III. MEKANISME OPERASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN BISNIS (BUSINESS PLAN)

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PANDUAN DISKUSI MENYUSUN RENCANA USAHA DAN KESIAPAN KERJA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Studi Kasus Pengembangan Usaha : Kolaborasi PTS, PRA dan IKM Keripik Tempe Pedan


Ketentuan Pengajuan PKM

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

(berdasarkan Peraturan Walikota Mojokerto Nomor : )

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 23/PER/M.KUKM/XI/2005 T E N T A N G

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEWIRAUSAHAAN I. Menganalisis Peluang Usaha dan Segmentasi Pasar. M. Rizal Situru. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Perusahaan asuransi (lembaga keuangan non bank) yang. yang berbentuk investasi dengan jangka waktu tertentu.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

TERM OF REFERENCE KEGIATAN DISEMINASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK PENINGKATAN MUTU PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

RENCANA BISNIS Business Plan

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

A. Rekrutmen Sumber daya manusia dosen dan tenaga kependidikan

05FTPD. Marketing. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

PENGEMBANGAN WIRAUSAHA MAHASISWA MELALUI PROGRAM IPTEKS BAGI KEWIRAUSAHAAN DI UNS. Oleh : Yuniawan Hidayat, S.Si., M.Si ABSTRAK

VI. IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYUSUN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT LEMBAGA PERTANIAN SEHAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh strategi harga dan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan selanjutnya

Copyright Rani Rumita

V. SEJARAH PENGEMBANGAN KOMUNITAS

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

PRESENTASI RAPAT KERJA MITRA PROGRAM KERJA BIDANG KEWIRAUSAHAAN YAYASAN DAMANDIRI TAHUN 2010 Oleh Drs. Mazwar Noerdin

III. KERANGKA PEMIKIRAN

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA)

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Strategi Pemasaran KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Stikes- Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto 2015

Yth. Direksi/Pengurus Pelaku Usaha Jasa Keuangan, baik yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional maupun secara syariah,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MUDHARABAH dan MUSYARAKAH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C. Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BISNIS PLAN TOKO IKAN/RUMAH KEMASAN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB IV HASIL PENELITIAN. nasabahnya. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal tentang pembiayaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PENYUSUNAN RENCANA USAHA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

WALIKOTA BANJARMASIN

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. NIlai, Biaya dan Kepuasan

menyampaikan kepada Kepala Balai;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c, perlu ditetapkan Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang Penunjukan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam penambahan modal ini adalah bank. Bank sebagai sebuah lembaga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan

- 1 - URAIAN TAHAPAN TATA CARA KERJA SAMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan dapat mempertahankan posisi pasarnya di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MODUL PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN 1 MODUL 13 : STUDI KELAYAKAN BISNIS. Yang dibahas pada modul 12 ini adalah :

TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN LITERASI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN

SILABUS. SUMBER BELAJAR 1.1 Mengidentifikasi sikap dan perilaku wirausaha

Total Quality Purchasing

Kuesioner Variabel Independen (Variabel X) (Peranan Analisis Kredit)

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan bisnis saat ini yang cenderung terus berubah disertai dengan

Alurnya... PKM to PIMNAS!

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

BAB II LANDASAN TEORI

KRITERIA SNI AWARD 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. Yogyakarta secara umum telah memenuhi ketentuan hukum syariah baik. rukun-rukun maupun syarat-syarat dari pembiayaan murabahah dan

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Pada bagian hasil penelitan ini memuat deskripsi hasil penelitian meliputi

- 1 - URAIAN TAHAPAN TATA CARA KERJA SAMA

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2016

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan bisnis yang sangat pesat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bank adalah suatu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Bank

Oleh: Elfrida Situmorang

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MATARAM NOMOR 1333/UN18/LK.00.04/2012 Tanggal 31 Januari 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA UNIVERSITAS MATARAM

BAB II LANDASAN TEORI TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH

BAB I. PENDAHULUAN. bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian Kredit. Danamon Indonesia Unit Pasar Delitua dengan Toko Emas M.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI KABUPATEN MUARA ENIM

Transkripsi:

