Asesmen Perlindungan Sosial Berbasis Dialog Nasional di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Landasan Perlindungan Sosial di Asia Tenggara: Menutup celah-celah perlindungan bagi anak dan keluarga

Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN. Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016

Penilaian Landasan Perlindungan Sosial Berdasarkan Dialog Nasional di Indonesia:

Tinjauan atas Peraturanperaturan

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

Transformasi BPJS 2. September 2011

BAB I PENDAHULUAN. terhadap barang dan jasa, kesehatan, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.

KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan merupakan bagian dari usaha

Paparan teknis ini membahas: Perlidungan Sosial bagi Semua. Tema-tema lain dalam seri paparan teknis singkat meliputi:

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Kajian Aktuaria reformasi BPJS Ketenagakerjaan

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

Analisa Media Edisi Januari 2014

UNIVERSAL HEALTH COVERAGE BAGI SEKTOR INFORMAL

OPSI ALTERNATIF: PERCEPATAN CAKUPAN SEMESTA ASURANSI KESEHATAN SOSIAL DI INDONESIA*

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

Problem dan Tantangan dalam Implementasi Skema Pensiun Publik Indonesia di masa datang yang berdasarkan pada UU No 40/2004 tentang SJSN

Peran Parlemen dalam Implementasi SJSN- BPJS

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

Perlindungan Sosial yang Sensitif

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia

Harmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN

R197 REKOMENDASI MENGENAI KERANGKA PROMOTIONAL UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Jaminan Hari Tua (JHT) & Jaminan Pensiun (JP) Pekerja. Timoer Sutanto, DPN Apindo, Ketua Bidang Jaminan Sosial Jakarta, 24 April 2015

K102. Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952 mengenai (Standar Minimal) Jaminan Sosial

Menghindari jebakan penghasilan menengah di Indonesia melalui pasar tenaga kerja yang lebih inklusif dan integrasi ASEAN yang lebih dalam

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

Anggaran yang Menyejahterakan

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

White Paper. Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun, dan Jaminan Kematian Sistem Jaminan Sosial Nasional

Kerangka Analisis untuk Mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan Kewajiban Pemenuhan Hak-hak Asasi Manusia untuk di Indonesia

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA

BERALIH DARI SUBSIDI UMUM MENJADI SUBSIDI TERARAH: PENGALAMAN INDONESIA DALAM BIDANG SUBSIDI BBM DAN REFORMASI PERLINDUNGAN SOSIAL

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA

KEBIJAKAN TNP2K DALAM PENGELOLAAN DATA TERPADU YANG MENDUKUNG STRATEGI TRANSFORMASI PKH

Oleh Pathamavathy Naicker

Konvensi 183 Tahun 2000 KONVENSI TENTANG REVISI TERHADAP KONVENSI TENTANG PERLINDUNGAN MATERNITAS (REVISI), 1952

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

Rancangan Sistem Rujukan Terpadu Untuk Perluasan Program Perlindungan Sosial di Indonesia

DIAKUI RAWAN DISELEWENGKAN, DANA BANSOS NAIK RP4 TRILIUN. radiotrendyfm.com

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan

PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA. Organisasi Perburuhan Internasional

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan faktor penting bagi kita semua. Kesehatan adalah

RANGKUMAN HASIL SIDANG KELOMPOK Prioritas 4 : Penanggulangan Kemiskinan Prioritas 10 : Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Paska Konflik

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2001 dengan pengentasan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan. gratis yang dikelola oleh Departemen Kesehatan.

PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

Perluasan Lapangan Kerja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah

Penduduk Lanjut Usia (Lansia) dan Keterjangkauan Program Perlindungan Sosial bagi Lansia. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

K A T A P E N G A N T A R i

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Pertumbuhan Indonesia hanya mencapai 5,8% pada tahun 2013 dan turun

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2010

BAB I PENDAHULUAN. program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat

BPS KABUPATEN PAKPAK BHARAT

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

R-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. 1 Universitas Indonesia. Analisis pelaksanaan..., Rama Chandra, FE UI, 2010.

BAB 12. PENANGGULANGAN KEMISKINAN KELUARGA DI INDONESIA. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI

KINI DAN MASA YANG AKAN DATANG

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Perlindungan Sosial di Indonesia. Persiapan Pengembangan Agenda

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.

