Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Korespondensi antara Kualitas Hunian Sewa dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa

Preferensi Hunian yang Ideal Bagi Pekerja dan Mahasiswa pada Kelompok Umur Dewasa Awal / Early Adulthood

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Lingkungan Rumah Ideal

Rumah Impian Mahasiswa

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan

korespondensi antara kerusakan ekologi dan penyebabnya.

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

Kecenderungan Penggunaan Software Pemodelan dalam Proses Desain Terkait Alasan dan Usia Pengguna

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia

Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building

Kebutuhan Area Transisi bagi Pejalan Kakidi Kawasan Pusat Kota Bandung

Ruang Favorit dalam Rumah

Mushola di dalam Rumah

Preferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa

Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik

Pengaruh Kepuasan Berhuni terhadap Keinginan Pindah pada Hunian Sewa

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya

Preferensi Masyarakat terhadap Material Bangunan

Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda

Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi

Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung

Kafe Ideal. Devi J. Tania. Abstrak

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota

Eksternalitas Penggunaan Ruang Publik sebagai Pasar Kaget (Pop-up Market) bagi Masyarakat Dewasa Muda Kota Bandung

Kualitas Ruang Terbuka pada Permukiman Industri di Kelurahan Cigondewah Kaler, Bandung, Jawa Barat

MENARA SINAR MAS DI KAWASAN MEGA KUNINGAN, JAKARTA DRAFT LAPORAN TUGAS AKHIR AR 4099

Pengaruh Penggunaan Skylight & Sidelight pada Shopping Mall terhadap Perilaku Manusia

Kriteria Kota Ideal berdasarkan Persepsi Masyarakat

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tempat dengan Desain Menarik di Bandung

Preferensi Masyarakat dalam Menikmati Streetscape Perkotaan yang Ideal

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Perbedaan Preferensi Gender dan Motivasi

Faktor Dominan yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Motivasi dan Preferensi Gender

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

Persepsi Praktisi dan Akademisi terhadap Penerapan Teknologi BIM di Arsitektur

Analisis Perseptual Penghuni Terhadap Kualitas Hunian Asrama Mahasiswa ITB

Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana

Teritorialitas Masyarakat Perumahan Menengah ke Bawah

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor

Penilaian Jalur Pedestrian oleh Masyarakat Urban dan Kriteria Jalur Pedestrian yang Ideal Menurut Masyarakat

Hasil Observasi Karakter Gang di Kawasan Kampung Kota Bantaran Sungai di Babakan Ciamis, Bandung

Persepsi Masyarakat terhadap Transportasi Umum di Jababodetabek

Hubungan antara Jenis Hunian Sewa dan Kualitas Interaksi Sosial Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Penilaian Kinerja Ruang Terbuka Sunken Court ITB

Kondisi Kekumuhan Kampung Nelayan Sejahtera Kota Bengkulu dalam Upaya Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

PERSEPSI TENTANG LINGKUNGAN APARTEMEN DI KOTA BANDUNG SEBAGAI TEMPAT TINGGAL TETAP PADA MAHASISWA PERANTAU FITRIYANTI

Korespondensi Permasalahan dan Pemilihan Tempat di Alunalun sebagai Ruang Terbuka Publik

Daya Tarik dan Karakteristik Taman Idaman pada Rumah

Perencanaan Berbasis Partisipasi dalam Rangka Mencapai Pembangunan Kampung yang Layak Huni

Teritori Ruang Dagang Bazar di Tangerang Selatan

Physical Milieu Ruang Komunal Desa Adat (Pakraman) Tenganan Pegeringsingan Bali

Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh

Persepsi dan Respon Masyarakat terhadap Desain Batas Perumahan Berpagar

ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi :

BAB I PENDAHULUAN. Apartemen adalah: Tempat tinggal (yang terdiri atas kamar tamu, kamar tidur,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlahan menjadi lebih baik dan stabil

