BAB IV KARAKTERISTIK AIR PANAS DI DAERAH TANGKUBAN PARAHU BAGIAN SELATAN, JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS

BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR

BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS DI DAERAH GUNUNG KROMONG DAN SEKITARNYA, CIREBON

BAB IV MANIFESTASI PERMUKAAN PANASBUMI DI DATARAN TINGGI DIENG DAN SEKITARNYA

Potensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA

BAB V KIMIA AIR. 5.1 Tinjauan Umum

BAB IV MANIFESTASI PANAS BUMI DI GUNUNG RAJABASA

BAB VI INTERPRETASI DATA GEOKIMIA

BAB 5 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOKIMIA

BAB III PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA

BAB V PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOKIMIA

BAB III METODE PENELITIAN. panasbumi di permukaan berupa mataair panas dan gas. penafsiran potensi panasbumi daerah penelitian.

BAB V ALTERASI PERMUKAAN DAERAH PENELITIAN

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI KABUPATEN BONE DAN KABUPATEN SOPPENG, PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB IV STUDI KHUSUS GEOKIMIA TANAH DAERAH KAWAH TIMBANG DAN SEKITARNYA

Analisis Geokimia Fluida Manifestasi Panas Bumi Daerah Maribaya

V.2.4. Kesetimbangan Ion BAB VI. PEMBAHASAN VI.1. Jenis Fluida dan Posisi Manifestasi pada Sistem Panas Bumi VI.2.

BAB 4 PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI

BAB III ALTERASI HIDROTERMAL BAWAH PERMUKAAN

PENYELIDIKAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI TAMBU KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH

PENGUJIAN UAP/MONITORING SUMUR PANAS BUMI MATALOKO, NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa (Busur Sunda) merupakan daerah dengan s umber daya panas

SURVEI PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI KABUPATEN BANGGAI DAN KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH

Penyelidikan Pendahuluan Panas Bumi Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan, dan Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN. pembentuk tanah yang intensif adalah proses alterasi pada daerah panasbumi.

Pengujian Uap/Monitoring Sumur Panas Bumi MT-2, MT-3, dan MT-4 Mataloko Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur Tahun 2005

PATIR - BATAN. Satrio, Wibagiyo, Neneng L., Nurfadhlini

PENYELIDIKAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI MASSEPE KABUPATEN SINDENRENG RAPPANG PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Bab IV Sistem Panas Bumi

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

SURVEI PENDAHULUAN PANAS BUMI GEOLOGI DAN GEOKIMIA

BAB IV MANIFESTASI PANAS BUMI CIMANDIRI

BAB 6 PEMBAHASAN POTENSI PANAS BUMI DAERAH PENELITIAN

BAB IV PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI

SISTEM PANAS BUMI DAERAH WANAYASA, BANJARNEGARA

GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI GERAGAI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. yang diambil dari beberapa manifestasi yang tersebar di sekitar area lapangan panas

BAB I PENDAHULUAN. Zona Bogor (Van Bemmelen, 1949). Zona Bogor sendiri merupakan antiklinorium

PENYELIDIKAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH LOMPIO KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH Oleh: Dedi Kusnadi, Supeno, dan Sumarna SUBDIT PANAS BUMI

BAB VI DISKUSI. Dewi Prihatini ( ) 46

BAB I PENDAHULUAN. Komplek vulkanik Dieng di Jawa Tengah memiliki sistem panas bumi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan

SURVEI PENDAHULUAN DAERAH PANAS BUMI KABUPATEN MAHAKAM HULU DAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Karakterisasi Temperatur Bawah Permukaan Daerah NZU : Integrasi Data Geotermometer, Mineral Alterasi dan Data Pengukuran Temperatur Bawah Permukaan

KARAKTERISTIK MATA AIR PANAS DAERAH PANAS BUMI DESA AKESAHU GAMSUNGI KECAMATAN JAILOLO TIMUR KABUPATEN HALMAHERA BARAT PROPINSI MALUKU UTARA

KATA PENGANTAR. Penelitian dengan judul Pendugaan Suhu Reservoar Lapangan Panas. Bumi X dengan Metode Multikomponen dan Pembuatan Model Konseptual

BAB I PENDAHULUAN. Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran masuk

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

STUDI GEOKIMIA AIR PANAS AREA PROSPEK PANASBUMI GUNUNG KENDALISODO KABUPATEN SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH. Yoga Aribowo*, Heri Nurohman**)

MONITORING SUMUR-SUMUR EKSPLORASI LAPANGAN PANAS BUMI MATALOKO, KABUPATEN NGADA, NTT TAHUN

MONITORING SUMUR-SUMUR EKSPLORASI LAPANGAN PANAS BUMI MATALOKO, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Dahlan, Eddy M., Anna Y.

