1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi kekayaan alam yang sangat luar biasa, baik sumber daya alam hayati maupun non hayati. Kekayaan alamnya mulai dari kekayaan laut, darat, bumi dan kekayaan lainnya yang terkandung di dalam bumi Indonesia. Dilihat secara geografis dari sabang sampai merauke, terbentang tidak sedikit pulau yang ada di Indonesia, yang bisa memberikan keuntungan baik secara finansial maupun dalam menjaga keharmonisan alam. Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia (Sigit, 2008). Kekayaan alam Indonesia pada tahun 2012 seperti produksi beras sebesar 69,87 juta ton, kopi sebesar 29,30 ton, buah alpukat sebesar 294,200 ton, tanaman jahe sebesar 114.537,658 kg, wortel sebesar 465,534 ton, kencur sebesar 42.626,207 kg, bengkoang sebesar 2.765 ton, lengkuas sebesar 58. 186, 488 kg, stroberi dan anggur sebesar 823,335 ton (Direktorat Hortikultural, 2012). Begitu besarnya kekayaan alam Indonesia pengelolaan potensi sumber daya alam daerah harus mampu meningkatkan peluang pertumbuhan sektor industri nasional diarahkan untuk mendorong terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek perubahan ekonomi. Sektor ekonomi dirasa perlu diberikan pada subsektor industri kecil. Pengembangan pertanian industri dimasa depan dan besarnya potensi alam harus dibarengi dengan industri pengolahan hasil 1
2 pertanian yang ditangani secara utuh dari mulai proses produksi, pengolahan, pemasaran, dan aktifitas lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian (agribisnis) bukan hanya mampu sebagai sumber pertumbuhan baru di sektor pertanian tetapi juga mampu menyerap banyak tenaga kerja (Soekartawi, 1991). Salah satu pengolahan yang menggunakan bahan alam dari sumberdaya alam Indonesia adalah lulur. Lulur adalah jenis kosmetik tradisional yang dibuat dari bahan-bahan buah-buahan dan remah-rempah yang sangat bermanfaat untuk menjaga kecantikan dan kehalusan kulit. Bahan bahan yang bisa digunakan sebagai lulur adalah bengkoang, alpokat, pepaya, kunyit, cengkeh, kayu cendana, coklat, kopi, daun teh, wortel, dan buah-buah yang lain. Manfaat yang diperoleh dari pemakaian lulur adalah badan menjadi segar, kulit kencang, bersih, halus dan berseri-seri. Pemakaian lulur secara teratur dapat mencegah keriput, kulit menjadi kencang, lebih harum dan lebih bersih. Lulur itu dimaksudkan untuk mempercepat lepasnya kulit mati dengan terlepasnya kulit mati yang kusam, setelah memakai lulur kulit akan terlihat lebih cerah (Wisnu, 2013). Salah satu perusahaan yang memproduksi lulur adalah UD. Sekar Jagat. UD. Sekar Jagat adalah perusahaan pembuat lulur yang memakai buah-buahan dan rempah-rempah. UD. Sekar Jagat berdiri pada tahun 2005. Macam macam lulur yang dihasilkan oleh UD. Sekar Jagat adalah lulur alpokat, lulur stroberi, lulur coklat, lulur pepaya, lulur kopi, lulur boreh, lulur kelapa, lulur lidah buaya, lulur bengkuang, lulur wortel, lulur cendana, lulur susu dan lulur daun teh. Bahan baku pembuatan lulur kopi, lidah buaya, beras, stroberi, coklat, kopi didatangkan dari kabupaten Tabanan