Presentasi Rapat Kerja RUU BPJS. 7 September 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

TUGAS DAN FUNGSI POKOK DINAS TENAGA KERJA Kepala Dinas Tenaga Kerja

Produk BPJS Ketenagakerjaan. Orientasi Persiapan Kerja Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. multidimensi, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek. hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi.

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

Kesetaraan gender di tempat kerja: Persoalan dan strategi penting

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

Sambutan Presiden RI Pd Peresmian BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, Tgl 31 Des 2013, Bogor Selasa, 31 Desember 2013

Naskah Rekomendasi tentang HIV dan AIDS dan Dunia Kerja. Organisasi Perburuhan Internasional

R-90 REKOMENDASI PENGUPAHAN SETARA, 1951

Oleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact

ISU STRATEGIS, TANTANGAN DAN KENDALA PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN. Dewan Jaminan Sosial Nasional

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

INTRO Asesmen Perlindungan Sosial Berbasis Dialog Nasional di Indonesia Sosial Protection Floor (SPF) atau Landasan Perlindungan Sosial (LPS) adalah serangkaian hak dasar dan bantuan langsung yang memungkinkan dan memberdayakan semua anggota masyarakat untuk dapat mengakses barang dan jasa minimum kapan saja. Landasan Perlindungan Sosial bertujuan untuk mencapai suatu kondisi di mana: Semua penduduk memiliki akses terhadap perawatan kesehatan pokok yang dapat dijangkau Semua anak mendapatkan jaminan pendapatan melalui dana tunai atau bantuan lain selain uang, untuk memastikan akses terhadap nutrisi, pendidikan, dan pengasuhan Semua orang berusia kerja (produktif) menikmati jaminan pendapatan minimum melalui dana tunai atau bantuan lain atau skema jaminan kerja Semua orang lanjut usia dan penyandang cacat parah menerima pensiun atau bantuan lain selain uang. 1

Framework (Kerangka Kerja) Landasan Perlindungan Sosial dapat digunakan : Untuk menjelaskan program-program jaminan sosial, perlindungan sosial, dan pengentasan kemiskinan Untuk mengidentifikasi gap (kesenjangan) antara kebijakan dan penerapannya Untuk mendapatkan rekomendasi bagi pembuatan desain dan implementasi lebih lanjut terkait dengan ketentuan-ketentuan perlindungan sosial untuk memastikan Landasan Perlindungan Sosial bagi semua penduduk. Costing (rencana pembiayaan) untuk ketentuan perlindungan sosial yang diajukan untuk kemudian diestimasi dan diproyeksikan untuk periode 10 tahun mendatang dengan menggunakan Rapid Assessment Protocol (RAP) ILO. Hasil costing ini akan digunakan untuk membantu menentukan prioritas atas opsi-opsi kebijakan dan dijadikan dasar pembahasan pada ruang fiskal dan realokasi Anggaran Pemerintah 2

1- Proses dan hasil-hasil kunci assesmen PROSES Pada tahun 2011, ILO melaksanakan kegiatan Dialog Nasional berdasarkan atas Asesmen Landasan Perlindungan Nasional (ALPN) di Indonesia, bekerja erat dengan kelompok kerja Landasan Perlindungan Sosial (LPS) PBB. Kegiatan ALPN melalui beberapa STEP : STEP 1 Matrik Asesmen (inventarisasi skema, gap dan persoalan implementasi, rekomendasi) DIALOG NASIONAL # 1 STEP 2 Rapid Assessment Protocol (pengumpulan data untuk costing, penerjemahan rekomendasi ke dalam skenario, costing untuk bbrp rekomendasi) DIALOG NASIONAL # 2 STEP 3 Finalisasi laporan asesmen, pembahasan dengan pembuat kebijakan, keputusan terkait langkah selanjutnya 3

4

STEP 1 Matrik Asesmen Sebuah Matrik Asesmen dibuat dengan menggunakan kerangka kerja Landasan Perlindungan Sosial untuk menjelaskan ketentuan-ketentuan yang ada sekarang terkait dengan jaminan sosial dan perlindungan sosial di Indonesia, dan untuk mengetahui gap (kesenjangan) antara kebijakan dan persoalan implementasi. Pemangku kepentingan yang relevan dilibatkan dalam pengembangan matrik tersebut melalui konsultasi tatap muka dan workshop-workshop yang diselenggarakan di tingkat nasional dan di tiga provinsi. PROSES Rekomendasi kongkrit yang dihasilkan dari proses partisipasif ini kemudian diformulasikan menjadi desain dan penerapan lebih lanjut bagi ketentuan-ketentuan tentang perlindungan sosial dengan harapan untuk mendekatkannya dengan gap Landasan Perlindungan Sosial (untuk paling tidak memberikan perlindungan sosial bagi seluruh penduduk). 5