Bab III Karakteristik Alterasi Hidrotermal

MONITORING SUMUR-SUMUR EKSPLORASI LAPANGAN PANAS BUMI MATALOKO, KABUPATEN NGADA, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2015

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENYELIDIKAN TERPADU GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI MAPOS, KABUPATEN MANGGARAI TIMUR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. HALAMAN PERSEMBAHAN...iii. UCAPAN TERIMAKASIH...iv. KATA PENGANTAR...vi. SARI...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB II METODE PENELITIAN

PENENTUAN TIPE FLUIDA SUMBER MATA AIR PANASDI KECAMATAN GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK

(25-50%) terubah tetapi tekstur asalnya masih ada.

GEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH PERMIS KABUPATEN BANGKA SELATAN, PROVINSI BANGKA BELITUNG S A R I

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL. 4.1 Teori Dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci : Panas bumi, reservoar, geotermometer, Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi.

BAB III LANDASAN TEORI

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI KABUPATEN MINAHASA UTARA DAN KOTA BITUNG - PROVINSI SULAWESI UTARA SARI

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

III.4.1 Kuarsa sekunder dan kalsedon

BAB IV UBAHAN HIDROTERMAL

Tanggapan Laporan Masyarakat Kepulan Asap dari dalam Tanah di Gedangsari GunungKidul

C. Reaksi oksidasi reduksi berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Bilangan Oksidasi (biloks)

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen.

GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH BANDA NEIRA DAN HUBUNGANNYA TERHADAP SISTEM PANAS BUMI KEPULAUAN BANDA

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi hidrogeologi daerah penelitian.

Geokimia Air Danau Gunung Kelimutu Flores, Nusa Tenggara Timur Geochemistry of Kelimutu Lake Water Flores, East Nusa Tenggara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Wai Selabung secara administratif termasuk ke dalam wilayah

Helda Andayany Jurusan Fisika-FMIPA Universitas Pattimura Jl. Ir. M. Putuhena-Kampus Poka Ambon

PENYELIDIKAN GEOKIMIA PANAS BUMI LAU SIDEBUK-DEBUK KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA. Juliper Nainggolan ABSTRACT

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

MONITORING SUMUR EKSPLORASI PANAS BUMI MT-2 MATALOKO KABUPATEN NGADA, NUSA TENGGARA TIMUR (TAHAP 1-6), 2004 Oleh: Bangbang Sulaeman dan Dedi Kusnadi

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

Karakteristik kimiawi air danau kawah Gunung Api Kelud, Jawa Timur pasca letusan tahun 1990

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI KABUPATEN KAMPAR DAN KUANTAN SINGINGI, PROVINSI RIAU

ABSTRAK. : Panas bumi, Geokimia, Reservoar panas bumi, Geoindikator Cl-HCO3-SO4, Geotermometer Silika, Binary Cycle

SURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI LAINEA, KABUPATEN KONAWE SELATAN, PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Bab IV Pemodelan dan Pembahasan

GEOTHERMOMETER DAN HEAT LOSS DALAM EKSPLORASI GEOKIMIA LAPANGAN PANASBUMI DAERAH CISUKARAME, KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT

BAB VI PEMBAHASAN DAN DISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. dan perekonomian. Data Kementerian ESDM (2014) menyatakan bahwa

LEMBARAN SOAL 11. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

Materi kuliah dapat didownload di

PENENTUAN KUALITAS AIR

ION EXCHANGE DASAR TEORI

Transkripsi:

