Penyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan Nama Inovasi Penyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan Produk Inovasi Penyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan Dalam Sistem Perencanaan Sistem Penganggaran, dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Kementerian/Lembaga Penggagas Muhammad Yusuf Ateh, AK, MBA Kelompok Inovator Kementrian / Lembaga Gambar Ilustrasi 1 / 5
Deskripsi 2 / 5
Penyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan dalam Sistem Perencanaan Sistem Penganggaran, dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Kementerian/Lembaga sudah menjadi keharusan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembuatan laporan dan mengurangi duplikasi laporan Pada Kementerian/Lembaga, kondisi saat ini yang terjadi adalah belum ada keselarasan yang baik dalam Sistem Perencanaan, Sistem Penganggaran, dan Manajemen Kinerja, baik dalam hal struktur dan kerangka logis kinerja, istilah dan definisi, jenis dan format formulir, penanggung jawab kinerja organisasi; dan aplikasi pengolahan data dan informasi kinerja. Antara perencanaan kinerja dengan penganggaran seolah menjadi hal yang terpisah dan berbeda, sehingga apa yang akan dicapai sering kali tidak sinkron dengan uang yang ada. Permasalahan sebagaimana tersebut diatas menimbulkan dua isu strategis, yaitu: 1. Laporan Kinerja Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) pada tingkat Kementerian/ Lembaga belum berorientasi pada hasil/ outcome, serta belum dapat menjawab target prioritas RPJMN karena tidak tersedia informasi hasil dalam Laporan Kinerja masing-masing K/ L; 2. Banyak duplikasi pekerjaan bagi instansi pemerintah dalam menyusun dokumen perencanaan, penganggaran, monitoring dan evaluasi dan pelaporan keuangan dan kinerja. Sehubungan dengan kondisi tersebut, maka diperlukan suatu proses perubahan untuk menyeragamkan gerak langkah dalam mewujudkan sistem yang berorientasi pada hasil (Outcome), peningkatan akuntabilitas kinerja instansi Kementerian/ Lembaga, serta mengurangi duplikasi dalam penyusunan dokumen dan pelaporan yang diharapkan dapat menyederhanakan form dan laporan, menciptakan efisiensi, penganggaran dan pelaporan yang lebih mudah, serta data dan informasi yang terintegrasi. Dengan terlaksananya hal-hal tersebut, kinerja instansi pemerintah yang selama ini belum berorientasi hasil dan belum terukur dapat berubah menjadi kinerja yang terukur. Untuk itu, perlu adanya kesepakatan untuk menyelaraskan arsitektur informasi kinerja dan mengintegrasikan data pelaporan dalam sistem perencanaan, sistem penganggaran dan manajemen kinerja di lingkungan Kementerian/Lembaga antara Kementerian Perencanaan Pembangunan Kepala Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian PANRB. Pada akhirnya, penyelarasan arsitektur kinerja ini akan meningkatkan akuntabilitas dan kinerja serta efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga. Jenis Inovasi Metode Nama Instansi Kementerian PAN dan RB Unit Instansi Kedeputian Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan Kementerian PAN dan RB Tahun Inisiasi 2014 Tahun Implementasi 2014 Faktor Pendorong Adapun yang menjadi faktor pendorong keberhasilan program perubahan ini adalah sebagai berikut: 1. Adanya kesepahaman dari 2 menteri yang terkait yaitu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 3 / 5
