PENGEMBANGAN MODUL BERBAHASA INGGRIS BERDASARKAN STANDAR PROSES PADA PEMBELAJARAN KAIDAH PENCACAHAN UNTUK SISWA SMA KELAS XI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI BERDASARKAN GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENCE PADA MATERI DIMENSI TIGA

Keywords: scientific approach, constructivist, Environmental Education, module.

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

Triyas Kusumawardhani*, Widjianto, Sulur** Universitas Negeri Malang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP. Oleh ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

PENGEMBANGAN STUDENT S WORKSHEET DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PELUANG UNTUK SISWA SMP KELAS IX BILINGUAL. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK EKOSISTEM KELAS X SMA NEGERI 1 TAMBUSAI

BAB III METODE PENGEMBANGAN

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

Pengembangan Buku Ajar Aljabar Linear berbasis Discovery-Inquiry Guna meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (research and

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN ALAM, SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau yang biasa lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Research&Development (R&D)

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI

T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar workshop tentang

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR KELAS X UNTUK PEMBELAJARAN DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SOAL CERITA MATEMATIKA KONTEKSTUAL BERBAHASA INGGRIS UNTUK SISWA KELAS X

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dirumuskan dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

BAB III METODE PENELITIAN

Miftahur Rohmah dan Ety Tejo Dwi Cahyowati Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI.

Laily Anisa Nurhidayati 38, Susanto 39, Dafik 40

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA BIYAS MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA

PENGEMBANGAN E-MODUL ONLINE ELEKTRONIKA ANALOG PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH. Suwasono

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: ).

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, SOCIETY (SETS) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA BAB ALAT OPTIK DI SMA

PENGEMBANGAN MODUL BERWAWASAN SALINGTEMAS (SAINS, LINGKUNGAN, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT) PADA MATERI SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM KELAS VII

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBAHASA INGGRIS BERBASIS MOBILE WEB PADA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK SISWA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS IV SD/MI

PENGEMBANGAN LKS DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL UNTUK SMP KELAS VIII

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK SISWA SMA KELAS X DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING SKRIPSI OLEH TANTRI IKA YULANDARI

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS ADOBE FLASH CS 6 PADA KOMPETENSI JURNAL PENYESUAIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBUBUTAN DASAR DI WORKSHOP BERBASIS VIDEO DALAM BIDANG PRAKTIK PEMESINAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Validitas Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Penemuan Terbimbing

Novi Dwi Lestari 10, Hobri 11, Dinawati Trapsilasiwi 12

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA POKOK BAHASAN ATURAN PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA UNTUK SMA KELAS X DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL ETNOBOTANI MASYARAKAT USING DI SMA NEGERI 1 GIRI BANYUWANGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI SEGI EMPAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM TELESKOP REFLEKTOR BERBASIS MODEL PDEODE

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MODEL PEMBELAJARAN GRUP INVESTIGASI PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS XI IPA MA MUHAMMADIYAH I MALANG

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

PURNAMA INSANI MURSAL NIM.

Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS INSTRUCTIONAL GAME PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA. Ahmad Fauzi Hendratmoko, Albertus Djoko Lesmono, Yushardi

