,dpp,sumbangan wajib,dll e) Berdasarkan laporan maka dilakukan rapat f) Berdasarkan rapat maka dibuatkan simulasi besaran SPP dan biaya lainnya. g) Berdasarkan simulasi batasan biaya SPP tidak boleh melebihi biaya pendidikan dengan perguruan tinggi lain. h) Senat Akademik memberikan pertimbangan hasil simulasi penetapan besaran SPP dan biaya lain.

i) Direktur Akbid Harapan Mulya Ponorogo menerbitkan Surat Keputusan tentang kewajiban keuangan bagi mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo j) Sosialisasi Sedangkan pihak pihak yang terkait dalam penetapan biaya pendidikan antara lain : a) Direktur b) Senat Akademik Akbid Harapan Mulya Ponorogo c) Tim Pelaksana penentuan biaya pendidikan. d) Pembantu Direktur I e) Pembantu Direktur II f) Pembantu Akademik 3. Mekanisme Penerimaan Biaya Pendidikan Mahasiswa AKBID Harapan Mulya Ponorogo Melakukan pembayaran melalui BANK BNI dengan nomor rekening yang telah diberikan pada saat pengumuman penerimaan mahasiswa baru/ yudisium Memberikan kwitansi/ bukti pembayaran ke bagian keuangan AKBID Harapan Mulya Ponorogo Melakukan pengisian KRS

BAB 3 PENGALOKASIAN 1. Kebijakan Biaya Personal 1. Biaya personal adalah biaya pendidikan yang ditetapkan untuk setiap peserta didik selama mengikuti proses pendidikan. 2. Penetapan biaya personal dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan biaya operasional dan biaya investasi serta untuk menjamin mutu pendidikan dan keberlanjutan kegiatan pendidikan. 2. Kebijakan Biaya Operasional 1. Biaya operasional meliputi biaya gaji pendidik dan tenaga kependidikan, bahan dan peralatan pendidikan habis pakai dan biaya pendidikan tak langsung. 2. Pelaksanaan biaya operasional dilakukan berdasarkan anggaran yang telah disetujui oleh Direktur. 3. Pengeluaran biaya operasional yang tidak dianggarkan sebelumnya dapat dilakukan hanya dalam kondisi yang terpaksa, menggunakan anggaran biaya tak terduga. 4. Pengesahan anggaran biaya investasi, biaya personal dan biaya operasi dilakukan oleh pengurus Yayasan. 5. Persetujuan realisasi anggaran biaya investasi, biaya personal dan biaya operasi dilakukan biaya operasi dilakukan berdasarkan anggaran yang telah dilakukan oleh direktur. 6. Secara periodik direktur membuat laporan realisasi anggaran.

3. Pengalokasian anggaran dana a. Sarana dan Prasarana 1. Pengadaan sarana prasarana dilakukan sesuai dengan kebutuhan untuk kegiatan pendidikan. 2. Pengadaan sarana prasarana meliputi: perbaikan bangunan, ruang (kantor, kuliah, laboratorium), peralatan (kerja, kuliah & laboratorium), tempat ibadah, tempat olah raga. 3. Pengajuan kebutuhan sarana & prasarana dilakukan oleh kepala unit kerja dan persetujuan dilakukan oleh Direktur dan diketahui oleh pengurus Yayasan. 4. Proses pengadaan sarana dan prasarana dilakukan sesuai ketentuan pengendalian intern yang berlaku di AKBID Harapan Mulya Ponorogo. 5. Pengelolaan sarana dan prasarana dilakukan oleh pejabat yang ditetapkan direktur. b. Pemeliharaan Sarana Prasarana 1. Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan oleh pejabat struktural yang ditetapkan direktur. 2. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana mengikuti peraturan dan SOP yang telah ditetapkan oleh direktur. 3. Secara periodik pimpinan unit kerja yang ditunjuk wajib membuat laporan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sarana prasarana dan realisasi anggarannya. c. Kegiatan akademik dan non akademik 1. Kegiatan akademik dan non akademik di seluruh unit kerja dilakukan berdasarkan rencana strategis (renstra) dan rencana operasional (renop) yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Pelaksanaan renop dan realisasi anggaran dilakukan sesuai peraturan dan SOP yang telah ditetapkan sebelumnya. 3. Secara periodik unit kerja wajib membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan realisasi anggaran. 4. Secara periodik direktur dengan menugaskan UPM melakukan pengawasan dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan unit kerja. 5. Proses pengambilan keputusan untuk berbagai kebijakan, peraturan dan rencana kerja, dilakukan berdasarkan musyawarah oleh kepala unit terkait

BAB 4 PELAPORAN 1. Pelaporan 1. Menyusun dan mengkoordinasikan draff rencana Anggaran Pendapatan belanja dengan Pudir II untuk selanjutnya diserahkan kepada direktur untuk dibahas 2. Melaporkan laporan keuangan dan kas, melalui Pudir II kepada direktur secara berkala. 2. Mekanisme Pelaporan Bagian keuangan membuat rencana anggaran sesuai dengan RENSTRA dan RENOP Mengkoordinasikan draff rencana APBK dengan Pudir II selanjutnya di teruskan ke Direktur Melaporkan laporan keuangan dan kas, melalui Pudir II kepada direktur secara berkala Hasil laporan keuangan dilakukan AUDIT Internal

BAB 5 AUDIT INTERNAL 1. Ruang Lingkup Audit Auditing adalah semua kegiatan yang menyangkut pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan dan pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan bendaharawan kepada pihak-pihak yang berwenang. Kegiatan lain yang menyangkut manajemen pembiayaan adalah membuat laporan pertanggungjawaban keuangan kepada kalangan internal lembaga atau eksternal yang menjadi stakeholder lembaga pendidikan. Pelaporan dapat dilakukan secara periodic seperti laporan tahunan. 2. Audit Internal 1. Audit internal dilakukan oleh Yayasan Brilliant Buana Husada 2. Tim audit internal memberitahukan pada pihak Akbid Harapan Mulya Ponorogo jadwal pelaksanaan audit internal dilakukan. 3. Pihak yang di audit meliputi direktur, bagian Keuangan dalam kaitannya terhadap pertanggung jawaban penggunaan anggaran keuangan. 4. Pelaporan hasil audit internal kepada seluruh anggota Yayasan selanjutnya sebagai pertanggung jawaban kepada stake holder/ masyarakat.

