MEKANISME PENCAIRAN APBN DAN SYARAT ADMINISTRASI PEMBEBANAN
|
|
- Dewi Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MEKANISME PENCAIRAN APBN DAN SYARAT ADMINISTRASI PEMBEBANAN 4 Melaksanakan Pengujian Tagihan dan Pembayaran terkait Mekanisme Pembayaran Tagihan atas Beban APBN Melaksanakan Pengujian Tagihan atas Pembayaran dengan Mekanisme UP Melaksanakan Pengujian Tagihan atas Pembayaran dengan Mekanisme TUP Melaksanakan Pengujian Tagihan atas Pembayaran dengan Mekanisme LS Bendahara
2 Uraian dan Contoh Mekanisme Pembayaran Tagihan Mekanisme pembayaran tagihan atas beban APBN dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui mekanisme Uang Persediaan (UP) dan mekanisme langsung (LS). Mekanisme UP dilakukan dengan cara pembayaran kepada rekanan/pihak yang berhak dibayar dengan cara pembebanan dari rekening kas Negara melalui rekenig Bendahara. Sedangkan dalam mekanisme LS pembayaran kepada rekanan dibayarkan langsung dari rekening kas Negara kepada rekening rekanan tanpa melalui rekening bendahara. Adanya pilihan mekanisme pembayaran diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat pelaksanaan tagihan atas beban APBN tanpa mengurangi akuntabilitas. Satker diharapakan dapat menerapkan prinsip-prinsip akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan dana APBN dengan cara memilih dan melakukan mekanisme pembayaran dengan cara yang tepat, cepat dan akurat sehingga pelaksanaan APBN memenuhi prinsipprinsip yang telah ditetapkan. Strategi perencanaan pengeluaran menjadi hal yang harus diperhatikan mengingat hanya ada dua mekanisme pencairan dana. Pengeluaran-pengeluaran sejak awal harus disusun dan direncanakan akan menggunakan mekanisme uang persediaan (UP) atau langsung (LS) mengingat kedua mekanisme pencairan ini mempunyai aturan-aturan tertentu yang bisa menjadi penentu kelancaran pelaksanaan pembayaran. Dari kedua mekanisme tersebut mekanisme yang utama adalah dengan mekanisme LS dan pada prinsipnya pembayaran dengan mekanismne LS dapat dilaksanakan untuk semua pelaksanaan kegiatan dan semua jenis belanja berapa pun besarnya sepanjang telah terpenuhi syarat untuk diakukan pembayaran. Syarat utama dalam mekanisme LS adalah: jumlah pengeluaran telah pasti, penerima pembayaran telah pasti dan pembebanan pembayaran juga telah dapat dipastikan. Diantara kedua mekanisme tersebut terdapat mekanisme pembayaran yang bersifat dianataranya mekanisme ini dikenal dengan istilah LS Bendahara. Pada prinsipnya pembayaran yang dilakukan telah pasti jumlah, penerima dan akun pembebanan, namun dalam pelaksanaannya dana tidak langsung ditransfer kepada yang berhak tetapi ditransfer melalui rekening Bendahara dan selanjutnya Bendahara membayarkan kepada yang berhak. Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 2
3 Mekanisme Uang Persediaan 1. Uang Persediaan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut UP adalah uang muka kerja dengan jumlah tertentu yang bersifat daur ulang (revolving), diberikan kepada bendahara pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. Apabila Uang Persediaan yang diterima oleh satker tersebut kurang, maka satker dapat mengajukan Tambahan Uang Persediaan. Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut TUP adalah uang yang diberikan kepada satker untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam satu bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan. Untuk mengelola uang persediaan bagi satuan kerja di lingkungan kementrian Negara/lembaga, mengangkat pejabat fungsional Bendahara Pengeluaran (jabatan fungsional Bendahara belum terwujud). Untuk membantu pengelolaan uang persediaan pada kantor/satuann kerja apabila diperlukan Menteri/Pimpinan lembaga dapat menunjuk Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tatacara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara, menggantikan Per- 11 /Pb/2011Tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-66/Pb12005 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara ketentuan mengenai Uang Persediaan diatur sebagai berikut: UP dapat diberikan dalam batas-batas untuk pengeluaran-pengeluaran: a. Belanja Barang (52); b. Belanja Modal (53) c. Belanja lain-lain (58); Ketentuan lain yang harus diperhatikan dalam melakukan pengujian terhadap tagihan belanja kepada negara adalah: Pembayaran kepada satu rekanan melalui mekanisme Uang Persediaan hanya boleh dipergunakan untuk nilai maksimal Rp (lima puluh juta rupiah) per transaksi/rekanan, kecuali untuk pembayaran honor dan perjalanah dinas. Satuan kerja dapat menggunakan UP untuk belanja pada akun diluar ketentuan tersebut diatas tetapi satuan kerja hanya dapat melakukannnya setelah mendapat dispensasi. Dispensasi diberikan untuk DIPA Pusat oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan dan untuk DIPA Pusat yang kegiatannya berlokasi di daerah ditetapkan oleh Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan setempat. Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 3