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODUL BERBAHASA INGGRIS BERDASARKAN STANDAR PROSES PADA PEMBELAJARAN KAIDAH PENCACAHAN UNTUK SISWA SMA KELAS XI Anisah Rahmah 1 Cholis Sa dijah 2 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: anisah.rahmah@rocketmail.com Abstrak: Setiap siswa memiliki kecepatan belajar yang berbedabeda. Dalam pembelajaran kaidah pencacahan di kelas bilingual, terdapat perbedaan kemampuan penalaran logis antarsiswa dalam menyelesaikan soal matematika berbentuk cerita. Kegiatan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan modul berbahasa Inggris pada pembelajaran kaidah pencacahan yang berdasarkan Standar Proses (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007). Modul yang dikembangkan telah melalui dua tahap uji coba. Hasil dari seluruh tahap uji coba menyatakan bahwa modul yang dikembangkan sudah valid dan efektif. Kata Kunci: modul berbahasa Inggris, standar proses, kaidah pencacahan. Abstract: Every student has different learning progress. In counting rules learning in bilingual class, there is differential logical reasoning s ability of students in solving mathematics problem that formed story problem. Development activities undertaken aim to generate an English module of counting rules based on The Standard of Process (Regulational of National Education Minister No. 41 of 2007). The module has been developed through two stages of testing. The result of all stages of testing state that the module was valid and effective. Keywords: english module, standard of process, counting rules. Berdasarkan pengamatan di lapangan serta hasil wawancara ke beberapa guru SMA yaitu di SMAN 3 Malang dan SMA Laboratorium UM serta beberapa siswa SMA kelas XI, secara keseluruhan materi kaidah pencacahan merupakan salah satu materi yang tidak membutuhkan hitungan yang rumit seperti materi matematika lainnya meskipun ada beberapa masalah kaidah pencacahan yang membutuhkan hitungan yang rumit. Hasil wawancara yang didapat penulis menyatakan kemampuan penalaran logis siswa dalam menyelesaikan soal matematika berbentuk cerita berbedabeda antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Dalam pembelajaran di kelas, terdapat siswa yang memiliki kemampuan yang baik dalam menyelesaikan soal kaidah pencacahan yang diberikan sehingga cenderung bersantaisantai menunggu siswa lain yang belum selesai mengerjakan. Beberapa siswa berkemampuan tinggi juga mengatakan kurangnya latihan soal yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, guru seharusnya perlu strategi inovatif 1 Anisah Rahmah adalah mahasiswi Jurusan Matematika angkatan 2009 Universitas Negeri Malang. Artikel ini diangkat dari skripsi dengan judul yang sama pada program sarjana pendidikan. 2 Dr. Cholis Sa dijah, M.Pd, M.A. adalah Dosen Matematika.

untuk memberi pemahaman materi kaidah pencacahan pada siswa. Salah satu strategi yang bisa digunakan adalah melalui penyediaan sumber belajar yang mampu memberikan pemahaman lebih baik kepada siswa dalam memahami materi kaidah pencacahan, salah satunya adalah melalui modul berbahasa Inggris. Modul dapat diartikan sebagai suatu unit lengkap yang berdiri sendiri yang terdiri dari rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu peserta didik mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas (Sanjaya, 2008: 331). Dalam sebuah modul, dirumuskan suatu unit pengajaran secara jelas, mulai dari tujuan pembelajaran, petunjuk pembelajaran atau rangkaian kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa, materi pembelajaran sampai evaluasi beserta pedoman menentukan keberhasilannya. Dengan demikian, melalui modul siswa dapat belajar mandiri (self instruction). Pembelajaran menggunakan modul diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas belajar mengajar di sekolah, terutama yang berkaitan dengan penggunaan waktu, dana, fasilitas, dan tenaga secara tepat guna dalam mencapai tujuan secara optimal. Melalui modul, siswa belajar tanpa dibatasi tempat dan waktu. Siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja karena modul disajikan dengan panduan memahami konsep serta latihan soal untuk mengukur tingkat pemahaman siswa. Modul yang akan dikembangkan dalam penelitian pengembangan ini adalah modul berbahasa Inggris berdasarkan standar proses (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007) karena standar proses dinilai mampu melibatkan siswa secara aktif dalam memahami konsep secara mandiri. Standar proses adalah kriteria minimal pada proses pembelajaran. Standar proses yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah memuat proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada proses eksplorasi, siswa dilibatkan secara aktif untuk mencari informasi tentang materi yang akan dipelajari sehingga siswa dapat menemukan konsep secara mandiri. Pada proses elaborasi, siswa diberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, dan menyelesaikan masalah secara individual atau kelompok melalui pemberian tugastugas tertentu yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Sedangkan pada proses konfirmasi, siswa diberi kesempatan untuk mengecek kebenaran hasil yang diperoleh pada proses eksplorasi atau elaborasi. Proses tersebut dianggap dapat melatih siswa untuk lebih aktif sehingga dapat membantu siswa dalam membangun pengetahuan sendiri. Penelitian mengenai modul berdasarkan standar proses pernah dilakukan oleh Ika Yunita (2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran SPLDV beracuan pada standar proses sebagai alternatif pembelajaran matematika untuk siswa SMP/MTs kelas VIII. Hasil penelitian menunjukkan siswa dapat memahami konsep SPLDV secara mandiri dengan hasil yang memuaskan sehingga modul beracuan standar proses dapat dijadikan alternatif pembelajaran matematika pada materi SPLDV. METODE Penelitian pengembangan ini mengacu pada model penelitian pengembangan menurut Borg & Gall. Borg & Gall (1983) menjelaskan sepuluh prosedur penelitian pengembangan yang akan dijadikan pedoman dalam

