BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan tanggal 21 Mei - 4 juni tahun 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pembelajaran dari beberapa buku-buku literatur yang membahas. merupakan formula baku bersumber dari pustaka.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB 3 Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan Cross Sectional (Notoatmodjo, 2010). Teluk) di wilayah Puskesmas Karangawen II Kabupaten Demak.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. maka jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan studi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode. adanya perlakuan dari peneliti (Nursalam, 2013).

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif komparatif. Komparatif merupakan penelitian non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Keterangan: Xxx = koefisien korelasi Kendall Tau yang besarnya (-1<0<1) A = jumlah ranking atas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangtempel Kec. Semarang Timur, Semarang dan Bidan Praktik Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif, dimana penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah guru pembimbing dan siswa kelas XI di SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian. (sampel) (Notoatmodjo,2010, pp.25-26).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional yaitu penelitian yang pengukuran variabel bebas (dukungan

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sectional, yaitu mengambil variabel independent dan variabeldependent pada

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian observasional deskriptif adalah peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap masyarakat di Kelurahan Tanjung Rejo terhadap PJK. Pengetahuan - jenis kelamin -tingkat pendidikan - umur 3.2. Definisi Operasional Penyakit jantung koroner Sikap - jenis kelamin -tingkat pendidikan - umur Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindaran terhadap suatu objek tertentu. Pengindaran terjadi melalui pancaindra manusia, yakni : indra penglihatan, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan pre-disposisi tindakan atau perilaku. Sikap merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Pengetahuan dan sikap diukur dengan hasil jawaban kuesioner dengan skala nominal. Jenis kelamin merupakan petanda gender seseorang yaitu laki-laki dan perempuan diukur secara nominal. Tingkat pendidikan diambil dari tingkat pendidikan terakhir responden dan diukur secara nominal. Umur adalah usia responden yang mengikuti penelitian dikelompokkan menjadi 15-19 tahun, 20-24

tahun, 25-29 tahun, 30-34 tahun, 35-39 tahun, 40-44 tahun dan >45 tahun. Skala umur responden diukur secara ordinal Responden yang mengikuti penelitian ini adalah orang tua di Kelurahan Tanjung Rejo, Medan yang dapat diwakilkan kepala keluarga atau pasangannya yang ada ketika peneliti ke sana. 23 pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden mencakup pengetahuan dan sikap yaitu 13 pertanyaan mengenai pengetahuan dan 10 pertanyaan mengenai sikap. Pengetahuan yang diteliti sejauh mana pengetahuan masyarakat yang diwakili oleh kepala keluarga tentang apa yang dimaksudkan oleh PJK, faktor resiko PJK, umur yang rentan terhadap PJK, dan gejala PJK. Cara pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Untuk skor pengetahuan mengenai PJK, diberi bobot 1 pada jawaban yang benar atau jawaban YA dan 0 pada jawaban yang salah dan menjawab TIDAK. Pada pertanyaan bagian pengetahuan nombor 1, 4 dan 6, skor diberikan pada berdasarkan jawaban A=0, B=1, dan C=2. Pada pertanyaan nombor 2, nilai bobot tertinggi adalah 6 jika semuanya dicontreng pada kotak tersebut. Pada pertanyaan nombor 6, skor juga berdasarkan jawaban : A=3, B=2, dan C=1. Pengetahuan responden dikatakan baik jika jumlah skor 17, sedang apabila jumlah skor 9-16 dan pengetahuan kurang apabila jumlah skor 8 Sikap yang dinilai yaitu tanggapan atau reaksi responden terhadap PJK. Data diambil dengan menggunakan kuesioner. Sikap juga dinilai menggunakan teknik scoring. Tiap jawaban YA diberikan bobot 1 dan jawaban TIDAK diberikan bobot 0. Sikap responden dikatakan baik jika jumlah skor 8, sedang apabila 4-7, dan kurang apabila 3 Semua variabel yaitu pengetahuan dan sikap diukur dengan menggunakan sistem skor. Penilaian dibagikan kepada tingkat baik, sedang, dan kurang. Pengukuran skor menggunakan skala berikut : a. Baik, apabila jawaban responden benar 75% dari nilai tertinggi b. Sedang, apabila jawaban responden benar antara 40-74% dari nilai tertinggi