4 Mekanisme Pencairan Anggaran melalui sistem Uang Persediaan dapat digambarkan sebagai berikut: MEKANISME PENCAIRAN (UP) KPPN KAS NEGARA 3 DAERAH DAERAH SUPLIER 4 SP2D 5 SPM/GU 2 REKENING KUASA PENGGUNA ANGGARAN 1 DAERAH DAERAH BENDAHARA 6 BUKTI2 Gambar 4.1 Mekanisme Pencairan Dengan Uang Persediaan Sumber: Sosialisasi Paket UU Keuangan Negara, DJPBn Bendahara pengeluaran dapat membagi uang persediaan kepada beberapa Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP). Apabila diantara BPP telah merealisasikan penggunaan UP nya sekurang-kurangnya 50% Kuasa PA/pejabat yang ditunjuk dapat mengajukan SPM-GUP bagi BPP berkenaan tanpa menunggu realisasi BPP lain yan belum mencapai 50 %. Mengenai prosedur uang persediaan diatur sebagai berikut: PA/kuasa PA menerbitkan SPM-UP berdasarkan DIPA atas permintaan Bendahara pengeluaran yang dibebankan pada MAK transito kode kegiatan untuk rupiah murni , pinjaman luar negeri , dan PNBP Berdasarkan SPM-UP, KPPN menerbitkan SP2D untuk rekening Bendahara Pengeluaran yang ditunjuk dalam SPM-UP. Penggunaan Uang Persediaan menjadi tanggungjawab Bendahara pengeluaran. Bendahara Pengeluaran melakukan pengisian kembali Uang Persediaan setelah Uang Persediaan digunakan (revolving) sepanjang masih tersedia pagu dana dalam DIPA. Bagi Bendahara Pengeluaran yang dibantu oleh beberapa PUM, dalam pengajuan SPM-UP diwajibkan melampirkan daftar rincian yang menyatakan jumlah uang yang dikelola oleh masing-masing PUM. Sisa uang persediaan yang ada di Bendahara Pengeluaran pada akhir tahun anggaran harus disetorkan kembali ke rekening kas Negara selambat-lambatnya tanggal 31 Desember tahun anggaran berkenaan. Setoran sisa uang Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 4
5 persediaan dimaksud, oleh KPPN dibukukan sebagai pengembalian uang persediaan sesuai mata anggaran yang ditetapkan. 2. Tambahan Uang Persediaan Tambahan Uang Persediaan dipergunakan apabila Uang Persediaan yang ada tidak mencukupi untuk kegiatan yang mendesak dan perlu segera dilaksanakan. Perbedaan utama antara UP dengan TUP adalah, TUP tidak bersifat revolving dan apabila telah dipergunakan dan terdapat sisa dana, sisa dana tersebut harus disetor ke kas negara. (Penjelasan lebih lanjut dan detil terkait dengan UP dan TUP dapat dibaca pada modul Pengelolaan UP) Mekanisme Pembayaran Dengan LS a) LS Kepada Rekanan/Pihak Ketiga Pembayaran dengan menggunakan mekanisme LS artinya pelaksanaan pembayaran melalui transfer dari rekening kas Negara ke rekening bank penerima (rekening rekanan yang berhak menerima pembayaran) setelah memenuhi persyaratan yg ditetapkan.. MEKANISME PENCAIRAN (LS) KPPN KAS NEGARA 7 KANWIL DJPb 5 8 DJPb REKENING 4 6 SP2D DAERAH KONTRAKTOR DAERAH / SUPPLIER SPM KUASA PENGGUNA ANGGARAN 3 BERITA ACARA SERAH TERIMA 2 PENYELESAIAN PEKERJAAN 1 Gambar 4.2 Mekanisme Pencairan LS Sumber: Sosialisasi Paket UU Keuangan Negara, DJPBn Pembayaran dengan menggunakan mekanisme LS dilakukan untuk pembayaran selain yang dilakukan melalui mekanisme UP. Pada prinsipnya semua pembayaran atas beban APBN dapat dilakukan dengan mekanisme LS namun harus tetap memenuhi Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 5
6 persyaratan kelengkapan dokumen sesuai dengan peraturan yang berlaku. Syarat utama mekanisme dengan LS adalah adanya kepastian terkait dengan: penerimebut.a, jumlah, akun yang akan dibebani oleh pembayaran ter Tabel 4.1 Ilustrasi Perbedaan Mekanisme Pembayaran Metode UP dan LS Uang Persediaan (UP) Sifat Bukan merupakan mekanisme pembayaran utama. Hanya diperbolehkan untuk pemba-yaran akun tertentu dan dengan persyaratan tertentu Langsung (LS) Merupakan mekanisme pembayaran utama. diperbolehkan untuk pembayaran semua akun dengan persyaratan tertentu Metode Barang/jasa yang dibeli Cara rekanan/pihak ketiga menerima uang Pembayaran dilakukan dari rekening kas Negara melalui rekening Bendahara Pada saat dana dikeluarkan dari kas Negara pembayaran belum dapat dipastikan detilnya (jumlah/jenis barang, penerima, akun) Pembayaran dari Bendahara kepada rekanan dapat dilakukan oleh Bendahara secara tunai maupun dengan cek (mekanisme perbankan) Pembayaran langsung dari rekening kas Negara ke rekening rekanan/pihak ketiga Pada saat dana dikeluarkan dari kas Negara pembayaran telah dapat dipastikan detilnya (jumlah/jenis barang, penerima, akun) Rekanan menerima dana langsung dari kas Negara lewat rekening (murni melalui mekanisme perbankan) Catatan: Ilustrasi Penulis b) LS Bendaharawan Selain dikenal mekanisme LS kepada rekanan dalam prakteknya dikenal juga istilah LS Bendahara. Mekanisme ini pada prinsipnya dapat dilakukan dengan mekanisme LS karena telah diketahui dengan pasti: siapa penerimanya, jumlah yang harus dibayarkan, akun pembebanannya. Mekanisme ini umumnya dilakukan untuk pembayaran kepada pegawai. Karena jumlahnya relatif kecil dan dibayarkan kepada banyak orang maka solusi yang dipakai adalah dibayarkan lewat rekening Bendahara. Mekanisme LS Bendahara antara lain Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 6
