KECEMASAN MENYUSUN TUGAS AKHIR DITINJAU DARI BERPIKIR POSITIF PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dihadapinya, baik masalah pribadi maupun masalah yang ada di sekitar lingkungan

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian

DAFTAR PUSTAKA. Anastasi, A. dan Urbina, S Tes Psikologi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Alih Bahasa : Imam, R.H. Jakarta : Prenhallindo.

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI

BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN

PROFIL KECEMASAN PESERTA DIDIK DALAM MERENCANAKAN ARAH KARIR PADA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG ARTIKEL E JURNAL DORA VISIA NPM:

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORI

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

Pedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

LAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

#### Selamat Mengerjakan ####

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI BANGSAL MELATI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN MENGERJAKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

#### SELAMAT MENGERJAKAN ####

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, olahraga merupakan hal sangat penting bagi kesehatan tubuh.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi). Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULAN. Kecemasan adalah sinyal akan datangnya bahaya (Schultz & Schultz, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan rakyatnya rendah dan tidak berkualitas. Sebaliknya, suatu negara dan

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU

Hubungan Antara..., Devita, Fakultas Psikologi 2016

Bayu Prakoso F

Kecemasan Wanita Menjelang Kelahiran Anak Pertama ditinjau dari Kepercayaan Diri

PENERAPAN IPTEKS TINGKAT KECEMASAN (ANXIETY) ATLET DALAM MENGIKUTI PERTANDINGAN OLAHRAGA. Indah Verawati

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. adalah penulisan tugas akhir (Iswidharmanjaya, 2006).

KEMATANGAN EMOSI DAN PERSEPSI TERHADAP PERNIKAHAN PADA DEWASA AWAL: Studi Korelasi pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. periodontal seperti gingiva, ligament periodontal dan tulang alveolar. 1 Penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari

MENGURANGI KECEMASAN SISWA DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS

Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No. 2, Desember2006

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS UNTUK MENGURANGI KECEMASAN CALON MAHASISWA DALAM MENGHADAPI SBMPTN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

KEMATANGAN EMOSI DAN PSIKOSOMATIS PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pembelajaran. Tetapi juga dalam hal membimbing siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Lembaga

1. Bab II Landasan Teori

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG JURNAL

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Kecemasan dialami pada waktu tertentu oleh tiap individu tanpa

DEWI KUSUMA WARDHANI F

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hasil penelitian yang memenuhi syarat-syarat ilmiah dan digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Stress, rasa takut dan ansietas adalah kondisi yang. sangat sering terjadi dan mudah ditemukan pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada akhir perkuliahan, mahasiswa diwajibkan untuk membuat skripsi. Skripsi adalah

KECEMASAN TERHADAP KETIADAAN HANDPHONE DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL PADA MAHASISWA S1 MANAJEMEN STIE AMA SALATIGA

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

*Hp: /

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

BAB I PENDAHULUAN. Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi

HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

JURNAL MERIA ULFA. AF NPM:

KECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI

Transkripsi:

KECEMASAN MENYUSUN TUGAS AKHIR DITINJAU DARI BERPIKIR POSITIF PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG LATIFAH MUKHAYYAROH Fakultas Psikologi Universitas Semarang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecemasan menyusun tugas akhir ditinjau dari berpikir positif pada mahasiswa. Faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan diantaranya faktor kognitif yang berupa pengharapan, keyakinan dalam berpikir, sikap, persepsi, informasi, konsepkonsep dan sebagainya yang mengarah pada disonansi kognitif. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir di Program Studi DIII Kebidanan UNIMUS. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 50 mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan alat ukur berupa skala yaitu Skala Kecemasan Menyusun Tugas AKhir dan Skala Berpikir Positif. Hasil perhitungan korelasi product moment dengan menggunakan teknik penghitungan SPSS (Statistical Packages for Social Science) for Windows versi 21.0. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh diketahui bahwa r xy = 0,820 dan p= 0,000 (p < 0,01) yang berarti tidak ada hubungan yang negatif antara berpikir positif dengan kecemasan mahasiswa dalam menyusun tugas akhir. Kata kunci: Kecemasan, Berpikir Positif THE FINAL PROJECT ANXIETY REVIEWED FROM POSITIVE THINKING ON STUDENT OFMIDWIFERY DIII UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH SEMARANG Abstract Research was aim to determine the final project anxiety reviewed from positive thinking in students. Factors that influence anxiety include cognitive factors such as hope, confidence in thinking, attitude, perception, information, concepts, etc. that lead to cognitive dissonance. The subjects were 50 students who were preparing the final project in DIII Midwifery UNIMUS Prodi. The data were obtained by Final Project Anxiety Scale and Positive Thinking Scale. The results of calculations using the product moment correlation technique SPSS (Statistical Packages for Social Science ) for Windows version 21.0. Based on the analysis of data obtained rxy = 0.820 and p = 0.000 ( p < 0.01 ) which means that there was no negative relationship between positive thinking and the anxiety of students in preparing the final project. Keywords: Anxiety, Positive Thinking 199

