BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata kunci : pajak tangguhan dan laba bersih. Universitas Kristen Maranatha

Rekonsiliasi Fiskal Terhadap Aktiva Tetap Berwujud Yayasan Kandank Jurank Doank Tahun Pajak Andi Rani Pratiwi Darmawangsa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan yang terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah

BAB I PENDAHULUAN. suatu pengeluaran adalah beban atau aktiva dapat berpengaruh sangat besar pada

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melakukan kegunaan operasionalnya tidak akan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Pajak Tangguhan deferred tax sudah tidak asing lagi bagi

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN

PPh terutang, Pajak penghasilan yang dihitung berbasis penghasilan kena pajak yang sesungguhnya dibayar kepada pemerintah, Beban Pajak Penghasilan Paj

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari penggunaan yang satu dengan yang lainnya. Proporsi penggunaan

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Berwujud Ditinjau Dari Sudut Pandang Akuntansi dan Perpajakan Pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba Perusahaan PT. Hutama Trans Kencana

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

JUMLAH AKTIVA

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas penjualan tesebut. Dengan demikian

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD PT. GEMA KARYA ABADI

SPT TAHUNAN PPH BADAN TERKAIT PENYAMPAIAN SURAT PERNYATAAN HARTA (SPH) UNTUK PENGAMPUNAN PAJAK

BAB 1 PENDAHULUAN. itu dibutuhkan suatu penyusunan rekonsiliasi laporan keuangan fiskal.

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dalam negeri sangatlah penting serta mempunyai kedudukan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan-peraturan. untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara.

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB I PENDAHULUAN. sebagai informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga keberadaannya

KOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN NERACA DAN LABA RUGI CV IRSA TAHUN 2003 SESUAI UU PERPAJAKAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vi. 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Dan Pengaruh Terhadap Laba PT. United Tractors Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang akan

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan mendatang:

BAB 5 PENUTUP. Badan PT Bagoes Tjipta Karya adalah sebagai berikut: tersebut dimulai pada saat pemanfaatan aset tetap.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan perlu menyusun dan menyajikan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (konsumen). Untuk tujuan ini manajemen sebagai pihak yang

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN REKONSILIASI FISKAL DAN PERHITUNGAN NILAI BEDA TEMPORER UNTUK MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN PSAK 46 PADA PT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat. Sebuah perusahaan

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA LATIHAN AKUNTANSI PERPAJAKAN Oleh : Purno Murtopo, S.E., M.Si.

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

MANAJEMEN PERPAJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. gambarang yang jelas mengenai deskripsi penelitian. Dilakukan juga pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI

NPM : ANALISIS REVALUASI AKTIVA TETAP UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PT BHAKTI TRANS CARGO. Nama : Sri Mulyani

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Aset itu dibagi menjadi dua yaitu: aset lancar dan aset tetap. Aset tetap

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16).

BAB III METODE PENELITIAN. menggumpulkan sejumlah data untuk mendapatkan gambaran fakta fakta yang

BAB I PENDAHULUAN. terutang dan yang telah dibayar sebagai mana telah ditentukan dalam

BAB III METODOLOGI ANALISIS

ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Soemarso S.R

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR.

Pendahuluan. Definisi Pajak Kini dan Pajak Tangguhan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 4 ayat (4) Undang undang No. 6 Tahun 1983 tentang ketentuan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kemampuan dan keberhasilan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DEPRESIASI DAN AMORTISASI FISKAL

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. dengan 8 orang karyawan dengan kapasitas produksi yang dihasilkan hanya tidak

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB III METODE PENELITIAN. dan kemudian menguraikannya secara keseluruhan. Data yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan

AKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya pengelolaan badan usaha atau perusahaan, hal ini. menuntut adanya kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

AKTIVA TETAP DAN IA. KLASIFIKASI AKTIVA TETAP BERWUJUD AKTIVA YANG DAPAT DISUSUTKAN. Contoh: Bangunan, mesin dan peralatan yang lain.

ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN UNDANG UNDANG PAJAK SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang

PERENCANAAN PAJAK (S1 AK ALIH JENIS)

Oleh Iwan Sidharta, MM.