GENERA AL GOVERNM MENT OPERATIO ONS MODE EL LABOUR MA ARKET MODE EL MACROECO MODE NOMIC EL BENEFITS CO OSTING EXERCIS SE SUMMARY Y AND RESULT TS DEMOG GRAPHIC FRAM EWORK 6

STEP 2 Rapid Assessment Protocol PROSES Costing terkait ketentuan-ketentuan ini kemudian dihitung dan diproyeksikan untuk periode 2011-2020 dengan menggunakan alat costing ILO yang disebut Rapid Assessment Protocol. Kegiatan costing ini menyimpulkan bahwa jaminan-jaminan LPS kepada seluruh penduduk Indonesia akan memerlukan pembiayaan sebesar 0,76%-2,07% dari PDB pada tahun 2020. STEP 3 Finalisasi Rekomendasi dari asesmen dan hasil dari costing tersebut akan digunakan untuk mendukung pembahasan-pembahasan terkait prioritas kebijakan perlindungan sosial dan akan menyediakan dasar bagi pembahasan terhadap ruang fiskal dan realokasi anggaran dengan berbagai lembaga pemerintah. 7

Organisasi Perburuhan Internasional Asesmen Perlindungan Sosial Berbasis Dialog Nasional di Indonesia Penjabaran skema jaminan sosial dan perlindungan sosial untuk masing-masing empat jaminan dalam Landasan Perlindungan Sosial, identifikasi gap kebijakan dan persoalan implementasi, rekomendasi, kegiatan costing (rencana pembiayaan) cepat untuk mengestimasi biaya pengenalan terhadap ketentuan-ketentuan perlindungan sosial yang belum ada. Sinta Satriana, Valerie Schmitt, Tauvik Muhamad Jakarta, 18 November 2011 8

2- Akses Kesehatan Ketentuan yang ada saat ini Asuransi Kesehatan bagi orang miskin (Jamkesmas dan Jamkesda) Asuransi Kesehatan bagi Pegawai Negeri (PT Askes) dan Anggota TNI dan Polri (RS sendiri) Asuransi Kesehatan bagi karyawan sektor formal (PT Jamsostek dan asuransi swasta) Jaminan Persalinan Umum (Jampersal) Proyek percontohan Jamsostek bagi pekerja sektor informal KESEHATAN Kesenjangan Kebijakan & persoalan implementasi Pekerja sektor ekonomi informal yang tidak miskin dan keluarganya belum tercakup asuransi kesehatan Perawatan HIV/AIDS belum tercakup Kurangnya program kesehatan reproduksi bagi remaja/ kaum muda Mayoritas pekerja sektor formal tidak tercakup karena tingginya penghindaran terhadap kontribusi sosial Persoalan penargetan Jamkesmas Paket manfaat yang tidak jelas dalam Jamkesmas mengakibatkan biaya tambahan yang tidak terduga harus dibayar sendiri Kurangnya data terkait penerima manfaat dan penggunaannya 9

Rekomendasi utama Mengembangkan dan menerapkan paket manfaat spesifik untuk program Jamkesmas Menyertakan layanan/penyakit lain dalam paket-paket manfaat skema Jamkesmas, Jamsostek,dan Askes seperti biaya transportasi dalam Jamkesmas dan perawatan HIV/AIDS dalam semua skema. Meningkatkan sistem database Jamkesmas Meningkatkan keterkaitan dengan suplai rawat kesehatan (penerimaan pasien, sistem pembayaran rumah sakit ) Meningkatkan penegakan UU/Aturan Jamsostek di sektor swasta Meningkatkan cakupan pekerja ekonomi informal melalui desain mekanisme pendaftaran & kontribusi yang disesuaikan, pemetaan pekerja ekonomi informal, perluasan Jamkesmas ke penduduk yang lebih luas, pembuatan regulasi untuk mengimplementasikan UU No. 40/2004, dsb. 10

