ERA BARU KARANTINA PERTANIAN. Oleh : Pupung Purnawan, A.Md. (calon POPT Terampil di BKP Kelas II Palu)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENDEKATAN LAPANG. adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan

Peran Karantina Tumbuhan

Rencana Strategis. Badan Karantina Pertanian. Tahun

PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS

Rencana Strategis PUSAT KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI Tahun

RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

RKT. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015

Rencana Kinerja Tahunan

PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031)

2017, No Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Perubahan atas Peratur

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) :

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR

RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM

PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA MUSRENBANGTAN NASIONAL 2015

SISTEM SERTIFIKASI EKSPOR KARANTINA TUMBUHAN PETUNJUK OPERASIONAL PELAKSANAAN IN LINE INSPECTION

BAB I. PENDAHULUAN RENCANA STRATEGIS LATAR BELAKANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi % 2 Dok 2 Dok 100 kebijakan teknis peraturan/keputusan

KATA PENGANTAR. Renstra Badan Karantina Pertanian merupakan acuan dan arahan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan

PEDOMAN PENGAKUAN AREA BEBAS OPTK TERTENTU DI NEGARA ASAL BADAN KARANTINA PERTANIAN, 2012 BAB I PENDAHULUAN

BAB III PERAN PENYIDIK PPNS DALAM MENANGANI KASUS PELANGGARAN PENGELUARAN DAN PEMASUKAN HEWAN DARI DAERAH ASAL

2 Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5015); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan (Lembaran Negara Tahu

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 09/Permentan/OT.140/2/2009

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2013 Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, drh. Sujarwanto, MM NIP

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 42/Permentan/OT.140/6/2012 TENTANG

PROFIL BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 43/Permentan/OT.140/6/2012 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Tahun 2014

pada elemen lain yang terkandung pada benda lain seperti vektor, tanah, media tumbuh lainnya.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Kepala Pusat KKIP, ARIFIN TASRIF

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT)

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi % 2 Dok 3 Dok 100 kebijakan teknis peraturan/keputusan

Rencana Kerja Tahunan 2013 KATA PENGANTAR

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

I. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses

I. PENDAHULUAN. dijuluki sebagai negara agraris yang mengandalkan perekonomian sektor pertanian. Oleh

Rencana Strategis BAB I PENDAHULUAN

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

Bahan Kuliah Ke-10 Undang-undang dan Kebijakan Pembangunan Peternakan KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN KARANTINA

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TARAKAN

BAB. I PENDAHULUAN Kondisi Umum

ABSTRAK. Kata kunci : WTO (World Trade Organization), Kebijakan Pertanian Indonesia, Kemudahan akses pasar, Liberalisasi, Rezim internasional.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kebijakan baru yang di tetapkan oleh negara-negara tujuan. perdagangan internasional pada era saat ini.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Syarat. Tata Cara. Karantina. Media. Organisme. Area.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 18/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Kepala Balai, Drh. Achmad Gozali, MM NIP Rencana Strategis Operasional

PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 80/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN

RENCANA STRATEGIS STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I SAMARINDA

MTH Sri Budiastutik, Pengembangan Sistem Insentif Teknologi Industri Produksi Benih dan Bibit. JKB. Nomor 6 Th. IV Januari

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/ TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN 2017

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 12/Permentan/OT.140/2/2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA

Asahan, 01 Juni Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan. Drh. Indra Dewa NIP

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMENTAN/HR.060/5/2017 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA

PrioritasKarantina2015. Musrenbangtan, Jakarta, 13 Mei 2014

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit Eucalyptus spp. Ada beberapa penyakit penting yang sering menyerang tanaman. Eucalyptus spp.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

Standar Pelayanan Publik Balai Karantina Pertanian Kelas I Pertanian

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

hambatan sehingga setiap komoditi dapat memiliki kesempatan bersaing yang sama. Pemberian akses pasar untuk produk-produk susu merupakan konsekuensi l