penelitian pengembangan ini, di antaranya: (1) research and information collecting, (2) planning, (3) develop preliminary form of product, (4) preliminary field, (5) main product revision, (6) main field testing, (7) operational product revision, (8) operational field testing, (9) final revision, dan (10) dissemination and implementation. Langkahlangkah tersebut bukanlah langkah baku yang harus diikuti. Langkahlangkah tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan peneliti. Dalam penelitian ini, langkah keenam sampai langkah kesepuluh diabaikan mengingat subjek uji coba lapangan hanya terbatas pada 6 orang. Jadi, langkahlangkah pengembangan dalam penelitian ini di antaranya: (1) melakukan analisis kebutuhan, (2) melakukan analisis kurikulum, (3) mengembangkan produk awal, (4) validasi ahli, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, dan (7) revisi produk akhir. Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ini adalah modul berbahasa Inggris berdasarkan standar proses pada pembelajaran kaidah pencacahan untuk siswa kelas XI. Desain modul yang dikembangkan terdiri dari tiga bagian, di antaranya bagian awal (memuat halaman sampul, pendahuluan, petunjuk penggunaan untuk guru dan siswa, daftar isi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator), bagian inti (memuat seluruh kegiatan belajar siswa dalam upaya pemahaman konsep dan soalsoal latihan yang harus diselesaikan siswa), dan bagian penutup ( memuat kunci jawaban soalsoal latihan, lembar perolehan, dan daftar rujukan yang digunakan dalam penyusunan modul). Modul yang dikembangkan dalam penelitian pengembangan ini mengalami modifikasi. Modul yang diterima guru terdiri dari beberapa komponen, yaitu halaman sampul, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan modul bagi guru dan siswa, lesson plan, dan modul siswa yang disertai kunci jawaban dan lembar penilaian. Sedangkan modul yang diterima siswa terdiri dari halaman sampul, petunjuk penggunaan modul bagi siswa, kegiatankegiatan yang berisi materimateri yang akan dibangun konsepnya secara mandiri oleh siswa, rangkuman, dan soal prasyarat pengerjaan soal evaluasi, dan lembar refleksi. Uji coba produk dilaksanakan dalam dua tahap. Uji coba tahap I disebut juga tahap validasi ahli. Data hasil validasi ahli dijadikan pertimbangan untuk melakukan revisi produk modul. Data hasil validasi tidak hanya berupa skor akan tetapi juga memuat komentar, kritik, dan saran. Komponen validasi ahli mencakup kelayakan isi, aspek standar proses, keterbacaan, sajian, dan tampilan. Validator ahli terdiri dari dua orang dosen matematika yang telah menyelesaikan pendidikan jenjang doktor (S3) dan satu orang guru matematika di SMA yang telah menyelesaikan pendidikan jenjang S1. Uji coba tahap II disebut juga validasi empirik. Subjek uji coba dalam tahap II adalah enam orang siswa SMA kelas X. Adapun spesifikasi masingmasing siswa adalah dua siswa mempunyai kemampuan relatif tinggi, dua siswa mempunyai kemampuan relatif sedang, dan dua siswa mempunyai kemampuan relatif rendah. Adapun teknik analisis data hasil uji coba dilakukan melalui teknik analisis skor ratarata dengan penentuan kriteria validitas sebagai berikut.

