BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

TATALAKSANA DAN ASUHAN GIZI PADA BALITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) Rifka Laily Mafaza

OLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

KASUS GIZI BURUK. 1. Identitas. a. Identitas Balita. : Yuni Rastiani. Umur : 40 bln ( ) Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya,

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

BAB III ANALISA KASUS

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DIARE DI RUANG MINA RS PKU HUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

ASUHAN KEPERAWATAN HPP

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

Thalassemia. Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT) INSTALASI GIZI RSU HAJI SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

Batasan Ilmu gizi : pengetahuan yang mempelajari hubungan makanan dengan kesehatan tubuh

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),

BAB I PENDAHULUAN. 1.Latar Belakang. Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

Kasus gizi buruk umumnya menimpa balita di sebabkan oleh ekonomi lemah. Beragam

9. Sonia mahdalena 10. Tri amalia 11. Mitha nur 12. Novita sari 13. Wardah afifah 14. windi yuniati 15. Gina I. 16. Nungki. 8.

PENATALAKSANAAN DIIT PADA HIV/AIDS. Susilowati, SKM, MKM.

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

Esti Nurwanti, S.Gz., Dietisien., MPH

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot

KURANG ENERGI PROTEIN

DISUSUN OLEH : 1. ISABELLA 2. NURAIDAR 3. SEPTIAN 4. WAHYU NINGSIH LASE 5. YUTIVA IRNANDA 6. ELYANI SEMBIRING. FKep USU 1

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Inilah 10 Gejala Serangan Jantung di Usia Muda

: GINANJAR RIANTO I NIM : LAPORAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak terjadi pada masa balita. Masa balita merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi di Indonesia, terutama KEP masih lebih tinggi dari pada negara ASEAN

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea

PATHWAY THALASEMIA. Mutasi DNA. Produksi rantai alfa dan beta Hb berkurang. Kelainan pada eritrosit. Pengikatan O 2 berkurang

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih

BAB I PENDAHULUAN. 2004, didapatkan bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.3

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA

SKRINING DAN PENILAIAN NUTRISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB I KONSEP DASAR A.

BAB I PENDAHULUAN. penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock, 2003). Gastroentritis adalah

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

APPENDISITIS. Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh: a. Fekalis/ massa keras dari feses b. Tumor, hiperplasia folikel limfoid c.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan

KONSEP TEORI. 1. Pengertian

KLASIFIKASI : KEP RINGAN KEP SEDANG KEP BERAT

BAB I PENDAHULUAN. cair, dengan atau tanpa darah dan atau lendir, biasanya terjadi secara

BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sakit (Notoatmodjo, 2005). fungsi anggota tubuh (Joyomartono, 2006).

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tetapi pada masa ini anak balita merupakan kelompok yang rawan gizi. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.

D. Patofisiologi Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan mulut, melalui kotak suara (laring) ke dalam tenggorokan

Pola buang air besar pada anak

Status Gizi. Keadaan Gizi TINDAK LANJUT HASIL PENDIDIKAN KESEHATAN. Malnutrisi. Kurang Energi Protein (KEP) 1/18/2010 OBSERVASI/PEMANTAUAN STATUS GIZI

Transkripsi:

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kurang kalori protein merupakan salah satu masalah gizi masyarakat yang utama di Indonesia. Upaya untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat telah dilaksanakan melalui berbagai program perbaikan gizi oleh Departemen Kesehatan bekerja sama dengan masyarakat. Menurut Survai Kesehatan tahun 1986 angka kejadian gizi buruk pada anak balita 1,72% dan gizi kurang sebanyak 11,4. Penderita gizi buruk yang paling banyak dijumpai ialah tipe marasmus. Arif di RS. Dr. Sutomo Surabaya mendapatkan 47% dan Barus di RS Dr. Pirngadi Medan sebanyak 42%. Hal ini dapat dipahami karena marasmus sering berhubungan dengan keadaan kepadatan penduduk dan higiene yang kurang di daerah perkotaan yang sedang membangun dan serta terjadinya krisis ekonomi di ludonesia. B. Tujuan 1. Tujuan umum Tujuan umum dari pembahasan materi ini penulis berharap agar kita semua, khususnya para pembaca dapat memahami tentang masalah kekurangan kalori dan protein pada anak. 2. Tujuan khusus Menjelaskan pengertian kurang kalori dan protein. Menjelaskan etiologi kurang kalori dan protein. Menjelaskan patofisiologi kurang kalori dan protein. Menjelaskan tanda dan gejala kurang kalori dan protein. Menjelaskan Askep kurang kalori dan protein. C. Manfaat Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar pembaca khususnya mahasiswa di bidang keperawatan dapat memahami tentang Askep kurang kalori dan protein. 2

