KAJIAN SISTEM ALARM PEKA CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR dan Op-Amp 741

dokumen-dokumen yang mirip
Mekatronika Modul 1 Transistor sebagai saklar (Saklar Elektronik)

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 Transistor Sebagai Saklar 2 (Lampu taman otomatis)

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. perlu lagi menekan saklar untuk menyalakan lampu, sensor cahaya akan bernilai 1

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MATA PELAJARAN : ELEKTRONIKA PENGENDALI DAN OTOMASI

Dioda-dioda jenis lain

BAB II LANDASAN TEORI

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika. Sabtu, 15 Maret 2014

BAB III ANALISA RANGKAIAN

Elektronika. Pertemuan 8

BAB II LANDASAN TEORI

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat

ANALISA RANCANGAN PENGONTROLAN VOLUME PADA TANGKI AIR DILENGKAPI DENGAN INDIKATOR LED

MEMBUAT ALAT BANTU MALAS?

BAB II Transistor Bipolar

I. Tujuan Praktikum. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar.

Input ADC Output ADC IN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR

Prinsip kerja transistor adalah arus bias basis-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter.

TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR DAN SUMBER ARUS

Modul Elektronika 2017

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output

KENDALI KERAN OTOMATIS PADA TOILET PRIA DENGAN SENSOR PIR ( PASSIVE INFRARED )

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram blok alur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1.

PENGERTIAN THYRISTOR

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

BAB 3 PERANCANGAN. Skema sistem lup tertutup dari alat yang dirancang digambarkan pada Gambar 3.1.

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

APLIKASI OP-AMP. (Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY)

MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier)

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR)

PENGUAT EMITOR BERSAMA (COMMON EMITTER AMPLIFIER) ( Oleh : Sumarna, Lab-Elins Jurdik Fisika FMIPA UNY )

PENGUAT TRANSISTOR. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

TRANSISTOR Oleh : Agus Sudarmanto, M.Si Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

Perancangan Pembuatan Pengasut Pada Motor Kapasitor 1 Phase

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8]

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM35D DAN SENSOR ASAP

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

PENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP)

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

Elektronika Daya ALMTDRS 2014

Transistor Bipolar BJT Bipolar Junction Transistor

Bab III Pelaksanaan Penelitian. III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut

BAB II LANDASAN TEORI

ALAT PENDETEKSI KETINGGIAN AIR DENGAN SENSOR LEVEL BERBASIS MICROCONTROLER. Nama Tulis Sendiri Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya ABSTRAK

PERTEMUAN 9 RANGKAIAN BIAS TRANSISTOR (LANJUTAN)

MODUL 04 PENGENALAN TRANSISTOR SEBAGAI SWITCH

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor

USER MANUAL LEGO LINE FOLLOWING MATA DIKLAT : SISTEM OTOMASI DAN PENGENDALIAN ELEKTRONIKA

BAB III GERBANG LOGIKA BINER

BAB 2 TEORI DASAR. Gambar 2.1 Skematik Perangkat Pelayangan Magnetik Bola

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

SISTEM ALARM ANTI MALING DAN ANTI KEBAKARAN UNTUK PENGAMANAN GEDUNG

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Laporan Praktikum

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B a b. Pembiasan BJT. = β..(4.3)

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut :

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sensor dan Transduser

BAB III PERANCANGAN SISTEM

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

Penguat Inverting dan Non Inverting

Modul 05: Transistor

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

Workshop Instrumentasi Industri Page 1

I. Tujuan Praktikum. Mampu mengenali bentuk dan karakteristik LDR. Mampu membuat rangkaian pembagi tegangan

BAB III PERANCANGAN ALAT

Daerah Operasi Transistor

BAB III PERANCANGAN ALAT

Alokasi Waktu Menjelaskan dan. Penguat common emitor. Analisis DC pada. 4 x 50 common emitor,analisis common.