Pendahuluan Di Indonesia sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas sangat dibutuhkan untuk bisa menyongsong masa depan bangsa dengan semangat dan kepercayaan diri yang baik bagi para pendidik maupun pelajarnya. Dalam perkembangan zaman era globalisasi saat ini semua hal membutuhkan kecepatan, sehingga menuntut adanya lulusan perguruan tinggi untuk membantu banyak bidang pekerjaan baik negeri maupun swasta. Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai masa pradewasa atau emerging adulthood yaitu usia antara 18 dan 25 tahun yang sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi atau paling tidak masih tergantung secara finansial pada orangtua (Wade & Travis, 2007:272). Tugas akhir merupakan salah satu syarat utama bagi seorang mahasiswa untuk memperoleh gelar kelulusan, dimana tidak semua mahasiswa punya kesiapan saat menghadapi tugas akhir tersebut. Fase ini biasanya menjadi stresor tersendiri di kalangan mahasiswa. Ini terjadi bukan hanya karena banyak anggapan bahwa penyusunan tugas akhir itu sulit tetapi juga karena proses dalam penyusunan tugas akhir yang panjang. Anggapan yang demikian menyebabkan beberapa mahasiswa menjadi cemas ketika harus menghadapi tugas akhir. Bagi mahasiswa tingkat akhir di Program Studi DIII Kebidanan UNIMUS ini khususnya, diwajibkan untuk mengerjakan tugas akhir atau disebut dengan Karya Tulis Ilmiah sebagai syarat kelulusan menempuh pendidikan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Admisi Universitas Muhammadiyah Semarang, program studi dengan jurusan kebidanan di UNIMUS saat ini mengalami penurunan jumlah mahasiswa dari tahun 2008 sampai sekarang. Sedikitnya lapangan pekerjaan untuk bidan dibandingkan dengan banyaknya lulusan bidan sangat mempengaruhi minat dan ketertarikan calon mahasiswa untuk memilih jurusan ini, juga karena mindset mahasiswa tentang penyusunan tugas akhir yang sulit dan penuh rintangan sehingga beberapa dari mereka takut dan merasa khawatir tidak dapat lulus tepat waktu. Permasalahan mahasiswa kebidanan dalam menyusun tugas akhir ini terletak pada tata cara penulisan dan metodologi penelitian, karena pada masa kuliah lebih menekankan pada ilmu kebidanan itu sendiri dan praktik di 200

lapangan, sehingga proses pengolahan data dalam penelitian mahasiswa mengalami kesulitan. Permasalahan yang hampir sama telah diungkapkan dalam penelitian sebelumnya, bahwa masalah-masalah yang umum dihadapi oleh mahasiswa dalam menyusun tugas akhir adalah, kurangnya kemampuan menulis, kurangnya kemampuan akademis yang memadai, serta kurang adanya ketertarikan mahasiswa dalam penelitian (Gunawati, dkk, 2006: 94). Herdiani (2012:2), dalam penelitiannya memaparkan bahwa terhambatnya pengerjaan tugas akhir dapat menimbulkan perasaan cemas pada mahasiswa. Kecemasan yang dialami membuat mereka merasa tertekan dan kesulitan menghadapi masalah-masalah dalam proses pengerjaan tugas akhir. Ciri-ciri yang nampak dari kecemasan mahasiswa adalah timbulnya perasaan tidak menyenangkan kemudian secara sadar mahasiswa merasakan ketegangan dan ketakutan serta meningkatnya saraf otonom ketika memikirkan tugas akhir sehingga mahasiswa memilih untuk enggan mengerjakan tugas akhir. Menurut Durand & Barlow (2006 : 158) gejala kecemasan dapat bersifat fisik maupun psikis, pada manusia kecemasan bisa jadi berupa perasaan gelisah yang bersifat subjektif, sejumlah perilaku (tampak khawatir dan gelisah resah), atau respons fisiologis yang bersumber di otak dan tercermin dalam bentuk denyut jantung yang meningkat dan otot yang menegang. Beberapa gejala tersebut juga dialami oleh mahasiswa yang cemas dalam menghadapi tugas akhir. Kecemasan juga diartikan sebagai perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut (Chaplin 2004:32). Menurut Freud (dalam Davidoff, 1991:63), ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kecemasan, salah satunya adalah faktor kognitif yang berupa pengharapan, keyakinan dalam berpikir, sikap, persepsi, informasi, konsep-konsep dan sebagainya yang mengarah pada disonansi kognitif. Intervensi kognitif melibatkan proses berpikir, berpikir adalah tindakan, pikiran seseorang untuk memproduksi pemikiran yang bersifat positif atau negatif. Orang yang berpikir negatif disebut pesimis dan orang yang berpikir positif disebut optimis, pemikiran negatif menemukan ekspresi dalam bentuk alasan-alasan atas kegagalan atau usaha untuk menghindari perilaku pemecahan masalah (Rosma, 2013:9). Mahasiswa dalam proses penyusunan tugas akhir, dengan 201