Tabel 1 Kriteria Validitas Analisis Skor Ratarata (Uji Coba Tahap I) Skor ratarata 3,26 4,00 2,51 3,26 1,76 2,50 1,00 1,75 Kriteria validitas sangat valid valid kurang valid tidak valid Diadaptasi dari Sugiyono, 2011 Tabel 2 Kriteria Validitas Analisis Skor Ratarata (Uji Coba Tahap II) Skor ratarata 3,26 4,00 2,51 3,26 1,76 2,50 1,00 1,75 Kriteria validitas sangat valid/sangat sesuai valid/sesuai kurang valid/kurang sesuai tidak valid/tidak sesuai Diadaptasi dari Sugiyono, 2011 HASIL Pada uji coba tahap I diperoleh data kuantitatif dan kualitatif seperti pada tabel berikut. Tabel 3 Penyajian dan Analisis Data Penilaian Validator Ahli terhadap Modul Berbahasa Inggris Berdasarkan Standar Proses untuk Siswa SMA Kelas XI No. Komponen A. KELAYAKAN ISI x1 x2 x3 x Kriteria 1. Kesesuaian dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. 4 3 4 3.67 Sangat valid 2. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan. 4 3 3 3.33 Sangat valid 3. Kesesuaian dengan indikator pembelajaran yang dirumuskan. 4 3 3 3.33 Sangat valid 4. Kesesuaian dengan kebutuhan siswa. 5. Kebenaran materi. B. ASPEK STANDAR PROSES 6. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari. 7. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan ide/gagasan tentang topik/tema materi yang akan dipelajari. 8. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan guru. 9. Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. 4 3 3 3.33 Sangat valid

Lanjutan Tabel 3 Penyajian dan Analisis Data Penilaian Validator Ahli terhadap Modul Berbahasa Inggris Berdasarkan Standar Proses untuk Siswa SMA Kelas XI No. Komponen B. ASPEK STANDAR PROSES 10. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep. 11. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab tugastugas tertentu yang bermakna. 12. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memeriksa kebenaran jawabannya. C. KETERBACAAN x1 x2 x3 x Kriteria 4 3 3 3.33 Sangat valid 4 3 3 3.33 Sangat valid 13. Informasi, petunjuk, perintah, pertanyaan, dan simbolsimbol jelas dan mudah dipahami. 14. Penggunaan bahasa yang komunikatif. 15. Penggunaan istilah yang tidak ambigu (bermakna ganda). D. SAJIAN 16. Sistematika penyajian. 17. Pemberian motivasi. 4 3 3 3.33 Sangat valid 18. Adanya interaktivitas (stimulus dan respon). E. TAMPILAN 19. Penggunaan font (jenis dan ukuran). 4 3 3 3.33 Sangat valid 20. Lay out/tata letak. 4 3 3 3.33 Sangat valid 21. Ilustrasi, grafis, gambar, foto sesuai dengan topik yang disajikan. 22. Desain tampilan menarik. 4 3 4 3.67 Sangat valid Keterangan: x = skor yang diberikan validator ahli yang pertama (u 1 ) 1 x = skor yang diberikan validator ahli yang kedua (u 2 ) 2 x = skor yang diberikan validator ahli yang ketiga (u 3 ) 3 x x x x 1 2 3 3