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 05 Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen Andrie I. Kartamihardja Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Apartemen merupakan salah satu indikator meningkatnya perekonomian dan jumlah penduduk di kota-kota besar di Indonesia. Pembangunan dan penjualan apartemen di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam dekade terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan-alasan yang dikemukakan oleh pasar sebagai pertimbangan untuk membeli atau tidak membeli Manfaat dari penelitian ini diharapkan akan munculnya atribut-atribut yang menjadi bahan pertimbangan pasar dalam membeli apartemen yang kemudian menjadi masukan untuk membuat perencanaan apartemen di masa mendatang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif eksploratif dan metode pengumpulan data dengan teknik survey melalui kuesioner online, metode analisis konten dengan tahap open coding dan axial coding, kemudian mencari korespondensi faktor dengan selective coding. Ditemukan bahwa investasi adalah alasan untuk membeli apartemen yang paling sering muncul dari responden. Kata-kunci : apartemen, axial coding, investasi, open coding, selective coding Pengantar Indonesia sedang mengalami pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang relatif stabil. Sebagai akibatnya maka pertumbuhan kota-kota besar di Indonesia pun mengalami peningkatan kemajuan yang dapat dilihat dari pembangunan infra-struktur, hunian tinggal, perkantoran, pertokoan, sekolah, dan fasilitas-fasilitas per-kotaan lainnya. Salah satu indikator meningkatnya perekonomian dan jumlah penduduk di kota besar adalah banyaknya pembangunan hunian vertikal dalam bentuk Hingga bulan Agustus 05, apartemen menempati posisi ketiga market share properti di Indonesia dengan porsi,43% setelah rumah dan tanah. Persediaan apartemen di bulan Agustus 05 naik 5% dan penjualan apartemen naik 94% setelah mengalami penurunan di bulan Juli 05 (blog.urbanindo.com). Data ini menunjukkan walaupun mengalami pasang surut, potensi pasar dan penjualan apartemen di Indonesia yang besar. Dari penelitian sebelumnya terungkap bahwa alasan utama konsumen di salah satu kota besar Indonesia yaitu Bandung membeli apartemen adalah untuk tujuan investasi atau peluang bisnis dan sebagai rumah kedua (Cahyani P. dkk., 0: 44). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pasar mengenai kelebihan dan kekurangan dari Yaitu mencari alasanalasan yang dikemukakan oleh responden yang menjadi bahan pertimbangan pasar untuk memutuskan akan membeli apartemen atau tidak. Manfaat penelitian ini adalah diharapkan munculnya atribut-atribut yang dilihat oleh pasar sebagai faktor dalam memutuskan untuk membeli Atribut-atribut ini kemudian diharapkan dapat menjadi masukan dalam membuat perencanaan apartemen yang sesuai dengan pasar di Indonesia. Metode Dalam melakukan penelitian ini, dilakukan metode kualitatif (Creswell, 008) dengan sifat Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 05 C 005

