E UNIVERSITAS SEBELAS MARET

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERALIHAN HAK ATAS TANAH KARENA WARISAN ( STUDI KASUS DI KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI )

Peran dinas perhubungan dalam mendukung peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten Magelang

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENERBIT SEBAGAI PEMEGANG HAK CIPTA ATAS PEMBAJAKAN BUKU BERDASARKAN UNDANG-

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN HAK CIPTA LUKISAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HAK CIPTA BAGI PRODUKSI ALAT PERAGA PENDIDIKAN

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PELAKSANAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI PERKOTAAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK (Studi Kasus di Kec. Banjarsari, Kota Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, kesinambungan dan. peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berasaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK PEMBAYARAN EKSPOR-IMPOR FURNITURE PADA CV.MUGIHARJO BOYOLALI

TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA MENYEWA SAFE DEPOSIT BOX

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERLINDUNGAN HUKUM INVESTOR DALAM TRANSAKSI PADA DERIVATIVES MARKET DI ASIA TRADE POIN FUTURE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tinjauan tentang disparitas putusan hakim pada tindak pidana perkosaan (studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Oleh : Baskoro Adi Nugroho NIM. E

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN ASURANSI MITRA BEASISWA PADA ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guna mendapatkan suatu putusan akhir dalam persidangan diperlukan adanya bahan-bahan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. sehingga munculah sengketa antar para pihak yang sering disebut dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Meskipun hakim dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh serta rekomendasi pihak manapun juga, tetapi dalam melaksanakan tugas pekerjaanya,

GUGAT BALIK (REKONVENSI) SEBAGAI SUATU ACARA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DALAM PERADILAN DI PENGADILAN NEGERI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang mengelola kekuatan potensi ekonomi menjadi kekuatan

TINJAUAN YURIDIS BILYET GIRO SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DI BANK BTN CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD bertujuan untuk mencegah terjadinya suatu pelanggaran.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan peningkatan pembangunan nasional pada umumnya dan. perkembangan kegiatan ekonomi pada khususnya, menyebabkan pula

Pembuktian penuntut umum dalam perkara tindak pidana korupsi oleh kejaksaan Sukoharjo. Oleh : Surya Abimanyu NIM: E BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perlindungan terhadap karya cipta manusia. menjadi semakin penting dengan terjadinya revolusi

BAB I PENDAHULUAN. harus diselesaikan atas hukum yang berlaku. Hukum diartikan sebagai

Nama : Hesti Wulandari BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi ijin. untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas dan faktor produksi yang dicari oleh manusia.

NOTARIS DAN BADAN HUKUM (STUDY TENTANG TANGGUNG JAWAB NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN BADAN HUKUM)

III.METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 1

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara yang berdasarkan atas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

Oleh: Retno Arifingtyas NIM. E BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup sehari-hari sangatlah mudah untuk terwujud, meskipun kita tidak

ABSTRAK. Kata kunci : WTO (World Trade Organization), Kebijakan Pertanian Indonesia, Kemudahan akses pasar, Liberalisasi, Rezim internasional.

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB III METODE PENELITIAN. Sidoarjo sebagai obyek penelitian karena lokasi obyek penelitian dekat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam upayanya memperbaiki nasib atau membangun segala

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dan hendak dilaksanakan oleh bangsa ini tidak hanya hukum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian dapat di artikan sebagai proses, prinsip-prinsip dan tata

BAB I PENDAHULUAN. aktif dari seluruh anggota masyarakat. Disamping itu juga diperlukan. pengerahan dana, kemampuan modal dan potensi yang tersedia.

Disusun Oleh : Marisa Dwi Ariesta NIM : E BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko)

BAB I PENDAHULUAN. Tanah di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting karena Indonesia

Fendhi Harsinto Aji NIM : C

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KC SOLO KARTASURA

SKRIPSI KEDUDUKAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN DAN PENCABUTAN TESTAMENT (SURAT WASIAT)

BAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia.

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membuat perubahan dalam segala hal, khususnya dalam hal perdagangan. Era

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia ada tata hukum yaitu tata tertib dalam pergaulan hidup

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PERJANJIAN BERBAGAI PIHAK ANTARA CV. SARI REJEKI SUKOHARJO DAN TOKO JEMPOL BARU DALAM USAHA FURNITURE DI SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam rangka. merata di segala bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi.