Pembiayaan ketentuan perawatan kesehatan Mendekatkan gap LPS untuk perawatan kesehatan berbiaya antara 0,27% dari PDB (skenario rendah ) dan 0,57% dari PDB (skenario tinggi ) pada 2020. Skenario rendah termasuk: Perluasan Jamkesmas bagi penduduk miskin yang tidak tercakup karena kesalahan penargetan Memasukkan perawatan dan pemeriksaan HIV dan pemeriksaan kesehatan bagi semua penduduk Pengenalan terhadap paket umum untuk mengurangi Penularan HIV Ibu ke Anak KESEHATAN Skenario tinggi termasuk: Penyediaan tingkat manfaat yang lebih tinggi (berdasarkan laporan Komisi WHO tentang Makroekonomi dan Kesehatan) kepada semua ekonomi informal Penyertaan perawatan dan pemeriksaan HIV untuk semua penduduk Pengenalan terhadap paket umum untuk mengurangi Penularan HIV Ibu ke Anak 11

12

3- jaminan pendapatan bagi anak Ketentuan yang ada saat ini BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan beasiswa untuk orang miskin Dana Tunai Kondisional (PKH dan PKSA) Beras untuk Orang Miskin (Raskin) Program Makanan Sekolah Vaksinasi dasar untuk balita Kesenjangan Kebijakan & persoalan implementasi ANAK Kurangnya program yang komprehensif untuk anak di bawah 15 tahun yang tidak sekolah Terbatasnya cakupan wilayah untuk program PKH Layanan kesehatan dan pendidikan yang tidak cukup untuk memastikan pemenuhan syarat-syarat PKH Kurangnya data yang andal dan mekanisme penargetan yang efisien Meskipun sudah ada alokasi BOS, sekolah masih mengenakan biaya tambahan Mekanisme penargetan yang tidak jelas terkait program Beasiswa bagi si Miskin 13

Rekomendasi utama Memperluas cakupan program PKH dan beasiswa, serta mengkalkulasikan biaya terkait Mengeksplorasi kemungkinan memperkenalkan tunjangan anak universal, dan mengkalkulasikan biaya terkait Meningkatkan ketersediaan sekolah dan layanan kesehatan di daerah-daerah terpencil Mengembangkan keterkaitan antara akses kesehatan, nutrisi, dan pendidikan Meningkatkan penargetan dan pengumpulan data dalam semua program Mengurangi biaya-biaya administrasi terkait Raskin Mengeksplorasi penyatuan program PKH dan beasiswa untuk menghindari duplikasi 14

Costing jaminan pendapatan bagi anak Mendekatkan gap LPS untuk anak-anak akan berbiaya antara 0,05% dari PDB (skenario rendah ) dan 0,2% dari PDB (skenario tinggi ) pada 2020. kenario rendah termasuk: Perluasan cakupan program PKH bagi semua keluarga miskin (dan tidak hanya keluarga sangat miskin) Skenario tinggi termasuk: Tunjangan umum anak (Rp 400.000/tahun) ANAK 15

16

4- Jaminan pendapatan bagi penduduk usia kerja Ketentuan yang ada saat ini Upah pesangon untuk semua pekerja formal Gaji penuh untuk kondisi sakit hingga 12 bulan dan cuti hamil 3 bulan untuk semua pekerja di sektor formal Penggantian sebagian pendapatan bagi pekerja sektor informal jika sakit, mendapatkan kecelakaan kerja & kematian melalui program jaminan Askesos Manfaat kecelakaan kerja dan kematian dalam PT Jamsostek untuk karyawan sektor formal Manfaat kecelakaan kerja dan kematian dalam program percontohan Jamsostek untuk pekerja ekonomi informal Program Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Program pelatihan kejuruan (BLK) Program kredit mikro (KUR dan PNPM) USIA KERJA 17

Kesenjangan Kebijakan & persoalan implementasi Hampir tidak ada skema jaminan pendapatan untuk pekerja ekonomi informal; perluasan skema percontohan Jamsostek sangat lambat Cakupan terbatas untuk sektor formal karena tingginya penghindaran Upah pesangon memberikan perlindungan yang tidak memadai dibanding asuransi bagi pengangguran Kurangnya harmonisasi manfaat kehamilan bagi tenaga kerja formal Rendahnya cakupan dan tingkat proteksi dalam program Askesos Penyediaan manfaat jaminan pendapatan jarang dihubungkan dengan langkah-langkah untuk meningkatkan peluang mendapatkan pekerjaan, memfasilitasi penciptaan lapangan kerja,atau kembali bekerja 18

