BAB I PENDAHULUAN. utama dalam perusahaan. Keberadaannya di dalam sistem kerja dengan segala

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. menuju kepada masyarakat yang beorientasi kerja, yang memandang kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari perencanaan SDM, recruitment dan seleksi, orientasi, pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan oleh perusahaan. Beberapa upaya yang dilakukan suatu organisasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah-masalah sumber daya manusia secara historis dapat ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu

I. PENDAHULUAN. standar kinerja yang harus dicapai serta menilai hasil-hasil yang sebenarnya dicapai pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Sumber daya manusia mempunyai kedudukan semakin penting pada keadaan

BAB II LANDASAN TEORI. efisien untuk mencapai tujuan tertentu didalam suatu organisasi. Dasar-dasar manajemen adalah sebagai berikut :

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Prestasi kerja individu pegawai sangat penting dalam mencapai tujuan

Oleh: Drs. S. Kuspriyomurdono, M. Si. Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara Jakarta, 2012

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA Prestasi Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai merupakan proses kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Susan Aprianti, 2013 Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Di Bidang Pendidikan Dasar Dinas

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana latar belakang dilakukannya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling dominan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu Perusahaan maupun Badan Kepegawaian. tentu membutuhkan karyawan agar mampu melaksanakan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang makin meluas dan kompleks dengan. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggih memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

Pengembangan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Sarwo Edy, Program Pascasarjana, 2008

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data mengenai Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengelola suatu instansi/lembaga/perusahaan peran pegawai yang

MANAJEMEN STRATEGI PENILAIAN KINERJA PARTISIPATIF DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN KARIER PENILIK

BAB I PENDAHULUAN. Instansi dalam pengelolaan pegawai secara profesional harus dimulai

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. Oleh :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan tenaga - tenaga terampil dan cerdas di dalam berbagai

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Praktek PPSDM PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIER. Oleh: Catur Widayati, SE.,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN S1

BAB II LANDASAN TEORI

Pertemuan 6. Nova Yanti Maleha, S.E.MM 07/10/2016

BAB I PENDAHULUAN. proaktif dan dapat memberikan jasa yang memuaskan kepada nasabahnya agar

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. pada sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya

Oleh: Drs. S. Kuspriyomurdono, M. Si. Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara Jakarta, 2012

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pengembangan kinerja dosen di IAIN Sulthan Thaha

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pemberian otonomi daerah yang dirumuskan dalam Undang-

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan secara berturut-turut dibahas tentang latar

BAB I PENDAHULUAN. maupun swasta memegang peranan yang sangat dominan. Berhasil atau. sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya dalam

BAB I. PENDAHULUAN. karyawan mulai dari pimpinan puncak hingga ke lapisan paling bawah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pemerintahan, hal ini terlihat dari kenyataan bahwa walaupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan dalam merekomendasikan pegawai untuk promosi

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu organisasi.

PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS

MENGELOLA KARIER IKA RUHANA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut Ruky (2004:14-15), istilah kinerja atau prestasi sendiri

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I P E N D A H U L U A N. berada atau sedang menuju kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rina Hanifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SASARAN KERJA DAN PERILAKU KERJA PNS

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

2011, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negar

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan organisasi, karena manusia dalam melakukan aktivitas di

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Gambaran Pelaksanaan Program Penilaian Prestasi Kerja Pegawai di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 1 Maret 1945 diumumkan pembentukan Badan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pembinaan sumber daya manusia (SDM) di resource center (RC) SLB Negeri

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perancangan Instrumen Sistem Penilaian Kinerja Dosen Berbasis Spreadsheet

BAB II TINJAUAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. arah tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu peranan manusia sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi arus globalisasi sumber daya manusia memegang peranan yang

AKUNTABILITAS PENDIDIKAN. As ari Djohar

I. PENDAHULUAN. Namun demikian ketepatan suatu organisasi untuk menempatkan pegawai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar

BAB I PENDAHULUAN. Visi Universitas XY pada tahun 2025 adalah menjadi. kecendekiaan. Salah satu misi untuk mewujudkan visi tersebut adalah