7 dipergunakan untuk pembayaran lembur, honor, kekurangan gaji dan pembayaran lain kepada Pegawai. Kelengkapan Tagihan Kepada Negara Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 190/ PMK.05/2012 Tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara. Dalam Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara dokumen yang harus dilengkapi sebagai dasar pengujian kebenaran tagihan atas beban APBN antara lain adalah sebagai berikut: 1. Kelengkapan Dokumen Dengan Mekanisme UP Dokumen-dokumen yang harus dilengkapi dalam mekanisme Uang Persedian antara lain adalah: a. Uang Persediaan (UP) Uang persediaan pada hakekatnya adalah uang muka kerja dan pada saat PPK/Bendahara mengajukan UP belum ada kegiatan transaksi yang membebani APBN pada satuan kerja nya. Dokumen yang harus dipenuhi ketika Bendahara mengajukan UP adalah surat Pernyataan dari KPA yg menyatakan bahwa UP yg dimaksud tidak untuk pengeluaran yg menurut ketentuan harus dengan LS. b. Tambahan Uang Persediaan Tambahan Uang Persediaan pada hakekatnya diberikan/diminta apabila UP yang ada pada pengelolaan Bendahara tidak mencukupi untuk melakukan kegiatan yang pentig dan mendesak untuk dilaksanakan. Dokumen yang harus dilengkapi terkait pengajuan dana TUP adalah: 1) Rincian Rencana Penggunaan Dana TUP 2) Surat Pernyataan dari KPA bahwa: a) digunakan dan di pertanggungjawabkan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan ; b) tidak digunakan untuk kegiatan yang harus dilaksanakan dengan pembayaran LS. Atas dasar permintaan TUP Kepala KPPN melakukan penilaian terhadap: 1) pengeluaran pada rincian rencana penggunaan TUP bukan merupakan pengeluaran yang harus dilakukan dengan pembayaran LS; Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 7
8 2) pengeluaran pada rincian rencana penggunaan TUP masih/cukup tersedia dananya dalam DIPA; 3) TUP sebelumnya sudah dipertanggungjawabkan seluruhnya; 4) TUP sebelumnya yang tidak digunakan telah disetor ke Kas Negara. Dalam hal TUP sebelumnya belum dipertanggungjawabkan seluruhnya dan/atau belum disetor KPPN dapat menyetujui permintaan TUP berikutnya setelah mendapat persetujuan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Dalam hal KPA mengajukan permintaan TUP untuk kebutuhan melebihi waktu 1 (satu) bulan, Kepala KPPN dapat memberi persetujuan dengan pertimbangan kegiatan yang akan dilaksanakan memerlukan waktu melebihi 1 (satu) bulan. Untuk pengajuan permintaan TUP yang memenuhi ketentuan Kepala KPPN dapat memberikan persetujuan sebagian atau seluruh permintaan TUP melalui surat persetujuan pemberian TUP. Kepala KPPN menolak permintaan TUP dalam hal pengajuan permintaan TUP tidak memenuhi ketentuan Persetujuan atau penolakan disampaikan paling lambat 1 ( satu ) hari kerja setelah surat pengajuan permintaan TUP diterima KPPN. TUP harus diperta nggungjawabkan dalam waktu 1 (satu) bulan dan dapat dilakukan secara bertahap. c. Ganti Uang Persediaan Ganti UP adalah dana yang diberikan apabila UP yang ada pada kas bendahara telah dipakai untuk melakukan transaksi-transaksi sesuai kebutuhan. Apabila dana UP telah terpakai maka sesuai dengan prinsip revolving fund dana tersebut dapat diganti oleh Kuasa BUN sebesar dana yang telah terpakai dengan ketentuan harus dilengkapi dokumendokumen bukti pengeluaran. 2. Kelengkapan Dokumen Dengan Mekanisme Langsung (LS) Pada prinsipnya bendahara tidak terlibat dalam pelaksanaan pembayaran dengan metode LS karena dalam metode LS uang ditransfer langsung dari rekening kas Negara ke rekening rekanan. Namun pada prakteknya ada pelaksanaan metode LS yang melalui rekening bendahara dan bendahara harus ikut bertanggungjawab yaitu pembayaran yang sebenarnya bersifat LS tetapi melalui rekening Bendahara metode ini sering disebut dengan LS Bendahara. LS bendahara pada umumnya digunakan untuk melakukan pembayaran kepada PNS atau perorangan non PNS berhubung adanya kegiatan tertentu. Pembayaran dengan menggunakan mekanisme LS dilakukan antara lain untuk : a. Pengadaan Tanah Pembayaran pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilaksanakan melalui mekanisme pembayaran langsung (LS), apabila tidak mungkin dilaksanakan melalui mekanisme LS, maka dapat dilakukan melalui UP/TUP. Apabila pengadaan tanah Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 8
9 dilakukan dengan mekanisme UP maka menjadi kewajiban Bendahara untuk menguji kebenaran tagihan yang dilakukan. Jika menggunakan LS persyaratan yang harus dipenuhi dengan mekanisme pembayaran adalah sebagai berikut: 1) Persetujuan Panitia Pengadaan Tanah untuk tanah yang luasnya lebih dari satu hektar di kabupaten/kota; 2) Fotokopi bukti kepemilikan tanah; 3) Kuitansi; 4) SPPT PBB tahun transaksi; 5) Surat persetujuan harga; 6) Pernyataan dari penjual bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa dan tidak sedang dalam anggunan; 7) Pelepasan/penyerahan hak atas tanah/akta jual beli di hadapan PPAT; 8) SSP PPH final atas pelepasan hak; 9) Surat pelepasan hak adat (bila diperlukan). b. LS untuk pembayaran gaji, lembur dan honor/vakasi 1) Pembayaran Gaji Induk/susulan gaji/kekurangan gaji/gaji terusan/uang duka wafat dilengkapi dengan Daftar Gaji Induk/susulan gaji/ kekurangan gaji/gaji terusan/uang duka wafat, SK CPNS, SK naik pangkat, SK jabatan, KGB, Surat Pernyataan Pelantikan, Surat Pernyataan Masih Menduduki Jabatan, Surat Pernyataan Pelaksanaan Tugas, Daftar Keluarga (KP4), kopi Surat Nikah, kopi Akte Kelahiran, Surat Keterangan Penghentian Pembayaran, Daftar potongan Sewa Rumah Dinas, Surat Keterangan Masih Sekolah/Kuliah, Surat Pindah, Surat Kematian, SSP PPh pasal 21. Kelengkapan tersebut harus sesuai peruntukannya. 2) Pembayaran lembur dilengkapi dengan Daftar Pembayaran Perhitungan Lembur yang sudah ditandatangani oleh Kuasa PA/Pejabat yang ditunjuk dan Bendahara Pengeluaran Satker/SKS ybs, surat perintah kerja lembur, daftar hadir kerja, daftar kerja lembur dan SSP PPh pasal 21. 3) Pembayaran Honor/vakasi dilengkapi dengan SK tentang pemberian honor vakasi, daftar pembayaran perhitungan honor/vakasi yang ditandatangani oleh kuasa PA/Pejabat yang ditunjuk dan Bendahara Pengeluaran ybs dan SSP PPh pasal 21. c. LS non Belanja Pegawai : 1) Pembayaran Pengadaan barang dan jasa : a) Kontrak/SPK yang mencantumkan nomor rekening rekanan; b) Surat pernyataan kuasa PA mengenai penetapan rekanan; c) Berita acara penyelesaian pekerjaan; Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 9