2. Komitmen dan dukungan dari kementerian/lembaga untuk melaksanakan arsitektur informasi kinerja baru dengan pengintegrasian data pelaporan dalam sistem perencanaan, sistem penganggaran, dan manajemen kinerja 3. Lahirnya Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Faktor Penghambat Yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan program kegiatan ini antara lain: 1. Internal antara lain keterbatasan SDM dan keterbatasan waktu dalam berkoordinasi dengan pihak lain. Hal ini dikarenakan tim kerja yang ada terbentur dengan jadwal tugas yang lainnya. 2. Eksternal: ego sektoral terutama instansi terkait dengan sistem perencanaan dan sistem penganggaran yang selama ini jalan sendiri-sendiri. Tahapan Proses Tahapan pelaksanaan program perubahan meliputi beberapa langkah sebagai berikut: 1. Evaluasi atas arsitektur informasi kinerja yang lama dengan mengidentifikasi permasalahan atas arsitektur perencanaan kinerja dan penganggaran yang ada berdasarkan data dan informasi yang tersedia 2. Penyusunan arsitektur informasi kinerja yang baru dengan mempertimbangkan keterkaitan dan brainstorming dengan instansi lain 3. Penyusunan konsep data pelaporan yang terintegrasi sistem perencanaan dan sistem penganggaran dan konsep MoU 4. Koordinasi dengan instansi terkait (Menteri dan Wakil Menteri) kemudian diputuskan arsitektur kinerja yang baru dan disepakati untuk dituangkan dalam Surat Kesepakatan Bersama (MoU) 5. Nota Kesepahaman (MoU) 3 menteri Penyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan Dalam Sistem Perencanaan, Sistem Penganggaran, dan Manajemen Kinerja di lingkungan Kementerian/Lembaga ditandatangani 6. Pelaksanaan arsitektur informasi kinerja yang baru dan melaksanakan pengintegrasian data pelaporan dalam sistem perencanaan, sistem penganggaran, dan manajemen kinerja Manfaat Manfaat program perubahan ini antara lain: 1. Duplikasi pekerjaan yang semakin berkurang 2. Pengukuran kinerja organisasi secara berjenjang dengan tepat 3. Pengukuran kinerja individu yang selaras dengan kinerja organisasinya 4. Sistem perencanaan, penganggaran, dan laporan pertanggungjawaban yang lebih berfokus pada hasil (outcome) 5. Sistem penyusunan perencanaan kinerja, penganggaran, monitoring dan evaluasi pelaksanaan serta pelaporan pertanggungjawaban lebih efisien karena telah terintegrasi 6. Peningkatan akuntabilitas kinerja dan efektivitas penggunaan anggaran kementerian/ lembaga Sampai dengan saat ini, beberapa capaian yang sudah dilaksanakan dalam pelaksanaan arsitektur kinerja ini sudah diimplementasikan di Kabupaten Sleman dan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun capaian lain yaitu: 1. Pelaksanaan arsitektur informasi kinerja yang baru dan melaksanakan pengintegrasian data pelaporan dalam sistem perencanaan, sistem penganggaran dan manajemen kinerja 2. Lahirnya peraturan mengenai sistem perencanaan dan manajemen kinerja yang telah mengacu kepada Nota Kesepahaman, antara lain: a. Permen PPB/ Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian dan Lembaga (Renstra K/L) 2015-2019 b. Petunjuk Penyusunan Rencana Kerja Kementerian / Lembaga Tahun 2016 c. Peraturan Menteri PANRB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah d. Peraturan Menteri PANRB Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Prasyarat Replikasi Prasyarat yang harus dipenuhi apabila program ini akan direplikasi antara lain: 4 / 5
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) 1. Komitmen dari seluruh pihak yang terkait 2. Kesediaan untuk menyingkirkan ego sektoral 3. Koordinasi yang berkelanjutan Kontak Person Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Jl. Jend. Sudirman Kav. 69 Jakarta Selatan - 12190 Indonesia Telp. (+6221) 7398381-89 Email:halomenpan@menpan.go.id Sumber Dokumen proyek perubahan Diklatpim & Observasi Teknik Validasi Observasi Jumlah Dilihat 141 Kali Waktu Dibuat 2016-03-23 22:08:28 Terakhir Diubah 2016-03-23 22:10:55 Waktu Diunduh 2017-01-13 13:19:11 5 / 5