ACDPINDONESIA Education Sector Analytical And Capacity Development Partnership

dokumen-dokumen yang mirip
Penyiapan Kepala Sekolah yang Efektif

Studi Ketidakhadiran Guru di Indonesia 2014

ACDPINDONESIA Education Sector Analytical And Capacity Development Partnership

ACDPINDONESIA Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah

Mendayagunakan Guru dengan Lebih Baik: Memperkuat Manajemen Guru untuk Meningkatkan Efisiensi dan Manfaat Belanja Publik

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 13 Mei 2015

Studi Dasar tentang Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah dan Pengawas Sekolah/Madrasah

Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan bagi Anak Sekolah (PMT-AS)

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR

TUJUAN 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1976 TENTANG PROGRAM BANTUAN PEMBANGUNAN SEKOLAH DASAR (TAHAP KEDUA), TAHUN 1976/1977

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

Mengembangkan pasar produk gula kelapa organik bersertifikat

ACDPINDONESIA Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEMUTUSKAN : : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA.

PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN PEMBANGUNAN SEKOLAH DASAR (TAHAP KEDUA) BAB I UMUM. Pasal 1

2014, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Repu

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN LOMBA KARYA JURNALISTIK SISWA (LKJS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2014

Membangun sanitasi dan kebersihan yang berkelanjutan di perkotaan

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN TENTANG

PETUNJUK TEKNIS KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013

PANDUAN PELAKSANAAN INOVASI PENGELOLAAN SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2015

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2002 TENTANG DEWAN PENGEMBANGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG

TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P. 13/MENHUT-II/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KEHUTANAN

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

A. Latar Belakang. B. Tujuan

CATATAN ATAS PRIORITAS PENDIDIKAN DALAM RKP 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF. Survei Tenaga Kesehatan Papua: Hasil penelitian di empat daerah. Hasil penting

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS SUB BAGIAN DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

Landasan Kokoh, Masa Depan Cerah

PANDUAN PROGRAM HI-LINK DP2M, DIKTI

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI GURU DAN GURU YANG DIANGKAT JABATAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN MELALUI DANA DEKONSENTRASI

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA

Panduan Penggunaan Aplikasi Sistem

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

Rapat Koordinasi Persiapan UN dan USBN

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP. Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB X BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI BAGIAN PERTAMA TUGAS DAN FUNGSI

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2012 TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN DOSEN MAGANG TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BERITA NEGARA. No.675, 2016 KEMENDIKBUD. Tunjangan Kinerja. Juklak. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Olimpiade Sains Nasional

PANDUAN PENYELENGGARAAN PROGRAM COMMUNITY COLLEGE (PERGURUAN TINGGI KOMUNITAS)

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO GUBERNUR BANK INDONESIA

Sertifikasi Guru di Indonesia: Peningkatan Pendapatan atau Cara untuk Meningkatkan Pembelajaran?

Bab 4 Menatap ke Depan: Perubahan Konteks Operasional

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBERIAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1978 TENTANG PROGRAM BANTUAN PEMBANGUNAN SEKOLAH DASAR (TAHAP KEDUA) TAHUN 1978/1979

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BADUNG

Panduan Penggunaan Aplikasi Sistem

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan oleh LSM nasional dan LSM lokal yang meliputi

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

PROGRAM SANGIHE MENGAJAR: Kiat Baru Pemenuhan Guru di Pulau-Pulau dan Desa Terpencil DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE, SULAWESI UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH

2017, No tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigras

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 29/PRT/M/2007 TENTANG

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

MODUL. Peningkatan Layanan Pendidikan Melalui Pelibatan Masyarakat

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

SAMBUTAN SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA

P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan

PANDUAN SISTEM PENERIMAAN SISWA BARU MADRASAH ALIYAH NEGERI INSAN CENDEKIA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 (PROGRAM BEASISWA )

Permintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Knowledge Sector Initiative. Untuk. Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal

BAB I PENDAHULUAN. panti tidak terdaftar yang mengasuh sampai setengah juta anak. Pemerintah

PETUNJUK TEKNIS KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013

Jakarta, 10 Maret 2011

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57

PEMBUKAAN PENDAFTARAN LPDP 2018

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sebagai Wadah Pemberdayaan Masyarakat