15/12/2015 PENGENDALIAN HAMA DENGAN PERATURAN / PERUNDANG-UNDANGAN

DRAFT RENSTRA SKP KELAS II MANOKWARI

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HASlL DAN PEMBAHASAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

No dan Cukai. Penting untuk digarisbawahi bahwa mekanisme perekaman ini sama sekali tidak menggantikan mekanisme pendaftaran HKI kepada Direkt

I. PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian nasional. Ditinjau dari kontribusinya terhadap

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BBKP Soekarno-Hatta [RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 S/D 2019] RENCANA STRATEGIS OPERASIONAL 2015 s/d 2019

Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 62/Permentan/OT./140/12/2006 TENTANG

Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Kecenderungan Total Volume Ekspor Hasil hutan Kayu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG

Transkripsi:

ERA BARU KARANTINA PERTANIAN Oleh : Pupung Purnawan, A.Md (calon POPT Terampil di BKP Kelas II Palu) Karantina Pertanian berada pada kondisi dan era baru dalam sistem perkarantinaan. Kalau menilik ke zaman dulu peran karantina tidak begitu dilihat dan diperhitungkan sebagai sebuah organisasi yang memiliki peran strategis dalam lalu-lintas perdagangan, karena selain sistem pemerintahan zaman orde lama maupun orde baru yang mengedepankan kekuatan sentralistik-dimana pertanian harus mampu berswasembada tetapi tidak mengedepankan aspek politik dan strategis posisi Indonesia yang memiliki keragaman sumber daya alam hayati nabati dan hewani ditambah lagi dengan banyaknya pintu - pintu pemasukan dan pengeluaran yg tersebar di seluruh Indonesia, malah menjadikan karantina seperti termarjinalkan. Namun saat ini ketika arus perdagangan bebas antar negara semakin tanpa batas begitu juga dengan isu pekan hortikultura nasional baru-baru ini, maka eksistensi karantina pertanian semakin penting dalam memainkan perannya baik di perdagangan nasional dan internasional. Poin penting dalam arus perdagangan internasional adalah adanya instrument perdangan yang menjadi tolak ukur semua Negara dalam memasarkan komoditasnya, setiap Negara diikat oleh parameter perdagangan yang telah disepakati bersama, Perdagangan internasional diatur oleh organisasi perdagangan dunia yang disebut World Trade Organization (WTO), dalam implementasinya organisasi tersebut menerbitkan berbagai perjanjian yang berkaitan

dengan pengaturan dan prosedur dibidang perdagangan internasional. Beberapa perjanjian yang telah diterbitkan antara lain yaitu: General Agreement on Tariffs and Trade; Agreement on Trade Related Aspects of Intelectual Property Rights (TRIPS); Agreement on Aplication of Sanitary and Phytosanitary Measure (SPS). SPS-agreement atau perjanjian SPS diberlakukan untuk mengatur tatacara perlindungan terhadap kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan serta lingkungan hidupnya dalam hubungannya dengan perdagangan internasional. Kesepakatan SPS berlaku dan mengikat secara global seluruh negara yang menjadi anggotanya. Negara Indonesia merupakan salah satu negara anggota WTO, yang telah menyepakati piagam berdirinya organisasi tersebut dan diratifikasi melalui Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994. Oleh karena itu Negara Indonesia mau tidak mau harus memenuhi kesepakatan internasional tersebut. Dasar hukum penyelenggaraan karantina hewan, ikan, dan tumbuhan yaitu Undang- undang Nomor 16 Tahun 1992 dalam uraian penjelasannya telah menyebutkan bahwa penyelenggaraan perkarantinaan merupakan wujud dari pelaksanaan kewajiban internasional. Sesuai dengan implementasi perjanjian SPS dalam perdagangan internasional maka peran Barantan adalah: 1) Mengoperasionalkan persyaratan teknis (persyaratan karantina) impor yang ditetapkan di tempat pemasukkan dalam upaya tindakan