10 d) Berita acara serah terima pekerjaan; e) Berita acara pembayaran; f) Kuitansi yang disetujui oleh kuasa PA atau pejabat yang ditunjuk; g) Faktur pajak beserta SSP yang telah ditandatangani WP; h) Jaminan bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan Bank atau lembaga keuangan non bank. i) Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang dananya sebagian atau seluruhnya bersumber dari pinjaman/hibah luar negeri; j) Ringkasan kontrak untuk rupiah murni dan untuk PHLN Berita Acara dibuat sekurang-kurangnya dalam rangkap 5 dan disampaikan kepada : i. Asli dan satu tembusan untuk penerbit SPM; ii. Masing-masing satu tembusan untuk para pihak yang membuat kontrak. iii. Satu tembusan untuk pejabat pelaksana pemeriksaan pekerjaan 2) Pembayaran Biaya Langganan Daya dan Jasa (Listrik, Telepon dan Air) : a). Bukti tagihan daya dan jasa; b). No. rekening pihak ketiga (PLN, Telkom, PDAM,dll). c). Dalam hal pembayaran langganan daya dan jasa belum dapat dilakukan secara langsung, satker/sks ybs dapat melakukan pembayaran dengan UP. Tunggakan langganan daya dan jasa tahun anggaran sebelumnya dapat dibayarkan oleh satker/sks setelah mendapat dispensasi/persetujuan terlebih dahulu dari Kanwil Ditjen PBN sepanjang dananya tersedia dalam DIPA berkenaan. 3) Pembayaran Belanja Perjalanan Dinas Pembayaran biaya perjalanan dinas harus dilengkapi dengan daftar nominatif pejabat yang akan melakukan perjalanan dinas, yang berisi antara lain: informasi mengenai data pejabat (Nama, pangkat/golongan), tujuan, tanggal keberangkatan, lama perjalanan dinas, dan biaya yang diperlukan untuk masing-masing pejabat. Daftar normatif tersebut harus ditandatangani oleh pejabat yang berwenang memerintahkan perjalanan dinas, dan disahkan oleh pejabat yang berwenang di KPPN. Pembayaran dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran Satker/SKS ybs kepada para pejabat yang akan melakukan perjalanan dinas. Dalam melaksanakan pengujian tagihan harus dibedakan dokumen yang harus dilampirkan. Dokumen yang harus dilampirkan dan diuji pada satuan kerja berbeda dengan dokumen yang diuji pada KPPN. Pengujian pada satuan kerja dilakukan oleh Pejabat Perbendaharaan sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing. Perbedaan ini terjadi karena satuan kerja berkewajiban menguji tagihan secara wetmatigheid, rechmatigheid dan doelmatigheid sesuai kewenangan Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 10
11 masing-masing pejabat perbendaharaan sementara KPPN hanya melakukan pengujian secara substantif formal dan terbatas pada kebenaran formal wetmatigheid dan rechmatigheig. Perbedaan dokumen yang harus diuji antara satuan kerja dan KPPN secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 4.2 Perbandingan Dokumen Utama yang harus dilengkapi Pada Satuan Kerja Dibandingkan Dengan di KPPN (Untuk Belanja Non Pegawai) UP Satuan Kerja a. SPP UP b. Surat Pernyataan dari KPA yg ditunjuk menyatakan bahwa UP yg dimaksud tidak untuk pengeluaran yg menurut ketentuan harus dengan LS. KPPN a. SPM-UP b.surat Pernyataan dari KPA yg ditunjuk menyatakan bahwa UP yg dimaksud tidak untuk pengeluaran yg menurut ketentuan harus dengan LS. b. Arsip Data Komputer TUP a. SPP TUP b. Rencana Pengeluaran Rincian Rencana Penggunaan Dana untuk kebutuhan mendesak dan nil serta rincian sisa dana MAK yang dimintakan TUP dari KPA atau Pejabat yg ditunjuk c. Surat Pernyataan dari KPA bahwa: 1) TUP digunakan untuk keperluan mendesak dan akan habis dalam waktu satu bulan 2) Apabila terdapat sisa harus disetor ke Rekening Kas Negara 3) Tidak untuk pembayaran langsung (LS) d. Rekening Koran yg menunjukkan saldo terakhir e. Surat dispensasi Kakanwil DJPB untuk TUP diatas Rp ,- (dua ratus juta rupiah) a. SPM TUP b. Rincian Rencana Pengguna TUP; dan c. Surat Pernyataan dari KPA bahwa TUP: digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan; dan tidak digunakan untuk kegiatan yang harus dilaksanakan dengan pembayaran LS. d. ADK GUP a. SPP-GUP b. Kuitansi/tanda bukti pengeluaran a. SPM-GUP b. ADK Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 11
12 LS c. SPBy d. SSP yg telah dilegalisir KPA/Pejabat yg ditunjuk dan divalidasi KPPN SPP-LS Non Belanja pegawai c. SSP yg telah dilegalisir KPA/Pejabat yg ditunjuk dan divalidasi KPPN SPM-LS Non Belanja pegawai a. Pembayaran Pengadaan barang dan jasa 1) Kontrak/SPK yang mencantumkan Nomer rekening rekanan. 2) Surat Pernyataan Kuasa PA mengenai penetapan rekanan 3) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan 4) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan 5) Berita Acara Pembayaran 6) Kuitansi yang disetujui oleh Kuasa PA atau Pejabat yang ditunjuk (format kuitansi pada lampiran 4) 7) Faktur Pajak beserta SSP yang telah ditandatangani Wajib Pajak Catatan: Ilustrasi dari penulis a. Pembayaran Pengadaan barang dan jasa 1) SPM 2) ADK 3) Faktur pajak dan SSP Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 12
