Ahmad Ansyori. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi sektor jasa. Banyak peluang bisnis yang muncul dari sektor

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Metode Hasil 1. Rafiequl Jannah, 2009.

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan.

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

BAB IV PEMBAHASAN Latar Belakang Rumah Sakit Nahdatul Ulama. Rumah Sakit Nahdlatul Ulama ( RSNU ) Banyuwangi satu satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU

MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. masa kompetitif saat ini sedang menjadi topik perekonomian, dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA KLINIK PKU MUHAMMADIYAH KANIGORO KRAS

ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU

Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, seiring dengan perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. ini mendorong, manajemen Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu. pelayanan dengan tarip yang bersaing.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan perawatan intensif untuk mempermudah mengamati

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. (survive) dan tumbuh (grow). Bertahan artinya perusahaan tidak merugi dan tumbuh artinya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan terhadap masyarakat. Dalam hal ini, pelayanan jasa

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT TIDAR MAGELANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan

Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

PERBANDINGAN PENENTUAN TARIF KAMAR HOTEL ANTARA FULL COSTING DENGAN ACTIVITY BASED COSTING PADA HOTEL TIRTONADI PERMAI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

Analisis Penggunaan Activity Based Costing Sebagai Alternatif Dalam Menentukan Tarif Kamar Pada Hotel Cendrawasih Lahat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi menyebabkan benturan antara konsep lama dengan pandanganpandangan. mempertahankan dan meningkatkan posisi pasarnya.

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENETAPAN TARIF RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT (Studi Pada Rumah Sakit Islam Gondanglegi Malang)

SUKODONO, SIDOARJO. Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

Akuntansi Biaya. Akuntansi Aktivitas: Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas dan Manajemen Berdasarkan Aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan. hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PEMBEBANAN BOP

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF JASA RAWAT INAP RUMAH SAKIT WIYUNG SEJAHTERA SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

ABSTRAK. Kata Kunci : Analisis profitabilitas Pelanggan, Activity Based Costing (ABC)

1. Bagaimana sistem akuntansi biaya tradisional (konvensional) yang diterapkan oleh PT. Martina Berto dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP)? 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya.

PENDAHULUAN. bahan plastik dengan bahan baku titro propylenna 6531, titanlene dan afal yang

BAB I PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan pesaing (Baykasoglu & Kaplanoglu: 2008),

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan pertambahan jumlah penduduk Kota Padang yang semakin tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. dan semakin kompleks. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERHITUNGAN BIAYA KAMAR RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG MENGGUNAKAN METODE ABC

BAB I PENDAHULUAN. berbasis unit, dengan penghitungan unit cost yang detail sehingga mudah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di era globalisasi mengakibatkan persaingan bisnis yang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2.2. Permasalahan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

BAB II LANDASAN TEORI. A. Latar Belakang Adanya metode Activity Based Costing. sumber data dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang.

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

Transkripsi:

Analisis Tarif Rawat Inap Dengan Menggunakan Metode Biaya Berbasis Aktivitas di RSNU Banyuwangi Ahmad Ansyori Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang Abstrak Activity Based Costing merupakan salah satu metode penentuan tarif yang menggunakan aktivitas sebagai acuan dalam menentukan tarif. tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk menentukan tarif rawat inap yang berlaku di RSNU, (2) mengetahui hasil penerapan metode ABC terkait akurasi tarif, (3) untuk mengetahui perbandingan tarif Rawat inap dengan ABC. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dimana tujuannya untuk menggambarkan secara sistematis tentang penentuan tarif rawat inap dengan metode ABC. Subyek penelitian yaitu biaya yang menimbulkan aktivitas. Data yang diperoleh dengan menggunakan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat selisih antara tarif yang dihitung dengan menggunakan metode ABC dengan tarif rawat inap di RSNU dipengaruhi oleh faktor fasilitas dan pelayanan. Rumah sakit membebankan tarif perpasien sesuai dengan fasilitas dan biaya yang timbul saat pasien dirawat saja, sedang biaya seperti biaya listrik, gaji perawat dsb tidak dibebankan sehingga Harga menjadi tinggi, setelah dilakukan analisis tarif menggunakan metode ABC tarif pada pelayanan rawat inap kelas vip, kelas utama, kelas satu, kelas dua dan kelas tiga, terdapat perbedaan tarif dengan tarif yang ditetapkan oleh rumah sakit selama ini. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tarif ABC Kelas VIP sebesar Rp208.700 sedangkan tarif yang saat ini berlaku Rp354.000, tarif ABC kelas utama sebesar Rp184.374 sedangkan tarif yang saat ini berlaku Rp289.000, tarif ABC kelas satu Rp146.372 sedangkan tarif yang saat ini berlaku Rp180.000, tarif ABC kelas dua sebesar Rp103.085 sedangkan tarif yang saat ini berlaku Rp140.000, tarif ABC kelas tiga sebesar Rp81.422 sedangkan tarif yang saat ini berlaku Rp124.000. perbedaan tarif ini disebabkan oleh perbedaan konsumsi aktivitas masing-masing kelas dan Cost Driver.