perlindungan terhadap kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan; 2) Memfasilitasi ekspor komoditas pertanian melalui pemeriksaan, audit, verifikasi dan sertifikasi karantina ekspor agar persyaratan teknis yang ditentukan negara pengimpor dapat terpenuhi; 3) Turut serta memverifikasi persyaratan teknis Negara tujuan ekspor agar tetap dalam koridor perjanjian SPS; 4) Barantan ditetapkan sebagai Notification Body dan National Enquiry Point SPS, peran tersebut merupakan salah satu bentuk dari komunikasi persyaratan teknis (dengan organisasi internasional dan Negara mitra) yang akan diberlakukan. Di Indonesia yang paling bisa dihandalkan untuk memainkan peran itu dalam percaturan perdagangan internasional adalah Karantina Pertanian. Karantina pertanian memiliki visi dan misi yang menunjukan komitmennya yang kuat terhadap kesejahteraan petani dan penjagaan terhadap kelestarian keanekaragaman sumber daya alam hayati dan hewani. Sebagai contoh ketika bulan Juni 2012 karantina pertanian melalui permentan no.42 dan 43 tahun 2012 menetapkan 4 tempat pemasukan PSAT yaitu Belawan, Tanjung Perak, Soekarno Hatta Makassar, dan Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, menggantikan Tanjung Priok, ternyata tidak kurang 10 kedutaan besar Negara asing datang ke Karantina Pertanian untuk mengadakan diskusi dengan Badan Karantina Pertanian menanyakan banyak hal tentang kebijakan yang diambil oleh Badan Karantina Pertanian. Ini tentu menjadi sangat berpengaruh terhadap positioning Badan Karantina di dunia Internasional. Mata dunia semakin terbuka bahwa ada organisasi yang memiliki

akserelasi penting dalam dunia perdagangan komoditas pertanian. Contoh lain dari menguatnya peran karantina pertanian yaitu akan dikirimnya 10 orang fumigator dari Indonesia ke Australia sebagai bentuk pelaksanaan ISPM #15 dan juga permentan no. 12 tahun 2009 tentang persyaratan dan tatacara tindakan karantina tumbuhan terhadap pemasukan kemasan kayu ke dalam wilayah Indonesia, dan yang terdekat akan dikirim juga orang karantina pertanian ke New Zeland terkait dengan perkarantinaan di Negara tersebut. Selain itu Badan Karantina pertanian akan melaunching xtray yang akan secara khusus mendeteksi komoditas pertanain. Kebanggaan ini tidak boleh berhenti hanya kebanggaan di mulut saja, tetapi ini sebuah tantangan yang harus dijawab dengan penguasaan ilmu saint dan teknologi. Karantina pertanian harus mampu mentriger sebuah instrument internasional yang mendukung terhadap pertanian Indonesia dan penguasaan saint dan teknologi yang mampu mewadahi keingingan pasar internasional dan mampu mendorong petani pada penguasaan teknologi terapan dalam meningkatkan kuantaitas dan kualitas hasil pertaniannya. Yang tak kalah penting harus ada perubahan cara berpikir di kalangan karantinawan dan karantinawati dalam menghadapi perkarantinaan kedepan dan juga harus ada perubahan cara pandang terhadap pelayanan bagi masyarakat. Karantina pertanian harus mampu bekerja lebih profesional dan menjadi lembaga yang tangguh dan terpercaya. Kepercayaan masyarakat ada di pundak Badan Karantina Pertanian dalam mencegah masuk dan tersebarnya OPT/OPTK ke dalam wilayah Indonesia yang dapat memiliki potensi merusak keanekaragaman sumber hayati nabati dan hewani, seperti SALB, OPTK A1 golongan I,