Tabel 4 Data Tanggapan (,, dan ) Validator Ahli terhadap Modul Berbahasa Inggris Berdasarkan Standar Proses untuk Siswa SMA Kelas XI No. Subjek Uji Coba Tahap I 1. u1 2. u2 3. u3 Tanggapan Cukup bagus. Eksploraso atau eksplorasi, topic atau topik. Bahasa Inggris perlu dikonsultasikan ke ahlinya atau mencontoh buku bahasa Inggris. Misalnya: halaman iv, penggunaan divides (kalimat 1) atau ask for (kalimat 4) tidak tepat. Halaman 6 (1)b bukan seperti yang dimaksud. Apa bedanya pertanyaan kedua halaman 15? Perbaiki grammar yang sudah ditandai. Diseragamkan textnya. Cari definisi kombinasi di textbook bahasa Inggris. Pokok bahasan kaidah pencacahan atau peluang. Pada halaman 15, siswa tidak diajak mengingat materi sebelumnya. Pada halaman 11, time allocation = 30 minutes masih kurang dengan soal sebanyak 10 soal. No 3 halaman 9 terlalu banyak soalnya. Sebaiknya dipisah menjadi nomor 4 supaya siswa tidak jenuh. Keterangan: u = validator ahli yang pertama 1 u = validator ahli yang kedua 2 u = validator ahli yang ketiga 3 Tabel 5 Penyajian dan Analisis Data Penilaian Subjek Uji Coba Tahap II terhadap Modul Berbahasa Inggris Berdasarkan Standar Proses untuk Siswa SMA Kelas XI No. Komponen y1 y2 y3 y4 y5 y6 y Kriteria A. KELAYAKAN ISI Modul ini memuat permasalahan dan 1. kegiatan belajar yang menarik dan menimbulkan keingintahuan saya. B. ASPEK STANDAR PROSES Modul ini memberi kesempatan 2. kepada saya untuk menemukan konsep matematika. Modul ini memberi kesempatan kepada saya untuk memeriksa 3. apakah temuan saya sudah benar atau masih salah. 3 3 4 4 3 3 3.33 Sangat sesuai 3 3 3 3 3 4 3.17 Sesuai 4 3 3 3 3 3 3.17 Sesuai

Lanjutan Tabel 5 Penyajian dan Analisis Data Penilaian Subjek Uji Coba Tahap II terhadap Modul Berbahasa Inggris Berdasarkan Standar Proses untuk Siswa SMA Kelas XI y y2 y3 y4 y5 6 y y Kriteria No. Komponen 1 B. ASPEK STANDAR PROSES Kegiatan belajar pada modul ini 4. memberi saya kesempatan untuk berinteraksi dengan guru. 3 3 3 4 4 3 3.33 Sangat sesuai Saya berkesempatan menerapkan 5. konsep kaidah pencacahan yang saya temukan untuk menyelesaikan soalsoal 4 3 3 3 3 3 3.17 Sesuai yang diberikan. C. KETERBACAAN Saya mudah memahami informasi, petunjuk, perintah, pertanyaan, dan 6. simbolsimbol yang ada pada modul ini. Saya dapat memahami bahasa yang 7. digunakan pada modul ini dengan mudah. Tidak ada istilah yang ambigu 8. (bermakna ganda). D. SAJIAN Motivasi yang ada pada modul ini 9. membuat saya semangat belajar. E. TAMPILAN 10. Saya senang belajar dengan modul ini karena tampilannya menarik. Keterangan: y 1 = skor yang diberikan subjek uji coba tahap II yang pertama ( v 1 ) y 2 = skor yang diberikan subjek uji coba tahap II yang kedua ( v 2 ) y 3 = skor yang diberikan subjek uji coba tahap II yang ketiga ( v 3 ) y 4 = skor yang diberikan subjek uji coba tahap II yang ketiga ( v 4 ) y 5 = skor yang diberikan subjek uji coba tahap II yang ketiga ( v 5 ) y 6 = skor yang diberikan subjek uji coba tahap II yang ketiga ( v 6 ) y y y y y y y 1 2 3 4 5 6 6 4 3 3 3 2 4 3.17 Sesuai 4 4 3 3 2 3 3.17 Sesuai 4 4 3 3 3 3 3.33 Sangat sesuai 4 3 3 3 3 3 3.17 Sesuai 3 3 3 4 4 3 3.33 Sangat sesuai