ORIENTASI RAKORNAS BAP PAUD DAN PNF TAHUN 2017

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR

Lampiran 3 PERNYATAAN PENERIMAAN DANA BANTUAN INSENTIF BAGI PENGELOLA PKBM DAN PENGELOLA TBM TAHUN 2012

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN

A. LATAR BELAKANG Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan memiliki peran yang sangat besar dalam upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM)

2015, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

Transkripsi:

Risalah Kebijakan November 2014 Ketidakhadiran Guru di Indonesia Tingkat ketidakhadiran guru di Indonesia Alasan guru tidak hadir di sekolah Kegiatan guru di sekolah ketika sedang tidak mengajar Dampak ketidakhadiran guru Implikasi kebijakan 1

P ACDPINDONESIA Education Sector Analytical And Capacity Development Partnership royek ini merupakan salah satu studi ketidakhadiran guru paling menyeluruh dan berskala besar yang pernah dilakukan di manapun di dunia. Dalam studi ini, dua tim yang telah menerima pelatihan khusus melakukan dua kunjungan tampa pemberitahuan sebelumnya ke sekolah saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Kedua tim mengumpulkan data tentang ketidakhadiran guru, mengamati kegiatan kelas, melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru, dan memberi tes singkat kepada beberapa murid sampel. Kunjungan pertama dilakukan pada akhir 2013, sementara kunjungan kedua pada awal 2014. Wawancara juga dilakukan dengan pejabat di tingkat kabupaten. Studi ini tidak hanya meneliti ketidakhadiran guru di sekolah, tetapi j uga ketidakhadiran guru di kelas saat jam mengajar, sekalipun saat itu mereka sedang berada di lingkungan sekolah. Sampel akhir terdiri atas 880 sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) yang tersebar di enam wilayah, yaitu Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, serta Papua dan Maluku. Sampel tersebut mencakup 119 dari 147 SD pada studi yang sama pada 2003. Secara keseluruhan, data dikumpulkan dari 8.300 guru dan 8.200 murid lebih. Kerja sama semua pihak yang berkontribusi pada studi ini sangat dihargai. Ketidakhadiran Guru menurut Wilayah dan Jenjang, Jenis, dan Status Sekolah Tingkat Ketidakhadiran di Sekolah (%) Tingkat Ketidakhadiran di Kelas (%) Estimasi Nasional Kunjungan pertama 10 14 Kunjungan kedua 11 12 Wilayah Sumatra 8 17 Jawa 9 13» Tingkat Ketidakhadiran Guru di Indonesia Secara umum, sekitar satu dari sepuluh guru tidak hadir di sekolah ketika dijadwalkan mengajar. Pada kunjungan pertama, 10% guru tidak hadir, sementara pada kunjungan kedua, 11% guru tidak hadir. Di SD-SD sampel pada studi tahun 2003 yang dikunjungi kembali pada studi kali ini, tingkat ketidakhadiran guru turun dari 19% pada 2003 menjadi 10% pada 2013. Temuan ini tentu membesarkan harapan bagi bangsa Indonesia. Dari sini tampak ada penurunan tingkat ketidakhadiran guru dalam jumlah yang besar sejak sepuluh tahun lalu. Selain itu, estimasi ketidakhadiran guru di sekolah-sekolah di Indonesia pada 2013 umumnya lebih rendah daripada di berbagai negara berkembang lainnya.meskipun demikian, temuan tersebut hendaknya tidak membuat bangsa ini lekas berpuas diri. Tingkat ketidakhadiran guru di sekolah sebesar 10% masih tinggi. Bali & Nusa Tenggara 14 13 Kalimantan 14 11 Sulawei 10 4 Papua dan Maluku 12 11 Jenjang Sekolah SD 9 13 SMP 10 16 Jenis Sekolah Umum 9 13 Madrasah 13 16 Status Sekolah Negeri 9 15 Swasta 13 10 Keterangan: Angka dibulatkan dan didasarkan pada data kunjungan pertama. Di banyak sekolah, meski guru berada di sekolah, tingkat ketidakhadiran guru di kelas bahkan menunjukkan angka yang lebih tinggi. 2