c. Kurang, apabila jawaban responden benar kurang 40% dari nilai tertinggi

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan dan sikap masyarakat Kelurahan Tanjung Rejo mengenai PJK. Penelitian ini menggunakan cross sectional study. 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Kelurahan Tanjung Rejo, Medan pada Agustus - Oktober 2010. 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Populasi : Seluruh masyarakat di Kelurahan Tanjung Rejo, Medan pada Mei-Oktober 2010 yang dapat diwakilkan kepada kepala keluarga/ pasangannya/ orang dewasa yang berjumlah 8251 keluarga. Subjek yang diteliti : Sebagian dari populasi kepala keluarga di kelurahan Tanjung Rejo, Medan yang dapat diwakilkan kepala keluarga/ pasangannya/ orang dewasa dalam keluarga Kriteria Inklusi : 1) Kepala keluarga /pasangannya/ orang dewasa dalam keluarga yang tinggal di Kelurahan Tanjung Rejo 2) Bersedia mengikut i penelitian. Kriteria Eksklusi : 1) Penduduk yang buta atau tuli

4.3.2. Sampel Dalam menentukan besarnya sampel, saya menggunakan metode pengambilan sampel secara accidental sampling dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia. Perkiraan besar sampel yang minimal pada penelitian ini diambil berdasarkan rumus dibawah, dimana tingkat ketepatan relative adalah 10% (Notoadmodjo, 2007) n= N dimana : d= 0,1 (1+N (d²) N= 8251 = 8251 (1+ 8251 (0,1²) n 100 Keterangan: N= Besar populasi n= Besar sampel d= Tingkat kepercayaan /ketepatan yang diinginkan 4.4. Metode Pengumpulan Data Peneliti meminta izin kepada lurah Tanjung Rejo dan pihak terkait untuk melakukan penelitian di Kelurahan tersebut. Jumlah penduduk Tanjung Rejo diambil dari data kantor lurah Tanjung Rejo. Responden pada penelitian ini adalah orangtua atau orang dewasa di Kelurahan Tanjung Rejo. Responden diminta mengisi kuesioner mengenai pengetahuan dan sikap, mengenai PJK. Untuk responden yang tidak bisa baca atau tidak memahami, peneliti membacakan pertanyaan dalam kuesioner yang kemudian dijawab secara lisan oleh responden. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari data kuesioner. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pemerintah setempat Kelurahan Tanjung Rejo.

4.4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas untuk kuesioner yang digunakan sebagai instrument pengumpulan data, telah dijalankan di lokasi yang berlainan dengan lokasi penelitian yaitu di Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan-Sunggal, Sumatera Utara. Sampel terdiri daripada 10 orang yang mempunyai karekteristik yang sama dengan responden yaitu kepala keluarga atau orang dewasa. Tujuan dari uji validitas ini adalah untuk mengetahui kesesuaian dan ketepatan bahasa khususnya perkataan dan struktur ayat dalam kuesioner supaya dapat dipahami oleh reponden yang terlibat. Uji reliabilitas telah dilakukan untuk melihat indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Kuesioner yang digunakan seharusnya memiliki kemampuan untuk membrerikan hasil pengukuran relatif konsisten dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dapat dilakukan apabil a seluruh butir pertanyaan dinyatakan telah valid. Variabel Nomor pertanyaan Total Pearson Correlation Status Alpha Status Pengetahuan 1 0,766 Valid 0,755 Reliabel 2 0,740 Valid Reliabel 3 0,740 Valid Reliabel 4 0,888 Valid Reliabel 5 0,683 Valid Reliabel 6 0,740 Valid Reliabel 7 0,821 Valid Reliabel 8 0,740 Valid Reliabel 9 0,740 Valid Reliabel 10 0,766 Valid Reliabel 11 0,821 Valid Reliabel 12 0,766 Valid Reliabel 13 0,821 Valid Reliabel Sikap 1 0,998 Valid 0,996 Reliabel 2 0,998 Valid Reliabel 3 0,998 Valid Reliabel 4 0,998 Valid Reliabel 5 0,998 Valid Reliabel 6 0,839 Valid Reliabel 7 0,998 Valid Reliabel

8 0,998 Valid Reliabel 9 0,998 Valid Reliabel 10 0,998 Valid Reliabel 4.5. Metode Analisis Data Data dari setiap pewawancaraan akan diperiksa oleh peneliti di lapangan. Setiap ketidaklengkapan informasi diperbaiki sebelum meninggalkan lokasi penelitian. Data yang lengkap dari kuesioner tersebut dimasukkan ke dalam komputer. Metode pengolahan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan program SPSS 17,0 yang dianalisa secara statistik analitik dan disajikan bentuk tabel distribusi frekuensi.

