INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROPINSI NTB TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI NTB TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI GORONTALO 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,75

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BENGKULU TAHUN 2015

BPS KABUPATEN EMPAT LAWANG. Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN UTARA TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI RIAU SEBESAR 71,20

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) D.I. Yogyakarta TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2016


Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Maluku Utara Tahun 2016

Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa me

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,99

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DKI JAKARTA TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN PESISIR SELATAN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA(IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BERITA RESMI STATISTIK

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI PAPUA 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

BERITA RESMI STATISTIK

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016

PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O15

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU


INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O14

ANALISIS HASIL INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAKARTA SELATAN 2014

KAJIAN TENTANG PENGELUARAN PEMERINTAH DI SEKTOR PENDIDIKAN DAN KESEHATAN DALAM MENINGKATKAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) SEKADAU TAHUN 2014

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat. provinsi NTB mencapai ,15 km 2.

POTRET KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang

jayapurakota.bps.go.id

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

BERITA RESMI STATISTIK

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016

BAB II METODOLOGI Konsep dan Definisi. Angka Harapan Hidup 0 [AHHo]

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU UTARA SEPTEMBER 2014

KEADAAN KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA SEPTEMBER, 2014

BAB V ANALISA PEREKONOMIAN ANTAR KABUPATEN/KOTA

BERITA RESMI STATISTIK

PROFIL KEMISKINAN MALUKU UTARA MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2017

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI NTT SEPTEMBER 2011 RINGKASAN

Transkripsi:

BADAN PUSAT STATISTIK No. 40/06/52/th I, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROPINSI NTB TAHUN 2015 Pembangunan manusia di Propinsi NTB pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari 64,31 tahun 2014 menjadi 65,19 pada tahun 2015 atau meningkat 1,36 persen, bahkan peningkatan ini diatas pertumbuhan IPM Nasional yang tumbuh sebesar 0,94 persen. Pada tahun 2015, indeks pembangunan manusia di NTB masih dalam kelompok sedang, masih sama dengan tahun 2014. Namun demikian pertumbuhan IPM Propinsi NTB tertinggi diantara propinsi lain sehingga masuk dalam kategori top mover tahun 2015 diikuti propinsi Jawa Timur dan Sulawesi Barat. Selama periode 2014 dan 2015, seluruh komponen pembentuk IPM mengalami peningkatan. o Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 65,38 tahun, meningkat 0,48 tahun (5,8 bulan) dibandingkan tahun sebelumnya. o Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 13,04 tahun, meningkat 0,33 tahun (4 bulan) dibandingkan pada 2015. o Penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 6,71 tahun (setara kelas VII SLTP), meningkat 0,04 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. o Pengeluaran per kapita (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai Rp. 9,24 juta pada tahun 2015, meningkat Rp 254 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya. 1. Perkembangan IPM Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010-2015 Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun 2010. BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru pada tahun 2014 dan melakukan backcasting sejak tahun 2010. IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup. Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama

Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli. IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks. IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian. Secara umum, pembangunan manusia NTB terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2015. IPM NTB meningkat dari 61,16 pada tahun 2010 menjadi 65,19 pada tahun 2015 dan masih berstatus IPM sedang.walaupun demikian, selama periode tersebut IPM NTB menunjukkan kemajuan yang besar, IPM Propinsi NTB rata-rata tumbuh sebesar 1,28 persen per tahun. Pada periode 2014-2015 tumbuh 1,36 persen. Pertumbuhan pada periode tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kenaikan pada perode 2013-2014, hanya tumbuh sebesar 0,88 persen. Walaupun IPM Propinsi masih dibawah IPM Nasional, namun jarak IPM Nasional dengan IPM NTB dari tahun ke tahun semakin kecil/mendekat, jika pada tahun 2010 jarak IPM NTB dengan Nasional 5,37 poin maka pada tahun 2015 menjadi 4,36 poin. Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTB, 2010-2015 70,00 68,00 66,00 64,00 66,53 67,09 67,70 62,98 68,31 63,76 68,90 64,31 69,55 65,19 62,14 62,00 61,16 60,00 2. Pencapaian Kapabilitas Dasar Manusia Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, indeks masing-masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun. 2 Berita Resmi Statistik No. 40/06/52/Th. I, 15 Juni 2016