Di antara guru-guru yang dijadwalkan mengajar, 14% ditemukan ada di sekolah tetapi tidak berada di kelas ketika kunjungan pertama dan 12% saat kunjungan kedua. Studi menemukan bahwa tingkat ketidakhadiran guru sangatlah bervariasi antar jenis guru, wilayah, dan jenis sekolah. Adanya perbedaan tingkat kehadiran guru antar sekolah dengan karakteristik yang berbeda menunjukkan bahwa kebijakan-kebijakan yang bertujuan mengubah keadaan sekolah efektif dalam mengurangi tingkat ketidakhadiran guru. Tingkat ketidakhadiran guru secara umum lebih tinggi pada: kalangan guru laki-laki daripada guru perempuan, kalangan guru yang mengajar di lebih dari satu sekolah, sekolah-sekolah terpencil daripada di sekolah-sekolah perkotaan, sekolah-sekolah dengan sarana fisik yang kurang memandai, sekolah-sekolah yang belum mencapai Standar Pelayanan Minimum (SPM) hasil analisis studi ini sekolah-sekolah yang kepala sekolahnya tidak hadir di sekolah atau tidak memberikan teladan kehadiran yang baik kepada para guru, sekolah-sekolah yang akhir-akhir ini belum dikunjungi oleh dinas pendidikan kabupaten, dan ekolah-sekolah yang komite sekolahnya kurang berperan dalam pemantauan anggaran sekolah atau kurang menjalin hubungan orang tua murid dengan sekolah.» Alasan Guru Tidak Hadir di Sekolah Secara nasional, alasan yang paling umum ketidak-hadiran guru adalah melaksanakan tugas resmi yang masih berkaitan dengan kegiatan mengajar (26%), terutama menghadiri rapat dan seminar. Terdapat perbedaan signifikan antar wilayah terkait tugas resmi ini, dengan 35% ketidakhadiran guru di Jawa karena alasan ini dan hanya 9% untuk di Papua dan Maluku. Sementara itu, di Sumatra dan Kalimantan, alasan yang paling sering dikemukakan adalah akibat terlambat datang; sekitar satu dari empat guru absen karena terlambat. Penjelasan yang paling sering diberikan adalah menunggu, yaitu menunggu kelas berikutnya dalam jadwal mengajar hari itu atau menunggu bel pulang berbunyi jika mereka sudah selesai mengajar pada hari itu. Mereka terkadang berbincang-bincang dengan rekan guru lain di ruang guru, membaca buku, menyiapkan makanan, atau makan. Jenis kegiatan paling sering kedua adalah pekerjaan administratif, termasuk membantu di kantor kepala sekolah atau urusan administrasi, menjaga kamar unit kesehatan sekolah (UKS), memasukkan data ke dalam basis data, dan mengambil alih kelas yang tidak ada gurunya. Satu dari empat guru yang tidak hadir di kelas ditemukan melakukan kegiatan akademis lain seperti menyiapkan bahan ajar atau memeriksa pekerjaan murid. Kegiatan Guru di Sekolah Ketika Sedang Tidak Mengajar Ketika ada jadwal mengajar Lain-lain 44% Akademis 24% Administratif 32% Ketika tidak ada jadwal mengajar Akademis 7% Kemudian, di Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara, satu dari empat guru absen tanpa memberikan alasan yang jelas kepada kepala sekolah atau staf sekolah yang diwawancarai.» Kegiatan Guru di Sekolah Ketika Sedang Tidak Mengajar Guru-guru yang sedang berada di sekolah tetapi tidak mengajar terlepas mereka dijadwalkan mengajar atau tidak sangat sering ditemukan mengerjakan kegiatan yang tidak masuk dalam kategori kegiatan akademis ataupun administratif. Lain-lain 53% Administratif 40% 3