penyakit ini menyerang tanaman karet di Brazil, SALB atau Penyakit Hawar Daun Amerika Selatan merupakan penyakit yang disebabkan jamur Microcyclus ulei (Henn.) Arx. Tanaman yang terinfeksi penyakit ini daun mudanya akan mengalami kelayuan, mengeriting dan berwarna kehitaman. Akhirnya daun akan gugur namun tetap menyisakan tangkai pada batang untuk beberapa hari. Bercak yang mengandung banyak konidia tampak di permukaan bawah daun yang akan menimbulkan warna abu-abu gelap hingga coklat kehijauan. (Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2008). Pada kondisi yang sesuai untuk perkembangan SALB dan pada klon yang sangat peka, infeksi akan terjadi sangat cepat sehingga mengakibatkan mati pucuk dan kematian tanaman muda. Bagian tanaman yang dapat terinfeksi antara lain bunga, batang, daun dan buah. Serangan SALB pada tanaman karet dapat mengakibatkan penurunan laju pertumbuhan pohon, memperpanjang masa vegetatif, mengurangi produksi lateks sebesar 70% dan mematikan tanaman sehingga mengurangi kepadatan tanaman per area (Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2008). Parahnya lagi penyakit ini belum dapat ditanggulangi dan relatif resisten terhadap aplikasi fungisida. Sehingga penyakit ini dikatakan sebagai monster. Sebelum 1912 Brazil merupakan produsen karet terbesar di dunia. Namun akibat penyakit hawar ini perkebunan karet hancur total. Bahkan sampai sekarang belum bangkit juga. Tentu kita tidak ingin perkebunan karet di Indonesia juga mengalami hal serupa dengan Brazil. Oleh sebab itu peran Karantina Pertanian sangat besar dalam pengawasan importasi bahan tanaman asal Amerika Selatan meskipun bukan tanaman karet.

Karena penyebaran penyakit ini tidak hanya melalui tanaman sakit, Spora jamur M. ulei juga dapat terbawa melalui tanaman lain. Bahkan juga terbawa melalui barang-barang berbahan plastik, kulit, kaca, logam, kertas, tanah kering dan tanah yang lembab. Orang-orang yang berasal dari atau berkunjung ke daerah endemi SALB juga dapat menjadi pembawa penyakit. Sehingga orang yang berkunjung ke wilayah tersebut sebelum masuk wilayah Indoneisa harus singgah dulu di negara lain minimal 7 hari. Pemerintah masih memberi kelonggaran impor benih asal Amerika Selatan. Impor dapat dilakukan dengan prasyarat bahan tanam itu diharuskan melalui negara ketiga untuk dibersihkan dari kandungan OPT sebelum masuk ke wilayah Indonesia. Dan harus melalui tindakan pengasingan selama sedikitnya 6 bulan dan ditanam di kawasan yang terisolir untuk mencegah penularan penyakit ke tanaman lain. Peran Karantina Pertanian Dalam Sistim Perlindungan Sesuai Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, Karantina didefinisikan sebagai tempat pengasingan dan atau tindakan dalam rangka upaya pencegahan masuk dan menyebarnya hama dan penyakit untuk menjaga kelestarian sumberdaya alam hayati hewan, ikan, dan tumbuhan. Dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan sebagai dasar hukum penyelenggaraan karantina, diamanahkan bahwa perlunya kekayaan tanah air dan wilayah Negara Indonesia yang kaya akan sumberdaya alam hayati untuk dijaga,

dilindungi dan dipelihara kelestariannya dari ancaman dan gangguan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tanaman Karantina (OPTK). Ancaman kelestarian dan keamanan hayati akan menimbulkan dampak yang sangat luas pada stabilitas ekonomi, keberhasilan usaha agribisnis dan kestabilan ketahanan pangan nasional. Dengan demikian Pemerintah Indonesia telah menetapkan pilihan bahwa salah satu strategi didalam melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan adalah melalui Penyelenggaraan Perkarantinaan Hewan dan Tumbuhan Tujuan perkarantinaan Hewan dan Tumbuhan di Indonesia adalah : 1. Mencegah masuknya hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia serta penyebaran dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia; 2. Mencegah keluarnya hama dan penyakit hewan karantina ke luar negeri; dan 3. Mencegah keluarnya organisme pengganggu tumbuhan tertentu dari wilayah Negara Republik Indonesia ke luar negeri apabila dipersyaratkan oleh negara tujuan. Walaupun karantina diartikan sebagai tempat dan tindakan, ruang lingkup pengaturan dibidang perkarantinaan meliputi : 1. Persyaratan Karantina; 2. Tindakan Karantina; 3. Kawasan Karantina ;

