BAB I PENDAHULUAN. Perindustrian, didirikan sejak tahun 1909 di Batavia (Jakarta) oleh pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN OBJEK. 3.1 Sejarah Balai Besar Bahan Dan Barang Teknik (B4T) bawah Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri, Kementerian

BAB II RUANG LINGKUP B4T

BAB I PENDAHULUAN. strategi dalam berbisnis yang dapat mengikuti perkembangan jaman (up to date).

BAB I PENDAHULUAN. strategi dalam berbisnis yang dapat mengikuti perkembangan jaman (up to date).

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

4.1 Aktivitas Kerja Praktek

BAB I PENDAHULUAN. administratif diserahkan kepada Kementerian Negara/Lembaga (K/L), dan

BAB II RUANG LNGKUP PERUSAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan pula semakin pentingnya fungsi perbendaharaan dalam rangka pengelolaan. meningkatkan nilai tambah sumber daya keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Satuan Kementerian Daerah yang mempunyai kewenangan dan tanggung

2011, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN GAJI PEGAWAI NEGERI, PEJABAT NEGARA, DAN PE

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan berupa penerimaan dan pengeluaran anggaran yang dilaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 87 1P13/2011

KESIMPULAN DAN SARAN. Lembata telah diberlakukan pada Tahun Anggaran 2009.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan proses produksinya ialah aspek sumber daya manusia. Agar

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI MEKANISME PEMBAYARAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2017

[B.3] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalakan regulasi keuangan sebuah pemerintahan daerah, terdapat aktivitas terus menerus yang dimulai dari perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN. dalam akuntansi. Kas sangat penting artinya karena menggambarkan daya beli dan

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. kompeten dan profesional adalah birokrasi yang memiliki sense of responsibility

BAB I PENDAHULUAN. adanya suatu penanganan yang baik dan jelas terhadap biaya-biaya yang

BAB I PENDAHULUAN. program yang dapat melahirkan mahasiswa mahasiswa yang terampil,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.02/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENULISAN. analisis kualitatif diguanakan untuk memecahkan persoalan yang ada yaitu

Pengujian dan Pembayaran Tagihan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dalam rangkaian secara menyeluruh

BAUK DIR Prosedur Pengelolaan Keuangan: Pencairan dan Pertanggungjawaban UP 24 Mei 2013 (Ganti UP)

BAB 4 EVALUASI PPH PASAL 22 BENDAHARAWAN PEMERINTAH PADA PPPTMGB LEMIGAS. Mekanisme PPh Pasal 22 Bendaharawan Pemerintah di LEMIGAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sasaran seseorang, organisasi dan masyarakat (Flippo, 1995). mengandung banyak unsur dan memiliki dampak yang cukup panjang bagi

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) SEMARANG II

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (Sesuai Peraturan Menkeu Nomor-168/PMK.05/2015)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut Sumber Daya Manusia

1. Tujuan Prosedur ini bertujuan untuk mengatur pencairan Uang Persediaan (UP) dan pertanggungjawaban uang persediaan (ganti up).

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan - perusahaan di negara lain. Globalisasi mengakibatkan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 37/PMK.02/2006 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-31/PB/2008 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia mengalami hal yang serupa mengikuti perkembangan era

WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG :

BIRO KEUANGAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER MEKANISME PENCAIRAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA APBN-P TAHUN ANGGARAN 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipertanggungjawabkan pemakainnya. Hubungan administrasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), merupakan salah satu

No.PR.32.2-V5. BAUK DIR Prosedur Pengelolaan Keuangan: Pencairan dan Pertanggungjawaban UP 25 Agustus 2017 (Ganti UP)

BAB I PENDAHULUAN. Tata pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance and Clean

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Obyek Studi Sejarah Balai Besar Logam dan Mesin

[B.2] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN GANTI UANG PERSEDIAAN (GU)

PROSEDUR PENGAJUAN KEKURANGAN GAJI PADA KANTOR KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan kerja praktek penulis ditempatkan pada subbagian

2015, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi negeri badan hukum.hal ini tertuang dalam Peraturan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG

PELAPORAN BENDAHARA PENGELUARAN

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu kegiatan pemerintah yang berhubungan langsung dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PROSEDUR PENGGAJIAN PNS PADA BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL (BPHN)

BAB I PENDAHULUAN. begitu ketat menuntut setiap perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh aspek

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PAMERAN PRODUK KREATIF SISWA SMK BESERTA MITRA INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.. kegiatan ini harus direncanakan dan dikendalikan dengan baik.

