BAB I PENDAHULUAN. aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. besar menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan asuhan keperawatan antara lain mengkaji kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. perawat dalam memberikan pelayanan kepada klien. Pelayanan keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus selama 24 jam kepada pasien (Simamora, 2013). Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya (Hasibuan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).

BAB I PENDAHULUAN. kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini membuat perawat berada pada

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menganggap dokumentasi sebagai bagian yang penting dari praktek. mencerminkan perubahan pada praktek keperawatan.

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan yang terus meningkat dari pasien. Berbagai permasalahan bertambah

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

SKRIPSI. Disusun Oleh : Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan. NAMA : Yusstanto NIM : J

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pekerjaan yang berlangsung untuk mencapai hasil kerja

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. Mathis (2001) faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu: kemampuan, motivasi,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005),

BAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanggapan/respon klien terhadap kegiatan-kegiatan pelaksanaan keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses keperawatan merupakan salah satu teknik penyelesaian

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi pegawai. Adanya kepemimpinan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. modern. Perkembangan tersebut membawa dampak bagi peningkatan. kebutuhan tenaga keperawatan profesional yang adaptif dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sakit dan unit kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan upaya kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Dari 22 RSU di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era global berdampak pada tingginya kompetisi dalam sektor kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dan merupakan masukan bagi pemberi pelayanan yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan, bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. profesional, perawat harus mampu memberikan perawatan dengan penuh kasih

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan tatanan pemberi jasa layanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan perawat adalah melaksanakan pendidikan kesehatan dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2)

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan program pembangunan kesehatan di Indonesia didasarkan pada

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUANG RAWAT INAP RS. JIWA PROF.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberlakuan zona ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada 2015 nanti. ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dokumentasi Keperawatan merupakan bagian dari pelaksanaan Asuhan Keperawatan

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN H1POTESIS PENELITIAN. 3.1 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual kajian disusun berdasarkan kajian teoritis dan kajian

BAB I PENDAHULUAN. penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan, kemampuan dan norma norma, menyediakan layanan spesifik,

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan walau belum memenuhi standar. 2. Persepsi perawat terhadap motivasi lebih dari separuh memiliki motivasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pendapat bagi warga negaranya, termasuk dalam masalah

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkutan (Anonim, 1992)

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan mempertahankan sikap terhadap objek-objek, penilaian moral

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu subsistem pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit tersebut, maka terkena kewajiban menyelenggarakan. pelayanan rekam medis sesuai dengan PERMENKES RI No.

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. profesional sesuai kebutuhan masyarakat (Wuryanto, 2010). swaktu diperlukan untuk berangkat dan pulang kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain (Undang-

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medis dan melaksanakan pelayanan administratif. Sumber Daya Manusia (SDM)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, masalah yang dirumuskan, tujuan serta manfaat penelitian dilakukan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pendokumentasian asuhan keperawatan sangat diperlukan dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Menurut Dinarti, dkk (2009) pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat peristiwa dan objek maupun aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting. Dokumentasi adalah sesuatu yang tertulis tentang keadaan pasien secara komprehensif, pelayanan keperawatan yang diberikan, serta sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang (Potter & Perry, 2009). Pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat tentang keadaan pasien secara komprehensif dan dapat dijadikan sebagai bukti. Banyak ahli yang memberikan definisi tentang dokumentasi keperawatan. Fisbach 1991 (dalam Ali 2010) mengatakan dokumentasi keperawatan adalah suatu dokumen yang lengkap, nyata, dan tercatat tentang tingkat kesakitan klien, jenis/tipe, kualitas dan kuantitas pelayanan. Dokumentasi asuhan keperawatan adalah catatan yang diarahkan untuk pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan dan evaluasi (Ali, 2010). Dokumentasi keperawatan adalah catatan tentang kesehatan klien yang lengkap dan nyata. 1