SKRIPSI PENGINGKARAN PUTUSAN PERDAMAIAN OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

(ASURANSI SYARIAH) PADA PT. ASURANSI TAKAFUL DI KANTOR CABANG PERWAKILAN SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. besar guna melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. iklan. Saat ini iklan telah berkembang menjadi suatu sistem komunikasi yang

PERANAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERUSAHAAN. (Studi Pada Kantor Notaris Sri Hartini, SH di Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

Implementasi agreement on trade related investment measures (persetujuan tentang kebijakan investasi yang berkaitan dengan perdagangan) oleh pemerintah Indonesia Beteng Sehi E.0000074 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan ekonomi Indonesia sejak tahun 1997 mengalami krisis yang berkepanjangan dan daya beli masyarakat terus merosot serta perbedaan tingkat kualitas hidup dan ekonomi yang semakin jelas terlihat. Keadaan yang menyedihkan ini tidak dapat dibiarkan berlangsung terus-menerus dan harus segera dihentikan. Masalah ekonomi adalah masalah meningkatkan kemakmuran rakyat dengan menambah produksi barang dan jasa, sedang selanjutnya adalah masalah mengusahakan pembagian yang adil dari barang dan jasa hasil produksi peningkatan produksi dapat tercapai melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen. Dalam rangka menghentikan kemerosotan ekonomi dan melaksanakan pembangunan ekonomi maka asas yang harus dipegang adalah segala usaha harus didasarkan pada kemampuan serta kesanggupan rakyat Indonesia sendiri. Namun asas ini tidak boleh menimbulkan keseganan untuk memanfaatkan potensi modal, teknologi dan skill (keterampilan) dari luar negeri, selama segala sesuatunya benar-benar diabdikan untuk kepentingan 1

rakyat tanpa mengakibatkan ketergantungan terhadap luar negeri (Undang- Undang No.1 Tahun 1967). Salah satu usaha Indonesia untuk dapat memanfaatkan potensi yang ada di luar negeri adalah keikutsertaan indonesia dalam keanggotaan WTO (World Trade Organization). Karena keikutsertaan Indonesia dalam penandatanganan (pengesahan) Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Perdagangan Dunia Internasional) dengan Undang-Undang 2

2 Nomor 7 tahun 1994, maka Indonesia berkewajiban untuk melaksanakan segala sesuatu yang terdapat dalam persetujuan itu, kecuali mengenai lampiran 4 tentang Plurilateral Trade Agreements (Persetujuan Perdagangan Plurilateral) karena sewaktu penandatanganan persetujuan tersebut Indonesia belum ikut serta dalam persetujuan dagang plurilateral. Dalam segala bidang kehidupan manusia memiliki sebuah kesepakatan untuk tercipta keadilan, keharmonisan dan sikap yang akhirnya dapat membuat keadaan tersebut menjadi saling menguntungkan bagi pihakpihak yang membuat kesepakatan tersebut. Mulai diadakannya persetujuan tentang perdagangan dan tarif sejak tahun 1947 telah banyak diadakan forum-forum pertemuan yang bersifat internasional, yang akhirnya pada tanggal 15 April 1994 melalui putaran Uruguay di Marakesh, Maroko, terbentuklah sebuah badan yang namanya WTO. Termasuk Indonesia sebagai anggotanya. Semenjak terbentuknya WTO yang menjadi new issue (isu baru) adalah TRIPs, TRIMs (Trade Related Investment Measures) dan GATs (General Agreement on Trade in Service). Ketentuan-ketentuan investasi yang berkaitan dengan perdagangan telah menjadi persoalan yang tak terpisahkan dengan persetujuan pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia. Konsekuensinya, Indonesia mesti melakukan reformasi Undang-undang Penanaman Modal seirama dengan ketentuan yang diatur dalam TRIMs. Di dalam pandangan negara berkembang, ketentuan TRIMs dipandang sebagai kendaraan (sarana) dengan tujuan khusus untuk keuntungan terbesar bagi negara maju dalam pasar global melalui peraturan perdagangan misalnya kebijakan investasi. Negara berkembang menegaskan bahwa kebijakan investasi jangan hanya dipandang dari sisi mikro dan makro ekonomi semata, tetapi dengan adanya sistem yang menyeluruh tentang ekonomi, sosial, politik, dan keamanan. Investasi hanyalah satu bagian saja dari subsistem ekonomi. Jika terdapat masalah yang tak terselesaikan tentang