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Kelurahan Tanjung Rejo berada dalam Kecamatan Medan Sunggal, Medan, Sumatera Utara. Kelurahan ini mempunyai luas permukaan sebesar 344 Ha. Terdapat 24 lingkungan dan 16 buah pos kamling dengan jumlah penduduk seramai 28.646 orang, dimana jumlah laki-laki adalah 11.861 dan perempuan adalah sebanyak 16.785. Terdapat 25 orang penduduk di kelurahan ini mengalami cacat fisik yaitu tuna netral. Pendidikan tertinggi penduduk di kelurahan ini adalah S-3 yaitu sebanyak 74 orang, diikuti dengan S-2 sebanyak 361 orang, S-1 sebanyak 970 orang dan lainlainnya. Jumlah penduduk yang belum sekolah adalah sebanyak 3.887 orang. Agama yang dianut oleh penduduk di kelurahan ini adalah Islam sebanyak 16.921 orang. Kristen sebanyak 6.439 orang, Katholik sebanyak 1.875 orang, Hindu sebanyak 2.474 orang dan Budha sebanyak 973 orang. Etnis terbanyak di kelurahan ini adalah dari suku jawa, diikuti dengan Batak, Aceh, Cina, India dan lain-lain. Mata pencarian pokok penduduk di sini paling banyak adalah sebagai pedagang yaitu sebanyak 5.497 orang, diikuti dengan buruh/swasta sebanyak 4.271 orang, tukang kayu sebanyak 1.035 orang dan sebagainya. Jumlah tenaga dengan jumlah ibu rumah tangga sebanyak 675 orang dan penduduk yang masih sekolah sebanyak 4.223 orang. Terdapat 4 buah TK, 11 buah SD/sederajat, 1 buah SLTP/sederajat, 1 buah SLTA/sederajat, dan 2 buah perguruan tinggi. Di kelurahan ini juga tersedia 13 buah mesjid, 4 buah langgar/surau/mushola, 7 buah gereja Kristen dan 2 buah gereja

katholik. Selain itu, terdapat juga prasarana olahraga seperti lapangan sepak bola sebanyak 2 buah, lapangan bulu tangkis 1 buah dan lapangan voli sebanyak 2 buah. 5.1.2. Deskripsi Karekteristik Responden Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin n % Laki-laki 45 45 Perempuan 55 55 Jumlah 100 100 Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa jenis kelamin yang paling banyak adalah perempuan yaitu sebanyak 55 orang (55%) berbanding laki-laki sebanyak 45 orang (45%). Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Peringkat Umur Peringkat Umur (tahun) n % 15-19 4 4 20-24 26 26 25-29 13 13 30-34 19 19 35-39 15 15 40-44 13 13 >45 10 10 Jumlah 100 100 Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa responden yang paling banyak terdiri dari peringkat umur 20-24 tahun yaitu sebanyak 26 orang (26%) diikuti peringkat umur 30-34 tahun sebanyak 19 orang (19%), 35-39 tahun sebanyak 15 orang (15%), 25-29 tahun sebanyak 13 orang (13%), 40-45 tahun juga 13 orang (13%) dan paling sedikit yaitu responden dari peringkat umur >45 tahun yaitu sebanyak 10 orang (10%).