menerapkan pola pikir positif kemungkinan akan dapat mengurangi tingkat kecemasan, sehingga mahasiswa lebih optimis untuk bisa menyelesaikan tugas akhir dengan hasil yang sesuai dengan harapan. Berpikir secara umum adalah suatu cara penyesuaian individu terhadap lingkungannya, oleh karena itu dapatlah dikemukakan bahwa orang itu berpikir bila menghadapi permasalahan atau persoalan (Walgito, 2003:177). Wilcox (2007:190), menyatakan bahwa pola berpikir dapat dibedakan menjadi dua yaitu berpikir positif dan berpikir negatif. Peran pola pikir sangat penting dalam menghadapi permasalahan atau peristiwa yang tidak mengenakkan, individu bisa menjadi seorang yang optimis atau malah menjadi pesimis. Pikiran negatif dapat menjadi stressful dan membahayakan. Elfiky (2008:3) menyatakan bahwa dengan berfikir manusia bisa membedakan yang bermanfaat dan tidak bermanfaat, antara yang positif dan yang negatif. Dengan begitu, ia bisa memilih yang cocok bagi dirinya dan bertanggungjawab atas pilihannya. Dengan mengubah cara berpikir yang negatif menjadi positif, maka individu yang semula mempunyai sikap pesimis akan menjadi optimis. Lestari (1997: 2-3), Sikap dan pikiran yang positif terhadap kecemasan akan meningkatkan kesehatan mental, dan pada saatnya akan dapat menahan atau menghadapi kecemasan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian Lestari (1997:8) tentang pola pikir individu, diketahui bahwa dengan adanya pola pikir positif individu tidak akan mudah menyalahkan dirinya atas suatu kegagalan yang dialami dibandingkan dengan individu yang berpikir negatif. Hal ini disebabkan karena kemampuan dalam memandang setiap kesulitan dan kegagalan sebagai langkah awal untuk mencapai keberhasilan. Mahasiswa yang mampu menerapkan pola pikir positif kemungkinan dapat mengurangi kecemasan dalam penyusunan tugas akhir dibandingkan mahasiswa dengan pola pikir negatif. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa berpikir positif dapat mengurangi kecemasan atau state anxiety yaitu reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu, yang dirasakan sebagai suatu ancaman. Keadaan ini ditentukan oleh perasaan ketegangan yang subjektif pada mahasiswa tingkat akhir dalam menyusun dan menyelesaikan tugas akhir tepat waktu. Akan tetapi pada kenyataannya, berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan kepada beberapa mahasiswa yang sedang 202