: 05/SE/M/2006 : Mekanisme Pembayaran Dalam Pelaksanaan APBN Dilingkungan Departemen Pekerjaan Umu Ditetapkan : Diberlakukan :
Ringkasan : Nomor : 05/SE/M/2006 Perihal : Mekanisme Pembayaran Dalam Pelaksanaan APBN Dilingkungan Departemen Pekerjaan Umu Ditetapkan : 28-02 - 2005 Diberlakukan : 28 02-2005 Status : berjalan Penggantian
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR). Dalam pelaksanaan kerja praktek
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kerja praktek di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR). Dalam pelaksanaan kerja praktek
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 11 /PB/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
Lebih terperinciREKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SALINAN KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor 016/K13/KU/2007 Tentang PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN (POK) PELAKSANAAN ANGGARAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2007 REKTOR INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-66/PB/2005 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-66/PB/2005 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN PEMBAYARAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN
Lebih terperinciDaftar Isian Pelaksanaan Anggaran IPB Tahun Anggaran 2009 Nomor : / /XII/2009. MEMUTUSKAN
Menimbang Mengingat : : PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 01/I3/KU/2009 Tentang PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN (POK) PELAKSANAAN ANGGARAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2009 REKTOR
Lebih terperinciMetode Pembayaran Tagihan Negara
DIKLAT SISTEM PENGELUARAN BENDAHARA NEGARA PENGELUARAN APBN Metode Pembayaran Tagihan Negara 1. Metode Pembayaran Langsung (LS) Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut Pembayaran LS adalah pembayaran
Lebih terperinciPENYIAPAN DOKUMEN PENGGANTIAN UANG PERSEDIAAN REVOLVING
PENYIAPAN DOKUMEN PENGGANTIAN UANG PERSEDIAAN REVOLVING P enyampaian pertanggungjawaban Penggantian UP Isi/revolving dari satuan kerja K/L kepada KPPN selaku Kuasa BUN di daerah, dilaksanakan setelah dana
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-66/PB/2005 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN PEMBAYARAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 37370/UN4.1/KU.21/2016 TENTANG
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN KAMPUS TAMALANREA JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN KM.10 MAKASSAR 90245 TELEPON : 586200 (6 SALURAN), 586107 FAX. 585188 PERATURAN REKTOR
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam melaksanakan penelitian yang dilakukan pada Puslitbang tekmira
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam melaksanakan penelitian yang dilakukan pada Puslitbang tekmira, penulis memperoleh data dan informasi mengenai gambaran umum perusahaan
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PNBP
PELAKSANAAN PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PNBP P ada pasal 5 Perpres Nomor 54 tahun 2010 dan perubahannya menetapkan pengadaan barang jasa Pemerintah menerapkan prinsipprinsip pengadaan yang
Lebih terperinciPENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PNBP
PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PNBP 4 Menjelaskan Pengelolaan UP Sumber Dana PNBP Menyebutkan Dasar Hukum Pengelolaan UP PNBP Mengidentifikasi Pagu Jenis Belanja PNBP dalam DIPA/POK Menghitung
Lebih terperinciPELAKSANAAN ANGGARAN dan permasalahan pencairan dana. Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Pelaksanaan Anggaran
PELAKSANAAN ANGGARAN dan permasalahan pencairan dana Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Pelaksanaan Anggaran PENCAIRAN ANGGARAN Pejabat Pengguna Anggaran Pada setiap awal tahun, Menteri/pimpinan
Lebih terperinciPeraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN
Lebih terperinciREKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 01/IT3/KU/2012 Tentang PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN (POK) DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2012
Lebih terperinciBUPATI BINTAN. PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 16 Tahun 2009 TENTANG
BUPATI BINTAN PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 16 Tahun 2009 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN PEMBAYARAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciRingkasan : I. Pokok-Pokok Isi II. Peraturan Terkait
Ringkasan : 1. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan 2. Nomor : 66/PB/2005 3. Tentang : Mekanisme Pembayaran Atas Beban APBN 4. Ditetapkan : 28-12 - 2005 5. Diberlakukan : 28 12-2005 6. Status : berjalan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-66/PB/2005 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-66/PB/2005 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-66/PB/2005
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Tim Penyusun, Direktorat Jenderal Perbendaharaan
MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA KATA PENGANTAR Kami ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun
Lebih terperinciPENCAIRAN DANA. B. Standar Kompetensi Memahami tata cara pelaksanaan pencairan dana melalaui KPPN.
PENCAIRAN DANA A. Pendahuluan Pusat Pendidikan Administrasi (Pusdikmin) merupakan satuan kerja dibawah Lembaga Pendidikan Polri (Lemdikpol) yang menyelenggarakan pendidikan bidang pembinaan salah satunya