BAB IV KARAKTERISTIK AIR PANAS DI DAERAH TANGKUBAN PARAHU BAGIAN SELATAN, JAWA BARAT 4.1 Tinjauan Umum Manifestasi permukaan panas bumi adalah segala bentuk gejala sebagai hasil dari proses sistem panasbumi tersebut (Sumintadireja, 2005). Manifestasi permukaan memiliki luas kenampakan yang bervariasi dan mencerminkan kondisi reservoir di bawahnya. Secara umum, manifestasi permukaan akan banyak ditemukan apabila temperatur sistem panasbuminya tinggi. Tidak semua manifestasi permukaan dapat diamati langsung. Namun, kondisi vegetasi di sekitar daerah panas mungkin akan mengalami kelainan atau yang disebut dengan anomali vegetasi, sehingga dapat dijadikan petunjuk adanya anomali panas (Sumintadireja, 2005). Sistem panasbumi yang ada di Indonesia umumnya berasal dari sistem afiliasi volkanik. Sistem ini ditandai dengan adanya kenampakan berupa manifestasi permukaan yang berada di sekitar daerah tersebut. Manifestasi yang berasal dari sistem volkanik umumnya berupa solfatara, fumarola, danau kawah asam, mata air panas. 4.2 Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik air panas, serta manifestasi pada daerah penelitian. 4.3 Metoda 4.3.1 Tipe Fluida Reservoir Metoda yang digunakan untuk menentukan tipe fluida reservoir adalah dengan menggunakan diagram segitiga Cl-SO 4 -HCO 3, untuk melihat anion utama, yang dapat menentukan tipe air panas. 30

Berikut ini merupakan karakteristik dari tiga tipe air panas bumi (Nicholson, 1993): 1. Air Klorida Tipe air ini pada umumnya dijumpai pada sistem bertemperatur tinggi (>225 0 C) dan memiliki ph netral atau sedikit asam dan basa tergantung CO 2 terlarut. Air klorida mengandung Na, K, Ca, Mg sebagai kation dan berasosiasi dengan gas CO 2 dan H 2 S. Tipe air klorida berasosiasi dengan zona alterasi argilik propilitik. Manifestasi permukaan yang terbentuk pada mata air klorida yaitu sinter silika. Air klorida sangat baik digunakan sebagai geotermometer. (Nicholson, 1993) 2. Air Sulfat Tipe air ini terbentuk di bagian paling dangkal pada sistem panas bumi akibat kondensasi uap air ke dalam air permukaan, memiliki kandungan sulfat> 1000 ppm. Tipe air sulfat berasosiasi dengan zona alterasi argilik lanjut. Manifestasi permukaan yang terbentuk pada mata air sulfat berupa kolam lumpur. Air sulfat tidak dapat digunakan sebagai geotermometer. (Nicholson, 1993) 3. Air Bikarbonat Tipe air ini terbentuk pada daerah pinggir dan dangkal akibat adsorbsi gas CO 2 dan kondensasi uap air kedalam air tanah. HCO 3 merupakan anion utama dan Na merupakan kation utama dari air karbonat. Tipe air ini berasosiasi dengan zona alterasi argilik. (Nicholson, 1993) 4.3.2 Manifestasi Permukaan Beberapa contoh manifestasi permukaan pada sistem yang berasosiasi dengan volkanik (Sumintadireja, 2005): 1. Danau Kawah Asam Merupakan danau didalam kawah gunung api, memiliki suhu yang tinggi dan ph air yang rendah (acid). Air dalam kawah berasal dari air meteorik yang 31

bercampur dengan air hasil kondensasi uap dan gas-gas magmatik dari dalam gunung api. 2. Fumarola Fumarola adalah uap panas (vapour) yang keluar melalui celah-celah dalam batuan dan kemudian berubah menjadi uap air (steam). 3. Solfatara Solfatara adalah rekahan dalam batuan yang menyemburkan uap air (steam) yang bercampur dengan CO 2 dan H 2 S (kadang-kadang SO 2 ). Di sekitar lubang rekahan tersebut diendapkan sulfur dalam jumlah yang banyak. 4. Tanah Beruap Tanah Beruap terbentuk apabila uap air (steam) yang keluar sedikit jumlahnya dan keluar melalui pori dalam tanah atau batuan. 5. Mata air panas netral Mata air panas netral merupakan mata air dengan ph netral atau mendekati netral (ph 6-7). Umumnya mengandung ion klorida yang tinggi sehingga seringkali disebut air klorida. Di sekitar mata air sering dijumpai endapan silika sinter dan mineral-mineral sulfida, seperti galena, pyrite, dan lain-lain. 6. Mata air panas asam Mata air panas asam merupakan mata air panas, dengan ph asam (ph <6) yang terbentuk dari hasil kondensasi gas-gas magmatik dan uap panas (vapour) di dekat permukaan bumi kemudian melarut dan bercampur dengan air meteorik. Air ini kemudian keluar menjadi mata air dengan ph asam. Fluida asam ini melarutkan batuan sekitar mata air menjadi partikel-partikel kecil yang terdiri dari silika dan lempung. 4.4 Analisis Data 4.4.1 Lokasi Mata Air Panas Studi khusus yang dilakukan penulis tentang manifestasi panasbumi di permukaan ini menempati area yang lebih luas daripada daerah studi umum (pemetaan geologi permukaan), yaitu pada koordinat 107 34 00-107 37 00 32