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi yang telah ditetapkan top manajemen. Disisi lain, banyak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat kritis sebagai aset utama dalam perusahaan. Keberadaannya di dalam sistem kerja dengan segala keunikannya yang sangat menentukan keberhasilan dalam sistem kerja menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan. Untuk itu, perusahaan harus menyusun strategi pengelolaannya secara baik dan tertata dengan rapi. Adapun faktor kemampuan manusia dalam melakukan pekerjaannya tersebut sangat dipengaruhi oleh kompetensi yang ada di dalam setiap dirinya masing-masing sehingga Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis pada pengelolaan kompetensi melihat bahwa kebutuhan terhadap output dari setiap pekerja membuat kompetensi sebagai pondasi utama bagi seluruh fungsi dalam Manajemen Sumber Daya Manusia. Kompetensi menggerakkan proses perancangan sistem kerja, rekrutmen, placement, performance management, dan dengan seluruh fungsi dalam Manajemen Sumber Daya Manusia. Oleh karena itu, setiap jabatan yang dalam hal ini dipegang oleh setiap karyawan tentu memiliki kriteria dan ukuran kompetensi yang masing-masing berbeda dan memiliki ciri khas tersendiri. Keadaan tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Biro Sumber Daya Manusia untuk mengidentifikasi, menentukan, dan mengelola kompetensi setiap jabatan, serta berusaha untuk mencari dan menempatkan orang-orang yang memiliki kompetensi sesuai dengan yang ada di masing-masing jabatan. 1

2 Namun demikian, belum semua orang dapat memenuhi tuntutan kompetensi jabatan yang diembannya. Untuk itu, perlu juga dilakukan identifikasi, pengukuran, dan analisis terhadap kompetensi-kompetensi tersebut dan pengelolaannya agar fungsi program-program pengembangan kompetensi terhadap sumber daya manusia dapat disusun melalui program-program peningkatan kompetensi yang sesuai, misalnya dengan program training, coaching, dan atau counselling. Salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui mekanisme penilaian kinerja karyawan yang efektif, karena tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dan meningkatkan kinerja. Hasil dari penilaian kinerja dapat digunakan untuk melihat perkembangan perusahaan. Sasaran penilaian kinerja adalah kecakapan, kemampuan karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang dievaluasi dengan menggunakan tolak ukur tertentu secara obyektif dan dilakukan secara berkala. Sementara itu bagi karyawan, penilaian kinerja dapat digunakan untuk melihat sejauh mana prestasi mereka dan seberapa jauh dari standar yang ditetapkan perusahaan. Oleh karena itu penilaian kinerja yang efektif memerlukan adanya umpan balik. Perusahaan tidak cukup hanya memiliki sistem penilaian kinerja, tetapi sistem penilaian tersebut haruslah efektif, diterima, dapat digunakan dengan baik. Dengan begitu penilaian kinerja dapat mengidentifikasikan apa yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berhubungan dengan analisa pekerjaan dan desain, struktur, penempatan, pelatihan, pengembangan, serta perencanaan karir.

3 Penilaian kinerja digunakan untuk menilai hasil karya karyawan dalam suatu organisasi melalui sebuah instrumen penilaian kinerja (Ilyas, 2002). Pendapat lain menurut Amstrong dan Baron dalam Mooney (Mooney, 2009) kinerja bukanlah hanya sebatas apa yang dihasilkan seseorang, tetapi juga bagaimana caranya menghasilkan. Pengaruh kompetensi sumber daya manusia pada kinerja dapat dilihat dari tingkat kompetensinya yang mempunyai implikasi praktis dalam perencanan sumber daya manusia, hal ini dapat dilihat dari gambaran bahwa kompetensi pengetahuan dan keahlian cenderung lebih nyata dan relatif berada di permukaan sebagai salah satu karakteristik yang dimiliki karyawan. Penilain kinerja karyawan sebagai pelaku dalam organisasi dengan membuat ukuran kinerja yang sesuai dengan tujuan organisasi. Standar penilaian kinerja suatu organisasi harus dapat diproyeksikan dalam standar kinerja para karyawan sesuai dengan unit kerjanya. Evaluasi kinerja harus dilaksanakan secara terus-menerus agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan penilaian kinerja secara periodik yang berorientasi pada masa lalu atau masa yang akan datang. Organisasi perlu mengetahui kelemahan atau kelebihan karyawan sebagai landasan untuk memperbaiki kelemahan atau menguatkan kelebihan dalam rangka meningkatkan produktivitas karyawan. Suatu perusahaan melakukan penilaian kinerja didasarkan pada dua alasan pokok, yaitu : (1) pimpinan memerlukan evaluasi yang obyektif terhadap kinerja karyawan pada masa lalu yang digunakan untuk membuat keputusan di bidang SDM di masa yang akan datang ; dan (2) pimpinan memerlukan alat yang