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan n % SD 6 6 SMP 9 9 SMA/ sederajat 71 71 D1/ sederajat 9 9 S1/ sederajat 5 5 Jumlah 100 100 Tabel 3 menunjukkan distribusi frekuensi karekteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui kelompok terbesar adalah SMA/ sederajat yaitu 71 orang (71%) dan kelompok paling sedikit adalah S1/ sederajat sebanyak 5 orang (5%). 5.1.3. Pengetahuan Responden Tentang Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan tabel 4 di halaman 32, terlihat bahwa pengetahuan responden tinggi pada pertanyaan mengenai cara pemakanan dengan menghindari makanan berlemak yaitu sebesar 99 orang (99%), namun memiliki pengetahuan yang kurang mengenai cara yang tepat memastikan jantung sehat yaitu sebanyak 7 (7%). Berdasarkan pengetahuan responden tentang maksud PJK diketahui bahwa sebanyak 35 orang (35%) menjawab dengan benar dan 65 orang (65%) menjawab kurang tepat. Berdasarkan penelitian pengetahuan responden mengenai sumber ketahui PJK, diketahui 27 orang (27%) menjawab melalui 1 sumber, 40 orang (40%) menjawab melalui 2 sumber, 24 orang (24%) menjawab melalui 3 sumber, 7 orang (7%) menjawab melalui 4 sumber, 1 orang (1%) melalui 5 sumber dan 1 orang (1%) menjawab melalui 6 sumber. Pertanyaan mengenai faktor merokok menyebabkan PJK, diketahui 99 orang (99%) menjawab benar dan 1 orang (1%) menjawab tidak benar.

Pertanyaan mengenai umur berisiko untuk mendapat PJK, didapatkan 79 orang (79%) menjawab dengan benar dan 21 orang (21%) menjawab dengan kurang tepat. Berdasarkan penelitian pengetahuan responden mengenai cara pemakanan yang bisa terhindar dari risiko PJK, diketahui 100 orang (100%) menjawab benar. Pertanyaan mengenai cara memastikan jantung sehat, didapatkan 7 orang (7%) menjawab dengan benar, 88 orang (88%) menjawab dengan kurang tepat dan 5 orang (5%) menjawab dengan salah. Pertanyaan mengenai gejala yang sering pada PJK, didapatkan 83 orang (83%) menjawab dengan tepat, 15 orang (15%) menjawab dengan kurang tepat dan 2 orang (2%) menjawab dengan salah. Berdasarkan penelitian pengetahuan responden mengenai apa itu penyakit kencing manis atau Diabetes Mellitus, didapatkan 94 orang (94%) menjawab ya dan 6 orang (6%) menjawab tidak. Pertanyaan mengenai risiko pasien DM untuk mendapat PJK, didapatkan 79 orang (79%) menjawab dengan benar dan 21 orang (21%) menjawab salah. Berdasarkan penelitian pengetahuan responden mengenai olahraga dapat meningkatkan mutu kesehatan jantung, didapatkan 96 orang (96%) menjawab benar dan 4 orang (4%) menjawab tidak benar. Berdasarkan penelitian pengetahuan responden tentang stress yang memicu kepada PJK, diketahui 99 orang (99%) menjawab dengan benar dan 1 orang (1%) menjawab dengan salah. Pertanyaan mengenai konsumsi garam boleh menyebabkan hipertensi, didapatkan 66 orang (66%) menjawab benar dan 34 orang (34%) menjawab salah. Berdasarkan penelitian pengetahuan responden mengenai orang yang obese lebih rentan mendapat PJK, diketahui 92 orang (92%) menjawab benar dan 8 orang (8%) menjawab salah.

Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Responden Terhadap Penyakit Jantung koroner Skor No Pertanyaan 0 1 2 3 4 5 6 n % n % n % n % n % n % n % 1 Maksud PJK * * 65 65 35 35 * * * * * * * * 2 Sumber tahu PJK * * 27 27 40 40 24 24 7 7 1 1 1 1 3 Faktor merokok 1 1 99 99 * * * * * * * * * * 4 Umur berisiko * * 21 21 79 79 * * * * * * * * 5 Cara pemakanan 0 0 100 100 * * * * * * * * * * 6 Jantung sehat * * 5 5 88 88 7 7 * * * * * * 7 Gejala PJK 2 2 15 15 83 83 * * * * * * * * 8 Diabetes Mellitus 6 6 94 94 * * * * * * * * * * 9 Risiko DM 21 21 79 79 * * * * * * * * * * 10 Olahraga 4 4 96 96 * * * * * * * * * * 11 Faktor stress 1 1 99 99 * * * * * * * * * * 12 Konsumsi garam 34 34 66 66 * * * * * * * * * * 13 Faktor obese 8 8 92 92 * * * * * * * * * * * skor tidak digunakan