Pendahuluan Adanya kemampuan perekonomian global dewasa ini mendorong pertumbuhan ekonomi sektor jasa. Banyak peluang bisnis yang muncul dari sektor lini, demikian pula halnya kesempatan kerja semakin luas. Di Amerika Serikat, pekerjaan dalam sektor jasa mencapai sekitar 75-77% dari total lapangan kerja dan 70% dari GNP, serta diharapkan untuk menyediakan 90% dari keseluruhan lapangan kerja baru pada dekade awal abad 21 (Kotler, 1994). Jumlah orang yang bekerja dalam sektor jasa (seperti transportasi, komunikasi, perdagangan grosir dan eceran, keuangan dan asuransi, keuangan dan asuransi, pemerintahan, hukum, pendidikan, dan kesehatan) di Amerika Serikat tahun 2000 diperkirakan akan mencapai 96 juta orang, sedang untuk tahun 2005 diproyeksi akan mencapai 107,4 juta orang (Bovee, Houston, dan Thill, 1995). Sebuah artikel dalam majalah fortune yang berjudul service is everybody bussiness majalah berani memprediksikan bahwa semua lapangan kerja baru yang tercipta akan berasal dari sektor jasa (Tjiptono, 2004). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 560/MENKES/SK/IV/2003 tentang Pola Tarif Perjan Rumah Sakit bahwa, Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, baik dalam bentuk promotif, kuratif maupun rehabilitatif. Baik pelayanan rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, rawat siang (day care), rawat sehari (one day care) maupun rawat rumah (home care). Sesuai dengan fungsi utamanya tersebut, perlu pengaturan sedemikian rupa sehingga rumah sakit mampu memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki secara efektif dan efisien. Karena peran rumah sakit yang berpusat pada sektor pelayanan publik yang vital, rumah sakit seharusnya tidak hanya mencari keuntungan semata, akan tetapi lebih mengutamakan kepentingan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. selama ini Rumah Sakit menggunakan dasar penentuan tarif rawat inap perkamarnya berdasarkan fasilitas yang terdapat pada masing-masing kelas, Hingga saat ini kendala yang masih timbul dalam penetapan tarif layanan rawat inap

tahun 2014 adalah tarif yang dirasa terlalu tinggi bila dibandingkan dengan tarif rumah sakit sejenis sehingga timbul distorsi Activity Based Costing (ABC) menurut mulyadi (2005) dinilai dapat mengukur secara cermat biaya biaya yang keluar dari setiap aktivitas, hal ini disebabkan karena banyaknya cost driver yang digunakan dalam pembebanan biaya overhead, sehingga dalam Activity Based Costing (ABC) dapat meningkatkan ketelitian dalam perincian biaya, dan ketepatan pembebanan biaya lebih akurat. Nurhayati (2009), memaparkan kendala utama sistem tradisional adalah penentuan tarif didasarkan pada volume output, mengingat output rumah sakit yang tidak berwujud, seperti kecepatan pelayanan jasa, kualitas informasi, serta pemberian kepuasan layanan terhadap pasien dengan volume dan kompleksitas pelayanan, perawatan, serta fasilitas yang berbeda.maka sistem penentuan tarif tradisional pada rumah sakit dapat menghasilkan tarif yang tidak akurat. Kajian Pustaka dan Hipotesis Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan, akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non-keuangan yang terkait dengan biaya perolehan atau pemanfatan sumber daya dalam suatu organisasi. Istilah akuntansi biaya dewasa ini digunakan secara luas dalam aktifitas bisnis. Sayangnya, istilah ini tidak memiliki definisi yang seragam. Kita menggunakan istilah manajemen biaya untuk menggambarkan pendekatan serta aktivitas manajer dalam membuat keputusan-keputusan perencanaan dan pengendalian jangka pendek dan menurunkan biaya produksi dan jasa. (Horngren, Datar, Foster. 2008:4) Activity Based Costing Menurut Firdaus Ahmad dan Wasilah (2009:320) Activity Based Costing didefinisikan sebagai suatu sistem pendekatan perhitungan biaya yang

dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan. Sistem ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa penyebab timbulnya biaya adalah aktivitas yang dilakukan dalam suatu perusahaan, sehingga wajar bila pengalokasian biaya-biaya tidak langsung dilakukan berdasarkan aktivitas tersebut. (Horngren, 2005) dalam (firdaus dan wasilah 2009:320) Manfaat ABC Manfaat dari Activity Based Costing menurut Firdaus Ahmad dan wasilah (2009:331) adalah sebagai berikut: 1) Membantu mengidentifikasi ketidakefisienan yang terjadi dalam dalam proses perusahaan jasa baik per departemen maupun per-aktivitas. 2) Membantu pengambilan keputusan dengan lebih baik karena perhitungan biaya atas suatu objek biaya menjadi lebih akurat. 3) Membantu mengendalikan biaya, hal ini dapat dilakukan mengingat ABC lebih focus pada biaya per unit. Metode Tradisional dan Kelemahan Sistem biaya tradisional adalah semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya tetap dan biaya variabel berkaitan dengan perubahan unit atau volume produk yang diproduksi. Menurut Mulyadi dan Johny (2000:404-405) ada beberapa kelemahan dalam sistem biaya tradisional, yaitu : 1) Hanya menggunakan biaya tenaga kerja langsung sebagai dasar untukmengalokasikan biaya overhead pabrik dari pusat biaya kepada produk dan jasa. Hal ini menimbulkan suatu kegagalan dalam menyerap konsumsi overhead yang benar menurut produk dan jasa individual. 2) Hanya dasar alokasi yang berkaitan dengan volume yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik dari pusat biaya kepada produk dan jasa. Maksudnya yaitu membagi biaya overhead ke dalam unit, sehingga biaya-biaya yang timbul tidak dapat tertelusur dan juga tidak dapat menemukan cara untuk mengurangi biaya karena produk dan jasa yang dihasilkan berdasarkan kuantitas.

3) Pusat biaya terlalu besar. Sistem tradisional terutama memfokuskan pada kinerja keuangan jangka pendek, sehingga sistem tradisional ini jika digunakan untuk penetapan harga dan untuk mengidentifikasi produkdan jasa yang menguntungkan, angka-angkanya tidak dapat diandalkan. 4) Tidak memperdulikan biaya pemasaran. Akuntansi biaya dalam sistemtradisional ini hanya sedikit memperdulikan biaya pemasaran. Metode Penelitian Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, berupa studi kasus yaitu melakukan suatu pendekatan yang mengambil suatu objek penelitian untuk diamati secara insentif dan cermat sehingga mendapat suatu gambaran mengenai objek yang diteliti dan kesimpulan dari hasil studikasus. Jenis dan sumber data Data yang akan di olah oleh peneliti adalah: 1) data primer yaitu data yang diperoleh dari pengamatan secara langsung di lokasi penelitian dan dengan melakukan wawancara dengan manajer/pemimpin atau staff yang berwenang mengenai metode penentuan tarif kamar, kelemahan-kelemahan metode yang digunakan pada tahun sebelumnya dan aktifitas dalam rumah sakit yang berhubungan dengan biaya. 2) data sekunder yang dimaksud data sekunder adalah data yang didapat dari instansi yang kemudian akan diolah oleh peneliti, data-data ini meliputi data gambaran umun, riwayat dan struktur organisasi Rumah Sakit Nahdatul Ulama, kemudian data daftar biaya-biaya dalam instansi rawat inap pada tahun 2014 seluruh biaya yang berhubungan dengan aktifitas yang menjadi beban dasar pada tahun 2014 yang di dapat dari arsip, laporan keuangan serta dokumen-dokumen yang terdapat pada bagian administrasi ketatausahaan.