Analisis Faktor Penyebab Membeli Apartemen eksploratif (Groat & Wang, 00). Metode ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang luas dari responden dan dapat dianalisa secara men-dalam. Dalam pengumpulan data, metode yang digunakan adalah teknik survey melalui kuesioner online, sedangkan dalam melakukan anallisis data dikerjakan dengan beberapa metode yakni melakukan analisis konten dengan tahap open coding dan axial coding, lalu melihat hubungan antar faktor dengan analisis distribusi dan analisis korespondensi. Metode Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data metode yang digunakan pada penelitian ini adalah survei online dalam bentuk kuesioner dengan memanfaatkan fasilitas Google Form. Kuesioner online dibagikan secara bebas, baik lewat media sosial ataupun secara pribadi dikenal, kepada teman atau kolega yang berdomisili di sekitar Jabodetabek dan Bandung. Didapatkan total 37 responden, dimana responden terdiri dari mayoritas muda-mudi yang sedang memulai karir di sekitar Jabodetabek dan Bandung. Pekerjaan responden mayoritas adalah pelajar/mahasiswa, pegawai swasta, wirausaha /pengusaha, dan lainnya adalah pilot, geologist, dan advokat. Peneliti melihat responden-responden tersebut adalah sample dari pasar yang potensial untuk 5-5 tahun ke depan. Kuesioner online yang dibagikan kepada responden berisi pertanyaan yang disusun secara kualitatif dan kuantitatif (mix-method). Pertanyaan kualitatif menggunakan struktur pertanyaan terbuka (open-ended) agar mendapatkan jawaban yang seluas-luasnya, sedangkan pertanyaan kuantitatif dengan pertanyaan tertutup (close-ended) berupa pertanyaan dengan pilihan jawaban yang sudah disediakan. Untuk membahas penelitian ini, data yang digunakan adalah data teks yang bersifat kualitatif. Responden ditanya apakah saat ini mereka sudah memiliki apartemen atau belum dan berapa jumlah apartemen yang sudah dimiliki. C 06 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 05 Lalu di-minta untuk mendeskripsikan alasan kenapa me-reka berminat atau tidak berminat untuk membeli apartemen, terlepas dari mereka sudah memiliki atau belum memiliki Pertanyaan ter-sebut berbentuk pertanyaan terbuka (open-ended) sehingga responden dapat dengan leluasa memberikan persepsi mereka akan poten-si dari properti Terdapat dugaan bahwa jumlah responden yang berminat untuk membeli apartemen lebih banyak daripada jumlah responden yang tidak berminat untuk membeli apartemen disebabkan alasan-alasan untuk berinvestasi atau peluang bisnis yang menjanjikan. Metode Analisis Data Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan metode content analysis, analisis distribusi dan analisis korespondensi. Metode content analysis dilakukan terlebih dahulu guna memperluas informasi mengenai kelebihan dan kekurangan apartemen berdasarkan persepsi responden. Selanjutnya dilakukan analisis distribusi untuk mengetahui frekuensi dari jawaban responden yang dominan atau tidak dominan mengenai kelebihan dan kekurangan Untuk melihat hubungan koresponden antara kelebihan apartemen tersebut dengan minat untuk membeli apartemen dari responden, maka dilakukan selective coding dengan analisis korespondensi. Analisis dan Interpretasi Di tahap pertama analisis konten atau content analysis, dilakukan tahap open coding atau tahapan untuk mengidentifikasi kata-kata kunci dari data teks yang ada. Contoh open coding dari komentar responden mengenai kelebihan dan kekurangan apartemen dapat dilihat dalam kutip-an dari hasil kuesioner di bawah ini. Karena berlokasi strategis, dan nilai investasinya berlipat ganda jika membeli dari awal pembangunan. Lokasi yg strategis pun mempermudah un-tuk menyewakan unit tersebut jika tidak dihuni. (Pegawai swasta)

Tidak berminat karna minim fasilitas untuk taman bermain dan parkiran yg berbayar. (Pegawai Swasta) Berdasarkan deskripsi tersebut, didapatkan bebe-rapa kata kunci dari kelebihan apartemen yakni berlokasi strategis dan nilai investasi berlipat ganda. Sedangan beberapa kata kunci untuk kekurangan apartemen yakni minim fasilitas untuk taman bermain dan parkiran berbayar. Tabel. Contoh axial coding alasan membeli No Kategori Kata Kunci Nilai Investasi berlipat ganda High return. Investasi. Lokasi Untuk disewakan Nilai jual yang menjanjikan Naik terus harganya Investasi jangka panjang Harga sewa jauh lebih mahal daripada sewa rumah Dekat dengan kantor Terletak di kawasan pendidikan dan perkantoran Tabel 3. Contoh axial coding alasan tidak membeli No Kategori Kata Kunci.. Prioritas Rumah/Tanah Tidak Ada Halaman Mendahulukan rumah Rumah + tanah duluan Selama masih ada tanah Lebih memillih investasi tanah atau rumah Mengiginkan rumah yang memiliki halaman Senang berkebun Menginginkan rumah yang memiliki taman luas Selanjutnya, dilakukan axial coding untuk menge-lompokkan kata-kata kunci yang telah didapatkan menjadi kategori. Tahapan ini dilakukan dengan diskusi kelompok untuk menghindari hasil yang bias. Ditemukan total 5 kategori untuk kele-bihan dan kekurangan Kategori-ka-egori ini kemudian digunakan untuk tahap analisis selanjutnya, Andrie Irawan Kartamihardja yakni analisis distribusi. Contoh tahap axial coding, baik untuk kelebihan maupun kekurangan apartemen, dapat dilihat pada tabel dan tabel 3. Seluruh 5 kategori yang didapatkan, yaitu 6 untuk alasan membeli dan 9 untuk kekurangan apartemen, kemudian dianalisis frekuensinya de-ngan menggunakan analisis distribusi. Analisis ini juga bertujuan untuk mengetahui jawaban yang paling dominan ataupun tidak dominan mengenai kelebihan dan kekurangan dari apartemen ber-dasarkan persepsi dari responden. Hasil analisis distribusi untuk alasan membeli apartemen dapat dilihat pada Gambar. Terlihat bahwa faktor dari kelebihan apartemen yang dianggap menjadi alasan untuk membeli oleh para responden adalah Investasi dengan jum-lah 0 (59%), disusul dengan Lokasi sebanyak 7 (%), dan Kepraktisan dengan jumlah 3 (9%). Dan jawaban yang paling sedikit adalah Budget, Lifestyle, dan Privasi dengan jum-lah masing-masing (6%), (3%), dan (3%). Lokasi Investasi Kepraktisan Lifestyle Budget Privasi 3 Gambar. Analisis distribusi alasan membeli Hasil ini menunjukkan bahwa nilai investasi yang berlipat, harga penyewaan tinggi, dan nilai jual menjanjikan, merupakan alasan utama bagi responden yang menjadikan minat untuk membeli Investasi menjadi kategori yang 7 0 0 5 0 5 0 5 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 05 C 007