BAB II TINJAUAN TEORITIS KURANG KALORI DAN PROTEIN (KKP) 1. Pengertian Kurang kalori dan protein ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein. Pada umumnya penyakit ini terjadi pada anak balita karena pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori maka akan terjadi defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein). Penyakit ini dibagi dalam tingkat-tingkat, yakni : A. KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai 84-95 % dari berat badan. B. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60 % dari berat badan. C. KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat badan. Beberapa ahli hanya membedakan antara 2 macam kkp saja, yakni kkp ringan atau gizi kurang dan kkp berat (gizi buruk) atau lebih sering disebut marasmus (kwashiorkor). Anak atau penderita marasmus ini tampak sangat kurus, berat badan kurang dari 60% dari berat badan ideal menurut umur, muka berkerut seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya, rambut kepala halus dan jarang berwarna kemerahan. Penyakit kkp pada orang dewasa memberikan tanda-tanda klinis : oedema atau honger oedema (ho) atau juga disebut penyakit kurang makan, kelaparan atau busung lapar. Oedema pada penderita biasanya tampak pada daerah kaki. 3

2. Etiologi Kurang kalori protein yang dapat terjadi karena Diet yang tidak cukup Kebiasaan makan yang tidak tepat seperti yang hubungan dengan orangtua-anak terganggu,karena kelainan metabolik, atau malformasi congenital Pada bayi dapat terjadi karena tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering diserang diare. 3. Patofisiologi Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selam puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi seteah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh. 4. Manifestasi Klinik Badan kurus kering tampak seperti orangtua Abdomen dapat kembung dan datar. BB menurun Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat, Kulit keriput (turgor kulit jelek) Ubun-ubun cekung pada bayi 4

Jaingan subkutan hilang Malaise Kelaparan Apatis 5. Komplikasi Infeksi Kelainan bawaan saluran pencernaan atau jantung Malabsorpsi Gangguan metabolik Penyakit ginjal menahun Gangguan pada saraf pusat. Gangguan asupan vitamin dan mineral. Anemia gizi 6. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan fisik Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium meliputi: albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht, tdan ransferin Pemeriksaan radiologis 7. Penatalaksanaan a) Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin. b) Pemberian terapi cairan dan elektrolit. c) Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat. d) Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan, pengkajian antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil laboratorium, timbang berat badan, kaji tanda-tanda vital. 5

Penanganan KKP berat Secara garis besar, penanganan KKP berat dikelompokkan menjadi pengobatan awal dan rehabilitasi. Pengobatan awal ditujukan untuk mengatasi keadaan yang mengancam jiwa, sementara fase rehabilitasi diarahkan untuk memulihkan keadaan gizi. Upaya pengobatan, meliputi : Pengobatan/pencegahan terhadap hipoglikemi, hipotermi, dehidrasi. Pencegahan jika ada ancamanperkembangan renjatan septik Pengobatan infeksi Pemberian makanan Pengidentifikasian dan pengobatan masalah lain, seperti kekurangan vitamin, anemia berat dan payah jantung. 8. Asuhan keperawatan a. Pengkajian 1. Data biologis meliputi : Identitas klien Identitas penanggung 2. Riwayat kesehatan : a) Riwayat kesehatan dahulu Apakah dahulu si anak memiliki gangguan nutrisi, b) Riwayat kesehatan sekarang Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan pertumbuhan (berat badan semakin lama semakin turun), bengkak pada tungkai, sering diare dan keluhan lain yang menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi. c) Riwayat keluarga Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain. 6

3. Pengkajian fisik : Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to too yang meliputi: keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada, abdomen, ekstremitas dan genito-urinaria. 4. Fokus pengkajian pada anak dengan Marasmik-Kwashiorkor adalah pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit). Tanda dan gejala yang mungkin didapatkan adalah: Penurunan ukuran antropometri Perubahan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan mudah dicabut) Gambaran wajah seperti orang tua (kehilangan lemak pipi), edema palpebra Tanda-tanda gangguan sistem pernapasan (batuk, sesak, ronch i, retraksi otot intercostal) Perut tampak buncit, hati teraba membesar, bising usus dapat meningkat bila terjadi diare. Edema tungkai Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement dermatosis terutama pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popliteal, lulut, ruas jari kaki, paha dan lipat paha) 7