Beberapa penelitian yang telah dilakukan di berbagai rumah sakit terlihat bahwa pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan masih banyak yang belum terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Okaisu (2014) di Cure Children s Hospital Uganda didadapatkan hasil bahwa kualitas pendokumentasian di Children s Hospital Uganda kurang baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pribadi (2009) di Ruang Rawat Inap RSUD Kelet Jepara menunjukkan 41,9 % pendokumentasian asuhan keperawatan tidak terlaksana dengan baik. Penelitian yang dilakukan oleh Nuraeni (2014) didapatkan 36,7 % pendokumentasian asuhan keperawatan kurang baik. Penelitian Mira (2014) yang dilakukan di RSUD Pasar Rebo didapatkan hasil bahwa pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan kurang baik sebanyak 48,75 %. Penelitian lain yang menunjukkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan berdasarkan kelengkapannya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Lapod & Huragana (2015) di RSUD Samratulangi Tondano menunjukkan 37 % kelengkapan pendokumentasian kurang baik. Penelitian lainnya yaitu penelitian Diyanto (2007) didapatkan 48 % pendokumentasian asuhan keperawatan tidak lengkap. Dari beberapa hasil penelitian diatas membuktikan bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan belum terlaksana dengan baik dan profesional sehingga perlu dikaji apa yang menyebabkan masih rendahnya pendokumentasian asuhan keperawatan.

Kemajuan pengetahuan dan teknologi menjadikan masyarakat menjadi lebih kritis dalam menerima pelayanan kesehatan. Oleh karena itu perawat sebagai tenaga kesehatan dituntut untuk melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan dengan baik. Jika ada masalah dalam hal pemberian asuhan keperawatan maka dokumentasi ini dapat dijadikan sebagai bukti. Dengan demikian perawat akan terlindungi, namun jika pendokumentasian tidak sesuai standar, dokumentasi ini tidak akan dapat dijadikan sebagai perlindungan. Dokumentasi keperawatan dapat memberikan bukti kualitas asuhan keperawatan. Dinarti (2009) mengatakan pembuatan dokumentasi yang tidak lengkap menunjukkan pekerjaan perawat yang kurang profesional. Untuk melaksanakan pendokumentasian keperawatan yang baik diperlukan perhatian, keseriusan dan tanggung jawab dari seorang perawat. Pendokumentasian keperawatan bertujuan meningkatkan pelayanan keperawatan yang berkualitas. Tujuan utama dari pendokumentasian adalah mengidentifikasi status kesehatan dan mencatat kebutuhan klien, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi tindakan serta berguna dalam penelitian, keuangan, hukum dan etika (Wahid & Suprapto, 2012). Dokumentasi juga berfungsi sebagai sarana komunikasi dan koordinasi antar profesi, untuk mengumpulkan data dan mengkaji status klien, menyusun rencana asuhan keperawatan dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien (Hidayat, 2002).

Kualitas dokumentasi keperawatan dilihat dari kepatuhan perawat terhadap aturan pendokumentasian yang ditetapkan oleh profesi atau pemerintah, misalnya kelengkapan dan keakuratan menuliskan asuhan keperawatan (Nursalam, 2011). Pendokumentasian dikatakan lengkap jika perawat mencatat semua pelayanan kesehatan yang diberikan dan semua format terisi dengan lengkap dan dikatakan akurat jika perawat menulis catatan selalu dimulai dengan menuliskan tanggal, waktu dan sesuai dengan kondisi pasien (Setiadi, 2012). Kinerja perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa teori kinerja banyak dijelaskan oleh para ahli, diantaranya teori gibson (1987) dalam Ilyas (2002) ada tiga variabel yang mempengaruhi perilaku dan kinerja individu yaitu : variabel individu yang terdiri dari latar belakang individu, demografi, kemampuan dan keterampilan individu. variabel organisasi terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, supervisi, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Variabel yang ketiga yaitu variabel psikologis yang mencakup persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi individu berprilaku dalam melaksanakan tugasnya dan akhirnya akan berpengaruh terhadap kinerja dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Teori lain yang menjelaskan tentang kinerja yaitu teori Kopelman. Kopelman (1998) dalam As ad (2003) menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja adalah: karakteristik individu, karakteristik organisasi