BT dan 06 47 00-06 49 00 LS. Secara geografis terletak di daerah G. Tangkuban Parahu dan sekitarnya yang meliputi dua kecamatan, yaitu Parongpong dan Ngamprah, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat (Tabel 4.1 dan Gambar 4.1) Gambar 4.1 Lokasi mata air panas pada daerah penelitian Foto 4.1 Foto mata air panas pada daerah Kancah (KCH) 33

Tabel 4.1 Karakteristik mata air panas di daerah penelitian Lokasi Cimanggu-1 Cimanggu-2 Kancah No Sampel CMG-1 CMG-2 KCH Koordinat S 6 0 49' 06.4" 6 0 49' 10.6" 6 0 47' 56.5" E 107 0 30' 06.3" 107 0 29' 59.8" 107 0 35' 31.1" t o C 34,9 35,2 33,7 ph 7,2 7,04 3,32 ph(lab,25 0 ) 7,22 7,64 2,8 Daya Hantar Listrik (DHL, us/cm) Kesadahan (CaCO 3, mg/l) 458 683 1737 101 133,33 384 Konduktivitas (MeV) 24,8 22,5 221 Debit Perkiraan (L/detik) - - 7 Mata air panas Mata air panas Mata air panas ditampung pada berupa rembesan mengalir, jernih, bak dengan yang mengalir ke Bau belerang dimensi 4 x 3 m 2, sungai. Terdapat tajam, endapan Catatan kedalaman 1 m. Terdapat gelembung gas, jernih, tidak ada berwarna putih kekuningan pada gelembung gas, endapan di batuan dinding jernih, tidak ada permukaan. kolam bercampur endapan di dengan organik. permukaan. 34

4.4.2 Manifestasi Permukaan Kegiatan yang dilakukan berupa pengamatan manifestasi, perekaman data, pengambilan sampel air untuk selanjutnya dianalisis kimia airnya. Hasil yang didapatkan dari pengamatan di lapangan terdapat 3 manifestasi panasbumi yang diidentifikasi dari daerah penelitian, terdiri dari dua mata air panas yang berada di Cimangu-1 dan Cimangu-2, dan satu mata air panas asam berada pada daerah Kancah (tabel 4.1). Di sekitar mata air panas Kancah dijumpai endapan tipis di permukaan. Pola XRD dari endapan permukaan pada daerah Kancah menunjukan endapan permukaan didominasi oleh mineral kristobalit dan goetit. Hasil analisis XRD dilampirkan pada Lampiran C. Kristobalit (SiO 2 ) lebih sering terbentuk pada kondisi asam, kristobalit pada umumnya berasosiasi dengan kuarsa, alunit, sulfur (Kingston Morrison Ltd, 1995). Goetit (FeO(OH).nH 2 O) terbentuk pada lingkungan oksidasi dan berasosiasi dengan percampuran oksida besi (Kingston Morrison Ltd, 1995). 4.4.3 Karakteristik Umum Air Panas Secara umum, air panas di daerah penelitian mempunyai temperatur yang hangat, yaitu 33 hingga 35 C, dengan ph 2,8 hingga 7,64 (Tabel 4.1). Konduktivitas terukur langsung di lapangan berkisar antara 22,5 hingga 221 MeV. Hasil analisis kimia pada Tabel 4.1 menunjukan, bahwa nilai kesadahan (CaCO 3 ) air panas berkisar antara 101-384 mg/l. 4.4.4 Kimia Air Panas Analisis kimia dilakukan terhadap tiga sampel air panas. Analisis dilakukan untuk mengetahui ph air pada suhu 25 C, Daya Hantar Listrik (DHL), nilai kesadahan (CaCO 3 ), dan 16 unsur yang meliputi anion utama Cl -, SO 2-4 dan HCO 3-, dan kation seperti Ca 2+, Na +, K + dan Mg 2+. Analisis juga dilakukan terhadap unsur-unsur netral, seperti SiO 2, NH 3, dan F, serta unsur kontaminan yang umum dijumpai pada sistem panasbumi, seperti As 3+ dan B. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Kimia Air Teknik Lingkungan ITB, Bandung dan hasil analisis kimia dilampirkan pada Lampiran B dan Tabel 4.2. 35