Lebih terperinciSISTEM PENGELUARAN NEGARA
SISTEM PENGELUARAN NEGARA 4 Menjelaskan Metode Pembayaran Tagihan Negara Menjelaskan Dokumen Terkait Pengeluaran Negara Menjelaskan Pihak Terkait Pengeluaran Negara Menjelaskan Mekanisme Pengeluaran Negara
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 43 /PB/2007 TENTANG PETUNJUK PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PROGRAM KELUARGA
Lebih terperinciPengujian Dokumen Persyaratan Administrasi Belanja Non Pegawai
Pengujian Dokumen Persyaratan Administrasi Belanja Non Pegawai DIKLAT BENDAHARA PENGELUARAN APBN Konsep Pembayaran Belanja Non Pegawai B elanja non pegawai yang dapat dibayarkan oleh Bendahara Pengeluaran
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 81a /PB/2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELUNCURAN PROGRAM/KEGIATAN REHABILITASI
Lebih terperinci2016, No dari Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang
No.1001, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. APBN Kemhan. TNI. Mekanisme. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109/PMK.05/2016 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG KEDUDUKAN DAN TANGGUNG JAWAB BENDAHARA PADA SATUAN KERJA PENGELOLA ANGGARAN PENDAPATAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER 31 /PB/2008 TENTANG MEKANISME PEMBAYARAN BIAYA PANITIA PENGADAAN TANAH BAGI
Lebih terperinciPeraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG
BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN PEMBAYARAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa Anggaran Pendapatan
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam
No.2077, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNP2TKI. Pelaksanaan APBN. TA 2017. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 9 TAHUN 2011
PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 9 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN PEMBAYARAN ATAS BEBAN PADA SETIAP TAHUN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BINTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PINJAMAN LUAR NEGERI
PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PINJAMAN LUAR NEGERI P engelolaan Uang Persediaan yang bersumber dari dana Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN), dapat diartikan sebagai jumlah UP yang dapat ditarik
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,
No.1464, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Anggaran. Bantuan Pemerintah. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 21 /PB/2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDOENSIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENCAIRAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA ATAS BEBAN BAGIAN ANGGARAN BENDAHARA UMUM NEGARA PADA KANTOR PELAYANAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.231, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL. Pengelolaan APBN. Tahun Anggaran 2013. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 134/PMK.06/ 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBAYARAN DALAM PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan Peraturan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 29 /PB/2007 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN GAJI DAN INSENTIF PEGAWAI TIDAK
Lebih terperinciTENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciSALINAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 82/PMK.05/2007 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 82/PMK.05/2007 TENTANG TATA CARA PENCAIRAN DANA ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA MELALUI REKENING KAS UMUM NEGARA MENTERI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1241, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN SOSIAL. Pengelolaan. Keuangan. Optimalisasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN
Lebih terperinciPERSYARATAN ADMINISTRASI PEMBAYARAN BELANJA PNBP DAN BLU
PENGUJIAN DOKUMEN 7 PERSYARATAN ADMINISTRASI PEMBAYARAN BELANJA PNBP DAN BLU Menyebutkan Pengertian Ketentuan Mengenai Uang Muka PNBP Menjelaskan Batas Pencairan UP PNBP Menjelaskan Ketentuan Mengenai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengelolaan Dana Kas Kecil Bendahara Pengeluaran adalah orang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ANGGARAN PADA SATUAN KERJA DI LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
2012, No.1144 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK
Lebih terperinciDEPARTEMAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-34/PB/2007 TENTANG
DEPARTEMAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-34/PB/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI
Lebih terperinciPANDUAN ADMINISTRASI KEUANGAN APBN SATKER DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA
PANDUAN ADMINISTRASI KEUANGAN APBN SATKER DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA 2017 1 Untuk TA 2017 Satker Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah dalam pengelolaan dana APBN Dekonsentrasi
Lebih terperinciM O N E. LANGKAH STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN Jakarta, 2017 DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU KPPN JAKARTA VI
