Keywords: scientific approach, constructivist, Environmental Education, module.

dokumen-dokumen yang mirip
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

BAB III METODE PENELITIAN

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dewi Fitria Cholida, Muntholib, & Aman Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Borg and Gall (2003),

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL EXPERIENTIAL LEARNING YANG DIARAHKAN UNTUK STRATEGI THINK TALK WRITE PADA MATERI SISTEM SARAF

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH FUNDAMENTAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: ).

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau yang biasa lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian dan pengembangan (Research and Development).

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS READING, QUESTIONING AND ANSWERING (RQA) UNTUK SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI SISTEM EKSKRESI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL BIOTEKNOLOGI LINGKUNGAN BERBASIS PENELITIAN MATAKULIAH BIOTEKNOLOGI UNTUK MAHASISWA S1 UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Research&Development (R&D)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL BERWAWASAN SALINGTEMAS (SAINS, LINGKUNGAN, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT) PADA MATERI SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM KELAS VII

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research & Development). Menurut Sukmadinata (2009)

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

PENGEMBANGAN MODEL RANGKA MANUSIA PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD BAKULAN

PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA HANDOUT YANG DILENGKAPI GLOSARIUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI MATRIKS KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS SAINTIFIK 5M DENGAN PANDUAN MIND MAP PADA MATERI KOLOID

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada metode. penelitian dan pengembangan.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN MUTASI GEN PADA MATAKULIAH GENETIKA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL ETNOBOTANI MASYARAKAT USING DI SMA NEGERI 1 GIRI BANYUWANGI

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM TELESKOP REFLEKTOR BERBASIS MODEL PDEODE

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI TITRASI ASAM BASA BERBASIS PENDEKATAN ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. pengembangan berbasis industri, yang temuan-temuannya dipakai untuk

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Ina Agustin Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Ronggolawe Tuban

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERPENDAKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PEMBUATAN BEBE ANAK UNTUK SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PENGASIH JURNAL

PENGEMBANGAN MODUL AUDIO VISUAL UNTUK PELATIHAN PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESSMENT KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS.

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XII SEMESTER 1 BERBASIS LEARNING CYCLE 5 FASE

Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERMUATAN SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY (SETS) POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS UNTUK SISWA SMA/MA KELAS X

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

PENGEMBANGAN MEDIA KARTUN IPA POKOK BAHASAN GAYA MAGNET KELAS V DI SD NEGERI 1 SEKARSULI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

IMPLEMENTASI MODUL FISIKA KELAS XI SMA PADA MATERI DINAMIKA GETARAN MENGGUNAKAN APLIKASI SPREADSHEET BERBASIS EMPAT PILAR PENDIDIKAN

Triyas Kusumawardhani*, Widjianto, Sulur** Universitas Negeri Malang.

BAB III METODE PENELITIAN

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan. Oleh KHOTIM NURMA INDAH S

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC. Norma Dewi Shalikhah

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model

THE DEVELOPMENT OF ACCOUNTING LEARNING MEDIA USING LECTORA INSPIRE IN FINANCIAL STATEMENT TOPIC OF GRADE X AT SMK NEGERI 1 MALANG

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA SMA MATERI HUKUM NEWTON DAN APLIKASINYA

