BAB IV PEMBAHASAN. Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. halusinasi. Meskipun bentuk halusinasinya bervariasi tetapi sebagian besar

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan meningkatnya penderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang. menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

BAB I PENDAHULUAN. baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Masalah gangguan kesehatan jiwa menurut data World Health

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sudut panang medis. Rentang adaptasi-maladaptasi berasal dari sudut sudut

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

BAB I PENDAHULUAN. terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang No. 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, mampu memberikan kontribusi pada komunitasnya.

PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau. mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari.

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007).

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. tersebut yang disertai dengan perilaku mengamuk yang tidak dapat dibatasi

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. A DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI DI BANGSAL AYODYA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti sekarang

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat

Koping individu tidak efektif

Kata Pengantar. Malang, 22 September Penulis,

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan

BAB II TINJAUAN TEORI

LAPORAN KASUS PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN PADA

BAB I PENDAHULUAN. dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun. komunitas, dalam berhubungan dengan lingkungan manusia harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal

BAB I PENDAHULUAN. dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan individu

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Halusinasi merupakan salah satu gejala yag sering ditemukan pada klien

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II TINJAUAN KONSEP

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa Menurut World Health Organization adalah berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut World Health Organization (WHO) adalah. keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

LAMPIRAN. Implementasi dan Evaluasi keperawatan Hari/ tanggal 18 Juni 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan disability (ketidakmampuan) (Maramis, 1994 dalam Suryani,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. P DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. L DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

MANUSKRIP OLEH : FATIMA DA SILVA DE JESUS PRODI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2017

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar ahli madya keperawatan

Dari aspek pengungkapan dan pertukaran informasi, komunikasi digolongkan menjadi 2 bentuk sebagai berikut.

BAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif

tuntutan orang tua. Hal ini dapat menyebabkan anak mulai mengalami pengurangan minat dalam aktivitas sosial dan meningkatnya kesulitan dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan diagnosa keperawatan isolasi sosial di ruang P3 (Wisma Drupada) di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang, maka penulis pada bab ini akan membahas beberapa kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus. Pembahasannya meliputi: A. Pengkajian Dalam melakukan pengkajian penulis sedikit menemukan kesulitan, karena klien kurang berminat dalam memberikan keterangan-keterangan yang penulis butuhkan. Penulis menggunakan teknik wawancara langsung ke pasien, tidak menggunakan dengan teknik wawancara kepada keluarga klien dikarenakan dalam waktu satu minggu (selama penulis melakukan studi kasus) keluarga klien tidak ada yang mengunjungi klien.penulis juga memperoleh data dari hasil observasi-partisipatif (melakukan pengamatan secara langsung dan turut serta dalam melakukan tindakan pelayanan kesehatan. Selain itu, untuk mendukung data yang diperoleh, penulis menggunakan data dari hasil studi dokumentasi (rekam medik) klien yang ada di ruangan. Secara umum, pengkajian yang terdapat dalam tinjauan teori dengan pengkajian yang terdapat dalam tinjauan kasus terdapat banyak kesamaan, namun ada beberapa perbedaan yang timbul antara tinjauan teoripada fokus pengkajian menurut Kusumawati & Hartono (2011) dengan tinjauan kasus. 43

44 Perbedaan pertama yaitu ditemukan pada pada identitas sering ditemukan pada usia dini atau muncul pertama kali pada masa pubertas, sedangkan pada tinjauan kasus klien mengalami gangguan jiwa pertama kurang lebih saat umur 35 tahun. Perbedaan yang ke dua yaitu pada pengkajian persepsi, dimana dalam tinjauan teori menurut Kusumawati & Hartono (2011), pada persepsi tidak terdapat halusinasi atau waham, namun pada tinjauan kasus penulis menemukan adanya halusinasi pendengaran pada klien.tetapi menurut teori Direja (2011) seseorang yang mengalami isolasi sosial bila tidak dilakukan intervensi lebih lanjut, maka akan menyebabkan klien mengalami perubahan persepsi: halusinasi. Sehingga dapat di simpulkan bahwa halusinasi ini muncul sebagai akibat dari masalah isolasi sosial yang belum teratasi. Perbedaan yang ke tiga yaitu pada pengkajian proses berpikir, dimana dalam tinjauan teori menurut Kusumawati & Hartono (2011) gangguan proses berpikir jarang ditemukan, namun dalam tinjauan kasus penulis menemukan adanya proses berpikir yang lambat / lama (saat diajak bicara dan saat menjawab pertanyaan yang ditanyakan cukup lama) atau bisa disebut juga dengan flight of ideas. Selain ketiga perbedaan diatas, penulis tidak menemukan tingkat konsentrasi dan berhitung pada fokus pengkajian (Kusumawati & Hartono, 2011) dalam tinjauan teori, tetapi muncul pada tinjauan kasus. Penulis menemukan adanya gangguan pada tingkat konsentrasi dan berhitung klien