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI 1. Tujuan Pemeriksaan Monev Didalam kedudukannya di organisasi unit pemeriksaan intern harus terlepas dari fungsi pelaksanaan, sehingga dapat menjadi alat pimpinan yang bebas ( independent ) untuk menilai pelaksanaan tugas unit organisasi yang lain. Adapun tujuan dari pemeriksaan intern adalah : 1. Untuk melakukan evaluasi apakah setiap bagian atau unit organisasi telah melaksanakan rencana, kebijakasanaan, dan prosedur yang menjadi tanggungjawabnya. 2. Untuk melakukan penilaian kewajaran laporan keuangan 3. Untuk melakukan evaluasi efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional disemua unit organisasi. 2. Ruang Lingkup Pemeriksaan Pemeriksaan yang dilaksanakan oleh seseorang pemeriksa intern dapat mencakup ruang lingkup yang sempit atau luas, tergantung kepada keperluannya. Dalam pemeriksaan yang bertujuan untuk mengungkap suatu permasalahan khusus maka ruang lingkup nya terbatas ( sempit ), kepada masalah tersebut, pemeriksaan jenis ini disebut dengan pemeriksaan khusus atau special audit. Sedangkan Audit Operasional dimana tujuannya adalah memberikan saran-saran perbaikan, maka ruang lingkup yang dicakup adalah sangat luas. Ruang lingkup ini meliputi : 1. Pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan ketaatan pelaksanaan kegiatan unit organisasi terhadap seluruh perangkat sistem pengendalian manajemen yang ada.

2. Pemeriksaan tentang efisiensi dan kehematan dalam penggunaan sarana yang tersedia. 3. Pemeriksaan terhadap efektivitas pelaksanaan dan sistem pengendalian mamajemen yang ada. Teknik pemeriksaan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Membandingkan ( Compare ) : Yaitu kegiatan meneliti dua hal / obyek secara bersamaan dan memperhatikan persamaan dan perbedaan antara dua hal/obyek tersebut. 2. Vouching Yaitu memeriksa sahnya suatu transaksi dengan meneliti dokumen dasar yang dipakai untuk mencatat atau mendukung transaksi yang bersangkutan. 3. Analisis Yaitu menilai sejauh mana kebenaran / kewajaran suatu transaksi, meliputi kebenaran perhitungan, fluktuasi, frekwensi, bukti bukti, kejadiannya termasuk hal hal lainnya yang selazimnya berlaku untuk transaksi tersebut. 4. Cheking, Yaitu melihat sesuatu pekerjaan yang sedang dilakukan oleh suatu fungsi atau bagian untuk menentukan kelayakan kerjanya apakah sudah sesusi dengan ketentuan yang berlaku. 5. Inspeksi Yaitu pemeriksaan dengan menggunakan panca indera terutama indera mata untuk memperoleh pembuktian atas suatu keadaan atau suatu masalah.. 6. Pertanyaan ( Inquiry / interview ) Yaitu tatacara memperoleh informasi dengan jalan menanyakan langsung kepada petugas atau supervisor yang terlibat langsung dalam proses operasional. 7. Rekonsiliasi Yaitu mencocokkan dua sumber yang terpisah mengenai suatu hal yang sama dan kalau terdapat perbedaan, maka perbedaan tersebut harus dapat dijelaskan. 8. Konfirmasi Yaitu suatu permintaan informasi kepada pihak lain mengenai kebenaran suatu data.

9. Testing atau sampling yaitu memeriksa sebagian tertentu dari suatu populasi yang kemudian digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan tentang keadaan populasi tersebut. 10. Menghitung ( Footing Crossfooting ) Yaitu memeriksa kebenaran angka hasil penjumlahan atau pengurangan dan pengalian / pembagian. 11. Opname yaitu menghitung secara fisik jumlah barang atau uang dan menccocokkan dengan catatannya.

BAB 7 PERTANGGUNG JAWABAN KEPEMANGKU KEPENTINGAN 1. Pertanggung jawaban 1. Pertanggung jawaban keuangan didasarkan pada seluruh kegiatan yang telah dilakukan akademik dan non akademik pada masing-masing unit kerja berdasarkan renstra dan renop 2. Pertanggung jawaban dilakukan dengan membuat laporan keuangan secara berkala yang selanjutnya dilaporkan melalui Pudir II kepada direktur 3. Pertanggung jawaban dari direktur selanjutnya di laporkan kepada Yayasan.

BAB 8 PENUTUP Sistem pengelolaan dana merupakan salah satu substansi manajamen institusi pendidikan yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan. Sistem pengelolaan dana merupakan tindakan pengurusan/ ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggung jawaban dan pelaporan, dengan demikian, sistem pengelolaan dana keuangan institusi pendidikan dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan AKBID Harapan Mulya mulai dari penerimaan, pengalokasian, pelaporan, audit internal, monev, dan pertanggung jawaban kepada pemangku kepentingan.