Analisis Faktor Penyebab Membeli Apartemen paling sering muncul dalam jawaban responden. Selanjutnya lokasi dari apartemen yang dekat dengan kantor, terletak di kawasan pendidikan, dan dekat dengan fasilitas transportasi umum seperti terminal dan stasiun menjadi faktor penting kedua yang sering keluar dalam jawaban responden. Aspek kepraktisan seperti mudah di-rawat dan tidak perlu dijaga juga menjadi faktor yang keluar dalam jawaban responden. Kemu-dian faktor budget, lifestyle, dan privasi adalah jawaban lain yang dikemukakan oleh responden namun hanya sedikit frekuensinya. Untuk kekurangan apartemen, jawaban dari responden yang paling dominan adalah Prioritas Rumah/Tanah dengan jumlah 4 (%), disusul dengan Tidak Ada Halaman dengan jumlah 3 (7%). Regulasi Kurang, Sosialisasi Buruk, Biaya Bulanan Tinggi, dan Belum Merasa Perlu menjadi jawaban dengan jumlah seimbang yakni masing (%). Dan Nilai Jual Jangka Panjang Rendah, Minim Ruang Terbuka Publik, dan Tidak Berminat adalah jawaban paling sedikit yaitu masingmasing hanya (6%). Hasil analisis distribusi untuk kekurangan apartemen ini dapat dilihat pada Gambar. Hasil ini menunjukkan bahwa prioritas untuk membeli rumah atau tanah menjadi jawaban yang paling sering dilontarkan responden untuk tidak membeli Selanjutnya adalah mengenai tidak adanya halaman pada apartemen, responden menginginkan rumah yang memiliki halaman, rumah indah yang memiliki taman yang luas, dan ingin memiliki rumah dengan kebun karena senang berkebun. Responden juga menyebutkan regulasi yang masih kurang terkait dengan kepemilikan rumah susun atau apartemen di Indonesia menjadi faktor yang membuat tidak percaya untuk membeli apar-temen. Kemudian responden juga menyebutkan bahwa tidak adanya sosialisasi dengan tetangga, belum merasa perlu apartemen, nilai jual jangka panjang yang rendah dibandingkan tanah atau rumah, minimnya ruang terbuka publik untuk tempat bermain anak, dan tidak berminat sama sekali dengan apartemen menjadi alasan untuk tidak membeli Dari data yang didapat di atas, perbandingan jumlah responden yang berminat dan tidak ber-minat untuk membeli apartemen adalah 65% : 35%. Perbandingan ini diilustrasikan dengan dia-gram pie seperti gambar 3 di bawah ini. Regulasi Kurang Tidak Ada Halaman Sosialisasi Buruk 3 35% 65% Biaya Bulanan Tinggi Nilai Jual Jangka Prioritas 4 Minat/Membeli Apartemen Tidak Minat/Membeli Apartemen Minim Ruang Belum Merasa Perlu Tidak Berminat Gambar. Analisis distribusi alasan tidak membeli C 08 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 05 0 3 4 5 Gambar 3. Diagram perbandingan minat untuk membeli atau tidak membeli Tahap akhir dari analisis dalam penelitian ini ada-lah dengan melakukan selective coding melalui analisis korespondensi. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan minat untuk membeli Untuk itu, akan dilihat hubungan korespondensi antara kelebihan dan