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME UNTUK SISWA SMAN 1 KEPANJEN KELAS XI Oleh Mohammad Charisun 1, Mimien Henie Irawati 2, SitiImroatul Maslikah 3 Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5, Malang Email:charisunm@yahoo.com Abstract: The kind of the research is research and development. The development of this module used a model from Borg and Gall (1983).The development stages of this module include (1) Research and Information Collecting, (2) Planning, (3) Develop Preliminary Form of Product, (4) Preliminary Field Testing, and (5) Main Product Revision. The product validation involves 9 validators which consist of 2 Biology lecturer from Faculty of Science and Mathematic, State University of Malang, a Biology teacher from SMAN 1 Kepanjen, and 6 students class XI SMAN 1 Kepanjen.The validation result is used to revise the product.validation result percentage by media experts 89.78%, 82.38% of field experts, 81.35% of square expert, and 89.73% of the students. Keywords: scientific approach, constructivist, Environmental Education, module. Abstrak: Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan modul ini menggunakan model pengembangan dari Borg dan Gall (1983). Tahap-tahap pengembangan modul meliputi (1) Research and Information Collecting, (2) Planning, (3) Develop Preliminary Form of Product, (4) Preliminary Field Testing, dan (5) Main Product Revision.Validasi produk melibatkan 9 validator yang terdiri dari dua orang dosen jurusan Biologi FMIPA UM, satu orang guru Biologi SMAN 1 Kepanjen, dan 6 siswa kelas XI SMAN 1 Kepanjen. Hasil validasi digunakan untuk revisi produk.hasil validasi oleh ahli media sebesar 89,78%, ahli materi sebesar 82,38%, ahli lapangan sebesar 81,35%, dan oleh siswa sebesar 89,73%. Kata kunci: pendekatan saintifik, konstruktivisme, PendidikanLingkungan Hidup, modul. Kurikulum 2013 menurut Peraturan Menteri Nomor 69 tahun 2013, merupakankurikulum hasil pengembangan dan penyempurnaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pengembangan dan penyempurnaan KTSP menjadi Kurikulum 2013, yaitu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK), dan pendekatan pembelajaran yang digunakan. SKL pada KTSP setiap mata pelajaran berbeda, sedangkan Kurikulum 2013 sama pada semua mata pelajaran. Standar Kompetensi (SK) pada KTSP, digantikan dengan Kompetensi Inti (KI) pada Kurikulum 2013. Pendekatan yang digunakan pada KTSP adalah pendekatan kontekstual dan konstruktivisme, sedangkan pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah. Guru berperan penting sebagai fasilitator dan pendesain bahan ajar yang berupa media, LKS, dan modul

pembelajaran, sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Dasar (KD), dan Kompetensi Inti (KI) (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, 2013). Modul merupakan suatu unit program pengajaran yang disusun dalam bentuk tertentu untuk keperluan belajar. Modul bisa dipandang sebagai paket program pengajaran yang terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan pelajaran, metode belajar, alat atau media, serta sumber belajar dan sistem evaluasinya.modul memiliki karakteristik tertentu, misalnya berbentuk unit pengajaran terkecil dan lengkap, berisi rangkaian kegiatan belajar yang dirancang secara sistematis, berisi tujuan belajar yang dirumuskan secara jelas dan khusus, dan memungkinkan siswa belajar mandiri (Suratsih dkk., 2010).Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar, akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih KD dibandingkan dengan peserta didik lainnya (Depdiknas, 2008). Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai salah satu mata pelajaran bermuatan lokal berbasis Ilmu Pengetahuan Alam yang menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami lingkungan sekitar. Pendidikan Lingkungan Hidup bertujuan untuk mengubah perilaku manusia yang tidak peduli dengan lingkungan menjadi perilaku peduli lingkungan (Menteri Lingkungan Hidup, 2012). Berdasarkan hasil observasi di SMAN 1 Kepanjen pada bulan Nopember 2013, ditemukan fakta bahwa kegiatan pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup banyak dilakukan dengan metode diskusi dan presentasi. Berdasarkan observasi, peranan siswa dalam diskusi kelompok justru didominasi oleh siswasiswa yang pandai sedangkan siswa yang kurang pandai hanya menunggu jawaban dari siswa pandai. Kegiatan presentasi juga demikian, hanya siswa yang dianggap pandai dalam satu kelompok saja yang menyampaikan hasil diskusinya sedangkan anggota kelompok lainnya hanya diam di belakang saja.fakta berikutnya adalah masih menggunakan satu buku LKS sebagai sumber belajar,sehingga ilmu dari siswa hanya terbatas pada satu buku ajar tersebut. Penyebab dari dua permasalahan utama tersebut yaitu pembelajaran yang menggunakan metode diskusi-presentasi dan keterbatasan bahan ajar dapat disebabkan oleh keterbatasan waktu dan kesiapan siswa secara indidvidu yang kurang sebelum siswa bekerja dalam kelompok, sehingga siswa hanya bergantung dari penjelasan guru. Keterbatasan waktu di dalam kelas dapat ditutupi dengan proses pembelajaran yang dilakukan secara mandiri oleh masing-masing siswa (Purwanto, 2007). Belajar secara mandiri dapat memenuhi tujuan pembelajaran siswa. Salah satu pembelajaran mandiri yaitu dapat menggunakan pembelajaran modul. Masalah yang lain juga dapat disebabkan oleh strategi dalam pemberian ceramah, kegiatan diskusi, dan presentasi yang kurang melayani pembelajaran secara individual. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan solusi untuk mengembangkan modul berpendekatan saintifik berorientasikan konstruktivisme yang dapat memberikan pelayanan pembelajaran secara individu kepada siswa, yaitu setiap siswa dapat memiliki bahan ajar yang digunakan untuk belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak tergantung