Tabel 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTB Menurut Komponen, 2010-2015 Komponen Satuan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Angka harapan hidup saat lahir (AHH) Tahun 63,82 64,13 64,43 64,74 64,90 65,38 Harapan lama sekolah (HLS) Tahun 11,66 11,97 12,21 12,46 12,73 13,04 Rata-rata lama sekolah (RLS) Tahun 5,73 6,07 6,33 6,54 6,67 6,71 Pengeluaran per kapita Rp 000 8.707 8.759 8.853 8.950 8.987 9.241 IPM 61,16 62,14 62,98 63,76 64,31 65,19 Pertumbuhan IPM % 1,60 1,34 1,23 0,88 1,36 A. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat Angka Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2015, NTB telah berhasil meningkatkan Angka Harapan Hidup saat lahir sebesar 1,56 tahun. Selama periode tersebut, secara rata-rata Angka Harapan Hidup meningkat sebesar hampir 4 bulan pertahun. Pada tahun 2010, Angka Harapan Hidup saat lahir di NTB sebesar 63,82 tahun, dan pada tahun 2015 telah mencapai 65,38 tahun. Gambar 2 Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) NTB, 2010-2015 63,82 64,13 64,43 64,74 64,90 65,38 B. Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2015, HLS di NTB telah meningkat sebesar 1,38 tahun, sementara RLS meningkat 0,98 tahun. Selama periode 2010 hingga 2015, HLS secara rata-rata meningkat sebesar 3,3 bulan per tahun. Meningkatnya HLS menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang bersekolah saat ini maupun dimasa mendatang. Pada tahun 2015, HLS di NTB telah mencapai 13,04 yang berarti bahwa anakanak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus Diploma I. Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia yang lebih baik. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) penduduk NTB (usia 25 tahun keatas) pada tahun 2015 telah mencapai 6,71 tahun atau setara dengan kelas VII SLTP, dibanding tahun 2010 mencapai 5,73 tahun atau meningkat 11,8 bulan.

Gambar 3 Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) NTB, 2010-2015 11,66 11,97 12,21 12,46 12,73 13,04 5,73 6,07 6,33 6,54 6,67 6,71 Harapan Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah C. Dimensi Standard Hidup Layak Dimensi yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standard hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita (harga konstan 2012). Pada tahun 2015, pengeluaran per kapita masyarakat NTB mencapai Rp 9,241 juta per tahun. Selama lima tahun terakhir, pengeluaran per kapita masyarakat meningkat sebesar Rp. 533.959 atau rata-rata meningkat Rp106.792 per tahun. Gambar 4 Pengeluaran per Kapita NTB, 2010-2015 (Rp 000) 8.707 8.759 8.853 8.950 8.987 9.241 3. Pencapaian Pembangunan Manusia di Tingkat Kabupaten/Kota IPM pada level kabupaten/kota, hanya Kota Mataram dan kota Bima yang mempunyai level IPM tinggi (>70), dengan besaran masing-masing 76,37 dan 72,99. Sementara 8 kabupaten lainnya masih dalam level sedang Bila dilihat lebih rinci besaran IPM kabupaten/kota berkisar antar 61,15 (KLU) hingga 76,37 (Mataram). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 64,44 tahun (Lombok Timur) hingga 70,43 tahun (Mataram). Sementara pada dimensi pengetahuan, Harapan 4 Berita Resmi Statistik No. 40/06/52/Th. I, 15 Juni 2016