b. Diagnosa keperawatan 1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan tidak adekuat (nafsu makan berkurang). Tujuan : Pasien mendapat nutrisi yang adekuat Kriteria hasil : Meningkatkan masukan oral Kebutuhan nutrisi terpenuhi Nafsu makan meningkat Intervensi Rasional Dapatkan riwayat diet Riwayat diet untuk data klien Dorong orangtua atau anggota Sebagai suport untuk anak sewaktu keluarga lain untuk menyuapi anak makan atau ada disaat makan Untuk menambah semangat makan Gunakan alat makan yang si anak dikenalnya Menggunakan alat makan yang di Sajikan makansedikit tapi sering kenal oleh si anak akan menambah Sajikan porsi kecil makanan dan semangat anak untuk makan berikan setiap porsi secara terpisah Untuk memenuhi keb nutrisi si anak 2. Defisit volume cairan berhubungan dengan diare. Tujuan : Tidak terjadi dehidrasi Kriteria hasil : Mukosa bibir lembab Tidak terjadi peningkatan suhu Turgor kulit baik Intervensi Rasional Monitor tanda-tanda vital dan tandatanda dehidrasi dehidrasi si anak Untuk mengetahui TTV dan tanda Monitor jumlah dan tipe masukan Untuk mengetahui cairan pada anak cairan Untuk mengetahui keseimbangan Ukur haluaran urine dengan akurat antara input dan output 8

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi/status metabolik. Tujuan : Tidak terjadi gangguan integritas kulit Kriteria hasil : Kulit tidak kering Kulit tidak bersisik, Elastisitas normal Intervensi Rasional Monitor kemerahan, pucat, Mencegah terjadinya kerusakan ekskoriasi pada kulit Dorong mandi 2x sehari dan Mandi dapat menjaga kebersihan gunakan lotion setelah mandi kulit Massage kulit Kriteria hasil ususnya Massage dapat mencegah diatas penonjolan tulang terjadinya kerusakan kulit Alih baring Baring yang sering akan mengakibatkan penekanan pd kulit 4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan pertahanan tubuh Tujuan : Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi Kriteria hasil: Suhu tubuh normal Lekosit dalam batas normal Intervensi Rasional Mencuci tangan sebelum dan Tangan yamg bersih akan terhindar sesudah melakukan tindakan dari kuman Pastikan semua alat yang kontak Alat yang bersih/steril tidak akan dengan pasien bersih/steril mengakibatkan infeksi Instruksikan pekerja perawatan Untuk mengurangi resiko terjadinya kesehatan dan keluarga dalam infeksi prosedur kontrol infeksi Antibiotik sbg pengobatan Antibiotik sesuai program 9

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang nya informasi Tujuan : pengetahuan pasien dan keluarga bertambah Kriteria hasil: Menyatakan kesadaran dan perubahan pola hidup Mengidentifikasi hubungan tanda dan gejala. Intervensi Rasional Tentukan tingkat pengetahuan Pengetahuan orang tua pasien orangtua pasien Mengkaji kebutuhan diet dan jawab pertanyaan sesuai indikasi Konsumsi makanan tinggi serat dan masukan cairan adekuat Berikan informasi tertulis untuk orangtua pasien mempengaruhi perawatan pasien Jawaban sesuai indikasi agar tidak membingungkan orangtua pasien Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien Menambah wawasan orangtua klien dalam perawatan pasien c. Implementasi Implementasi dilakukan berdasarkan pengkajian diagnosa keperawatan dan intervensi. d. Evaluasi Evaluasi dilakukan berdasarkan pengkajian, diagnosa keperawatan intervensi dan implementasi. 10

BAB III PENUTUPAN A. Kesimpulan Kurang kalori dan protein ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein. Pada umumnya penyakit ini terjadi pada anak balita karena pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori maka akan terjadi defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein). Beberapa ahli hanya membedakan antara 2 macam KKP saja, yakni KKP ringan atau gizi kurang dan KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering disebut marasmus (kwashiorkor). Anak atau penderita marasmus ini tampak sangat kurus, berat badan kurang dari 60% dari berat badan ideal menurut umur, muka berkerut seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya, rambut kepala halus dan jarang berwarna kemerahan. B. Kritik dan saran Penulis berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi perbaikan makalah kami, lebih kurangnya kami mohon maaf jika ada kekurangan dari makalah kami. 11

DAFTAR PUSTAKA www. Google.com/ Askep kurang kalori protein_akses 10 mar 09 www. Google.com/ Askep marasmus dan kwasiokor_akses 10 mar 09 Doenges, Marilynn. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan; pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien: Jakarta : EGC. 12