kekurangan apartemen terhadap minat untuk membeli atau tidak mem-beli apartemen dari responden. Analisis kores-pondensi dengan menggunakan ward hierarchical clustering, dapat dilihat pada gambar 3. Hierarchical Clustering Method = Ward Dendrogram Belum Merasa Perlu (3) Regulasi (3) Tidak Ada Halaman (4) Tidak Minat/Membeli Apartemen (3) Biaya Bulanan Tinggi () Sosialisasi Buruk () Minim Ruang Terbuka Publik () Nilai Jual Jangka Panjang Rendah () Prioritas Rumah/Tanah (4) Tidak Berminat () Budget (3) Praktis (4) Investasi () Minat/Membeli Apartemen (4) Lokasi (8) Lifestyle () Privasi () Gambar 4. Analisis koresponden antara Kelebihan dan Kekurangan Apartemen dan Minat Untuk Membeli Apartemen. Seperti yang terlihat pada gambar 4, ditemukan bahwa alasan yang paling menarik untuk responden berminat membeli apartemen adalah un-tuk berinvestasi. Dari jawaban-jawaban yang di-kemukakan oleh responden dalam kuesioner, responden-responden yang menjawab berminat atau sudah membeli apartemen untuk investasi adalah karena harganya yang dapat jauh melambung. Jika membeli sebelum bangunan apartemen jadi harga masih relatif rendah, dan setelah bangunan apartemen terbangun harganya dapat menjadi berlipat ganda. Bahkan beberapa responden yang menjawab untuk berinvestasi ada yang sudah memiliki lebih dari Selain harga yang dapat melambung tinggi setelah selesai pembangunan, responden juga menjawab bahwa apartemen dapat disewa-kan dengan harga yang relatif tinggi jika diban-dingkan dengan harga sewa rumah. Faktor-faktor investasi inilah yang menjadi penyebab utama responden yang paling Andrie Irawan Kartamihardja banyak untuk menarik minat responden untuk membeli Selain investasi, faktor lain yang menarik minat responden untuk membeli apartemen adalah dari lokasi Responden menyebutkan bah-wa biasanya lokasi apartemen terletak pada lokasi strategis, yaitu dekat dengan area perkantoran, pendidikan, dan perbelanjaan. Faktor lokasi ini juga, seperti terlihat di gambar 3, dekat hubungannya dengan faktor investasi. Karena biasanya apartemen terletak di lokasi strategis, maka harga jual apartemen biasanya sangat menjanjikan dan terus naik tiap tahunnya. Selain berkaitan dekat dengan nilai investasi, pada prakteknya lokasi yang strategis juga menjadi alasan responden memilih untuk membeli apar-temen daripada rumah yang biasanya berlokasi di pinggiran kota atau jauh dari pusat kegiatan di perkotaan. Faktor lain yang juga dekat hubungannya dengan minat untuk membeli apartemen adalah keprak-tisan dari Responden menjelaskan bahwa apartemen lebih praktis untuk mereka yang rata-rata masi berusia muda dan belum menikah karena tidak tidak perlu dijaga karena sistem keamanan di apartemen yang sudah cukup baik. Apartemen juga lebih praktis dari-pada rumah karena perawatannya cenderung lebih mudah, misalnya di apartemen tidak mung-kin ada resiko atap bocor, atau di apartemen ti-dak perlu merapikan taman atau memotong rumput. Alasan lainnya yang membuat responden ingin membeli apartemen adalah budget, lifestyle, dan privasi. Budget yang dimaksud responden adalah menurut mereka harga apartemen yang berlokasi strategis di pusat kota relatif sama dengan harga rumah yang berlokasi di pinggiran kota, atau relatif lebih murah daripada rumah yang berlokasi strategis di pusat kota. Lifestyle yang dimaksud responden adalah apartemen sebagai tempat tinggal dapat menaikkan gengsi dari penghuni yang tinggal di dalamnya. Responden juga ada yang menjawab privasi sebagai faktor untuk membeli apartemen karena lingkungan di dalam apartemen lebih tenang dan terkendali. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 05 C 009