Tabel 6 Data Tanggapan (,, dan ) Subjek Uji Coba Tahap II terhadap Modul Berbahasa Inggris Berdasarkan Standar Proses untuk Siswa SMA Kelas XI No. Subjek Uji Coba Tahap II 1. v1 2. v2 3. v3 4. v4 5. 6. v 5 v 6 Tanggapan Sangat menarik dalam segi tampilan. Memberikan banyak metode penyelesaian dalam menyelesaikan masalah. Materinya diperbanyak dan dikembangkan. Kalau bisa dijadikan buku bukan modul. Modul dengan banyak gambar dan warnawarna cerah mempermudah untuk dapat memahami materi. Bahasa Inggris mudah dimengerti. Dijelaskan secara singkat sebelum mengerjakan soal. Modul yang diberikan lumayan mudah dimengerti. Modulnya menarik sekali, meskipun menggunakan bahasa Inggris tetapi mudah dimengerti. Tidak ada yang perlu dikritik. Semuanya oke. Desain modulnya keren dan berwarna. Anak yang belajar menjadi tidak bosan, mudah dimengerti, dan kreatif. Insya Allah tidak ada. Keterangan: v = subjek uji coba tahap II yang pertama 1 v = subjek uji coba tahap II yang kedua 2 v = subjek uji coba tahap II yang ketiga 3 v = subjek uji coba tahap II yang keempat 4

v 5 = subjek uji coba tahap II yang kelima v = subjek uji coba tahap II yang keenam 6 PEMBAHASAN Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa setiap komponen pada masingmasing aspek yang dinilai dinyatakan valid atau sangat valid. Meskipun setiap komponen pada masingmasing aspek dinyatakan valid, namun ada beberapa perbaikan/revisi yang harus dilakukan. Revisi ini didasarkan pada tanggapan validator ahli. Pada Tabel 2, terlihat bahwa modul yang dibuat secara umum sudah bagus dan layak untuk diujicobakan. Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa setiap komponen pada masingmasing aspek yang dinilai dinyatakan sesuai atau sangat sesuai sehingga dapat disimpulkan bahwa modul yang dikembangkan cukup baik dan dapat diterima oleh siswa. Berdasarkan tanggapan siswa pada Tabel 4, diketahui bahwa lebih dari 50% dari banyaknya siswa memberikan komentar bahwa modul yang dikembangkan sudah bagus. Tanggapan lain yang diberikan oleh siswa bervariasi. Oleh karena itu, penulis mempertimbangkan tanggapan tersebut dalam revisi modul. Berdasarkan hasil analisis data tahap I dan tahap II, modul yang dikembangkan dinyatakan valid dan dapat diterima oleh siswa sebagai subjek uji coba tahap II. Akan tetapi, sebagai tindak lanjut adanya tanggapan yang diberikan validator ahli, serta tanggapan dari siswa sbagai subjek uji coba tahap II, penulis melakukan perbaikan atau revisi pada beberapa bagian modul di antaranya: (1) mengganti gambar kotak suara pada sampul modul dengan ilustrasi gambar voting karena dianggap lebih relevan dengan materi kaidah pencacahan, (2) mengganti kata Goals dengan Objectives karena dianggap kurang operasional, (3) menghilangkan bagian What Will You Learn? karena isinya sudah diwakilkan oleh Instructional Objectives dan menambahkan keterangan alokasi waktu untuk setiap Activity, (4) mengubah letak definisi counting rules agar siswa bisa memahami konsep lebih baik, (5) menghilangkan alternatif jawaban pada Activity I bagian tree diagrams agar siswa bisa menemukan sendiri kemungkinan jawabannya, (6) mengubah urutan The Product Rule dan The Sum Rule dan menambahkan contoh soal agar konsep yang dibangun siswa lebih terarah, (7) memperbaiki penulisan istilah dalam bahasa Inggris yang kurang sesuai, (8) menambahkan keterangan alokasi waktu dan petunjuk soal pada bagian Test Your Understanding!, (9) mengurangi jumlah soal pada bagian Test Your Understanding! dari 10 soal menjadi 9 soal karena adanya keterbatasan waktu, dan (10) memperbaiki ketentuan penilaian karena adanya pengurangan jumlah soal. KESIMPULAN Modul Smart with Probability berdasarkan standar proses untuk siswa kelas XI adalah modul berbahasa Inggris tentang kaidah pencacahan yang memuat proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada proses eksplorasi, siswa dilibatkan secara aktif untuk mencari informasi seluasluasnya tentang materi yang akan dipelajari agar siswa dapat menemukan suatu konsep secara mandiri. Pada proses elaborasi, siswa diberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, dan