» Dampak Ketidakhadiran Guru Tingginya tingkat ketidakhadiran guru berpengaruh sangat buruk terhadap kegiatan operasional sekolah, guru-guru lain, dan para murid. Di antara temuan utama studi ini adalah: Dari semua kelas yang sedang berlangsung ketika kunjungan tampa pemberitahuan dilakukan, 9% tidak ada gurunya sepanjang jam pelajaran dan 5% lainnya tidak ada gurunya untuk beberapa waktu hingga guru kelas tersebut kembali ke kelas. Jika kelas-kelas yang tidak ada gurunya turut dipertimbangkan, di SD-SD diperkirakan hanya berlangsung rata-rata 19 jam pengajaran per minggu, sementara di SMP-SMP hanya 23 jam. Angka-angka tersebut jauh berada di bawah persyaratan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar. Sekitar dua pertiga kelas yang tidak ada gurunya terdapat guru pengganti. Sebagian besar dari guru pengganti tersebut ditugaskan mengisi lebih dari satu kelas pada jam pelajaran yang sama. Di SMP-SMP yang dikunjungi, hanya sekitar 40% guru pengganti adalah guru mata pelajaran yang sama. Di kelas-kelas yang tidak ada gurunya, besar kemungkinan murid-murid tidak diberi tugas khusus. Tingkat ketidakhadiran murid di kelas lebih tinggi di sekolah-sekolah yang tingkat ketidakhadiran gurunya tinggi. Ditemukan sejumlah bukti bahwa tingkat ketidakhadiran guru yang tinggi di SD-SD sampel berkaitan dengan capaian murid yang rendah pada mata pelajaran matematika. Prestasi belajar murid mencerminkan sejumlah faktor terkait latar belakang rumah tangga dan situasi sekolah. Oleh karenanya, mengidentifikasi dampak ketidakhadiran guru pada murid dalam konteks praktik belajar dan mengajar di sekolah adalah masalah yang kompleks. Studi-studi di masa datang akan dapat mengambil manfaat dari metode penelitian longitudinal dalam meneliti hubungan-hubungan yang penting di atas, khususnya melalui pengukuran cakupan serta dampak dari ketidakhadiran guru yang berlangsung dalam jangka panjang atau secara berulang pada pembelajaran dan motivasi murid.» Implikasi Kebijakan Kemajuan Indonesia dalam mengurangi tingkat ketidakhadiran guru dalam sepuluh tahun terakhir perlu dipertahankan demi meningkatkan capaian murid dan mengurangi disparitas antar sekolah. Mengatasi masalah ketidakhadiran guru menuntut langkah-langkah yang terkoordinasi dalam menghadapi tantangan di berbagai tingkat dalam sistem pendidikan Indonesia Di tingkat nasional, prioritas diberikan pada hal-hal berikut: Menimbang ulang kebijakan nasional yang ada tentang jam kerja guru dengan tujuan mengecilkan peluang bagi guru untuk mengajar di lebih dari satu sekolah. Memperluas cakupan standar yang ada terkait hal-hal yang diharapkan dari guru sehingga mencakup waktu dan tanggung jawab mereka di luar tugas mengajar. Peran guru di luar kegiatan mengajar di kelas perlu diperjelas. Selain itu, lingkungan sekolah perlu menciptakan situasi yang mendorong dan mendukung guru agar mereka menggunakan waktu di luar kelas untuk kemanfaatan murid. Melanjutkan upaya-upaya yang lebih luas menyangkut pendistribusian guru dalam sistem pendidikan Indonesia. Ketidakhadiran guru di sekolah ternyata terjadi bukan karena faktor kekurangan guru. Akan tetapi, sebagaimana disimpulkan oleh studi ini dan beberapa studi lain, hal ini adalah bagian dari tantangan yang lebih luas, yaitu distribusi guru yang tidak merata dalam sistem pendidikan Indonesia. Di tingkat kabupaten, prioritas diberikan pada hal-hal berikut: Memperkuat dukungan bagi dan pengawasan atas proses belajar dan mengajar. Kunjungan reguler dan terfokus oleh pejabat pemerintahan di tingkat kabupaten dapat membantu menekankan pentingnya kerja guru dan mengisyaratkan bahwa kabupaten efisien dalam bekerja dengan berjalannya sejumlah kegiatan yang secara langsung maupun tidak langsung mendorong kehadiran guru di kelas. Makin memusatkan upaya mendukung sekolah dalam merekam dan menelusuri tingkat ketidakhadiran guru. Mesin absensi sidik jari bisa dipertimbangkan untuk tujuan ini, tetapi tanpa perubahan yang lebih luas hingga ke tingkat kabupaten, penggunaan mesin tersebut kecil kemungkinan akan mendatangkan hasil yang diharapkan. 4