Rekomendasi utama Meningkatkan penegakan UU Ketenagakerjaan untuk mengurangi penghindaran (mengeksplorasi sistim TWIN) Studi kelayakan terkait skema asuransi untuk pengangguran Mengembangkan kaitan antara program pekerjaan umum (sektor publik) dan pengembangan keterampilan Mengeksplorasi program yang mungkin diperkenalkan dan mengkalkulasikan biaya untuk manfaat kehamilan bagi perempuan di ekonomi informal Desain dan uji coba mekanisme Layanan Satu Jendela untuk para pekerja di sektor ekonomi informal yang akan: Memfasilitasi registrasi dan akses perlindungan sosial dan layanan lapangan kerja Melakukan asesmen terkait kerentanan dan keterampilan mereka. Memastikan monitoring dan evaluasi terhadap program yang ada Meningkatkan koordinasi antar lembaga dan intervensi USIA KERJA 19

Costing Jaminan pendapatan untuk penduduk usia kerja Mendekatkan gap LPS untuk penduduk usia kerja melalui pendirian program kerja umum (sektor publik) yang terhubung dengan pelatihan kejuruan akan berbiaya 0,35% dari PDB pada 2020. Studi kelayakan yang lebih detail terkait skema Asuransi Pengangguran dan kebutuhan Layanan Satu Jendela harus dilaksanakan. 20

5- Jaminan Pendapatan untuk orang tua dan penyandang cacat parah Ketentuan yang ada saat ini Program pensiun dan Tabungan Hari Tua untuk Pegawai Negeri (PT Taspen) dan Personil Militer (PT Asabri) Dana Simpanan untuk karyawan sektor swasta di bawah Program Jaminan Hari Tua (JHT) Skema pensiun swasta sukarela yang dikelola oleh pengusaha atau lembaga keuangan Program percontohan Jamsostek untuk pekerja sektor informal Manfaat pensiun dan jaminan hari tua jika terjadi cacat permanen untuk pegawai negeri. Program pensiun nonkontribusi untuk penyandang cacat total dan orang tua tanpa dukungan keluarga Rumah jompo (untuk orang tua) dan panti-panti lain 21 ORANG TUA

Kesenjangan Kebijakan & persoalan implementasi Hampir tidak ada ketentuan tentang jaminan pendapatan bagi orang tua yang berada dalam ekonomi informal Penghindaran yang tinggi di sektor formal swasta Pemberian dana sekaligus tidak menyediakan proteksi yang memadai Kelangsungan skema manfaat yang ditentukan untuk pegawai negeri yang tidak terdanai layak dipertanyakan Cakupan program pensiun minimum non kontribusi masih terbatas Kurangnya harmonisasi definisi penyandang cacat (lintas kementerian, BPS, dsb.) Kurangnya database yang komprehensif dan dapat diperbandingkan terkait klasifikasi yang jelas dari penyandang cacat 22

Rekomendasi utama Melakukan studi kelayakan terkait skema manfaat pensiun untuk pekerja sektor formal Mengeksplorasi perluasan yang mungkin dan mengkalkulasikan biaya untuk skema pensiun minimal nonkontribusi bagi orang tua dan penyandang cacat permanen Menciptakan database yang komprehensif terkait penyandang cacat dan orang tua, untuk memfasilitasi penargetan Meningkatkan alokasi anggaran untuk panti jompo dan panti-panti lain 23 ORANG TUA

Costing jaminan pendapatan untuk orang tua Mendekatkan gap LPS bagi orang tua akan berbiaya antara 0,09% dari PDB (skenario rendah ) dan 0,95% dari PDB (skenario tinggi ) pada 2020. skenario rendah termasuk: Perluasan skema pensiun nonkontribusi yang sudah ada untuk penyandang cacat parah dan semua orang tua yang rentan (misalnya mereka yang tidak mendapat dukungan keluarga) skenario tinggi termasuk: Perluasan skema pensiun nonkontribusi yang telah ada untuk semua penyandang cacat parah Diadakannya pensiun umum bagi orang usia 55 tahun ke atas (usia pensiun sah dalam sektor formal) 24