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB II LANDASAN TEORI

Sejak Januari 1995 dengan diberlakukannnya PSAK No. 16, maka perusahaan diperkenankan muntuk memilih :

ANALISIS PERBANDINGAN LABA KOMERSIAL DAN LABA FISKAL PADA PT. SURYA CITRA MEDIA (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI)

BAB I PENDAHULUAN. negeri. Penerimaan yang diperoleh dapat berasal dari sektor minyak bumi, gas

ANALISIS REKONSILIASI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL PADA CV. AGLAR JANA LOKA DI JAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap perusahaan PT. X dan melihat pengaruhnya terhadap Pajak Penghasilan Terhutang Perusahaan sebagai beban pajak terhutang perusahaan. Penelitian ini berfokus pada laporan keuangan akuntansi periode tahun 2008. Dalam kasus ini penulis mengasumsikan bahwa tidak terdapat perbedaan permanen yang muncul antara fiskal (perpajakan) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Perbedaan temporer yang muncul hanya diakibatkan oleh perbedaan besarnya tarif pengakuan beban penyusutan (dalam hal ini penetapan masa manfaat antara fiskal dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Untuk itu, penulis akan membahas hal-hal apa yang perlu dapat dilakukan untuk penerapan perencanaan pajak terhadapan beban pajak tehutang perusahaan. Dalam kasus ini terdapat peneliti mendapatkan penerapan perencanaan pajak dengan melakukan penerapan PSAK 46 atas penyusutan aktiva tetap. 4.1 PERBEDAAN ATAS PENYUSUTAN AKTIVA TETAP ANTARA LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL DAN LAPORAN KEUANGAN FISKAL Perbedaan atas penyusutan aktiva tetap antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal dapat terjadi karena perbedaan sebagai berikut: 47

48 1. Masa manfaat, dimana perussahaan memiliki pertimbangan sendiri dalam menentukan masa manfaat atas aktiva yang diperolehnya sedangkan UU Perpajakan menetapkan tarif tertentu untuk masing-masing kelompok harta yang diatur dalam UU Nomor 17 tahun 2000 Pasal 11 2. Metode penyusutan Perusahaan telah menetapkan masa manfaat dan metode penyusutan untuk masing-masing kelompok aktiva tetap sebagai berikut: 1. Tanah Tanah dibukukan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan 2. Bangunan 3. Mesin 4. Perlengkapan Mesin Metode penyusutan garis lurus dan masa manfaat 10 tahun 5. Inventaris Pabrik Metode penyusutan garis lurus dan masa manfaat 16 tahun 6. Instalasi Air 7. Instalasi Listrik 8. Inventaris Kantor Metode penyusutan garis lurus dan masa manfaat 10 tahun 9. Kendaraan

49 Metode penyusutan garis lurus dan masa manfaat 10 tahun Di bawah ini disajikan tabel perbedaan penyusutan aktiva tetap tahun 2008 menurut komersial dan fiskal Tabel 4.1 Perbedaan Penyusutan Aktiva Tetap Januari-Desember 2008 Komersial Fiskal Selisih Penyusutan Rp 214,165,708.85 Rp 252,556,753.25 Rp 38,391,044.40 4.2 PERBEDAAN ATAS PENYUSUTAN AKTIVA TETAP ANTARA LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL DAN LAPORAN KEUANGAN FISKAL TERHADAP LABA SETELAH PAJAK Pada kasus PT. X ini, walaupun metode penyusutan yang digunakan menurut komersil dan fiskal perusahaan sama, yaitu metode garis lurus, namun tetap muncul perbedaan temporer atas penyusutan aktiva tetap perusahaan akibat adanya perbedaan estimasi masa manfaat aktiva tetap menurut komersial dan perpajakan. Perbedaan penyusutan aktiva tetap menurut komersial dan fiskal mempengaruhi besarnya laba sebelum pajak perusahaan periode berjalan. Dari perbedaan temporer yang terjadi atas penyusutan aktiva tetap, timbul aktiva pajak tangguhan jika perbedaan temporer yang terjadi menyebabkan penghematan pajak di masa mendatang dan kewajiban pajak tangguhan jika perbedaan temporer yang terjadi menyebabkan jumlah yang dapat dikenakan pajak di masa mendatang. Akumulasi perhitungannya sebagai berikut : 1. Jika saldo nilai buku aktiva tetap menurut Laporan Keuangan Komersial lebih besar dari pada menurut Laporan Keuangan Fiskal berarti beban