pada temannya. Siswa yang kurang pandai tidak perlu terburu-buru mengikuti pemahaman siswa yang pandai, sedangkan siswa yang pandai juga tidak perlu menunggu siswa yang kurang pandai. Modul yang berorientasi konstruktivisme juga dapat melatih siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya dan memberi makna melalui pengalaman nyata (Nurhadi dkk., 2004). METODE Prosedur penelitian pengembangan menggunakan penelitian dan pengembangan Borg & Gall (1983) yang mengemukakan 10 langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan tersebut adalah sebagai berikut: (1) Research and Information Collecting, (2) Planning, (3)Develop Preliminary Form of Product, Preliminary Field Testing, Main Product Revision, Main Field Testing, Operational Product Revision, Operational Field Testing, Final Product Revision, Dissemination and Implementation. Penelitian pengembangan ini hanya dibatasi hingga langkah ke-5, seperti yang akan dijelaskan pada prosedur penelitian pengembangan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam pengembangan modul adalah angket. Angket yang digunakan terdiri (1) angket validasi ahli media, (2) angket validasi ahli materi, (3) angket validasi ahli lapang, dan (4) angket validasi siswa. Setiap angket memuat komentar atau saran terhadap modul yang sudah dikembangkaan. Data diperoleh dari hasil validasi ahli media, ahli materi, ahli lapangan dan siswa. Modul dianggap valid atau layak apabila hasil validasi 66%. HASIL 1. Data Kuantitatif Data kuantitatif diperoleh dari skor angket penilaian validator. Validator berjumlah sembilan orang yaitu satu validator ahli media (dosen),satu validator ahli materi (dosen), satu validator ahli lapangan (guru), dan enam siswa SMAN 1 Kepanjen. Validasi oleh ahli media dilakukan pada tanggal 26 Mei 2014 dengan rangkuman analisis hasil validasi ahli media dapat dilihat pada Tabel 4.1. Berdasarkan hasil validasi oleh ahli media pada Tabel 4.1 diketahui bahwa aspek yang dinilai dalam modul ini menunjukkan kriteria sangat valid dengan persentase 89,78% yang berarti tidak perlu revisi dan modul ini dapat dikatakan layak untuk diterapkan dalam pembelajaran, namun tetap dilakukan perbaikan berdasarkan tanggapan, kritik, dan saran yang diberikan oleh validator. Validasi oleh ahli materi dilakukan pada 22 Mei 2014 dengan rangkuman analisis hasil validasi ahli materi dapat dilihat pada Tabel 4.2.Hasil validasi oleh ahli materi yang tercantum pada Tabel 4.2 diketahui bahwa aspek yang dinilai dalam modul ini menunjukkan kriteria sangat valid dengan persentase 82,38% yang berarti tidak perlu revisi dan modul ini dapat dikatakan layak untuk diterapkan dalam pembelajaran, namun tetap dilakukan perbaikan berdasarkan tanggapan, kritik, dan saran yang diberikan oleh validator. Validasi oleh ahli lapangan dilakukan pada tanggal 26 Juni2014 dengan rangkuman analisis hasil validasi ahli lapangan dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Berdasarkan hasil validasi oleh ahli lapangan pada Tabel 4.3 diketahui bahwa aspek yang dinilai dalam modul ini menunjukkan kriteria sangat valid dengan persentase 81,35% yang berarti tidak perlu revisi dan modul ini dapat dikatakan layak untuk diterapkan dalam pembelajaran, namun tetap dilakukan perbaikan berdasarkan tanggapan, kritik, dan saran yang diberikan oleh validator. Penilaian oleh siswa dilakukan pada tanggal 18 Juni2014 dengan rangkuman analisis hasil keterbacaan siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4. Hasil validasi oleh siswa yang tercantum pada Tabel 4.4 diketahui bahwa aspek yang dinilai dalam modul ini menunjukkan kriteria sangat valid dengan persentase 89,73% yang berarti tidak perlu revisi dan modul ini dapat dikatakan layak untuk diterapkan dalam pembelajaran, namun tetap dilakukan perbaikan berdasarkan tanggapan, kritik, dan saran yang diberikan oleh siswa. Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Analisis Validasi Ahli Media No Aspek yang Dinilai Persentase Keterangan 1 Cover 95,83 Sangat Valid 2 Daftar Isi 100 Sangat Valid 3 Kata Pengantar 75 Valid 4 Petunjuk Penggunaan Modul 75 Valid 5 Glosarium 100 Sangat Valid 6 Kegrafisan 92,86 Sangat Valid Rerata 89,78 Sangat Valid Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Analisis Validasi Ahli Materi No Aspek yang Dinilai Persentase Keterangan 1 Kesesuaian Materi dengan SK dan KD 90 Sangat Valid 2 Keakuratan Materi 90 Sangat Valid 3 Kemutakhiran Materi 93,75 Sangat Valid 4 Kebenaran Konsep 100 Sangat Valid 5 Keruntutan Pengkajian Materi 75 Valid 6 Kemudahan Materi untuk 75 Valid Dipahami 7 Kelengkapan materi 75 Valid 8 Kekontekstualan Materi 75 Valid 9 Keterkinian Materi 75 Valid 10 Keakuratan Referensi 75 Valid Rerata 82,38 Sangat Valid

Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Analisis Validasi Ahli Lapangan No Aspek yang Dinilai Persentase Keterangan 1 Cover 75 Valid 2 Daftar Isi 75 Valid 3 Kata Pengantar 75 Valid 4 Petunjuk Penggunaan Modul 75 Valid 5 Glosarium 75 Valid 6 Kegrafisan 82,14 Sangat Valid 7 Kesesuaian Materi dengan SK dan KD 75 Valid 8 Tujuan Pembelajaran 100 Sangat Valid 9 Soal Evaluasi 100 Sangat Valid Rerata 81,35 Sangat Valid Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Analisis Keterbacaan Siswa No Aspek yang Dinilai Persentase Keterangan 1 Cover 83,33 Sangat Valid 2 Daftar Isi 79,17 Valid 3 Kata Pengantar 95,83 Sangat Valid 4 Petunjuk Penggunaan Modul 81,94 Sangat Valid 5 Tujuan Pembelajaran 89,58 Sangat Valid 6 Soal Evaluasi 93,75 Sangat Valid 7 Umpan Balik 95,83 Sangat Valid 8 Glosarium 89,58 Sangat Valid 9 Daftar Pustaka 95,83 Sangat Valid 10 Bahan Penarik Perhatian 92,5 Sangat Valid Rerata 89,73 Sangat Valid 2. Data Kualitatif Data kualitatif berupa kritik, tanggapan, dan saran dari validator dan siswa dapat digunakan sebagai perbaikan. Kritik, tanggapan, dan saran dari ahli media dapat dilihat pada Tabel 4.5. Kritik, tanggapan, dan saran dari ahli materi dapat dilihat pada Tabel 4.6. Kritik, tanggapan, dan saran dari praktisi pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.7. Kritik, tanggapan, dan saran dari siswa dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.5 Tanggapan, Kritik, dan Saran Ahli Media No Bagian/Halaman Tanggapan, Kritik, dan Saran 1. Halaman 19 2. Bagian mencoba Gambar terlalu kecil, kurang jelas Ukuran pot Campuran tanah Banyaknya pupuk Jenis pupuk