4 memungkinan untuk membantu karyawan memperbaiki kinerja, merencanakan pekerjaan, mengembangkan kemampuan dan keterampilan untuk perkembangan karir dan memperkuat hubungan antara pimpinan yang bersangkutan dengan karyawannya. Konsep Sistem Penilaian Kinerja Berbasis Kompetensi (Competency Based Performance) merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi (MSDM-BK) atau Competency Based Human Resource Management (CB-HRM). Sistem penilaian kinerja berbasis kompetensi ini secara tegas dapat lebih mengintegrasikan kebutuhan untuk menilai kinerja dan menghargai para pegawai yang berkemampuan di atas rata-rata. Sehubungan dengan hal tersebut, jajaran manajemen serta praktisi Sumber Daya Manusia dan bagian perencanaan/pengembangan perusahaan dan unit bisnis perlu mengenal konsep dan langkah-langkah pengembangan Sistem Penilaian Kinerja Berbasis Kompetensi ini. Karyawan yang memiliki potensi dan kompetensi yang sesuai dengan kualifikasi jabatan yang ditentukan oleh perusahaan pun tidak dapat mendukung pencapaian sasaran perusahaan apabila tidak dikelola secara tepat. Salah satu tugas praktisi sumber daya manusia sebagai partner perusahaan adalah memfasilitasi pencapaian sasaran perusahaan melalui performance management system. Output yang diharapkan dengan adanya performance management system adalah pencapaian sasaran perusahaan/organisasi sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.

5 Penilaian kinerja berbasis kompetensi adalah penilaian kirerja yang lebih menekankan pada penilaian kualitatif terhadap proses kerja individu dalam mencapai hasil (me how of performance) bukan hasil kerjanya sendiri (the "what" of performance). Hasil penilaian kinerja berbasis kompetensi memberi informasi yang lebih kaya tentang perilaku, proses dan cara kerja karyawan, sebagai masukan untuk pengambilan keputusan berkaitan dengan pengembangan diri karyawan maupun organisasi di masa depan. Kendati model penilaian kinerja berbasis kompetensi lebih menekankan penilaian pada proses kerja, bukan berarti hasil kerja tidak penting. Hasil kerja merupakan kontribusi mutlak kinerja karyawan terhadap kelangsungan bisnis perusahaan/ organisasi. Oleh karenanya, studi ini pun mengusulkan suatu sistem penilaian yang mengakomodasi aspek proses dan hasil sebagai total penilaian kinerja. Penilaian kinerja yang diberlakukan di lingkungan Universitas Widyatama pada awalnya dengan yang menggunakan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) yang digunakan dalam sistem Pegawai Negeri Sipil. Berdasarkan hasil evaluasi, Widyatama merasa perlu untuk mengembangkan sistem penilaian pegawai. Hal ini adalah suatu usaha untuk mengurangi unsur subjektivitas dari sistem tersebut. Widyatama mengembangkan aspek penilaiannya dalam suatu indikator yang bisa diterjemahkan secara kuantitatif. Perbaikan sistem penilaian kinerja pada intinya adalah penilaian kinerja yang dikaitkan dengan system reward, kenaikan pangkat, dan lain-lain. Pengembangan ini diharapkan lebih bisa terstruktur dan mendorong semua pegawai yang ada di Widyatama bisa lebih berkompetisi dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil perancangan penilaian kinerja untuk staf administrasi adalah

6 sistem yang menetapkan bahwa atasan langsung akan memberikan nilai berdasarkan unsur-unsur: (1) Usaha Kerja, (2) Hasil Kerja, (3) Kepemimpinan, (4) Pengembangan Diri, dan (5) Kedisiplinan. Masing-masing unsur diberikan bobot yang berbeda-beda sesuai dengan jenjang jabatan. Penilaian kinerja telah dilaksanakan oleh Biro SDM mulai akhir tahun 2006. Tabel 1.1. Perbandingan Aspek Penilaian (untuk Staf Administrasi) No DP3 UTAMA CBMS 1 Kepemimpinan Kepemimpinan & Kerjasama: 2 Kerjasama 3 Prakarsa Pengembangan Diri Kemampuan koordinasi, monitoring dan pembinaan kepada bawahan Kemampuan melakukan evaluasi dan penilaian kinerja bawahan Kemampuan kerjasama dengan orang lain/mitra kerja/unit kerja lain 4 Tanggung Jawab Usaha Kerja/Inisiatif 5 Prestasi Kerja Hasil Kerja 6 Kesetiaan * Kehadiran 7 Ketaatan* Tingkat Disiplin Bekerja 8 Kejujuran* Tingkat Kehadiran Bekerja Namun dalam perjalanannya, setelah sistem penilaian kinerja ini diimplementasikan selama kurang lebih 7 tahun, masih banyak permasalahan yang timbul, antara lain :