III. MEKANISME OPERASIONAL Dukungan pengembangan oleh mahasiswa dilakukan dalam suatu tim yang terdiri dari 2-3 orang mahasiswa. Setiap tim dapat diserahi pembinaan minimal 2 kelompok nasabah yang berdekatan. Jumlah kelompok dapat ditambah atau dikurangi tergantung dari jumlah anggota kelompok dan atau jenis usaha yang dikembangkan. Untuk kelompok yang anggotanya besar dengan variasi usaha perorangan yang cukup tinggi dapat dipertimbangkan sebagai dasar guna mengurangi jumlah kelompok yang diserahkan pengemhangannya kepada mahasiswa. Dalam melaksanaan pengembangan usaha kelompok mahasiswa diharapkan bisa memperoleh bantuan bimbingan dan pengawasan dari pihak Perguruan Tinggi dimana mereka belajar. Bantuan itu diharapkan dapat dikembangkan bersama dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat atau bagian lain yang ditunjuk oleh pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan. Dalam melakukan bimbingan bersama para mahasiswa LPM atau bagian lain yang ditunjuk dapat menugaskan beberapa Dosen Pembimbing yang akan membimbing mahasiswa dalam persiapan program, atau pada saat para mahasiwa melaksanakan tugas pengembangan di lapangan. Setiap selesai melakukan dukungan pengembangan para mahasiswa melaporkan pelaksanaan tugasnya yang ditulis dalam "Buku Pelaksanaan Pengembangan" dan diserahkan kepada Dosen Pembimbingnya sesuai kesepakatan dengan lembaganya. Masa dukungan pengembangan kelompok oleh Mahasiswa berlangsung selama I tahun sesuai dengan masa pemberian hantuan biaya pendidikan. Selama 1 tahun setiap tim diharapkan dapat bertemu dengan kelompoknya minimal dalam 10 kali pertemuan. Jadwal pelaksanaan dapat diatur berdasarkan kesepakatan antara kelompok dengan mahasiswa. Agar tujuan dukungan pengembangan usaha yang dilakukan oleh para mahasiswa ini mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan maka para mahasiswa disarankan melakukan langkah-langkah pengembangan usaha menurut pola yang dirangkai dalam "Sepuluh Langkah Pengembangan Usaha". "Sepuluh Langkah Pengembangan Usaha" adalah suatu pola pengembangan usaha kelompok Taskin untuk usaha ekonomi produktif mulai dari tingkat awal sampai dengan tingkat yang lebih berkembang. Pola tersebut diformulasikan dalam urutan kegiatan sebagai berikut. a. Kenali kelompok anda b. Kenali kebutuhan pasar c. Sosialisasikan peluang pasar d. Tentukan jenis usaha e. Pelatihan teknologi produksi f. Galang permodalan g. Lakukan proses produksi h. Pasarkan hasil produksi

i. Administrasi pembukuan j. Bina Dinamika Kelompok Langkah 1 : Mengenali Kelornpok Anda Tujuan : Untuk mengetahui potensi, hambatan, dan peluang yang dimiliki oleh kelompok dan mengembangkan hubungan antar manusia (HAM) yang akrab dengan anggota kelompok yang bersangkutan. 1. Mengenal dengan akrab pengurus dan anggota kelompok sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah yang terbuka. 2. Mengetahui kekuatan dan sumber-sumber yang ada dalam kelompok yang dapat didayagunakan untuk memajukan kelompok. 3. Mengetahui hambatan-hambatan yang dapat menghalangi kemajuan kelompok. 4. Mengetahui peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha kelompok 5. Membangun kesepakatan untuk bekerjasama memajukan kelompok. Hal-hal yang perlu diketahui antara lain: 1. Susunan pengurus. 2. Kemampuan pengurus untuk mengorganisasikan kegiatan kelompok. 3. Jumlah anggota 4. Berapa keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I yang menjadi anggota? 5. Apakah kelompok ini sudah pernah mendapatkan Kukesra atau kredit lain yang sejenis?. 6. Kalau sudah, apakah pernah menunggak? 7. Kegiatan usaha apa yang sudah pernah dilakukan? 8. Bagaimana kemajuan usahanya? 9. Apakah usaha tersebut masih dapat dikembangkan? 10. Usahakan diantara anggota kelompok ada satu atau beherapa yang mampu untuk menjadi ketua/pimpinan kelompok, dan dapat menjadi pengagun dalam kredit Bank. Langkah 2 : Mengenali Peluang Pasar Mencari peluang untuk memasarkan produk kelompok secara berkesinambungan. 1. Informasi tentang jenis barang yang laku dijual, besarnya kebutuhan pasar, dan harga jual di pasar. 2. Kesepakatan dengan calon pemheli produk kelompok Kegiatan yang dilakukan antara lain: 1. Datangilah warung, toko, pengusaha yang ada di sekitar tempat kelompok 2. Tanyakan jenis produk yang laku dijual