3 kebijakan investasi, hal ini mengakibatkan ketidakstabilan pada subsistem yang lain. Persetujuan tentang Ketentuan Investasi yang berkaitan dengan Perdagangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia. Implikasinya, Indonesia harus melakukan pembaruan dan harmonisasi hukum dibidang investasi, terutama yang berkaitan dengan perdagangan, yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam TRIMs. TRIMs adalah perjanjian tentang aturan-aturan investasi yang menyangkut atau berkaitan dengan perdagangan. Kesepakatan TRIMs dimaksudkan mengurangi atau menghapus kegiatan perdagangan yang tidak sehat dan meningkatkan kebebasan kegiatan investasi TRIMs menentukan notifikasi dari semua aturan yang tidak sesuai dengan ketentuan TRIMs dalam waktu dua tahun untuk negara maju, lima tahun untuk negara berkembang, dan tujuh tahun untuk negara paling terbelakang. Seharusnya pada tahun 2002 lalu Indonesia sudah memiliki Undang-Undang investasi yang baru yang selaras dengan TRIMs. Perlu diingat kembali bahwa Indonesia pernah melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan asing yang ada di Indonesia yang memegang peranan kepentingan hajat hidup orang banyak. Di Tunisiapun pernah terjadi hal yang seperti itu. Berdasarkan uraian di atas, penulis telah mengadakan penelitian dalam penulisan hukum ini yang berjudul: IMPLEMENTASI AGREEMENT ON TRADE RELATED INVESTMENT MEASURES (PERSETUJUAN TENTANG KEBIJAKAN INVESTASI YANG BERKAITAN DENGAN PERDAGANGAN) OLEH PEMERINTAH INDONESIA

4 B. Pembatasan Masalah Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang obyek yang menjadi fokus penelitian dalam penulisan hukum dalam bentuk skripsi ini dan untuk tidak terjadinya perluasan makna, maka penulis melakukan pembatasan lingkup pembahasan agar lebih mudah dan intensif dalam mengkajinya. Di samping itu pula, kerangka pemikiran dapat dikembangkan dan disusun secara sistematis dan logis, dengan demikian akan semakin membantu dalam pemahaman terhadap alur-alur yang hendak kita capai dalam penulisan hukum ini. Selain itu, pembatasan masalah diperlukan guna mencapai hasil penelitian hukum yang berkualitas dengan sarana dan dana yang memadai. Dengan pertimbangan tersebut penulis membatasi masalah hanya pada Implementasi TRIMs oleh pemerintah Indonesia serta masalah-masalah yang timbul akibat implementasi TRIMs oleh pemerintah Indonesia. C. Perumusan Masalah Perumusan masalah dapat memudahkan penulis dalam pengumpulan data, menyusun data dan menganalisisnya, sehingga penelitian dapat dilakukan mendalam dan sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan Perumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana implementasi TRIMs oleh pemerintah Indonesia? 2. Apa saja upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi penyelesaian sengketa di bidang investasi yang berkaitan dengan perdagangan? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah merupakan sebuah sasaran yang ingin dicapai sebagai solusi atas masalah yang dihadapi dan sekaligus untuk memenuhi kebutuhan perorangan, kelompok, institusi, pemerintah dan Negara-bangsa Indonesia.

5 Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui implementasi persetujuan TRIMs oleh pemerintah Indonesia. b. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam menanggulangi penyelesaian sengketa di bidang investasi yang berkaitan dengan perdagangan 2. Tujuan Subyektif a. Untuk mengetahui data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti guna menyusun penulisan hukum. b. Untuk melatih kemampuan dan keterampilan penulis agar siap terjun dalam masyarakat. c. Untuk meningkatkan serta mendalami berbagai materi yang diperoleh baik didalam maupun diluar perkuliahan. d. Untuk melengkapi persyaratan dalam mencapai gelar kesarjanaan dalam bidang ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, Surakarta. E. Manfaat Penelitian Dalam setiap penelitian tentu sangat diharapkan adanya manfaat dan kegunaan yang dapat diambil dari penelitian tersebut. Adapun manfaat yang dapat diharapkan dari adanya penulisan tersebut adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Dapat digunakan sebagai sumbangan karya ilmiah dalam perkembangan ilmu pengetahuan di bidang pelaksanaan hukum. b. Salah satu usaha untuk memperbanyak wawasan dan pengalaman serta menambah pengetahuan tentang hukum organisasi perdagangan internasional. c. Dapat bermanfaat dalam mengadakan penelitian yang sejenis berikutnya.