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

Pengertian Transistor fungsi, jenis, dan karakteristik

USER MANUAL TRAINER SAKLAR SUHU OTOMATIS MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI

Percobaan 3 Rangkaian OPAMP

BAB II LANDASAN TEORI

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Gambar 1 Tampilan alat

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid aya Yogyakarta, 8 Februari 2005 KAJIAN SISTEM ALAM PEKA AHAYA MENGGUNAKAN TANSISTO dan Op-Amp 741 Oleh: Pujianto Staf Pengajar Jurdik Fisika FMIPA UNY ASTAK Makalah ini disajikan untuk menunjukkan salah satu pemanfaatan transistor dan Op-Amp 741 sebagai saklar elektronik peka cahaya. Op-Amp 741 digunakan sebagai komparator dan sebagai hambatan (resistor) digunakan LD (Light Dependent esistor) yang nilai hambatannya akan turun apabila dikenai cahaya. Prinsip kerja dari sistem alarm ini adalah keadaan transistor pada saat saturasi dan keadaan transistor pada saat terputus. Pada saat saturasi dikatakan transistor dalam keadaan menyala (ON) dan pada saat terputus dikatakan transistor dalam keadaan padam (OFF). Hasil analisis rangkaian menunjukkan bahwa apabila cahaya jatuh pada LD maka keluaran Op-Amp mempunyai tegangan nol, sehingga transistor padam dan elay tak dialiri arus. Apabila cahaya terhalang maka hambatan LD naik sehingga tegangan masukan positif ke Op-Amp naik, akibatnya tegangan keluaran dari komparator mempunyai tegangan positif sehingga transistor dalam keadaan saturasi dan arus mengalir dalam kumparan elay. Kata kunci: Transistor, Op-Amp 741, Saklar, Peka cahaya, saturasi PENDAHULUAN Transistor adalah komponen aktif dengan arus tegangan atau daya keluarannya dikendalikan oleh arus masukan. Ada tiga terminal dalam transistor. Ketiga terminal tersebut disebut asis (), Kolektor () dan Emitor (E). Ada dua jeniss transistor yaitu pnp dan npn. Adapun simbol dari masing-masing jeniss tersebut adalah sebagai berikut: Gambar 1. Simbol transistor pnp Simbol transistor npn Tanda anak panah menunjukkan arah aliran arus, bila sambungan emitor-basis diberi prasikap maju. ila transistor tidak diberi prasikap (terbuka) maka semua arus di dalam transistor adalah nol (Thomas, 2002). erdasarkan prinsip aliran arus ini dapat F-87

Pujianto Kajian Sistem Alarm dibuat suatu saklar dari transistor, di mana transistor berada dalam dua keadaan yaitu saturasi dan terputus. Pada keadaan saturasi beda tegangan antara kolektor dan emitor sama dengan nol dan arus yang mengalir mendekati nilai. Pada keadaan terputus tegangan antara kolektor dan emitor sama dengan dan arus kolektor sama dengan nol. Pada keadaan saturasi transistor dikatakan menghantar (ON) dan pada keadaan terputus transistor dikatakan padam (OFF). Untuk lebih lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 2. Keadaan transistor pada dua keadaan: saturasi dan terputus. SAKLA ELEKTONIK Saklar transistor hanyalah merupakan satu macam saklar elektronik. Disatu pihak saklar transistor digunakan dalam multivibrator, yang terdiri dari dua saklar transistor yang saling berinteraksi. Saklar transistor dalam bentuk yang lebih umum membentuk pintupintu logika (logic gates) yang bersama multivibrator merupakan komponen-komponen utama dari pada elektronika digital (Malvino, 2003). Pintu-pintu logika serta multivibrator yang digunakan dalam elektronika digital adalah berupa I dengan berbagai skala integrasi. SAKLA TANSISTO angkaian dasar dari pada suatu saklar transistor adalah sebagai berikut: Ic q1 (menghantar) 0 Q2 (terputus) 0 cc Gambar 3. angkaian saklar transistor; Karakteristik keluaran transistor dan garis beban F-88

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid aya Yogyakarta, 8 Februari 2005 Gambar 3. menunjukkan karakteristik keluaran beserta garis bebannya. Pada rangkaian akan tampak bahwa bila arus basis I = I 0 maka transistor tepat akan saturasi. Pada keadaan ini beda potensial antara kolektor dan emitor adalah amat kecil, yaitu sama dengan E, arus yang mengaliri hampir sama dengan, hambatan kolektor adalah kebalikan dari pada kemiringan kurva saturasi dari transistor. ila arus basis diperbesar menjadi I 1 atau I 2 atau lebih besar lagi, tegangan kolektor ( E ) dan arus kolektor I tak berubah nilainya, yaitu masing-masing tetap sama dengan E dan. Inilah mengapa keadaan ini diberi nama keadaan saturasi atau keadaan jenuh, sebab nilainya tak berubah walaupun arus basis ditambah terus (Sutrisno, 1994). Nilai arus basis bergantung kepada tegangan s yang digunakan untuk menghantarkan transistor (membuatnya ON) dan juga kepada hambatan yang dipasang seri dengan basis. Arus basis I dapat dihitung dari: I S E S 0,7 = =. (1) Hubungan antara arus basis dan arus kolektor adalah linier, yang berarti arus kolektor berbanding lurus dengan arus basis kurang dari I O, yaitu arus basis yang tepat mengakibatkan keadaan saturasi. agian dari garis beban antara q 1 dan q 2 pada gambar 3 disebut daerah linier, sehingga: I = h fe. I = β. I.. (2) PENGUAT OPEASIONAL (Op-Amp) Penguat operasional (Op-Amp) adalah penguat gandeng langsung (direct coupled/dc) dengan perolehan tinggi yang mempunyai impedansi masukan tinggi dan impedansi keluaran rendah (Thomas, 2002). Diagram blok internal dan simbol suatu penguat operasional dapat dilihat pada gambar di bawah ini: - in + in Penguat diferensial Penguat tambahan Penyangga dan Penggeser arus Penggerak Keluaran Output F-89