3. Tanyakan berapa jumlah kebutuhan produk yang laku dijual beserta persyaratan kualitas dan kemasan serta harganya 4. Negosiasikan kemungkinan produk tersebut dapat dipasok oleh kelompok. Kalau setuju, buatlah kesepakatan. Langkah 3 : Sosialisasikan Peluang Pasar Agar anggota kelompok mengetahui jenis usaha yang mempunyai prospek menguntungkan. 1. Kelompok mengetahui produk-produk yang mempunyai peluang pasar yang menguntungkan beserta dengan persyaratan spesifikasinya 2. Kelompok memilih beberapa alternatif jenis usaha yang akan dikembangkan 1. Adakan pertemuan kelompok Taskin 2. Sampaikan hasil pendataan peluang pasar 3. Tawarkan kemungkinan kelompok memilih jenis usaha yang sesuai dengan peluang pasar dengan potensi yang ada di dalam kelompok Lungkah 4: Menentukan Jenis Usaha Agar kelompok dapat memilih jenis usaha yang paling memungkinkan dilakukan oleh kelompok dan menguntungkan. 1. Kelompok dapat megetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif jenis usaha 2. Kelompok dapat menentukan jenis usaha yang akan dikembangkan yang dinilai paling memungkinkan dan menguntungkan Bersama-sama dengan pengurus dan anggota kelompok melakukan scoring untuk menentukan urutan prioritas kegiatan yang akan dikembangkan. Pertimbangan yang dapat digunakan dalam memilih jenis usaha ini antara lain adalah: 1. Kemudahan untuk mendapatkan bahan haku 2. Penguasaan teknologi yang diperlukan 3. Resiko kegagalan, kerusakan, tambahan usaha yang dihadapi untuk menghasilkan produk ybs. 4. Prospek pengembangan masa depan yang lebih menjanjikan Langkah 5 : Pelatihan Teknologi Agar kelompok menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan produksi barang atau penyediaan jasa sesuai dengan permintaan pasar.

Kelompok dapat membuat barang atau melakukan pelayanan jasa sesuai dengan permintaan calon pembeli. 1. Mendapatkan informasi tentang standarisasi produk yang diinginkan oleh calon pembeli. 2. Menjabarkan persyaratan standarisasi produk ke dalam bentuk kebutuhan pengetahuan dan ketrampilan yang Harus dimiliki oleh kelompok 3. Mempersiapkan kurikulum pelatihan sesuai dengan tujuan pelatihan dan tingkat kesiapan anggota kelompok untuk mengikuti pelatihan 4. Pelatihan dapat dilakukan dengan cara magang pada perusahaan sejenis yang telah berjalan atau dengan Mendatangkan pelatih Langkah 6 : Penggalangan Permodalan Agar kelompok mempunyai modal yang cukup untuk memproduksi barang atau mempersiapkan pelayanan jasa yang akan dijual. 1. Kelompok dapat mengenali sumber-sumber permodalan yang dapat dimanfaatkan 2. Kelompok dapat memilih dan memanfaatkan sumber permodalan yang paling menguntungkan 3. Kelompok mempunyai modal yang cukup untuk memulai produksi 4. Kelompok dapat pinjaman kredit dari bank 1. Mengenalkan sumber-sumber permodalan yang dapat dimanfaatkan, kelebihan dan kekurangannya beserta dengan prosedurnya: a. luran anggota b. Simpanan anggota yang belum dimanfaatkan c. Kredit dari bank/ koperasi/ lembaga keuangan lain d. Perusahaan/pengusaha yang bersedia menjadi mitra usahanya 2. Bersama-sama kelompok memilih sumber permodalan yang paling efektif dengan resiko paling kecil 3. Mengajukan usulan kepada pihak-pihak yang bersangkutan untuk mendapatkan modal sesuai dengan kebutuhan Langkah 7 : Proses Produksi Agar kelompok dapat membuat barang atau mempersiapkan jasa sesuai dengan permintaan pasar. 1. Kelompok dapat memilih bahan baku yang berkualitas