6 2. Manfaat Praktis a. Untuk lebih mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir yang dinamis, sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapakan ilmu yang diperoleh. b. Memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberi masukan serta tambahan pengetahuan bagi pihak-pihak yang terkait dengan masalah penelitian ini dan berguna bagi pihak-pihak yang berminat pada masalah yang sama. F. Metode Penelitian Penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan menggunakan metode ilmiah. Suatu laporan penelitian akan disebut ilmiah dan dipercaya kebenarannya apabila disusun dengan metode penelitian yang tepat, seperti yang dikatakan Soerjono Soekanto, sebagai berikut: Penelitian dimulai ketika seseorang berusaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi secara sistematis dengan metode-metode dan teknikteknik tertentu yang bersifat ilmiah. Artinya bahwa metode penelitian atau teknik yang digunakan tersebut bertujuan untuk satu atau beberapa gejala dengan jalan menganalisanya dan dengan mengadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan masalah-masalah yang ditimbulkan oleh faktor-faktor tersebut (Soerjono Soekanto, 1986 : 12). Selanjutnya pengertian Metode penelitian yang dikemukakan oleh Winarno Surachmad adalah sebagai berikut: Suatu tulisan atau karangan mengenai penelitian disebut ilmiah dan dipercaya kebenarannya apabila pokok-pokok pikiran yang dikemukakan, disimpulkan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian yang meyakinkan, oleh karena itu dilakukan dengan cara

7 obyektif dan telah melalui berbagai test dan pengujian (Winarno Surachmad, 1990 : 26). Peranan metode penelitian dalam sebuah penelitian ilmiah adalah sebagai berikut (Winarno Surachmad, 1990 : 27) : a. Menambah kemampuan para ilmuwan untuk mengadakan atau melaksanakan secara lebih baik dan lengkap. b. Memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan penelitian interdisipliner. c. Memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk meneliti hal-hal yang belum diketahui. d. Memberikan pedoman mengorganisasikan serta mengintegrasikan pengetahuan mengenai masyarakat. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa metodologi merupakan unsur yang mutlak yang harus ada dalam penelitian. Untuk memperoleh data yang akurat, relevan dan lengkap dibutuhkan suatu metode yang menunjang proses penelitian ini. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini ditinjau dari sifatnya merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Maksud dari jenis penelitian deskriptif kualitatif adalah : Menurut Soerjono Soekanto, penelitian dekriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya. Maksud dari penelitian deskriptif adalah terutama untuk mempertegas hipotesahipotesa agar dapat membantu dalam memperkuat teori-teori lama atau di dalam kerangka menyusun teori-teori baru. 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian guna menyusun penulisan hukum ini ialah di Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag),

8 Perpustakaan Nasional WTO dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta. 3. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan atau masyarakat melalui penelitian lapangan. Dalam hal ini penulis langsung terjun pada lokasi penelitian yaitu di Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag), Perpustakaan Nasional WTO dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan. Dalam hal ini penulis memperoleh data dari bahanbahan pustaka yang berhubungan dengan obyek penelitian. 4. Sumber Data Berdasarkan dua jenis data tersebut, maka dapat sumber data dalam penelitian ini, yaitu : a. Sumber Data Primer Sumber data primer merupakan sumber data yang memberi keterangan-keterangan secara langsung masalah-masalah yang diteliti, yang bertindak sebagai responden. Dalam hal ini adalah pejabat terkait yang membidangi masalah penerapan TRIMs / investasi di Badan Koordinasi Penanaman Modal, Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan Perpustakaan Nasional WTO, Jakarta. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder merupakan sumber data yang bersifat mendukung dan melengkapi sumber data primer, yaitu buku-buku kepustakaan, kamus, Koran, literature-literatur, arsip, peraturan