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian Negara/Lembaga; Menging

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas

Metode Pembayaran Tagihan Negara

MEKANISME PENCAIRAN APBN DAN SYARAT ADMINISTRASI PEMBEBANAN

2015, No Pembayaran Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pembayaran gaji di Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai berikut:

CONTOH PEMBUKUAN BENDAHARA PENGELUARAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN ZAKAT DALAM KABUPATEN ACEH UTARA BUPATI ACEH UTARA,

JURNAL DWI MINGGUAN. Edisi 16 s.d 28 Februari 2017

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat, sehingga komputer sudah merupakan suatu sarana

BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah sebagai organisasi sektor publik

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-10/PB/2006 TENTANG

GUBERNUR JAMBI GUBERNUR JAMBI,

BAB I PENDAHULUAN. yang mengadakan penjualan secara kredit. Hal tersebut dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan daerah semua sumber keuangan yang akan digunakan oleh daerah untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) sebagai salah satu institusi di bawah Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri, Kementerian Perindustrian, didirikan sejak tahun 1909 di Batavia (Jakarta) oleh pemerintah Hindia Belanda dengan nama Laboratorium Voor Metaal Onderzoek di bawah Burgelizke Openbake Warken (Departemen PU sekarang). Tahun 1921 dipindahkan ke Bandung di Kompleks Technische Hogeschool (ITB sekarang). B4T mempunyai pengalaman di Bidang Pengujian, Kalibrasi, Mutu, Sertifikasi Produk, Kepastian Mutu Bahan dan Barang Teknik serta telah diakui keberadaannya oleh industri karena mutu pelayanan yang prima dan konsisten. Dalam menghadapi era globalisasi saat ini, B4T telah menyiapkan berbagai layanan jasa teknik bagi industri yang didukung peralatan modern dan handal,sdm terlatih dan berkualifikasi,laboratorium uji dan laboratorium kalibrasi,lembaga inspeksi dan lembaga setifikasi serta elmbaga pelatihan teknik yang terakreditasi baik nasional maupun internasional. Dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Balai besar bahan dan barang Teknik yang menggunakan SDM terlatih dan berkualifikikasi serta penggunaan peralatan modern dan handal tentu mengakibatkan timbulnya biaya-biaya, maka dari itu instansi Balai Besar Bahan dan Barang Teknik menggunakan APBN untuk melakukan pembayaran tagihan atas beban-beban tersebut. 1

2 Mekanisme pembayaran tagihan atas beban APBN dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui mekanisme Uang Persediaan (UP) dan Mekanisme Langsung (LS). Mekanisme UP dilakukan dengan cara pembayan kepada pihak/rekanan yang berhak dibayar dengan cara pembebanan dari rekening kas negara melalui rekening bendahara. Sedangkan dalam mekanisem Langsung (LS) pembayaran kepada rekanan/pihak dibayarkan langsung dari rekening kas negara kepada rekening penerima pihak/rekanan tanpa melalui rekening bendahara ( Noor Cholis M : 2011 ). Pembayaran dengan menggunakan metode langsung artinya pelaksanaan pembayaran melalui transfer dari rekening kas negara ke rekening bank penerima (rekening rekanan yang berhak menerima pembayaran) setelah memenuhi persyaratan ( Noor Cholis M : 2011 ). Pada prinsipnya bendahara tidak terlibat dalam pelaksanaan pembayaran dengan metode langsung (LS) yang langsung ke rekanan. Namun pada prakteknya ada pelaksanaan metode langsung (LS) yang melalui rekening bendahara dan bendahara harus ikut bertanggungjawab yaitu pembayaran yang sebenarnya bersifat LS tetapi melalui rekening Bendahara metode ini sering dosebut dengan LS Bendahara. LS Bendahara pada umunya digunakan untuk melakukan pembayaran kepada PNS atau perorangan non PNS berhubung adanya kegiatan tertentu ( Noor Cholis M : 2011 ).