Hasil Penelitian Tarif Berlaku Tabel Rincian TarifRawat Inap Yang Berlaku di RSNU 2014 Keterangan Rawat Inap VIP Utama Satu Dua Tiga Fasilitas Rp250.000 Rp200.000 Rp100.000 Rp75.000 Rp65.000 dokter umum Rp20.000 Rp20.000 Rp20.000 Rp20.000 Rp20.000 Diet Rp75.000 Rp60.000 Rp51.000 Rp36.000 Rp30.000 Loundry Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Administrasi Rp4.000 Rp4.000 Rp4.000 Rp4.000 Rp4.000 Biaya perhari Rp354.000 Rp289.000 Rp180.000 Rp140.000 Rp124.000 Sumber: Company Profile 2014 Tarif diatas adalah perhitungan biaya rawat inap untuk masing-masing kelas, kelas VIP sebesar Rp354.000, kelas utama Rp289.000, kelas satu Rp180.000, kelas dua Rp140.000, kelas tiga Rp124.000 untuk tahun 2014, namun biaya-biaya seperti biaya listrik & air, biaya kebersihan, biaya medis, gaji dan THR dan sebagainya tidak dibebankan oleh pihak rumah sakit. Rudianto (2006:270) dalam bukunya menyimpulkan komponen utama dalam penentuan harga pokok adalah biaya langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Tarif Metode Tradisional Keterangan Biaya Langsung Tarif Rawat Inap Dengan Metode Tradisional Rawat Inap VIP Utama Satu Dua Tiga Biaya Bahan Medis Rp3.000 Rp3.000 Rp3.000 Rp3.000 Rp3.000 Diet Rp75.000 Rp60.000 Rp51.000 Rp36.000 Rp30.000 Biaya Tenaga Kerja Biaya Gaji Perawat Rp189.580 Rp162.500 Rp135.417 Rp144.444 Rp99.306 Dokter Umum Rp20.000 Rp20.000 Rp20.000 Rp20.000 Rp20.000 Biaya Overhead Beban Pemeliharaan Rp7.041 Rp6.986 Rp6.795 Rp6.181 Rp5.416 B. Pemakaian Perlengkapan Rp6.849 Rp6.575 Rp6.371 Rp5.098 Rp4.121

B. Loundry Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Kebersihan Rp2.631 Rp2.467 Rp3.718 Rp3.027 Rp2.740 Renovasi Rp2.986 Rp1.194 Rp1.195 Rp1.493 Rp373 Biaya Listrik & Air Rp5.000 Rp3.425 Rp2.097 Rp2.937 Rp845 Total Rp317.087 Rp271.147 Rp234.597 Rp227.181 Rp170.801 Sumber: Laba Rugi 2014 Tarif ABC Tabel Tarif Rawat Inap RSNU Menggunakan Metode ABC Keterangan Rawat Inap 2014 VIP Utama Satu Dua Tiga Registrasi Rp24.812 Rp24.812 Rp24.812 Rp24.812 Rp24.812 pasien pemberian Rp69.000 Rp60.000 Rp51.000 Rp 45.000 Rp30.000 makan dan minum Perawatan Rp62.745 Rp53.333 Rp29.629 Rp21.419 Rp17.778 oleh perawat penggunaan Rp38.272 Rp34.505 Rp32.543 Rp2.825 Rp2.825 listrik dan air Laundry Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Rp5.000 Kebersihan Rp1.888 Rp2.068 Rp594 Rp537 Rp134 medis dan non-medis Pemeliharaan Rp2.906 Rp2.937 Rp1.162 Rp1.453 Rp363 Perlengkapan Rp4.078 Rp2.719 Rp1.631 Rp2.039 Rp510 Non-medis (ATK) Jumlah Tarif ABC Rp208.700 Rp184.374 Rp146.372 Rp103.085 Rp81.422 Sumber: Data Diolah Perbandingan Tarif ABC dengan Tradisional Tabel Perbandingan Tarif Kelas Tarif Dasar Metode Selisih RSNU ABC VIP Rp 354.000 Rp 208.700 Rp 145.300 Utama Rp 289.000 Rp 184.374 Rp 104.626 Satu Rp 180.000 Rp 146.372 Rp 33.628