2. Kelompok dapat mengolah bahan baku menjadi barang jadi sesuai dengan cara yag benar 3. Kelompok dapat mempersiapkan barang-barang yang siap dijual sesuai permintaan pasar 1. Penyediaan bahan baku. 2. Pilih bahan baku yang berkualitas dan hindari pemborosan pengunaan bahan baku 3. Pengolahan bahan baku. Jaga mutu produk dengan prosedur pengolahan yang benar. Produk yang cacat/rusak jangan ikut dijual 4. Pengemasan barang jadi. Kemas dengan baik dan menarik (jangan asal-asalan). Berikan label produk dan keterangan perizinan (izin Depkes untuk makanan dan Dep Perindustrian untuk non makanan) Langkah 8 : Pemasaran Kelompok dapat menjual barangnya sesuai dengan rencana dan menguntungkan. Hasi1 yang diharapkan: Kelompok dapat menjual barangnya tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu, tepat harga dan menguntungkan. 1. Penetapan harga yang rasional dan bersaing 2. Penyediaan barang dalam kemasan sesuai dengan selera pasar. (bentuk, ukuran, warna, rasa, pembungkus) 3. Promosi (komunikasi produk, potongan harga, pemberian hadiah, dll) 4. Pengiriman barang. Berikan jaminan bahwa barang yang rusak akan diganti. Berorientasilah kepada kepuasan pelanggan. 5. Menjaga kontinuitas produksi Langkah 9 : Administrasi Pembukuan Agar kelompok dapat mencatat semua kegiatan dan transaksi jual beli yang dilakukan. 1. Kelompok mempunyai buku catatan kegiatan dan transaksi yang dilakukan 2. Kelompok dapat melakukan kegiatan pencatatan dan pemhukuan dengan benar dan mandiri 1. Memberikan contoh format buku-buku yang diperlukan. Paling tidak kelompok mempunyai buku/ catatan sebagai berikut: a. Buku kegiatan b. Buku pembelian

c. Buku penjualan d. Buku keluar masuk barang e. Buku keluar masuk keuangan 2. Memberikan bimbingan cara mengisi buku tersebut 3. Memantau cara pengisian buku-buku tersebut Langkah 10 : Dinamika Kelompok Agar hubungan dalam kelompok tetap terjaga serta semakin intensif dan produktif. 1. Adanya kepemimpinan kelompok 2. Tumbuhnya rasa saling memiliki diantara anggota kelompok 3. Peningkatan kualitas kerja sama dalam kelompok 4. Peningkatan kualitas hasil kerjasama kelompok Mengusahakan pertemuan dan kunjungan berikut ini dapat berjalan secara teratur dengan agenda-agenda yang menarik. 1. Pertemuan pengurus 2. Pertemuan pengurus dengan anggota 3. Latihan untuk pengurus/anggota 4. Kunjungan pengurus kepada anggota 5. Kunjungan antar anggota Namun demikian jika para mahasiswa dengan bantuan perguruan tinggi yang bersangkutan dapat mengembangkan modul bimbingan usaha yang lebih tepat maka mereka dapat menggunakan modul yang dikembangkan tersebut setelah disepakati oleh Tim Pembimbing. Kerjasama bimbingan terhadap keluarga penerima kredit dari Bank yang bekerja sama dengan Yayasan Damandiri itu sebaiknya dilangsungkan dalam waktu yang relatif lama, misalnya selama 1 tahun, dan kalau perlu diperpanjang lagi jika berdasarkan penilaian nanti pihak-pihak yang bersangkutan menunjukan minat dan kinerja yang baik. Sebagai perangsang keterlibatan mahasiswa dlm pembinaan usaha keluarga ini Yayasan Damandiri memberikan bantuan untuk membayar SPP selama 1 tahun. Pada akhir masa bimbingan, kegiatan mahasiswa ini akan dievaluasi oleh suatu Tim yang terdiri dari unsur Perguruan Tinggi, Bank dan dari pihak Yayasan Damandiri. Penilaian itu didasarkan atas data laporan yang diambil dari Buku Pelaksanaan Bimbingan dan Catatan Kelompok atau dari studi tersendiri yang disiapkan untuk ini.