BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas membaca dapat membuka cakrawala dunia. Dengan membaca, segala

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik,

ANALISIS KESULITAN BELAJAR HURUF HIRAGANA PADA SISWA KELAS X SMAN 24 BANDUNG. Studi Deskriptif pada siswa kelas X SMA Negeri 24 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik tertentu seperti huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan,

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1968:2) mengungkapkan keempat keterampilan berbahasa, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kegiatan penerjemahan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali bahasa yang dipelajari untuk mendukung berbagai aspek

BAB l PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. seperti fabel yang menceritakan tentang binatang, hikayat yang merupakan cerita

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembelajaran bahasa asing. Terjemahan semantik atau semantic

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muthi Afifah,2013

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu melalui media lisan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan membaca merupakan suatu kegiatan aktif yang menuntut kecepatan,

BAB I P E N D A H U L U A N. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. data dari JLPT (Japannese Language Proficiency Test) yang menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Jepang sebagai bahasa asing pada tingkat SMA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa asing, tata bahasa, kosakata dan huruf adalah

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Setelah mengumpulkan dan menganalisis data dari hasil tes dan angket

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa nasionalnnya. (Sudjianto dan Dahidi Ahmad, 2009: 11). Dilihat dari

Bab 1. Pendahuluan. digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari bahasa asing bukanlah suatu hal yang mudah. Perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan atau lebih tepatnya hampir mustahil dilaksanakan. Akibatnya guru

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terjadi transformasi ilmu (bahan ajar) dari pengajar kepada pembelajar,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penguasaan teori penerjemahan merupakan variabel

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang secara sistematis diarahkan pada suatu tujuan. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa asing dengan baik, salah satu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi serta tumbuh dan berkembangnya berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang maupun luar negeri, mulai dari anak-anak hingga orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia terus melakukan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DENGAN TEKNIK MENJAWAB PERTANYAAN PADA PESERTA DIDIK KELAS X-5 SMA N 1 SIGALUH KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pembelajar bahasa asing pada pendidikan formal, sudah sewajarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selalu mengalami perubahan dari masa ke masa sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pada bab ini peneliti mengemukakan beberapa kesimpulan dari pembahasan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dewasa ini, bahasa semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad informasi dan komunikasi yang serba cepat ini, manusia. dituntut untuk bisa memiliki kemahiran berbahasa asing.

BAB I PENDAHULUAN. usia sekolah barulah anak belajar membaca dan menulis. Mengingat pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk menyampaikan suatu informasi dari pembicara sebagai pemberi

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi dan interaksi diantara dua

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur

2015 HUBUNGAN ANTARA DAYA KONSENTRASI DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UPI

2014 PENGARUH METODE FIELD TRIP TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Apabila berbicara tentang Jepang, kita pasti langsung terbayang akan

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai penelitian banyak dilakukan guna meningkatkan kemampuan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran bahasa terdapat empat kompetensi dasar, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Komik yang akan diterjemahkan pada Tugas Akhir ini adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Oleh karena itu, kemampuan menguasai bahasa Indonesia sangat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktifitas membaca dapat membuka cakrawala dunia. Dengan membaca, segala yang tidak diketahui menjadi jelas. Apa yang terjadi di sekeliling menjadi bisa dipahami. Semakin banyak membaca tentu semakin memperluas pengetahuan. Bila kebiasaan membaca ini dibudayakan, bukan tidak mungkin akan memajukan suatu bangsa. Betapa sejarah banyak mencatat awal dari kemajuan dan kejayaan suatu bangsa dimulai dari menggalakan minat baca dan membudayakannya. Bila cakupan bacaan diperluas tentu cakupan pengetahuan yang didapat pun akan semakin luas. Selain membaca buku berbahasa ibu, juga membaca buku berbahasa asing. Akan tetapi, suatu karya tulis atau informasi berbahasa asing tidak akan dapat dinikmati apabila tidak menguasai bahasa asing tersebut kecuali bila telah dialihbahasakan ke dalam bahasa yang dikuasai. Pengalihan bahasa inilah yang disebut Penerjemahan atau Translation. Menurut Suhendra Yusuf (1994) dalam bukunya Teori Terjemahan menguraikan definisi terjemahan sebagai berikut : Secara luas terjemahan dapat diartikan sebagai semua kegiatan manusia dalam mengalihkan informasi atau pesan baik secara verbal maupun non verbal dari informasi asal ke dalam informasi sasaran (Yusuf,1994:8) Dalam bahasa Jepang, kegiatan pengalihbahasaan ini dibagi ke dalam dua istilah yaitu Honyaku dan Tsuuyaku. Honyaku adalah pengalihbahasaan suatu bacaan

dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima. Sedangkan Tsuuyaku adalah pengalihbahasaan suatu perkataan langsung dari pembicara ke dalam bahasa penerima. Fokus pembahasan penulis dalam hal ini adalah Honyaku atau membaca dan menerjemahkan suatu bacaan. Banyak manfaat yang bisa didapat ketika membaca buku-buku dari luar negeri. Apalagi jika bacaan terjemahan itu renyah dibaca seolah bukan bahasa terjemahan dan informasi yang disampaikan tidak ada yang ditambah ataupun dikurangi. Banyak faktor yang membuat suatu bacaan terjemahan renyah dibaca dan seluruh informasi di dalamnya tersampaikan baik kepada pembaca. Untuk bisa menghasilkan sebuah terjemahan yang baik, penerjemah perlu memiliki beberapa syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut antara lain: a. Menguasai masalah atau materi naskah yang akan diterjemahkan. Meskipun secara umum, akan sukar menerjemahkan naskah buku ilmu pengetahuan atau teknologi misalnya bila si penerjemah tidak mempunyai latar belakang pendidikan di bidang tersebut. Banyak istilah yang dalam bidang ilmu tertentu mempunyai pengertian yang agak berlainan dengan pengertian umum. Dalam menerjemahkan suatu proses pun penerjemah tidak akan dapat menjelaskan dengan benar bila dirinya sendiri tidak memahami benar bagaimana proses tersebut berlangsung. Penerjemahan bukan hanya masalah kebahasaan yang dapat dibantu dengan sekadar kamus, tetapi harus didukung oleh pengetahuan mengenai materi atau masalah yang akan diterjemahkan. Mungkin saja hal ini dapat terbantu bila penerjemah mempunyai pengetahuan umum yang luas, sedikit mempelajari buku lain yang sudah ada mengenai masalah tersebut atau berkonsultasi dengan ahli dalam bidang tersebut bila menemui kesulitan dalam penerjemahan. Sehingga tidak semua penerjemah dapat menerjemahkan segala masalah.

Belum lagi bila berbicara tentang kesusastraan yang banyak menyangkut rasa dan gaya. b. Menguasai bahasa sumber, termasuk struktur, kebudayaan, dan istilah-istilah khusus dalam materi yang akan diterjemahkan. Bahasa di sini bukan sekadar kosa kata, melainkan juga menyangkut ungkapan dan struktur bahasa yang berlainan dengan struktur bahasa penerima/sasaran. Seorang penerjemah yang menguasai bahasa sasaran tetapi tidak begitu mahir dalam bahasa sumber, bisa mengakibatkan hasil terjemahan yang dibuatnya terlalu jauh menyimpang dari maksud pesan atau berita dalam bahasa sumber. Hasil terjemahan seperti ini, meskipun nampak sangat baik dilihat dari gaya penulisan dalam bahasa sasaran, tentu akan menyesatkan pembaca, karena pembaca diberi informasi yang salah yang tidak sesuai dengan maksud sebenarnya dari isi berita/pesan yang ditulis dalam bahasa sumber. c. Menguasai bahasa penerima (dalam hal ini, bahasa Indonesia) dan mempunyai keterampilan menulis dan memilih padanan kata yang tepat dari suatu kata atau frase bahasa sumber. Seorang penerjemah yang hanya menguasi bahasa sumber, meskipun ia mungkin sangat faham dan mengerti maksud dari pesan/berita yang disampaikan belum tentu hasil terjemahan yang dibuatnya bisa dipahami oleh pembaca. Hal ini bisa disebabkan karena pengaruh bentuk, struktur dan gramatika bahasa sumber yang masih terbawa ke dalam bahasa sasaran. Sehingga, hasil terjemahannya menjadi kabur, kaku dan janggal. Hasil terjemahan seperti ini mungkin hanya bisa dipahami oleh pembaca yang juga menguasai bahasa sumber, tetapi tidak demikian dengan pembaca yang tidak familiar dengan bahasa sumber. Selain syarat-syarat di atas, kebiasaan, latihan dan pengalaman tentu saja memengaruhi kerenyahan suatu bacaan terjemahan juga.