Analisis Faktor Penyebab Membeli Apartemen Di sisi lain, apartemen juga memiliki kekurangan dalam beberapa hal yang menjadi alasan respon-den untuk tidak membeli Di antara-nya adalah tidak adanya halaman pada apar-temen. Beberapa responden mengemukakan bahwa mereka menginginkan halaman atau taman yang luas di tempat tinggal mereka. Halaman atau taman ini dapat digunakan sebagai sarana untuk berkumpulnya keluarga di saat santai, atau ada juga yang mengungkapkan bahwa halaman ini ingin dijadikan kebun karena dia mempunyai hobi berkebun. Selain itu, beberapa alasan dari responden untuk tidak membeli apartemen di antaranya adalah kurangnya regulasi, biaya bulanan tinggi, dan sosialisasi yang buruk. Menurut beberapa res-ponden, regulasi yang mengatur terkait hakhak kepemilikan rumah susun atau apartemen di Indonesia masih kurang jelas, karena itu mereka masih belum percaya untuk membeli Biaya bulanan seperti biaya parkir kendaraan dan biaya IPL (Iuran Pemeliharaan Lingkungan) apar-temen yang cukup tinggi dibandingkan dengan kompleks perumahan menjadi salah satu penyebab juga kenapa responden tidak mau membeli Beberapa responden juga mengatakan bahwa mereka menginginkan ling-kungan yang dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan tetangga, dan hal ini tidak mereka dapat-kan di lingkungan Walaupun dari data didapatkan bahwa faktor utama responden untuk membeli apartemen adalah untuk berinvestasi, tetapi ada juga responden yang menyatakan bahwa dia tidak mau membeli apartemen karena nilai jual jangka panjangnya relatif rendah. Responden ini menganggap bahwa untuk investasi jangka panjang, nilai jual tanah atau rumah akan stabil dan terus naik setiap tahunnya, sedangkan harga jual apar-temen akan mencapai titik maksimalnya. Didasari oleh dasar pemikiran yang sama dengan yang sudah dijelaskan di paragraf sebelumnya di atas, beberapa responden menyatakan bahwa mereka lebih memprioritaskan untuk terlebih dulu membeli rumah atau tanah, baru akan mem-beli apartemen baik untuk C 00 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 05 tempat tinggal mau-pun untuk menjadi aset investasi. Alasan lain yang diungkapkan oleh responden untuk tidak membeli apartemen adalah karena mereka merasa belum perlu untuk memiliki apar-temen, karena kurangnya ruang terbuka publik, dan merasa tidak berminat sama sekali dengan Kesimpulan Dari analisis yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa responden yang berminat untuk membeli apartemen lebih banyak dari responden dengan perbandingan 65% : 35%. Alasan utama yang paling banyak diungkapkan oleh responden untuk membeli apartemen adalah untuk investasi. Lalu alasan kedua terbanyak adalah faktor lokasi yang strategis dari Alasan dominan yang diungkapkan oleh responden untuk tidak membeli apartemen adalah karena mem-prioritaskan tanah atau rumah terlebih dahulu. Alasan lain yang juga dominan adalah karena tidak adanya halaman di apartemen yang bisa mengakomodasi kegiatan bersama keluarga ataupun hobi. Penelitian ini masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Diantaranya adalah kurangnya jumlah responden secara keseluruhan dan kurang meratanya jumlah responden dari masing-masing daerah tempat tinggal responden. Saran untuk penelitian lebih lanjut agar memperbanyak jumlah responden dan memperluas jangkauan kota tempat tinggal responden, misalnya mengambil responden dari beberapa kota besar di Indonesia dengan perbandingan jumlah yang seimbang. Daftar Pustaka Cahyani P. Diah, Ilhamdaniah, & Indra K. D. Nitih. (0). Preferensi Konsumen Apartemen di Kota Bandung. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 0, 4-44. http://temuilmiah.iplbi.or.id Creswell, J.W. (008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Groat, L. & Wang, D. (00). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Infografis: Urbanindo Property Tracker Augustus 05. 05. http://blog.urbanindo.com/category/analisis/