Lama Sekolah berkisar antara 12,27 tahun (Sumbawa) hingga 15,28 tahun (Mataram), serta Rata-rata Lama Sekolah berkisar antara 5,22 tahun (KLU) hingga 9,96 tahun (Kota Bima). Sedangkan, pengeluaran per kapita berkisar antara Rp. 7,37 juta per tahun (Kabupaten Bima) hingga Rp. 13,40 juta per tahun (Mataram). Pertumbuhan IPM tertinggi (Top mover) tahun 2015 dicapai oleh Kabupaten Sumbawa Barat yaitu sebesar 1,77 persen. Bila laju ini bisa dipertahankan atau ditingkatkan maka dalam waktu dekat Sumbawa Barat bisa masuk katagori IPM tinggi. Kabupaten yang memiliki pertumbuhan di atas laju propinsi (1,36 persen) adalah Kabupaten Sumbawa Barat, Lombok Barat (1,73 persen), Lombok Utara (1,63 persen), Sumbawa (1,63 persen), Dompu (1,62 persen), Bima (1,40 persen) dan Lombok Tengah (1,38 persen). Sementara Lombok Timur (1,22 persen) dan Kota Matatam (0,58 persen) dibawah laju propinsi. Gambar 5 IPM NTB Menurut Kabupaten/Kota dan Status Pembangunan Manusia, 2015 72,99 76,37 61,15 62,83 64,56 64,62 62,74 63,91 63,48 68,38

Provinsi Tabel 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, 2014-2015 AHH (tahun) HLS (tahun) RLS (tahun) Pengeluaran per Kapita (Rp 000) Capaian IPM Pertumbuhan (%) 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014-2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) NUSA TENGGARA BARAT 64,90 65,38 12,73 13,04 6,67 6,71 8.987 9.241 64,31 65,19 Lombok Barat 64,50 65,10 12,09 12,66 5,63 5,69 10.470 10.588 63,52 64,62 1,73 Lombok Tengah 64,45 64,75 12,36 12,81 5,52 5,54 8.652 8.846 61,88 62,74 1,39 Lombok Timur 64,04 64,44 13,10 13,12 6,06 6,15 7.750 8.100 62,07 62,83 1,22 Sumbawa 65,72 66,02 11,94 12,27 7,31 7,52 7.519 7.743 62,88 63,91 1,64 Dompu 65,06 65,36 13,16 13,27 7,45 7,83 7.239 7.479 63,53 64,56 1,61 Bima 64,56 64,86 12,70 13,11 7,29 7,36 7.198 7.371 62,61 63,48 1,39 Sumbawa Barat 65,85 66,35 13,21 13,57 7,44 7,68 9.922 10.234 67,19 68,38 1,77 Lombok Utara 65,19 65,59 12,31 12,34 4,97 5,22 7.594 7.940 60,17 61,15 1,63 Kota Mataram 70,18 70,43 15,27 15,28 9,04 9,05 13.021 13.399 75,93 76,37 0,58 Kota Bima 69,03 69,12 14,92 14,95 9,58 9,96 9.352 9.594 72,23 72,99 1,05 1,36 Keterangan : AHH : Angka Harapan Hidup saat lahir HLS : Harapan Lama Sekolah RLS : Rata-rata Lama Sekolah 6 Berita Resmi Statistik No. 40/06/52/Th. I, 15 Juni 2016

CATATAN TEKNIS I. Sumber Data o Angka Harapan Hidup saat lahir: Sensus Penduduk 2010 (SP-2010), Proyeksi Penduduk, Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS). o Angka Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah dan Pengeluaran Perkapita Disesuaikan: Survei Sosial Ekonomi Nasional dan (SUSENAS) II. Penyusunan Indeks Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya. Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut: Indeks Kesehatan I Kesehatan = AHH AHH min AHH maks AHH min Indeks Pendidikan I HLS = HLS HLS min HLS maks HLS min I RLS = RLS RLS min RLS maks RLSS min I Pendidikan = I HLS+I RLS 2 Indeks Pengeluaran I pengeluaran = ln(pengeluaran) ln(pengeluaran min ) ln(pengeluaran maks ) ln(pengeluaran min ) Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas maksimum dan minimum seperti terlihat dalam tabel berikut. Komponen Satuan Min Max Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH0) Tahun 20 85 Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 0 18 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 0 15 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan Rupiah 1.007.436 26.572.352 Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai: 3 IPM = I Kesehatan I Pendidikan I Pengeluaran III. Status Pembangunan Manusia Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok. Pengelompokan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan manusia. 1. Kelompok sangat tinggi : IPM 80 2. Kelompok tinggi : 70 IPM < 80 3. Kelompok sedang : 60 IPM < 70 4. Kelompok rendah : IPM < 60