dan karakteristik pekerjaan, lebih lanjut Kopelman menjelaskan bahwa kinerja selain dipengaruhi oleh faktor diatas juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Menurut Kopelman karakteristik individu terdiri dari: kemampuan, pengetahuan, keterampilan, motivasi, norma, dan nilai, sedang karakteristik individu yang lain seperti kepribadian, umur dan jenis kelamin, tingkat pendidikan, suku bangsa, keadaan sosial ekonomi, pengalaman terhadap keadaan yang lalu, akan menentukan perilaku kerja dan produktivitas kerja, baik individu maupun organisasi. Karakteristik organisasi terdiri dari: sistem imbalan, seleksi dan pelatihan, struktur organisasi, visi dan misi organisasi serta kepemimpinan; sedangkan karakteristik pekerjaan terdiri dari: deskripsi pekerjaan, disain pekerjaan dan jadwal kerja. Dari teori diatas peneliti menyimpulkan variabel yang mempengaruhi kinerja pendokumentasian adalah : variabel individu yang terdiri dari latar belakang individu, kemampuan, keterampilan, pengetahuan, nilai, norma; variabel psikologis yaitu terdiri dari sikap, motivasi, persepsi dan kepribadian; dan yang ketiga yaitu variabel organisasi yang terdiri dari kepemimpinan, imbalan, visi misi organisasi, supervisi, desain pekerjaan, dan pelatihan. Penyebab kurang terlaksananya pendokumentasian asuhan keperawatan. Hasil penelitian yang dilakukan di berbagai Rumah Sakit menunjukkan terdapatnya hubungan antara faktor-faktor kinerja dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan, diantaranya adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Budianto (2012) di RS Islam Faisal Makasar

menunjukkan bahwa Fungsi manajemen dan motivasi berhubungan dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Pribadi (2009) di RSUD Kelet Jawa Tengah menjelaskan bahwa terdapat hubungan pengetahuan, motivasi dan persepsi perawat terhadap supervisi dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Penelitian lain yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Widyaningtyas (2007) yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara unsur tenaga, pelatihan, sarana, supervisi, reward, punishment, waktu, kegunaan dan motivasi dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Penelitian yang dilakukan Nuraeni (2014) juga menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi, motivasi, sarana prasarana dan supervisi dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Penelitian yang dilakukan oleh Diyanto (2007) tentang analisis faktor-faktor pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan menjelaskan bahwa faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan yaitu perbandingan perawat dengan pasien, umur dan beban kerja. Dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan pada tempat yang berbeda terlihat bahwa terdapat hubungan antara faktor-faktor kinerja dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan, faktor-faktor yang dominan yang berpengaruh yaitu faktor individu meliputi pengetahuan,

psikologis meliputi motivasi, persepsi dan faktor organisasi yang meliputi supervisi,reward, sarana prasarana dan fungsi manajemen. RSUD Pasaman Barat adalah rumah sakit milik pemerintah daerah Kabupaten Barat yang ditetapkan sebagai rumah sakit kelas C berdasarkan Keputusan Menteri No. 1070/Menkes/SK/XI/2008. RSUD Pasaman Barat sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan untuk masyarakat Kabupaten Pasaman Barat. RSUD Pasaman Barat saat ini memiliki 95 tempat tidur (TT), dan mempunyai 8 ruang rawat inap dengan Bed Occupancy Rate ( BOR) pada tahun 2014 adalah 63,60 %, Length of Stay (± 4 hari). Jika dilihat dari profil RSUD Pasaman Barat didapatkan data sebanyak 18 % perawat tingkat pendidikannya S1 keperawatan dan 77 % D3 keperawatan dan masih ada 5 % perawat berpendidikan SPK. Model dokumentasi asuhan keperawatan yang digunakan di rumah sakit berbeda namun unsur yang harus ada pada dokumentasi yaitu pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi. Di RSUD pasaman Barat model yang digunakan yaitu model SOR (Source Oriented Record). Dimana sistem ini menggunakan catatan yang terpisah untuk data dari tiap profesi kesehatan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 20 agustus 2015 di RSUD Pasaman Barat terlihat pendokumentasian asuhan keperawatan sudah dilakukan namun terlihat masih banyak yang belum lengkap, yaitu dari 50 status yang diamati kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan didapatkan 62 % dokumen tidak terisi lengkap dan hanya