menyusun tugas akhir di Prodi Kebidanan UNIMUS ini menyatakan bahwa mereka mengaku sudah memiliki keyakinan akan kemampuan diri sendiri ketika sedang mengerjakan tugas akhir, berfikir bahwa setiap kesulitan selama proses penyusunan tugas akhir adalah suatu ujian dari Tuhan, keyakinan akan keberhasilan yang sesuai harapan dan rasa percaya diri pada saat berkonsultasi dengan dosen pembimbing, namun mereka tetap merasakan kecemasan sehingga mempengaruhi kondisi fisik yang dapat menghambat dalam proses menyusun tugas akhir. Kecemasan Menyusun Tugas Akhir Kecemasan menurut Freud (1993/1964) adalah suatu keadaan perasaan afektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang memperingatkan orang terhadap bahaya yang akan datang (dalam Semiun, 2006:87). Dalam keadaan ini seseorang akan lebih waspada dan berusaha mengatasi masalahnya dengan mengadakan perencanaan tindakan yang efektif. Sebaliknya bila kecemasan begitu kuat, maka ia tidak lagi berfungsi sebagai peringatan adanya bahaya, dan seseorang tidak lagi mampu mengadakan perencanaan yang efektif terhadap tindakannya. Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilahistilah seperti kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda (Atkinson, dkk, 1999:212). Senada dengan pengertian diatas, Davidoff (1991:61) mendefinisikan kecemasan sebagai emosi yang ditandai oleh perasaan akan bahaya yang diantisipasikan, termasuk juga ketegangan dan stress yang menghadang dan oleh bangkitnya sistem saraf simpatetik. Tugas akhir atau biasa disebut dengan skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis di Perguruan Tinggi (Gunawati, dkk 2006:97). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 1080) mendefinisikan tugas akhir adalah karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai prasyarat akhir pendidikan akademisnya. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa semua individu yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi yang disebut mahasiswa wajib menyusun tugas akhir dengan proses belajar secara individual sehingga menuntut mahasiswa untuk belajar mandiri dalam penyelesaian masalah yang dihadapi dalam proses penyusunan tugas akhir. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan 203

menyusun tugas akhir adalah perasaan takut akan masa yang akan datang dan perasaan tidak tenang yang dirasakan oleh mahasiswa tingkat akhir sebagai ketidaknyamanan yang dapat meningkatkan ketegangan dan kekhawatiran dalam proses penyusunan tugas akhir. Sundari (2005:51) mengungkapkan bahwa gejala-gejala kecemasan ada dua macam yaitu yang bersifat fisik dan mental. a. Gejala kecemasan yang bersifat fisik merupakan suatu emosi yang ditandai dengan meningkatnya aktivitas secara otonom, secara khusus aktivasi pada sistem syaraf sympathetic, antara lain: a. Jari-jari tangan dingin b. Detak jantung makin cepat c. Berkeringat dingin d. Kepala pusing e. Nafsu makan berkurang f. Tidur tidak nyenyak g. Dada sesak nafas b. Gejala kecemasan yang bersifat mental yaitu perasaan subyektif terhadap tekanan, dan kognisi yang meliputi : a. Ketakutan b. Merasa akan ditimpa bahaya c. Tidak dapat memusatkan perhatian d. Tidak tentram e. Ingin lari dari kenyataan Berdasarkan penjelasan tentang gejala-gejala kecemasan dalam menyusun tugas akhir yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada dua macam gejala kecemasan dalam menyusun tugas akhir yaitu gejala kecemasan yang bersifat fisiologis dan psikologis. Gejala kecemasan yang bersifat fisiologis meliputi berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas, otot menegang, pusing, tidak nafsu makan dan tidak bisa tidur. Sedangkan gejala kecemasan yang bersifat psikologis meliputi perasaan khawatir, takut, gelisah dan merasa dekat dengan musibah. Faktor-faktor kecemasan dalam menyusun tugas akhir dalam penelitian ini menggunakan faktor-faktor kecemasan secara umum, Davidoff (1991:62) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang dapat menimbulkan kecemasan, yaitu : a. Faktor kognitif Berupa pengharapan, keyakinan dalam berpikir, sikap, persepsi, informasi, konsepkonsep dan sebagainya yang mengarah pada disonansi kognitif. b. Konflik mental Berkaitan dengan gaya hidup yang memuaskan dan bermakna pada masingmasing individu. c. Pengkondisian 204