Tabel 4.2 Hasil analisis kimia air panas daerah G. Tangkuban Parahu No. Konsentrasi (mg/l) Sampel Fe + B F Ca 2+ Mg 2+ Cl - Mn + Na + K + NH 3 SO 4 2- HCO 3 - H + CO 2 SiO 2 As 3+ Li + CMG-1 0,26 0,15 0,28 24,54 9,67 9,67 < 0,07 62,13 13,54 0,288 < 0,5 268,42-2,6 6,95 0,0046 0,284 CMG-2 1,03 0,174 0,22 28,63 15,04 35,24 < 0,07 78,99 14,96 0,264 < 0,5 320,23-3,47 5,64 0,0037 0,217 KCH 4,22 0,19 1.579 49,08 63,5 249,7 1,67 105,6 58,04 1.511 471-2,44 64,14 4,89 0,0027 0,751 36

Kesetimbangan Ion Sebelum melakukan pengolahan data, harus diketahui kualitas datanya terlebih dahulu sehingga dapat terjamin kelayakannya untuk diinterpretasikan lebih lanjut. Kualitas data dapat diketahui dengan metoda kesetimbangan ion, yaitu metoda yang ditujukan untuk mengetahui tingkat keseimbangan antara kation dengan anion yang ada pada sampel air panas. Data dikatakan baik apabila nilai kesetimbangan antara kation dengan anion tidak lebih dari 5% (Nicholson, 1993). Perhitungan keseimbangan ion dilakukan dengan mengkonversikan konsentrasi dari unsur kimia yang ada pada data air panas dari ml/l ke meq (milliequivalents) dengan menggunakan persamaan berikut: Anion/Kation (meq) = ( konsentrasi (mg/l) / massa atom ) x bilangan oksidasi unsur Setelah mengubah satuan mg/l ke meq, berikutnya data tersebut diformulasikan ke dalam persamaan keseimbangan ion di bawah ini (Nicholson, 1993) Σ anion (meq) = Σ kation (meq) Σ anion (meq)/ Σ kation (meq) [2(Σ anion Σ kation) / (Σ anion +Σ kation)] Netral : SiO 2, NH 3, As, B, gas Nobel Kation : Na+, K+, Li+, Ca+2, Mg+2, Rb+, Cs+, Mn+, Fe+ Anion : Cl-, HCO 3 -, SO 4-2, F-, Br -, I Tabel 4.3 Analisis kesetimbangan ion Lokasi No. Kesetimbangan Anion Kation Sampel Ion (%) Cimanggu-1 CMG-1 4,68 5,07 3,96 Cimanggu-2 CMG-2 6,25 6,48 1,82 Kancah KCH 16,85 13,75 10,13 Analisis kimia pada tabel 4.3 menunjukan, bahwa air panas di daerah penelitian mempunyai kesetimbangan ion antara 1,82 hingga 10,13%. Analisis kimia air panas pada daerah Cimanggu mempunyai kesetimbangan ion kurang dari 5%; analisis ini dapat 37