4. Jenis-jenis hama dan penyakit, media pembawa dan daerah sebarnya; dan 5. Tempat-tempat pemasukkan. Ruang lingkup objek yang berkaitan dengan karantina berkaitan dengan orang, alat angkut dalam perhubungan, hewan dan produk hewan, tumbuhan dan produk tumbuhan, barang-barang perdagangan lainnya yang dilalulintaskan, diletakkan pada prinsip bahwa segala sesuatu yang ditetapkan berdasarkan penilaian risiko dapat ditetapkan menjadi media pembawa hama dan penyakit hewan serta organisme pengganggu tumbuhan Perkarantinaan diselenggarakan berdasarkan asas kelestarian sumberdaya alam hayati hewan, ikan dan tumbuhan. Hal ini mengandung arti bahwa segala tindakan karantina yang dilakukan semata-mata ditujukan untuk melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan, ikan dan tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan karantina atau organisme pengganggu tumbuhan karantina, dan tidak untuk tujuan-tujuan lainnya. Pada saat ini ancaman yang dapat mengganggu kelestarian sumberdaya alam, ketenteraman dan kesehatan masyarakat, kesehatan pangan, gangguan terhadap produksi sektor Pertanian/perikanan dan kehutanan, serta lingkungan telah didefinisikan sebagai ancaman yang perlu untuk dicegah masuk dan menyebar. Ancaman yang secara global telah diidentifikasi dapat dikendalikan efektif melalui penyelenggaraan perkarantinaan antara lain adalah:

1) Ancaman terhadap kesehatan hewan dan tumbuhan; 2) Invassive Species; 3) Penyakit Zoonosis; 4) Bioterorism; 5) Pangan yang tidak sehat termasuk GMO yang belum dapat diidentifikasi keamanannya; 6) Kelestarian Plasma nutfah/keanekaragaman hayati; 7) Hambatan Teknis Perdagangan, dan 8) Ancaman terhadap kestabilan perekonomian nasional. Ancaman-ancaman tersebut dapat juga dikelola dengan baik agar tidak masuk dan menyebar ke dalam negeri melalui kegiatan pemeriksaan dan sertifikasi karantina. Ancaman lain yang juga penting disadari oleh Badan Karantina Pertanian adalah besarnya intervensi dari Negara-Negara asing ke Badan Karantina Pertanian untuk meloloskan komoditasnya agar bisa dipasarkan di Indonesia. Tekanan ini terutama datang dari Negara-negara maju yang memiliki tekanan politik dan ekonomi yang besar terhadap Negara-negara berkembang seperti Indonesia. Bentuk tekanan ini biasa dilakukan Negara maju baik langsung maupun melalui organisasi perdagangan internasional. Sebagai contoh, begitu kuatnya tekanan Amerika untuk bisa meloloskan komoditi PSATnya masuk ke Tanjung Priok dan juga tempat tempat pemasukan yang telah ditetapkan lainnya. Ini memang dilema besar bagi institusi barantan satu sisi badan harus mengedepankan kepentingan petani dan masyarakat Indonesia

disisi lain juga harus bertahan dari tekanan Negara-negara maju yang ingin meloloskan kepentingannnya. Mudah-mudah semakin besar tantangan yang dihadapi barantan semakin lebih mensolidkan dan mengkokohkan barantan sebagai institusi yang tangguh dan terpercaya.