Bila syarat-syarat di atas tidak terpenuhi, seperti yang telah diketahui, suatu bacaan terjemahan menjadi terasa kaku. Lebih berbahayanya lagi bila informasi yang ingin disampaikan penulis menjadi meleset sehingga pembaca merasa jengah dan salah memahami isi bacaan tersebut. Apakah yang menyebabkan kejanggalan bahasa dari bacaan tersebut? Adakah hubungan antara kebiasaan membaca dari penerjemah dengan kealamian bahasa hasil terjemahannya? Benarkah orang yang semakin banyak membaca bisa lebih memadumadankan kata dan menyelaraskan suatu istilah dan bacaan? Di dalam kurikulum jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia, terdapat mata kuliah Honyaku. Untuk menjawab pertanyaan di atas penulis mencoba meneliti permasalahan tersebut dengan mempersempit bidang penelitian. Terjemahan dalam pembahasan kali ini adalah terjemahan dalam bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia. Penulis mengambil tema: Analisis Korelasi Menerjemahkan Bacaan Bahasa Jepang ke dalam Bahasa Indonesia (Honyaku) dengan Kebiasaan Membaca pada Mahasiswa Tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Ajaran 2009-2010 B. Rumusan dan Batasan Masalah Suatu penelitian perlu dirumuskan agar pembahasannya lebih sistematis dan terarah. Berdasarkan hal tersebut dan juga berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini penulis rumuskan sebagai berikut:

1. Sejauh mana kebiasaan membaca dapat memengaruhi kemampuan menerjemahkan? 2. Faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat proses menerjemahkan? 3. Bagaimanakah cara menerjemahkan bacaan berbahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar? Dari rumusan masalah di atas, agar pembahasan yang dilakukan tidak terlalu luas, penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut: 1. Kemampuan menerjemahkan dalam penelitian ini adalah kemampuan menerjemahkan suatu bacaan dalam Bahasa Jepang ke dalam Bahasa Indonesia. 2. Objek yang diteliti penulis adalah Mahasiswa Tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang tahun ajaran 2009-2010 yang telah mempelajari bahasa Jepang tingkat menengah. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejauh mana kebiasaan membaca dapat memengaruhi kemampuan menerjemahkan. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat proses menerjemahkan. 3. Untuk mengetahui cara menerjemahkan bacaan berbahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang bisa menghantarkan pada suatu terjemahan yang baik

2. Dapat diketahui bagaimana strategi menerjemahkan yang baik D. Hipotesis Sebelum memperoleh jawaban dari analisis data dalam penelitian diperlukan adanya jawaban sementara atau hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah (Winarno Surakhmad, 1985:399) Hipotesis dalam penelitian ini yaitu: Semakin banyak seorang penerjemah membaca, semakin baik kualitas terjemahannya. E. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan makna kata-kata atau istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, penulis mendefinisikan istilah-istilah tersebut sebagai berikut: 1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkara, dan sebagainya) (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999, 37). 2. Korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005, 595) 3. Honyaku adalah proses, cara, perbuatan menerjemahkan; pengalihbahasaan suatu bacaan.

F. Sistematika Pembahasan Pembagian skripsi ini akan penulis lakukan dengan membagi isi keseluruhan ke dalam lima bab, sebagai berikut: Bab I berupa pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika pembahasan. Bab II berupa landasan teoritis yang membahas Pengertian Terjemahan, Prinsip penerjemahan, Jenis-jenis Terjemahan, Proses terjemahan, Perbedaan Honyaku dengan Tsuuyaku, Permasalahan Mahasiswa dalam Menerjemahkan dan Manfaat Membaca Bab III berupa metode penelitian yang membahas mengenai metode penelitian, objek penelitian, sumber data dan instrumen dan teknik analisis data. Bab IV berupa analisis data yang menguraikan sejauhmana hubungan antara kebiasaan membaca dengan kemampuan menerjemahkan pada mahasiswa tingkat III jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2009-2010 Bab V berupa kesimpulan dan tema untuk penelitian selanjutnya yang menguraikan kesimpulan hasil penelitian dan memberi saran yang bisa dijadikan tema untuk penelitian selanjutnya.