dikatakan layak. Namun, tidak berarti, bahwa hasil analisis air panas lain yang mempunyai kesetimbangan ion di atas 5% tidak layak digunakan dalam interpretasi; kesetimbangan ion yang tinggi dipengaruhi juga oleh tipe dan proses yang dialami air panas (Nicholson, 1993). Nilai kesetimbangan ion di atas 5% diperkirakan akibat adanya interaksi antara air meteorik di permukaan dengan batuan di sekitarnya. 4.4.5 Tipe Air Panas Tipe air panas ditentukan berdasarkan kandungan relatif anion Cl, SO 4, dan HCO 3 seperti pada Gambar 4.2. Di daerah penelitian, hanya air panas Cimanggu-1 dan Cimanggu-2 yang merupakan air panas bikarbonat (HCO 3 ), sedangkan air panas Kancah merupakan air panas sulfat-klorida. Air bikarbonat yang terdapat di mata air panas Cimanggu menandakan terbentuk pada kondisi daerah yang dangkal, air tersebut terbentuk akibat absorbsi gas CO 2 serta kondensasi uap air ke dalam air tanah (steam heated water). Sedangkan mata air panas Kancah merupakan air campuran sulfat klorida diduga berasal dari campuran kondensasi gas volkanik dekat permukaan dengan air meteorik. Cl CMG-1 Mixed Mixed Cl-SO Cl-SO 4 waters waters / Volcanic Volcanic condensates condensates Deep Cl waters Cl-HCO Deep Cl waters Dilute Cl-HCO waters waters 3 CMG-2 KCH Steam-heated waters / steam condensates SO 4 HCO 3 Gambar 4.2 Kandungan relatif Cl-SO4-HCO3 daerah penelitian 38

4.4.6 Geotermometer Geotermometer Na-K-Mg digunakan untuk menghitung temperatur reservoir pada daerah penelitian, karena geotermometer ini baik digunakan pada sampel air panas yang tidak baik dan dapat menafsirkan suhu reservoir yang lebih rendah. Perhitungan geotermometer Na-K menggunakan rumus: T Na-K ( o C) Giggenbach (1988) op.cit. Nicholson (1993) = (1390/(log (Na/K)+1,75))-273 Perhitungan geotermometer K-Mg menggunakan rumus: T K-Mg ( o C) Giggenbach (1988) op.cit. Nicholson (1993) = (4410/(14-log(K/ Mg))-273 Berdasarkan perbandingan kandungan relatif Na-K-Mg (Gambar 4.3) semua mata air panas di daerah penelitian tergolong sebagai air yang tidak mengalami kesetimbangan (immature water). Air panas yang digunakan sebagai geotermometer adalah air panas si daerah Cimanggu-1 dan Cimanggu-2, karena pada mata air tersebut memilki ph netral dan kesetimbangan ion di bawah 5%. Na/400 CMG-1 CMG-2 KCH 140 o 120 o Full equilibrium 100 o 80 o 60 o 40 tk-mg tk-na 180 o 160 o Partial equilibrium Immature water K/10 Mg Gambar 4.3 Perbandingan kandungan relatif Na - K - Mg mata air panas di daerah penelitian yang berasal dari hasil perhitungan geotermometer K-Na dan K-Mg (Giggenbach, 1988 op.cit. Nicholson, 1993) 39

Tabel 4.4 Geotermometer tna-k dan tk-mg No Sampel T Na-K ( o C) T K-Mg ( o C) CMG-1 303 73,64 CMG-2 289 70,80 Berdasarkan perhitungan geotermometer Na-K-Mg, temperatur bawah permukaan yang berhubungan dengan reservoir diperkirakan berkisar 280-300 0 C. Proses kondensasi di dekat permukaan diperkirakan terjadi pada temperatur 70-80 0 C, seperti yang ditunjukan oleh geotermometer K-Mg. 4.5 Resume Berdasarkan pengolahan data geokimia air panas pada tiga lokasi mata air panas yang diidentifikasi pada daerah penelitian, yaitu: Kancah, Cimanggu-1, Cimanggu-2, didapatkan kesimpulan sebagai berikut : Secara umum memiliki temperatur hangat berkisar 33-35 0 C, dengan ph 3-7 Manifestasi permukaan pada Cimanggu-1 dan Cimanggu-2 berupa mata air panas, sedangkan Kancah berupa mata air panas asam. Pola XRD endapan permukaan pada daerah Kancah menunjukan, bahwa endapan permukaan didominasi oleh mineral kristobalit dan goetit. Berdasarkan tipe air panas : Cimanggu-1 : air bikarbonat Cimanggu-2 : air bikarbonat Kancah : air sulfat-klorida Berdasarkan perhitungan geotermometer Na-K-Mg, temperatur bawah permukaan yang berhubungan dengan reservoir diperkirakan berkisar 280-300 0 C. Sedangkan temperatur pada saat proses kondensasi uap di dekat permukaan diperkirakan berkisar 70-80 0 C. 40