50 penyusutan aktiva tetap yang diakui komersial lebih kecil dibandingkan dengan fiskal maka akan timbul Kewajiban Pajak Tangguhan. (DTL) 2. Jika Jika saldo nilai buku aktiva tetap menurut Laporan Keuangan Komersial lebih kecil dari pada menurut Laporan Keuangan Fiskal berarti beban penyusutan aktiva tetap yang diakui komersial lebih besar dibandingkan dengan fiscal maka akan timbul Aktiva Pajak Tangguhan. (DTA) Nilai akumulasi aktiva atau kewajiban pajak tangguhan yang muncul per periode. Untuk memperoleh jumlah aktiva atau kewajiban pajak tangguhan yang terjadi dalam periode berjalan atau jumlah netto aktiva atau kewajiban pajak tangguhan yang akan disajikan pada neraca periode berjalan, nilai akumulasi aktiva atau kewajiban pajak tangguhan tersebut dibandingkan dengan saldo awal aktiva atau kewajiban pajak tangguhan. Jadi nilai akumulasi aktiva atau kewajiban pajak tangguhan 2008 akan dibandingkan dengan saldo awal tahun 2008, hasilnya akan menjadi saldo aktiva atau kewajiban pajak tangguhan 2008. Tabel 4.2.1 Perhitungan Akumulasi Aktiva (Kewajiban) Pajak Tangguhan Tahun Nilai Buku Akhir Periode Perbedaan Tarif DTL (DTA) Komersial (Rp) Fiskal (Rp) Temporer (%) 2008 3,276,958,964.00 3,183,537,799.71 93,421,164.29 30 28,026,349.29 Dari perhitungan di atas terlihat bahwa pada tahun 2008 muncul perbedaan temporer yang mengakibatkan munculnya kewajiban pajak tangguhan (DTL) sebesar Rp 28,026,349.29 akibat nilai buku aktiva tetap akhir tahun menurut komersial lebih

51 besar dibandingkan menurut fiskal atau dengan kata lain beban penyusutan yang diakui komersial lebih kecil dibandingkan fikcal. Pada periode akuntansi 2008, perlu dibuat ayat jurnal untuk mengakui adanya pajak tangguhan yaitu sebagai berikut: Laba ditahan Rp 28,026,349.29 Kewajiban Pajak Tangguhan Rp 28,026,349.29 Karena terdapat kewajiban pajak tangguhan selama periode berjalan 2008. Sehingga menimbulkan beban pajak tangguhan setelah perencanaan pajak menggunakan PSAK 46. Berikut adalah perhitungan beban Pajak Penghasilan PT. X periode berjalan 2008: Tabel 4.2.2 Perhitungan Beban Pajak Penghasilan PT. X periode berjalan 2008 Pajak Kini Beban Pajak Tangguhan Beban Pajak Penghasilan Rp 2,750,155.42 Rp 8,407,904.79+ Rp 11,158,060.21 Tabel 4.2.3 Perbandingan Laba Bersih setelah Pajak PT. X periode berjalan 2008 Sebelum dan Sesudah Direncanakan

52 Sebelum Perencanaan ( Tanpa Menggunakan Pajak Tangguhan) Laba sebelum Pajak Beban Pajak Penghasilan Laba setelah Pajak Rp 49,391,666.07 Rp 2,750,155.42 - Rp 46,641,510.65 Sesudah Perencanaan (Menggunakan Pajak Tangguhan) Laba sebelum Pajak Beban Pajak Penghasilan Laba setelah Pajak Rp 49,391,666.07 Rp 8,407,904.79 - Rp 40,983,761.28