5.1.4. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan tabel 5, sebanyak 49 orang (49%) mempunyai pengetahuan yang baik dan 51 orang (51%) berpengetahuan sedang. Tabel 5. Tingkat Pengetahuan Responden Secara Umum Tingkat Pengetahuan n % Baik 49 49 Sedang 51 51 Kurang 0 0 Jumlah 100 100 Berdasarkan tabel 6 di bawah, daripada 45 orang responden laki-laki, sebanyak 24 orang (53.3%) berpengetahuan baik dan 21 orang (46.7) berpengetahuan sedang. Manakala daripada 55 orang responden perempuan, didapati 25 orang (45.5%) berpengetahuan baik dan 30 orang (54.5%) berpengetahuan sedang. Tabel 6. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin jenis kelamin Tingkat Pengetahuan Baik Sedang Kurang Jumlah laki-laki n 24 21 0 45 % 53.3 46.7 0 100 perempuan n 25 30 0 55 % 45.5 54.5 0 100 Jumlah n 49 51 0 100 % 49 51 0 100 Berdasarkan tabel 7 di halaman 34, diketahui bahwa tingkat pengetahuan paling banyak dikategori baik terdapat pada kelompok umur 15-19 tahun yaitu sebanyak 3 orang (75%) dan pengetahuan dikategori sedang adalah kelompok 20-24 tahun yaitu sebanyak 18 orang (69.2%).

Tabel 7. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Peringkat Umur umur responden Tingkat Pengetahuan Baik Sedang Kurang Jumlah 15-19 n 3 1 0 4 % 75 25 0 100 20-24 n 8 18 0 26 % 30.8 69.2 0 100 25-29 n 5 8 0 13 % 38.5 61.5 0 100 30-34 n 12 7 0 19 % 63.2 36.8 0 100 35-39 n 8 7 0 15 % 53.3 46.7 0 100 40-44 n 8 5 0 13 % 61.5 38.5 0 100 >45 n 5 5 0 10 % 50 50 0 100 Jumlah n 49 51 0 100 % 49 51 0 100 Tabel 8. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan Tingkat Pengetahuan Baik Sedang Kurang Jumlah SD n 3 3 0 6 % 50 50 0 100 SMP n 3 6 0 9 % 33.3 66.7 0 100 SMA/ sederajat n 33 38 0 71 % 46.5 53.5 0 100 D1/ sederajat n 6 3 0 9 % 66.7 33.3 0 100 S1/ sederajat n 4 1 0 5 % 80 20 0 100 Jumlah n 49 51 0 100 % 49 51 0 100

Berdasarkan tabel 8 di halaman 34, tingkat pengetahuan baik paling banyak adalah responden yang mempunyai tingkat pendidikan S1/ sederajat yaitu sebanyak 4 orang (80%). Tingkat pengetahuan sedang paling banyak adalah responden yang mempunyai tingkat pendidikan SMP yaitu sebanyak 6 orang (66.7%). 5.1.5. Sikap Responden Tentang Penyakit Jantung Koroner Tabel 9. Distribusi Sikap Responden Tentang Penyakit Jantung Koroner Jawaban responden No Pertanyaan Benar Salah n % n % 1 Merokok 78 78 22 22 2 Diet seimbang 87 87 13 13 3 Berolahraga 71 71 29 29 4 Gaya hidup sehat 89 89 11 11 5 Berobat 94 94 6 6 6 Peran ketua keluarga 93 93 7 7 7 Kampanye Jantung Sehat 88 88 12 12 8 Obese 61 61 39 39 9 Pemeriksaan berkala 86 86 14 14 10 Kontrol DM 84 84 16 16 Berdasarkan tabel 9 di atas, pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan memberikan sikap yang benar adalah sikap responden terhadap kapan perlu berobat ke dokter yaitu sebanyak 94 orang (94%). Pertanyaan yang paling sedikit dijawab dengan memberikan sikap benar adalah sikap perlu mengamalkan pola hidup sehat jika tidak obese yaitu sebanyak 61 orang (61%).