menyelesaikan maslahmasalah melalui tugastugas tertentu yang bermakna. Pada proses konfirmasi, siswa diberi kesempatan untuk melakukan refleksi dan mengecek hasil eksplorasi atau elaborasi melalui berbagai sumber, serta memberikan umpan balik positif terhadap keberhasilan siswa. Berdasarkan saran atau komentar yang diberikan oleh validator ahli, maka dilakukan revisi. Setelah dilakukan revisi, modul digunakan pada tahap uji coba kepada siswa kelas X untuk mengetahui tingkat keefektifan modul yang dikembangkan. Kriteria keefektifan terdiri dari dua aspek, yaitu ketuntasan belajar dan respon siswa. Untuk ketuntasan belajar, secara keseluruhan siswa dinyatakan telah tuntas karena mendapat nilai minimal 80 pada bagian Let s Do Exercises! dan nilai minimal 84 pada bagian Test Your Understanding!. Sedangkan untuk kriteria respon siswa yang diperoleh dari pengisian angket menunjukkan bahwa seluruh siswa memberikan respon positif terhadap modul. Namun, ditemukan adanya kesulitan bagi siswa berkemampuan rendah untuk membangun konsep matematika secara individu sehingga diperlukan bimbingan dari guru dalam menemukan konsep. Sesuai hasil pengerjaan dan pengisian angket oleh siswa menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan memenuhi kriteria keefektifan. Modul berbahasa Inggris ini membahas materi kaidah pencacahan. Materi yang dibahas dalam modul ini terdiri dari satu kompetensi dasar, yaitu Using the product rule, permutation, and combination in problem solving. Modul ini terdiri dari empat kegiatan, diantaranya: (1) Activity I yang membahas aturan pengisian tempat, (2) Activity 2 yang membahas notasi faktorial, (3) Activity 3 yang membahas permutasi, dan (4) Activity 4 yang membahas kombinasi. Produk pengembangan yang berupa modul ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang dimiliki di antaranya: (1) masalahmasalah pada modul berawal dari masalah yang berkaitan dengan kehidupan seharihari siswa atau sesuatu yang nyata dan mudah dibayangkan oleh siswa, (2) kegiatan pada modul memuat langkahlangkah yang memudahkan siswa untuk menemukan suatu konsep, (3) tampilan modul dibuat semenarik mungkin yang dilengkapi dengan gambargambar supaya dapat meningkatkan minat belajar siswa. Kekurangan yang dimiliki modul ini yaitu belum dipraktikan pada kelas yang sesungguhnya melainkan masih terbatas pada enam siswa karena adanya keterbatasan waktu. SARAN Sebagai saran pemanfaatan terhadap produk yang dikembangkan, hendaknya modul ini digunakan sebagai salah satu bahan ajar dalam pembelajaran matematika di kelas XI SMA pada materi kaidah pencacahan. Sedangkan sebagai saran pengembangan terhadap produk yang dikembangkan di antaranya bagi para pengembang selanjutnya, diharapkan mengujicobakan modul pada kelompok besar dan adanya tindak lanjut dalam mengembangkan perangkat pembelajaran berdasarkan standar proses untuk materi matematika lainnya. DAFTAR RUJUKAN Anonim. 2007. Standar Proses Permendiknas No 41 Tahun 2007, (Online), (http://bintangbangsaku.com/artikel/standarprosespermendiknasno41 tahun2007), diakses 10 Januari 2013.

Borg, W.R. dan Gall, M.D. 1983. Educational Research: An Introduction. London: Logman, Inc. Hobri. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan (Aplikasi Pada Penelitian Pendidikan Matematika). Jember: Pena Salsabila.. Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press. Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Yunita, I. 2011. Pengembangan Modul Pembelajaran SPLDV Beracuan Pada Standar Proses sebagai Alternatif Pembelajaran Matematika untuk Siswa SMP/MTs Kelas VIII. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Artikel oleh Anisah Rahmah telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing pada tanggal 15 Mei 2013. Malang, 15 Mei 2013 Pembimbing, Dr. Cholis Sa dijah, M.Pd, M.A NIP 19610407 198701 2 001 Mahasiswa, Anisah Rahmah NIM 109311417036