3 dan Bangli. Sedangkan bahan baku berupa daun teh, stroberi, kelapa sawit, alpokat, madu, cengkeh, papaya, susu, bengkuang, dan kayu cendana di datangkan dari luar Bali seperti Jawa barat, Jawa Tengah dan NTT. Produksi UD. Sekar Jagat di liat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Jumlah produksi Lulur Sekar Jagat tahun 2010-2014 Tahun Jumlah Produksi Kenaikan Penurunan Presentase (Pot) (Pot) (Pot) (%) 2010 2.830.142 - - - 2011 3.031.100 200.958-45 2012 2.998.242-32.858 4 2013 2.830.202-168.040 29 2014 2.716.488-113.714 22 Jumlah 14.406.174 200.958 314.612 100 Sumber : UD. Sekar Jagat, 2014 Tabel 1.1 di atas mengenai jumlah produksi lulur Sekar Jagat untuk tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 45% dengan jumlah 200.958 pot, karena perusahan sudah memiliki media promosi online dengan website www.sekarjagat.co.id sehingga konsumen lebih mudah memesannya, sedangkan pada tahun 2012 penurunan sebesar 4% dengan jumlah 32.858 pot, tahun 2013 mengalami penurunan 29% dengan jumlah 168.040 pot dan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebanyak 22% dengan jumlah 113.714 pot per tahun, karena banyak produk pesaing dengan jenis yang beredar dipasaran seperti lulur Bali Alus, Bali Ratih dan Lulur Bali Tangi. Dilihat dari harga produk lulur Sekar Jagat oleh UD. Sekar Jagat menggunakan penetapan harga berdasarkan pada kondisi-kondisi pasar bersaing. Pada tahun 2010 sampai dengan 2011 harga lulur Rp 5.000 per pot dan pada
4 tahun 2012 sampai dengan 2014 harga lulur adalah Rp 6.000 per pot. Harga produk yang ditetapkan dengan melakukan secara eceran dan grosir Promosi yang digunakan oleh UD. Sekar Jagat yakni promosi penjualan dengan media brosur, hubungan masyarakat dengan cara menyeponsori kegiatan ogoh-ogoh di banjar Panti Gede dan pemasaran langsung meliputi pemasaran lulur dengan pameran dagang. Mengenai penyaluran produk lulur Sekar Jagat ke konsumen mengalami hambatan karena tidak adanya transportasi pendistribusian lulur kekonsumen. Masyarakat yang memesan produk lulur Sekar Jagat tidak mengambil tepat waktu sehingga produk lulur menumpuk digudang penyimpanan. Berdasarkan kilasan penjelasan diatas tentang bauran pemasaran maka harus dikaji bagaimana penerapan bauran pemasaran lulur di UD. Sekar Jagat Denpasar dalam memasarkan produknya dan bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis, agar UD. Sekar Jagat tetap eksis di dunia bisnis.
5 1.2 Perumusan Masalah Dari uraian di atas maka dapat diambil perumusan masalah yaitu: 1. Bagaimana penerapan bauran pemasaran ( Marketing Mix) lulur yang dilakukan oleh UD. Sekar Jagat? 2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam bauran pemasaran oleh UD. Sekar Jagat? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Mengetahui bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi yang diterapkan UD. Sekar Jagat. 2. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh UD. Sekar Jagat. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi UD. Sekar Jagat, sebagai sumbangan pemikiran untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan. 2. Bagi peneliti, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang bauran pemasaran. 3. Pihak-pihak lain yang mebutuhkan baik digunakan sebagai referensi maupun sebagai bahan informasi tambahan dalam penelitian bauran pemasaran lulur UD. Sekar Jagat terhadap perusahaan lain.
6 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup aspek bauran pemasaran (marketing mix) yaitu adalah komponen-komponen dalam pemasaran yang dikombinasikan oleh perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuan atau target (Kotler, 2000). Ruang lingkup bauran pemasaran dalam penelitian ini ditinjau dari 4P (product, price, place, promotion) yang diterapkan oleh UD. Sekar Jagat. Dengan penelitian ini nantinya diharapkan peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang seharusnya diterapkan dalam menyempurnakan keempat bauran pemasaran, sehingga peneliti dapat memperoleh wawasan tentang bauran pemasaran lulur tradisional secara efektif.