M O N E KPPN JAKARTA VI DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU LANGKAH STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN Jakarta, 2017 PEMBAGIAN KEWENANGAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA KEWENANGAN ADMINISTRATIF (Chief Operational
Lebih terperinciPENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PHLN
PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PHLN 5 Menjelaskan Pengelolaan UP Sumber Dana PNBP Menyebutkan Dasar Hukum Pengelolaan UP PNBP Mengidentifikasi Jenis Belanja PHLN daalam DIPA Menguraikan Pagu Kegiatan
Lebih terperinciArsip Nasional Republik Indonesia
Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Pencairan Anggaran Belanja di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia telah saya setujui. Disetujui di Jakarta
Lebih terperinciKONSEP DASAR PENGUJIAN DAN PEMBAYARAN TAGIHAN
KONSEP DASAR PENGUJIAN DAN PEMBAYARAN TAGIHAN 1 Menjelaskan dasar hukum pengujian dan pembayaran tagihan Menjelaskan Lingkup Bahasan Pengujian dan Pembayaran Tagihan Menerapkan Paradigma dan prinsip Pengelolaan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-31/PB/2008 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-31/PB/2008 TENTANG MEKANISME PEMBAYARAN BIAYA PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG KEDUDUKAN DAN TANGGUNG JAWAB BENDAHARA PADA SATUAN KERJA PENGELOLA ANGGARAN PENDAPATAN
Lebih terperinci228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH
228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH Contributed by Administrator Monday, 20 December 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciMAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH REPUBLIK INDONESIA AGUNG REPUBLIK INDONESIA
MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH REPUBLIK INDONESIA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 002/Sek/SK/I/2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN ANGGARAN PENDAPATAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.05/2008 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.05/2008 TENTANG PENGGUNAAN ANGGARAN YANG DANANYA BERSUMBER DARI SETORAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK ATAS BIAYA SELEKSI
Lebih terperinciCONTOH PEMBUKUAN BENDAHARA PENGELUARAN
LAMPIRAN: CONTOH PEMBUKUAN BENDAHARA PENGELUARAN LAMPIRAN CONTOH PEMBUKUAN BENDAHARA PENGELUARAN Kantor Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan mengelola DIPA tahun 29 dengan perincian sebagai berikut:
Lebih terperinciSISTEM DAN TATA CARA PEMBUKUAN
SISTEM DAN TATA CARA PEMBUKUAN 2 Menjelaskan Prinsip Pembukuan Bendahara Pengeluaran Menerangkan Sistem Pembukuan Bendahara Pengeluaran Menguraikan Dokumen Sumber Pembukuan Bendahara Pengeluaran Menjelaskan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1191, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pembayaran. Pelaksanaan APBN. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2012 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.645, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Uang Makan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 /PMK.05/2016 TENTANG UANG MAKAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA
Lebih terperinciMENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.77/MENHUT-II/2014 TENTANG
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.77/MENHUT-II/2014 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PEMBEBASTUGASAN, PEMBERHENTIAN DAN TANGGUNG JAWAB BENDAHARA
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat. Di
34 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama melaksankan kerja praktek, penulis ditempatkan di Sub Bagian Keuangan Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa
Lebih terperinciREKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 01/IT3/KU/2013 Tentang PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN (POK) DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2013
Lebih terperinci2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1619, 2017 KEMENKEU. Pembayaran Jasa Bank Penatausaha. Penerusan Pinjaman PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.05/2017 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN
Lebih terperinciMENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBAYARAN DALAM PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN
BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN No. Dokumen Revisi Tanggal Berlaku Halaman ::0 : 1 Januari 2012 : 1 Dari 15 LEMBAR PENGESAHAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 54 /PB/2007 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA PENGUATAN MODAL
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.807, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. PNBP. Faskes Tingkat Pertama. Pengelolaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88/PMK.02/2016 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 14 /PB/2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA BANTUAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 34 /PB/2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PROGRAM
Lebih terperinciWALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/ /2013 TENTANG
WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/422.012/2013 TENTANG PENUNJUKANN PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN KOTA BATU TAHUN ANGGARAN 2013 WALIKOTA BATU, Menimbang
Lebih terperinciKEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM BOGOR, 1 FEBRUARI 2016
AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN TERKAIT PELAKSANAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2016 Oleh Kepala Bagian Keuangan Setditjen Politik dan Pemerintahan Umum BOGOR, 1 FEBRUARI 2016 KEMENTERIAN
Lebih terperinciLANDASAN HUKUM KEUANGAN DANA DEKONSENTRASI
AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN TERKAIT PELAKSANAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2016 Oleh Kepala Bagian Keuangan Setditjen Politik dan Pemerintahan Umum BOGOR, 1 FEBRUARI 2016 KEMENTERIAN
Lebih terperinciSEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 002/Sek/SK/I/2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN
Halaman : 1 Dari 15 LEMBAR PENGESAHAN PERSEDIAAN BAGIAN BIRO ADMINISTRASI UNIVERSITAS NUSA CENDANA DIBUAT OLEH MENYETUJUI MENGETAHUI Penyusun SOP Drs. S.A.F. Pandie Ir. D. Roy Nendissa, MP Kepala Biro
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.229,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.08/2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA CADANGAN PENJAMINAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ANGGARAN,
Lebih terperinciBIRO KEUANGAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER MEKANISME PENCAIRAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA APBN-P TAHUN ANGGARAN 2012
BIRO KEUANGAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER MEKANISME PENCAIRAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA APBN-P TAHUN ANGGARAN 2012 Prinsip Umum Pembayaran Didasarkan pada Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 15/PB/2006 TENTANG MEKANISME PEMBAYARAN/PENYALURAN DAN PELAPORAN DANA PENYESUAIAN
Lebih terperinci2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang
No.268, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pembayaran Kegiatan. Pelaksanaan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 199/PMK.05/2011 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN JASA BANK PENATAUSAHA PENERUSAN PINJAMAN ATAS BEBAN BAGIAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 32 /PB/2006 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DANA HIBAH NO. TF-056263 IDF GRANT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.912, 2011 KEMENTERIAN SOSIAL. PNBP. Pedoman Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS
Lebih terperinciPENGUJIAN DOKUMEN PERSYARATAN ADMINISTRASI BELANJA NON PEGAWAI
PENGUJIAN DOKUMEN PERSYARATAN ADMINISTRASI BELANJA NON PEGAWAI 5 Menjelaskan Pengujian Belanja Barang Melaksanakan Pengujian Belanja Modal Melaksanakan Pengujian Belanja Lain-lain Mengidentifikasi Tanda
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/MenLHK/Setjen/Kum.1/6/2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN BANTUAN LAINNYA YANG MEMILIKI KARAKTERISTIK BANTUAN PEMERINTAH
Lebih terperinciNOMOR 73 /PMK.05/2008 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 73 /PMK.05/2008 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/KANTOR/SATUAN KERJA MENTERI KEUANGAN,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN DENGAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67/PMK.05/2013 NOMOR 15 TAHUN 2013
1 of 48 17/08/2013 15:29 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67/PMK.05/2013 NOMOR 15 TAHUN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 36 /PB/2006 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DANA LOAN/CREDIT IBRD/IDA NO. 4790-IND/4078-IND
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-20/PB/2006 TENTANG PETUNJUK PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA JAMINAN SOSIAL PENYANDANG
Lebih terperinciMAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 002/Sek/SK/I/2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciPELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (Sesuai Peraturan Menkeu Nomor-168/PMK.05/2015)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (Sesuai Peraturan Menkeu Nomor-168/PMK.05/2015) Disampaikan dalam Rakornas Program Pamsimas
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Modul Kedudukan dan Tanggung Jawab Bendahara 2
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa karena atas ijin- Nya, dapat diterbitkan. Modul ini disusun sebagai bahan Ujian Sertifikasi Bendahara sebagaimana diamanahkan
Lebih terperinciBAB III PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 22/PB/2006 TENTANG PETUNJUK PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA BANTUAN SOSIAL
Lebih terperinciREKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 1/IT3/KU/2014 TENTANG PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2014 REKTOR INSTITUT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENYIMPANAN DAN PENCAIRAN DANA CADANGAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENYIMPANAN DAN PENCAIRAN DANA CADANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinci2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2017 KEMEN-LHK. Penyaluran Bantuan Lainnya. Karakteristik Bantuan Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci2 1. Dana Operasional Menteri/Pimpinan Lembaga yang selanjutnya disebut dengan Dana Operasional adalah dana yang disediakan bagi Menteri/Pimpinan Lemb
No.2052, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pelaksanaan. Dana Operasional Menteri. Anggaran. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 268/PMK.05/2014 TENTANG
Lebih terperinci