3 Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dalam kerja praktek ini tertarik untuk melakukan penelitian terhadap tinjauan mekanisme pembayaran langsung (LS) atas Pengelolan Gaji, Honorarium dan Tunjangan dengan judul : Tinjauan Atas Mekanisme Pembayaran Langsung (LS) Atas Pengelolaan Gaji, Honorarium, dan Tunjangan pada Kementerian Perindustrian RI - Balai Besar Bahan Dan Barang Teknik. 1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek 1.2.1 Maksud Kerja Praktek Secara umum kerja praktek ini dimaksudkan untuk mengetahui mekanisme pembayaran langsung atas pengelolaan Gaji, Honorarium dan Tunjangan pada Kementerian Perindustrian-RI Balai Besar Bahan dan Barang Teknik. 1.2.2 Tujuan Kerja Praktek Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pembayaran langsung (LS) atas pengelolaan gaji, honorarium. 1.3 Kegunaan Kerja Praktek 1.3.1 Kegunaan Praktis Bagi Perusahaan Membantu perusahaan/instansi dalam melaksanakan kegiatannya dan memberikan masukan serta saran dalam perusahaan tersebut serta pelaksanaan kerja praktek ini diharapkan dapat memberikan pandangan dari sisi akademisi mengenai tinjauan mekanisme pembayaran langsung (LS) atas Gaji, Horonarium dan Tunjangan pada Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Bandung.

4 1.3.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi Penulis Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan untuk cara berpikir tentang konsep dan teori yang dipelajari di bangku perkuliahan dan kaitannya dengan dunia nyata dan dapat mengetahui secara dalam implementasi pengelolaan Pembayaran Langsung (LS) atas Gaji, honorarium dan tunjangan yang dilakukan instansi baik secara teori maupun prakteknya. 2. Bagi Akademik Sebagai bahan refrensi,wawasan dan tambhan ilmu bagi mahasiswamahasiswi Unikom mengenai metode pembaaran langsung atas gaji,honanarium dan tunjangan yang dilakukan instansi baik secara teori maupun prakteknya. 3. Bagi Pihak Lain Sebagai bahan referensi dan masukan untuk melakukan evaluasi yang lebih luas lagi bagi penulis selanjutnya dan Sebagai bahan kajian untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan baik secara teoritis maupun prakteknya dalam dunia nyata. 1.4 Metode Kerja Praktek Metode yang digunakan penulis dalam menyusun laporan kerja praktek adalah Metode deskriftif yaitu suatu metode yang menggambarkan dan melaporkan suatu kejadian atau pristiwa pada waktu peneliti mengadakan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah :

5 1. Teknik Wawancara (Interview) Penulis melakukan tanya jawab secara langsung kepada para karyawan (narasumber) tentang hal-hal yang berhubungan dengan oprasional kerja dimana penulis ditempatkan. 2. Pengamatan Langsung (Observasi) Penulis mengamati dan mempelajari secara langsung dilapangan mengenai aturan-aturan mekanisme pembayran langsung (LS) atas pengelolan Gaji, Honorarium dan Tunjangan. 3. Studi Pustaka Penulis mencari literature yang berhubungan dengan topik laporan seperti buku-buku perpustakaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek 1.5.1 Lokasi Kerja Praktek Lokasi pelaksanaan kerja praktek yaitu pada Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Balai Besar Bahan dan Barang Teknik ( B4T ) Bandung yang beralamat di Jalan Sangkuriang No.14 Telp. (022) 2504088 Bandung 40135. Waktu pelaksanaan kerja praktek dilakukan selama dua bulan dalam waktu 35 hari kerja dimulai pada tanggal 15 Juli 2013 sampai tanggal 06 September 2013 pada jam kantor mulai dari pukul 07.30 sampai pukul 16.00 WIB

6 1.5.2 Waktu Kerja Praktek Tabel 1.1 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek juli Agustus Sep No Kegiatan 2010 2010 2010 III VI I II III IV I 1 Pengenalan Lingkungan Kantor 2 Pengenalan tentang struktur organisasi di perusahaan 3 Pengenalan tentang uraian tugas masing-masing seksi di bidang Tata Usaha sub bagian Keuangan 2 Pemberian Materi tentang Mekanisme Pencairan APBN ( metode LS dan UP) 3 Pengenalan SPPD, SPM dan SPBy L I B U R 4 Melaksanakan Membuat, Mencatat dan Mengarsipkan Surat Perintah Bayar (SPBy)