Tingkat ketidakhadiran guru yang bervariasi lebih cenderung disebabkan oleh perbedaan antar sekolah daripada perbedaan antar provinsi atau kabupaten. Oleh karenanya, ada sejumlah faktor yang berimplikasi pada sekolah. Implikasi-implikasi tersebut membutuhkan sejumlah langkah yang bersifat melengkapi di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten, di antaranya: Penguatan prosedur seleksi dan pengembangan kompetensi kepala sekolah sebagai langkah penting untuk mengembangkan budaya hadir di sekolah dan berperan serta di antara para guru. Menyediakan dukungan dan kebijakan yang jelas bagi sekolah dalam menangani ketidakhadiran guru dan mengelola guru pengganti sedemikian rupa sehingga dampaknya minimal bagi murid. Menyediakan dukungan yang lebih besar bagi sekolah dalam meningkatkan pengelolaan jadwal sekolah dan peran guru demi pemanfaatan waktu guru secara maksimal. Membangun keterlibatan masyarakat setempat yang lebih konstruktif dalam urusan sekolah. Adalah penting untuk mempertimbangkan secara hati-hati manfaat dan biaya relatif berbagai pilihan kebijakan. Sebagai contoh, walaupun menaikkan gaji guru dapat mengurangi keterpaksaan untuk mempunyai lebih dari satu pekerjaan, ini mungkin bukan strategi yang sama hematnya dalam hal pembiayaan dibandingkan dengan, misalnya, penguatan prosedur seleksi dan pengembangan kompetensi kepala sekolah. Di negara sebesar dan seberagam Indonesia, banyak yang bisa dipetik dari studi-studi percontohan yang dirancang dengan saksama sebelum studi-studi tersebut diimplementasikan secara luas. Selain itu, ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan memastikan bahwa kepala sekolah dan guru mendukung arah kebijakan yang sedang dilaksanakan. Bagaimana pun, mereka adalah aktor-aktor utama yang harus memastikan bahwa kebijakan terlaksana secara efektif. Kepala sekolah dan guru, bersama dengan para murid, adalah pihak-pihak yang paling diuntungkan apabila tingkat ketidakhadiran guru dapat ditekan serendah mungkin. Mengadakan pertemuan dan pelatihan di luar jam mengajar, bilamana memungkinkan. ACDP Pemerintah Republik Indonesia (yang diwakili oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPE- NAS), Pemerintah Australia melalui Australian Aid, Uni Eropa (UE), dan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) telah membentuk Kemitraan Pengembangan Kapasitas dan Analisis Sektor Pendidikan (Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership/ACDP). ACDP adalah fasilitas untuk mendorong dialog kebijakan dan memfasilitasi reformasi kelembagaan dan organisasi untuk mendukung pelaksanaan kebijakan dan untuk mengurangi kesenjangan kinerja pendidikan. Fasilitas ini merupakan bagian integral dari Program Pendukung Sektor Pendidikan (Education Sector Support Program/ESSP). Dukungan UE terhadap ESSP juga termasuk dukungan anggaran sektor dan program pengembangan kapasitas tentang Standar Pelayanan Minimum. Dukungan Pemerintah Australia adalah melalui Kemitraan Pendidikan Australia dengan Indonesia. Policy Brief ini disiapkan dengan dukungan hibah dari Aus- Aid dan Uni Eropa melalui ACDP. Risalah kebijakan ini disusun berdasarkan sebuah studi yang dilakukan pada 2013 dan 2014 atas dukungan dana dari ACDP, yaitu Studi tentang Ketidakhadiran Guru (ACDP 011). Studi tersebut dilakukan oleh Australian Council for Educational Research (ACER) dan Lembaga Penelitian SMERU atas nama Cambridge Education. Sekretariat ACDP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Gedung E, Lantai 19 Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Tel. : (021) 578-51100, Fax: (021) 578-51101 Email : secretariat@acdp-indonesia.org Website : www.acdp-indonesia.org Kementerian PPN/ Bappenas Dicetak di Kertas Daur Ulang 5