7 1) Belum adanya standar penilaian yang jelas dan spesifik, sehingga seringkali proses pemberian nilai bersifat perkiraan kepantasan dan sangat subyektif. 2) Tidak ada mekanisme feedback atau umpan balik pada proses peniaian kinerja, padahal proses umpan balik merupakan hal yang sangat penting, sehingga pihak yang dinilai bisa memahami hasil penilaian atasan. Fungsi umpan balik yang lain adalah diketahuinya kekuatan dan kelemahan bawahan, yang nantinya dapat digunakan sebagai keputusan kepegawaian lainnya, apakah seorang bawahan memiliki kekurangan sehingga perlu diberikan bimbingan, penyuluhan atau pelatihan, atau apakah bawahan memiliki kelebihan sehingga perlu diberikan penghargaan (reward) atau bahkan promosi. Mekanisme umpan balik juga merupakan perwujudan dari keterbukaan dan komunikasi yang transparan antara atasan dan bawahan, yang justru akan menambah besar kepercayaan (trust) dan komitmen antara kedua belah pihak, yang ujungnya dapat meningkatkan prestasi kerja. 3) Karena adanya ketidakjelasan pada sistem penilaian, terutama karena tidak adanya standar kinerja yang jelas, maka seringkali dalam proses penilaian terjadi kesalahan penilaian akibat unsur subyektivitas. Kesalahan penilaian tersebut antara lain : a) Bias central tendency, atau penilai seringkali memberikan nilai sedang atau di tengah-tengah. b) Bias liniency, atau memberikan penilaian yang terlalu tinggi, apabila dibandingkan dengan kenyataan kinerja yang sebenarnya.

8 c) Bias strichness, atau memberikan penilaian terlalu rendah apabila dibandingkan dengan kenyataan kinerja yang sebenarnya. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dirasa perlu untuk melakukan evaluasi kembali atas pelaksanaan sistem penilaian kinerja pegawai yang sekarang sedang berlaku untuk kesempurnaan dan kebaikan sistem tersebut, sehingga apa yang diharapkan dari hasil penilaian tersebut memberikan keuntungan yang bisa dirasakan oleh pegawai yang dinilai baik berupa penghargaan, pengakuan maupun untuk pengembangan karirnya. Dari uraian di atas, dipandang perlu untuk melakukan pengembangan model penilaian kinerja pegawai yang dinamis, fleksibel dan objektif melalui kajian teoritis, analisis dan evaluasi terhadap unsur-unsur ataupun kriteria-kriteria penilaian yang dilakukan pegawai non akademik di lingkungan Universitas Widyatama secara keseluruhan. Dengan melihat permasalahan-permasalahan yang terjadi terkait dengan penilaian kinerja pegawai, penulis merasa perlu untuk memberikan sumbang saran dengan tulisan yang berjudul : Pengembangan Model Sistem Penilaian Kinerja Tenaga Kependidikan Berbasis Kompetensi dengan Pendekatan Sistem Umpan Balik 360 Derajat. 1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah Universitas Widyatama telah melaksanakan penilaian kinerja karyawan secara formal setiap semester. Dalam pengambilan keputusan kepegawaian belum dapat sepenuhnya didasari dari hasil penilaian kinerja. Selain itu kondisi yang dilihat saat ini di lapangan adalah penilaian kinerja kurang menggambarkan kondisi kinerja karyawan sebenarnya. Padahal hasil dari sebuah penilaian kinerja

9 yang baik sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan kepegawaian yang tepat. Untuk mencapai tujuan dari penilaian kinerja yang seharusnya, ada baiknya kita melihat kondisi nyata di lapangan tentang pelaksanaan penilaian kinerja. Pendapat karyawan sebagai penilai ataupun yang dinilai sangat dibutuhkan untuk mendapatkan sebuah penilaian kinerja yang berkualitas. Pendapat karyawan dapat dijadikan bahan evaluasi penilaian kinerja yang selama ini sudah berlangsung sehingga yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah : a. Bagaimanakah sistem penilaian kinerja tenaga kependidikan yang diterapkan di Universitas Widyatama b. Bagaimana hirarki sistem penilaian kinerja tenaga kependidikan yang mencakup faktor apa yang berpengaruh, para pelaku yang terlibat, serta alternatif sistem penilaian. c. Sistem penilaian kinerja apa yang sebaiknya digunakan oleh Universitas Widyatama untuk dapat mengatasi permasalahan penilaian yang ada. 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : a. Mereview kembali sistem penilaian kinerja tenaga kependidikan yang berlaku di Universitas Widyatama. b. Menyusun hirarki (struktur) sistem penilaian kinerja tenaga kependidikan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh, para pelaku yang terlibat, serta alternatif sistem penilaian yang dapat dilakukan.

10 c. Merekomendasikan strategi penerapan sistem penilaian kinerja 360 derajat pada penilaian kinerja tenaga kependidikan Universitas Widyatama. 1.4. Manfaat Penelitian. Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi Universitas Widyatama dalam menyikapi berbagai permasalahan kepegawaian yang terkait dengan proses penilaian kinerja tenaga kependidikan. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan dalam menentukan usaha perbaikan dan peningkatan kinerja Sumber Daya Manusia di Universitas Widyatama.