45 sulit berkonsentrasi dan saat diajukan hitungan sederhana klien tidak dapat menjawab. Perbedaan lain yang tidak ditemukan penulis dalam fokus pengkajian (Kusumawati & Hartono, 2011) dalam tinjauan teori, tetapi muncul pada tinjauan kasus. Pada tinjauan kasus disebutkan adanya faktor presipitasi, yaitu klien mempunyai keinginan dalam hal materi tapi tidak tercapai. Faktor presipitasi ini mendukung terjadinya isolasi sosial, namun pada fokus pengkajian dalam tinjauan teori faktor presipitasi ini tidak termasuk dalam fokus pengkajian pada klien dengan isolasi sosial. Meskipun demikian, penulis tetap mencantumkan data pada faktor presipitassi tersebut sebagai data pencetus terjadinya isolasi sosial, karena telah disebutkan dalam tinjauan teori menurut Direja (2011) pada faktor penyebab terjadinya isolasi sosial bahwa faktor presipitasi merupakan salah satu penyebab terjadinya isolasi sosial. B. Implementasi Penulis dalam hal ini telah melakukan implementasi kepada klien dengan menggunakan SP dan yang baru dilakukan baru melatih SP I (Membina hubugan salaing percaya dengan klien, mengidentifikasi penyebab isolasi sosial, menjelaskan kerugian dan keuntungan bila berhubungan dengan orang lain, melatih berkenalan dengan orang lain, membuat jadwal kegiatan pasien), melatih SP II (Mengevaluasi SP 1, melatih berhubungan dengan orang lain secara bertahap, memasukan dalam jadwal harian), dan setiap hari mengobservasi kegiatan klien. Tindakan yang sudah dilakukan tetapi belum optimal yaitu SP II (Mengevaluasi SP 1, melatih berhubungan dengan orang

46 lain secara bertahap, memasukan dalam jadwal harian), hal ini disebabkan karena SP II baru satu kali diajarkan dan keterbatasan waktu. Dan dalam mengajarkan SP I penulis melakukannya dengan lima kali pertemuan ini dikarenakan klien belum menguasai SP I dan klien cenderung menyendiri, menutup diri dari lingkungan, berkomunikasi seperlunya, menarik diri, kontak mata kurang. Hal ini sesuai dengan teori bahwa klien dengan isolasi sosial lebih suka menyendiri di ruangan, tidak berkomunikatif, menarik diri, tidak melakukan kontak mata (kontak mata kurang), berfikir sesuai pikiran sendiri, suka melamun, dan berdiam diri (Kusumawati dan Hartono, 2011). Dan strategi pelaksanaan (SP) ke keluarga belum dilakukan dikarenakan keluarga klien belum mengunjungi klien. C. Evaluasi Dalam melakukan evaluasi akhir pada tanggal 21 Juni 2014 pukul 14.00 WIB yaitu masalah pada klien belum teratasi/berhasil dan rencana tindak lanjut adalah mengoptimalkan SP II (Evaluasi SP 1, latih berhubungan dengan orang lain secara bertahap, masukan dalam jadwal harian), dan observasi kegiatan klien. Dalam hal ini penulis baru mencapai SP II ini dikarenakan terbatasnya waktu yang hanya satu minggu, klien belum mau berhubungan dengan orang lain karena klien merasa bingung dan tidak suka bercerita dengan orang lain (klien merasa orang-orang di sekitar klien semua sama saja dan tidak ada yang kenal dengan orang-orang di sekitar / Wisma Drupada), bicara seperlunya dan ekspresi saat berbicara tidak ada / kurang berseri, afek muka tumpul dan klien belum melakukan jadwal yang sudah dibuat karena klien lebih suka menyendiri

Please download full document at www.docfoc.com Thanks