Tabel 4.6 Tanggapan, Kritik, dan Saran Ahli Materi No Bagian/Halaman Tanggapan, Kritik, dan Saran 1. Bagian SK dan KD Pembuatan Indikator/Tujuan 2. Halaman 18 Kalimatnya diganti supaya jelas Tabel 4.7 Tanggapan, Kritik, dan Saran AhliLapangan No Bagian/Halaman Tanggapan, Kritik, dan Saran 1. Cover 2. Petunjuk penggunaan modul Tabel 4.8 Tanggapan, Kritik, dan Saran Siswa Warna judul buku, kemenarikan gambar cukup baik Cukup baik No Bagian/Halaman Tanggapan, Kritik, dan Saran 1 Cover Gambar-gambar yang ada di cover diperbesar 2 Petunjuk penggunaan untuk siswa Dengan adanya petunjuk penggunaan modul siswa lebih mudah mempelajari dan memahami isi modul 3 Glosarium Sebaiknya kata-kata sulitnya/kata asingnya ditambah PEMBAHASAN Produk akhir yang dihasilkan berupa modul modul berpendekatan saitifik berorientasi konstruktivisme yang telah direvisi. Modul ini dikembangkan dengan tujuan untuk melayani siswa belajar secara mandiri dalam rangka melaksanakan pembelajaran individu. Revisi dilakukan berdasarkan komentar dan saran dari validator dan siswa. Revisi modul dilakukan pada bagian cover, kegiatan mencoba, indikator, tujuan pembelajaran, kalimat dalam materi, gambar ilustrasi dalam modul dan glosarium. Modul yang dikembangkan secara keseluruhan telah memenuhi komponen modul. Modul berisi tujuan pembelajaran, daftar isi, petunjuk penggunaan, materi, uji kompetensi, rangkuman, umpan balik, glosarium, dan daftar pustaka. Setiap kegiatan belajar memuat serangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. Materi pencemaran air merupakan salah satu materi yang tidak terlalu sulit untuk dipahami. Materi ini dapat diajarkan melalui pendekatan saintifik berorientasi konstruktivisme, karena pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat mengasah ketrampilan proses sains siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kriteria yang digunakan untuk memutuskan bahwa media pembelajaran yang dibuat memiliki derajat validitas yang memadai adalah nilai valid untuk keseluruhan aspek pada media minimal berada dalam kategori valid. Jika tidak demikian, maka perlu dilakukan revisi berdasarkan saran para validator atau dengan melihat kembali aspek-aspek yang nilainya kurang, selanjutnya dilakukan validasi ulang lalu dianalisis kembali demikian seterusnya sampai memenuhi kategori valid (Ramdani & Dini, 2011).

Hasil validasi oleh ahli media menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan layak digunakan dengan revisi pada beberapa bagian, yaitu dengan persentase 89,78%. Hasil validasi oleh ahli materi menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan layak digunakan dengan revisi pada beberapa bagian, yaitu dengan persentase 82,38%. Hasil validasi oleh ahli lapangan menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan layak digunakan dengan revisi pada beberapa bagian, yaitu dengan persentase 81,35%. Hasil validasi oleh siswa menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan layak digunakan dengan revisi pada beberapa bagian, yaitu dengan persentase 89,73%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil paparan data maka dapat ditarik kesimpulan bahwa modul pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup dengan Pendekatan Saintifik Berorientasi Konstruktivisme untuk Siswa SMAN 1 Kepanjen Kelas XI memiliki kriteria sangat valid dengan rata-rata persentase validitas sebesar 85,81%. Saran Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan bagi penelitian lain yaitu: 1. Pengembangan modul dapat dilanjutkan pada tahap Main Field Testing, Operational Product Revision, Operational Field Testing, Final Product Revision,dan Dissemination and Implementation. 2. Modul yang dikembangkan dapat dijadikan acuan bagi guru untuk mengembangkan modul pada materi yang lain. DAFTAR RUJUKAN Borg, W.R. & Gall, M.D. 1983. Educational Research: An Introduction, Fourtth Edition. New York: Longman. Depdiknas.2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Pembianaan Sekolah Menengah Atas. Menteri lingkungan hidup. 2012. Informasi Mengenai Adiwiyata. (Online), (http://www.menlh.go.id/category/program-unggulan/adiwiyata/), diakses 1 april 2014. Nurhadi, Yasin, A., & Senduk, G. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL)dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM PRESS. Permendiknas. 2006. Standar Isi. Jakarta: Badan Standart Nasional Pendidikian. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.69 Tahun 2013 tentang Standar Isi. Jaringan Dokumentasi dan Informasi Badan Standart Nasional Pendidikan. (Online). (http://muna.staff.stainsalatiga.ac.id/wp-content uploads/sites/65/2013/03/dokumen-kurikulum-2013.pdf), diakses 2 Oktober 2013. Purwanto. 2007. Pengembangan Modul. Jakarta. PUSTEKKOM Depdiknas.

Ramdani & Dini, I. 2011. Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Mindjet Manager Sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Kimia Organik II. (Onlie), Jurnal Chemica,12 (1): 44-53, (http://ojs.unm.ac.id/index.php/chemica/.../pdf), diakses tanggal 1 Juli 2014. Suratsih, Budiwati, Suhandoyo, & Wibowo, Y. 2010. Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Potensi Lokal dalam Kerangka Implementasi KTSP SMA di Yogyakarta. (Online), (http://eprints.uny.ac.id/263/), diakses tanggal 5 Maret 2014.