38 % yang terisi lengkap. Dari 10 status yang diambil secara acak di ruangan kelas I & kelas II dilihat tentang kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan didapatkan data : hanya 60% yang lengkap pengkajiannya, 60% lengkap diagnosa keperawatan, 50% lengkap intervensi keperawatan, 50% lengkap implementasi keperawatan dan 50% lengkap evaluasi keperawatan. Fenomena tentang pendokumentasian asuhan keperawatan pernah terjadi di RSUD Pasaman Barat yaitu terjadinya kesalahpahaman antara perawat dengan profesi lain, dimana perawat lupa mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan kepada pasien, sehingga profesi lain tidak percaya bahwa tindakan tersebut telah dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 orang perawat, 2 orang mengatakan malas mencatat apa yang telah mereka lakukan kepada pasien, karena hal tersebut tidak berpengaruh terhadap penghasilan mereka. 2 orang lain mengatakan bosan dengan kegiatan menulis hal yang sama hampir setiap hari sejak mulai bekerja. 3 orang perawat mengatakan tidak penting mengisi format pendokumentasian asuhan keperawatan karena yang lebih penting adalah pelayanan kepada pasien. 2 orang mengatakan mereka biasanya mengisi format pendokumentasian saat pasien akan pulang atau setelah pasien pulang. Perawat lainnya mengatakan mereka hanya fokus pada pemberian pelayanan, karena pemberian pelayanan pada pasien sering disupervisi oleh kepala ruangan. Oleh karena itu mereka menganggap pendokumentasian adalah suatu hal yang tidak begitu penting.

Dari hasil wawancara dengan 4 orang kepala ruangan diperoleh data bahwa supervisi memang jarang dilakukan. Supervisi yang dilakukan tidak terencana dengan baik, karena tidak adanya jadwal supervisi yang tetap. Supervisi yang dilakukan tidak terjadwal dan belum mencakup semua objek dalam area supervisi. Berdasarkan fenomena yang terjadi di tempat penelitian, maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul Analisis Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan dan Faktor Determinannya di Ruang Rawat Inap RSUD Pasaman Barat tahun 2015. B. Perumusan Masalah Dokumentasi asuhan keperawatan sangat penting bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Pendokumentasian dapat dijadikan sebagai salah satu indikator akuntabilitas perawat, atau tanggung gugat perawat yaitu perawat dapat digugat secara hukum. Selain itu dokumentasi asuhan keperawatan bisa dianalisis dan dapat menetapkan apakah seorang perawat melanggar kode etik, disiplin atau hukum (Hidayat, 2002). Pelaksanaan pendokumentasian yang dilakukan perawat belum terlaksana dengan baik. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya format pendokumentasian asuhan keperawatan yang tidak terisi dengan lengkap. Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian adalah bagaimana pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan dan faktorfaktor determinannya di ruang rawat inap RSUD Pasaman Barat tahun 2015

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan dan faktor determinannya meliputi : karakteristik, sikap, motivasi dan supervisi di Ruang Rawat Inap RSUD 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk : a. Mengetahui gambaran faktor karakteristik (usia, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja) perawat terhadap pelaksanaan b. Mengetahui gambaran faktor sikap perawat terhadap pelaksanaan c. Mengetahui gambaran faktor motivasi perawat terhadap pelaksanaan d. Mengetahui gambaran faktor supervisi perawat terhadap pelaksanaan e. Mengetahui gambaran pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD

f. Mengetahui hubungan karakteristik perawat meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan dan lama kerja dengan pelaksanaan g. Mengetahui hubungan sikap dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Pasaman Barat tahun 2015. h. Mengetahui hubungan motivasi dengan pelaksanaan i. Mengetahui hubungan supervisi kepala ruangan dengan pelaksanaan j. Mengetahui faktor determinan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Pasaman Barat tahun 2015. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penerapan pendokumentasian asuhan keperawatan dan faktor faktor apa saja yang mempengaruhinya.

2. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan pemicu dan rujukan untuk mengembangkan keilmuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. 3. Bagi Pelayanan Keperawatan Bagi manajemen keperawatan RSUD Pasaman Barat dapat mengetahui permasalahan yang menyebabkan pendokumentasian tidak lengkap dan optimal sehingga manajerial RSUD Pasaman Barat dapat melakukan program-program yang dapat meningkatkan kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan sehinggga dapat meningkatkan kualitas Rumah Sakit. 4. Bagi Perawat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan perawat tentang pendokumentasian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Perawat juga dapat dijadikan sebagai rujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.