5.1.6. Tingkat Sikap Responden Tabel 10. Tingkat Sikap Responden Secara Umum Tingkat Sikap n % Baik 78 78 Sedang 19 19 Kurang 3 3 Jumlah 100 100 Berdasarkan tabel 10, sebanyak 78 orang (78%) bersikap baik, 19 orang (19%) bersikap sedang dan 3 orang (3%) bersikap kurang. Tabel 11. Tingkat Sikap Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tingkat Sikap Baik Sedang Kurang Jumlah Jenis Laki-laki n 32 12 1 45 Kelamin % 71.1 26.7 2.2 100 Perempuan n 46 7 2 55 % 83.6 12.7 3.6 100 Jumlah n 78 19 3 100 % 78 19 3 100 Berdasarkan tabel 11, dapat dilihat bahwa daripada 45 orang responden lakilaki, 32 orang (71.1%) bersikap baik, 12 orang (26.7%) bersikap sedang dan 1 orang (2.2%) bersikap kurang. Manakala daripada 55 orang responden perempuan, 46 orang (83.6%) bersikap baik, 7 orang (12.7%) bersikap sedang dan 2 orang (3.6%) bersikap kurang.

Berdasarkan tabel 12, didapati responden mempunyai sikap yang baik paling banyak adalah pada kelompok umur 15-19 tahun sebanyak 4 orang (100%). Sikap responden sedang paling banyak pada kelompok umur >45 tahun yaitu sebanyak 3 orang (30%). Sikap responden kurang adalah pada kelompok umur 20-24 tahun dan 25-29 tahun Tabel 12. Tingkat Sikap Responden Berdasarkan Peringkat Umur Tingkat Sikap Baik Sedang Kurang Jumlah umur 15-19 n 4 0 0 4 responden % 100 0 0 100 20-24 n 19 5 2 26 % 73.1 19.3 7.7 100 25-29 n 10 2 1 13 % 76.9 15.4 7.7 100 30-34 n 16 3 0 19 % 84.2 15.8 0 100 35-39 n 12 3 0 15 % 80 20 0 100 40-44 n 10 3 0 13 % 76.9 23.1 0 100 >45 n 7 3 0 10 % 70 30 0 100 Jumlah n 78 19 3 100 % 78 19 3 100 Berdasarkan tabel 13 di halaman 38, diketahui responden yang mempunyai tingkat pendidikan SMP paling banyak bersikap baik yaitu sebanyak 8 orang (88.9%). Responden yang mempunyai tingkat pendidikan SD paling banyak bersikap sedang dan responden yang mempunyai tingkat pendidikan SMA bersikap kurang yaitu sebanyak 3 orang (4.2%)

Tabel 13. Tingkat Sikap Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan tingkat pendidikan Tingkat Sikap Baik Sedang Kurang Jumlah SD n 3 3 0 6 % 50 50 0 100 SMP n 8 1 0 9 % 88.9 11.1 0 100 SMA/ n 57 11 3 71 sederajat % 80.3 15.5 4.2 100 D1/ sederajat n 6 3 0 9 % 66.7 33.3 0 100 S1/ sederajat n 4 1 0 5 % 80 20 0 100 Jumlah n 78 19 3 100 % 78 19 3 100 Tabel 14. Tingkat Sikap Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tingkat Sikap Baik Sedang Kurang Jumlah Tingkat Baik n 43 5 1 49 Pengetahuan % 87.8 10.2 2 100 Sedang n 35 14 2 51 % 68.6 27.5 3.9 100 Jumlah n 78 19 3 100 % 78 19 3 100 Berdasarkan tabel 14, diketahui responden yang mempunyai tingkat sikap yang baik mempunyai tingkat pengetahun yang baik yaitu sebanyak 43 orang (87.8%). Tingkat sikap yang sedang paling banyak pada responden dengan tingkat pengetahun sedang yaitu sebanyak 14 orang (27.5%). Tingkat sikap kurang paling banyak adalah pada responden dengan tingkat pengetahuan sedang.