Pujianto Kajian Sistem Alarm Gambar 4. Diagram blok internal dan simbol dari penguat operasional Masukan Op-Amp yang berlabel inverting (-) dan non inverting (+) merupakan masukan bedaan (diference input). Umumnya sinyal masukan diberikan ke salah satu masukan. Adapun masukan yang lain digunakan untuk mengendalikan karakteristik komponen. Penguatan antara keluaran dan masukan inverting adalah negatif (membalik polaritas) sedangkan penguatan antara keluaran dan masukan non-inverting adalah positif (tak membalik polaritas). Op-Amp mempunyai dua tegangan catu yang berlabel + dan yang sama dan polaritasnya berlawanan. Namun Op-Amp dapat juga digunakan pada tegangan catu tunggal ke salah satu pin catu, sedangkan pin catu yang lain dilatarkan (grounded). Arus prasikap masukan pada Op-Amp adalah arus rerata dari arus yang masuk ke dua terminal masukan dari Op-Amp seimbang. Untuk Op-Amp μa 741 nilai tipikal 80 na dan maksimum 500 na. Dengan naiknya suhu arus prasikap turun atau resistansi masukan naik (Thomas, 2002). ANANGAN DAI ANGKAIAN SAKLA PEKA AHAYA erdasarkan sifat dan karakteristik dari transistor maupun Op-Amp 741 tersebut di atas, dapat dirancang suatu rangkaian alarm peka cahaya sebagai berikut: Gambar 5. angkaian Alarm Peka ahaya Adapun prinsip kerja dari rangkaian di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: F-90

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid aya Yogyakarta, 8 Februari 2005 Fungsi dari Op-Amp 741 pada rangkaian di atas adalah sebagai komparator. ila cahaya jatuh pada 3 maka keluaran Op-Amp 741 mempunyai tegangan nol, sehingga transistor padam dan relay L 1 tak dialiri arus. Apabila cahaya terhalang maka hambatan 3 naik, sehingga b naik. LD atau 3 hambatannya akan turun bila terkena cahaya. ila b > a maka keluaran komparator mempunyai tegangan positif sehingga transistor saturasi, dan arus mengalir dalam kumparan relay, menutup saklar relay L 1 sehingga bel berbunyi. el akan berbunyi selama cahaya terhalang menyinari 3. Untuk membuat agar bel tetap berbunyi walaupun penghalang sudah berlalu, saklar relay L 2 yang ditutup oleh relay yang sama, dihubungkan seperti pada gambar. Pada keadaan ini saklar sensor disebut bersifat latching. Sifat latching ini terjadi oleh karena dengan mengalirnya arus melalui kumparan, maka relay L 2 tertutup, sehingga arus dari mengalir ke tanah. Walaupun transistor menjadi padam lagi bila penghalang sudah berlalu arus mengalir melalui L 2. Saklar S 1 bersifat N (Normally onnected), dan digunakan untuk mematikan bel bila relay ada dalam keadaan latching (mengunci). Diode D digunakan untuk mencegah terjadinya ggl induksi pada kumparan. KESIMPULAN DAN SAAN erdasarkan analisis terhadap rangkaian yang telah dirancang dapat disimpulkan bahwa rancangan sistem rangkaian yang telah dibuat dapat digunakan sebagai alarm peka cahaya. Namun untuk kelancaran jalannya aliran arus ke tiap komponen perlu diperhatikan penyambungan antar komponen penyusun rangkaian tersebut. DAFTA PUSTAKA Malvino, 2003. Prinsip-prinsip Elektronika. Jakarta: Salemba Teknika Sutrisno, 1994. Diktat Elektronika Lanjutan. andung: FMIPA-IT Thomas Sri Widodo, 2002. Elektronika Dasar. Jakarta: Salemba Teknika F-91