9 perundang-undangan dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dan masih relevan dengan masalah yang diteliti. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah : a. Studi Lapangan (field research) Dalam hal ini penulis terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data primer yang diperlukan dengan cara wawancara, yaitu mengadakan komunikasi langsung dengan pihak-pihak yang dapat mendukung diperolehnya data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. b. Studi Pustaka (library research) Studi pustaka merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan, membaca, mempelajari, dan mengutip dari literatur, dokumen-dokumen, peraturan perundang-undangan yang berlaku, arsip, dan bahan pustaka lainnya serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dan masih relevan dengan permasalahan yang diteliti. 6. Teknik Analisis Data Analaisis data merupakan langkah selanjutnya untuk mengolah hasil penelitian menjadi bentuk laporan. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis. Pada tahap ini data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga dapat disimpulkan persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. Metode analisis data yang penulis pergunakan adalah metode kualitatif model analisis interaktif. Analisis data kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan datanya, kemudian menghubung-hubungkan dengan teori yang berhubungan dengan masalahnya dan kemudian menarik kesimpulan untuk menentukan hasilnya, sehingga melibatkan data yang lengkap untuk mengatur dan membaginya dalam unit-unit yang

10 dibuat, membuat sintesa, mencari pola, menemukan pokok-pokok penting yang akan disajikan kepada orang lain. (H.B. Sutopo, 2000:8). Menurut H.B.Sutopo: Data yang akan terkumpul akan dianalisis melalui 3 tahap: mereduksi data, menyajikan data dan kemudian menarik kesimpulan/verifikasi, selain itu dilakukan pula suatu proses siklus antara tahap-tahap tersebut, sehingga data yang terkumpul berhubungan satu dengan yang lain secara sistematis. Bagan Interaktif Model of Analisis Pengumpulan Data Penyajian Data Reduksi Data Kesimpulan: Penarikan/verifikasi Dengan memperhatikan gambar tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa pada waktu pengumpulan data, peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian data. Data yang berupa field note yang terdiri dari bagian deskriptif dan refleksinya adalah data yang dikumpulkan, kemudian peneliti menyusun pengertian singkatnya dengan memahami arti segala peristiwanya yang disebut reduksi data, yang diikuti dengan sajian data berupa ceritera sistematis dengan perabot (matrik gambar dan sebagainya) yang diperlukan sebagai pendukung sajian data. Reduksi dan sajian data ini harus disusun pada waktu peneliti sudah mendapatkan unit yang diperlukan dalam

11 penelitian. Pada waktu pengumpulan data telah berakhir maka peneliti mulai melakukan usaha menarik kesimpulan dengan verifikasinya berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan sajian datanya. Bila kesimpulan dirasa kurang mantap karena terdapat kekurangan-kekurangan data dalam reduksi dan sajian, maka peneliti wajib mengumpulkan kembali data yang khusus, bagi pendalaman dukungan yang diperlukan. Dalam keadaan ini tampak bahwa penelitian kualitatif memang menggunakan proses siklus. Biasanya sebelum peneliti mengakhiri proses penyusunan kesimpulan risetnya, kegiatan pendalaman data ke lapangan dilakukan bagi kokohnya hasil penelitian. G. Sistematika Skripsi Untuk memberikan gambaran-gambaran secara menyeluruh dari skripsi yang disusun, maka penulis menyusun sistematika skripsi ini. Adapun sistematika dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini penulis berusaha untuk memberikan gambaran awal tentang penelitian meliputi latar balakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, penelitian, metode penelitian, serta sistematika skripsi. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis menguraikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini dan menjelaskannya dari literatur sehingga pembaca dapat memahami tentang pengertian perdagangan, bisnis internasional, pengertian investasi, pengertian persetujuan, pengertian TRIMs, daftar penjelasan TRIMs (An Illustrative of TRIMs), prinsipprinsip GATT, penyelesaian sengketa menurut GATT, lex mercatoria, teori implementasi hukum.

12 BAB III : BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai hasil penelitian yang peneliti peroleh dilapangan dan pembahasannya yang meliputi implementasi TRIMs oleh pemerintah Indonesia. Penulis juga membahas tentang upaya-upaya yang pemerintah Indonesia untuk dapat menanggulangi penyelesaian sengketa di bidang investasi yang berkaitan dengan perdagangan. PENUTUP Akhirnya sebagai penutup dari penulisan hukum ini, maka pada bab ini penulis mengemukakan bab penutup yang meliputi bab kesimpulan dari hasil penelitian beserta saransaran kepada pemerintah untuk meningkatkan investasi dan melakukan deregulasi dan debirokratisasi untuk dapat meningkatkan investasi asing.