5.2. Pembahasan 5.2.1. Pengetahuan Berdasarkan analisa tingkat pengetahuan responden, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa masyarakat di Kelurahan Tanjung Rejo mempunyai pengetahuan yang sedang tentang Penyakit Jantung Koroner. Pada penelitian ini didapati bahwa daripada 100 orang responden terdapat 49 orang (49%) yang mempunyai pengetahuan yang baik. Hal ini mungkin karena responden kurang terpapar kepada informasi mengenai PJK. Menurut Meliono (2007), pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, pendidikan, media dan keterpaparan informasi. Berdasarkan tingkat pengetahuan responden mengikut kelompok jenis kelamin, didapati perempuan mempunyai pengetahuan yang baik berbanding lakilaki yang mempunyai pengetahuan yang sedang terhadap PJK. Hal ini mungkin karena laki-laki lebih peka terhadap PJK berbanding perempuan akibat dari epidemiologi yang menyatakan lelaki lebih rentan untuk mendapat PJK disebabkan faktor hormon. Menurut Anwar B.T. (2004), laki-laki mempunyai risiko PJK dua hingga tiga kali lebih besar daripada perempuan. Angka kematian pada laki-laki didapatkan lebih tinggi daripada perempuan akan tetapi setelah menopause hampir tidak didapatkan perbedaan dengan laki-laki. Dari tabel tingkat pengetahuan responden berdasarkan kelompok umur, didapati, kelompok umur 15-19 tahun mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dan kelompok umur 20-24 tahun mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang.. Menurut Purnama B (2008), pengetahuan (knowledge) merupakan terminologi generik yang mencakup seluruh hal yang diketahui manusia. Dengan demikian pengetahuan adalah kemampuan manusia seperti perasaan, pikiran, pengalaman, pengamatan, dan intuisi yang mampu menangkap alam dan kehidupannya serta mengabstraksikannya untuk mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan tabel pengetahuan responden berdasarkan tingkat pendidikan, dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan S1 berpengetahuan baik dan SMP bepengetahuan sedang. 5.2.2. Sikap Berdasarkan tabel sikap responden, didapati kebanyakan masyarakat di Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal mempunyai sikap yang baik tentang PJK. Menurut Azwar (2009), struktur sikap dibagi menjadi 3 komponen yang saling menunjang. Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.kompenen affektif menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Komponen konatif menunjukkan bagaimana kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Tabel sikap responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa perempuan mempunyai sikap yang baik berbanding laki-laki. Penelitian Hardiman (2007) menyatakan transisi epidemiologi di negara berkembang cenderung mengamalkan gaya hidup kebarat-baratan. Peneliti berpendapat hal ini tidak berlaku di masyarakat di Kelurahan Tanjung Rejo. Berdasarkan tabel sikap responden mengikut kelompok umur, didapatkan kelompok umur 15-19 tahun mempunyai sikap yang baik. Menurut Hadi dkk (2008), pertambahan usia seseorang akan berhubungan dengan perkembangan kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual dan perkembangan sosial. Pernyataan ini tidak mendukung penelitian ini. Terlihat jelas pertambahan usia belum tentu memberikan sikap yang baik dari masyarakat terhadap PJK. Tabel sikap responden berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan tingkat pendidikan terakhir SMP menggambarkan sikap yang baik. Hal ini mungkin karena, di tempat-tempat pendidikan telah diajarkan supaya bersikap baik. Menurut Azwar (2005), salah satu faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap objek sikap

adalah lembaga pendidikan dan lembaga agama. Hal ini dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Tabel sikap responden berdasarkan tingkat pengetahuan menunjukkan responden yang mempunyai tingkat sikap yang baik adalah yang mempnyai tingkat pengetahuan yang baik. Menurut Azwar (2005), sikap dapat dipengaruhi oleh faktorfaktor lain seperti lingkungan, kebudayaan, adat istiadat ataupun pengalaman. Sehingga walaupun dengan pengetahuan yang sedang mahupun baik, responden masih dapat memiliki sikap yang baik.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang PJK di Kelurahan Tanjung Rejo, Medan Sunggal masih ditingkat sedang. Daripada seluruh responden dari masyarakat di Kelurahan Tanjung Rejo, 51 orang (51%) berpengetahuan sedang dan selebihnya 49 orang (49%) mempunyai pengetahuan yang baik. 2. Daripada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masyarakat di Kelurahan Tanjung Rejo bersikap baik tentang PJK. Responden yang bersikap baik sebanyak 78 orang (78%), bersikap sedang 19 orang (19%) dan bersikap kurang sebanyak 3 orang (3%). 6.2. Saran 1. Diharapkan penelitian lanjutan dilakukan untuk melihat korelasi antara pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap PJK di Kelurahan Tanjung Rejo ini. 2. Pihak Dinas Kesehatan, puskesmas dan kelurahan perlu meningkatkan penyuluhan mengenai pencegahan PJK. 3. Masyarakat perlu mempunyai inisiatif dan upaya sendiri seperti mengamalkan gaya hidup yang sehat sebagai langkah pencegahan PJK. 4. Diharapkan masyarakat mempelbagaikan sumber informasi mengenai PJK supaya tingkat pengetahuan menjadi lebih baik