Dua Rp 140.000 Rp 103.085 Rp 36.915 Tiga Rp 124.000 Rp 81.422 Rp 42.578 Sumber: Data Diolah Kesimpulan dan saran 1) Rumah Sakit Nahdatul Ulama selama ini menghitung tarifnya berdasarkan kebijakan yang di tentukan oleh yayasan Nahdatul Ulama berdasarkan fasilitas yang berupa AC, TV, Kulkas, sofa, dan kamar mandi dalam ruangan untuk kelas VIP, AC, TV, dan kamar mandi dalam ruangan untuk kelas utama, AC dan TV untuk kelas satu, kipas angin dan kamar mandi dalam ruangan untuk kelas dua dan tiga. 2) Penerapan metode Activity Based Costing pada RSNU mampu meningkatkan akurasi tarif rawat inap pada RSNU, karena dengan metode Activity Based Costing tarif dihitung berdasarkan aktivitas-aktivitas yang terjadi tahun 2014 seperti: administrasi pasien, pemberian makan dan minum, perawatan oleh perawat, penggunaan listrik dan air, laundry, perlengkapan non-medis, pemeliharaan dan kebersihan. Kemudian tarif didapat dari jumlah seluruh konsumsi aktivitas tersebut. 3) Perbandingan tarif masing-masing tarif rawat antara Tarif Rumah Sakit dengan Tarif ABC sebagai beikut: a) Tarif rawat inap kelas VIP yang saat ini berlaku adalah sebesar Rp354.000 sedangkan tarif rawat inap menurut metode ABC adalah sebesar Rp208.700 terdapat selisih Rp145.300 hal ini disebabkan karena tarif rawat inap dihitung berdasarkan dari kebijakan, tidak dengan menghitung tarif berdasarkan konsumsi dari masing-masing aktivitas selama satu tahun. b) Tarif rawat inap kelas Utama yang saat ini berlaku adalah sebesar Rp289.000 sedangkan tarif rawat inap menurut metode ABC adalah sebesar Rp184.374 terdapat selisih sebesar Rp104.626 hal ini disebabkan karena tarif rawat inap dihitung berdasarkan dari kebijakan, tidak dengan menghitung tarif berdasarkan konsumsi dari masing-masing aktivitas selama satu tahun.

c) Tarif rawat inap kelas Satu yang saat ini berlaku adalah sebesar Rp180.000 sedangkan tarif rawat inap menurut metode ABC adalah sebesar Rp146.372, hal ini disebabkan karena tarif rawat inap dihitung berdasarkan dari kebijakan, tidak dengan menghitung tarif berdasarkan konsumsi dari masing-masing aktivitas selama satu tahun. d) Tarif rawat inap kelas Dua yang saat ini berlaku adalah sebesar Rp140.000 sedangkan tarif rawat inap menurut metode ABC adalah sebesar Rp103.085 selama ini Rumah Sakit membebankan tarif rawat kepada pasien terlalu mahal Rp36.915 hal ini disebabkan karena tarif rawat inap dihitung berdasarkan dari kebijakan, tidak dengan menghitung tarif berdasarkan konsumsi dari masing-masing aktivitas selama satu tahun. e) Tarif rawat inap kelas Tiga yang saat ini berlaku adalah sebesar Rp124.000 sedangkan tarif rawat inap menurut metode ABC adalah sebesar Rp81.422 selama ini Rumah Sakit membebankan tarif rawat inap kepada pasien terlalu mahal Rp42.578 hal ini disebabkan karena tarif rawat inap dihitung berdasarkan dari kebijakan, tidak dengan menghitung tarif berdasarkan konsumsi dari masing-masing aktivitas selama satu tahun.