Pengalaman, segala bentuk situasi atau pengalaman masa lalu yang sifatnya mengancam atau membahayakan. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang dapat menimbulkan kecemasan adalah faktor kognitif, konflik internal individu, ancaman fisik dan harga diri. Faktor kecemasan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah faktor kognitif, yang berkaitan dengan berpikir, yaitu berpikir positif. Berpikir Positif Berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan. Disebut sumber kekuatan karena mampu membantu individu memikirkan solusi sampai mendapatkannya. Dengan begitu individu bertambah mahir, percaya dan kuat. Disebut sumber kebebasan karena individu akan terbebas dari penderitaan dan kungkungan pikiran negatif serta pengaruhnya pada fisik (Elfiky, 2006:207). Pendapat ini erat kaitannya dengan kecemasan mahasiswa tingkat akhir dalam menyusun tugas akhir, maka berpikir positif dapat membantu mengatasi dan menurunkan tingkat kecemasan yang akan berpengaruh pada kesehatan fisik. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa berpikir positif adalah suatu cara berpikir yang lebih menekankan pada sudut pandang dan emosi yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun situasi yang di hadapi, sehingga pikirannya berproses secara positif yang kemudian mempengaruhi sikap dan perilaku yang positif. Albrecht (Widyastuti & Kushartati) menyebutkan beberapa aspek berpikir positif yaitu : a. Harapan yang positif Melaksanakan sesuatu yang lebih dipusatkan pada kesuksesan, optimisme, pemecahan masalah dan menjauhkan diri dari rasa takut akan kegagalan serta memperbanyak menggunakan kata-kata yang mengandung harapan. b. Afirmasi diri Memusatkan perhatian pada kekuatan diri, melihat diri secara lebih positif dengan dasar pemikiran bahwa setiap orang sama berartinya dengan orang lain c. Pernyataan tidak menilai Pernyataan yang lebih menggambarkan keadaan diri daripada menilai keadaan, fleksibel dan tidak fanatic dalam berpendapat. Pernyataan ini dimaksudkan sebagai pengganti pada saat seseorang cenderung 205

untuk memberikan pernyataan yang negatif terhadap suatu hal. d. Penyesuaian diri terhadap suatu kenyataan Mengakui kenyataan dan segera berusaha menyesuaikan diri, menjauhkan diri dari penyesalan, frustasi dan menyalahkan diri sendiri. Menerima masalah dan berusaha menghadapinya adalah salah satu ciri dari orang yang bepikir positif. Berdasarkan beberapa pendapat dan penjelasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek-aspek dalam berpikir positif adalah menguatkan cara pandang tentang sesuatu, afirmasi diri, harapan yang positif dan penyesuaian diri terhadap suatu kenyataan. Metode Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 50 mahasiswa DIII Kebidanan Universitas Muhammadiyah Semarang. Keseluruhan subyek penelitian anggota populasi disebut dengan elemen populasi. Apabila penelitian dilakukan pada semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya disebut penelitian populasi atau disebut studi populasi, atau juga studi sensus (Usman dan Akbar, 2006:181). Metode pengumpulan data menggunakan Skala Kecemasan Menyusun Tugas Akhir dan Skala Berpikir Positif. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah teknik Analisis Product moment. Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan berpikir [ositif dengan kecemasan menyusun tugas akhir pada mahasiswa. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh diketahui bahwa r xy = 0,820 dan p= 0,000 (p < 0,01) yang berarti tidak ada hubungan yang negatif antara berpikir positif dengan kecemasan mahasiswa dalam menyusun tugas akhir. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Secara teori kecemasan yang dialami oleh mahasiswa tergolong dalam kecemasan normal. Menurut De Clerq (1994:48-49), kecemasan menunjukkan pada keadaan emosi yang menentang atau tidak menyenangkan dan meliputi interpretasi subjektif dan arousal atau rangsang fisiologis. Kecemasan yang dialami mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir dikategorikan dalam state anxiety. state anxiety yaitu reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu, yang dirasakan sebagai suatu ancaman. Keadaan ini ditentukan oleh perasaan ketegangan yang subjektif. Proses umum terjadinya kecemasan mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir yaitu adanya situasi yang menyebabkan 206

mahasiswa mengalami kecemasan, seperti tuntutan orangtua, mahasiswa kurang memiliki keyakinan diri, kurangnya dukungan sosial dari dosen dan teman-temannya. Beberapa hal tersebut dapat memunculkan interpretasi subyektif yang menyebabkan mahasiswa merasa cemas sehingga terjadi rangsang fisiologis yang mengganggu keadaan fisik mahasiswa. Terdapat beberapa kemungkinan kelemahan dalam penelitian ini yaitu; waktu pengisian skala yang kurang efektif karena bersamaan dengan pembekalan kegiatan komunitas sehingga mahasiswa kurang fokus dalam pengisian skala dengan pembahasan tugas akhir, hal ini dianggap sebagai kelemahan karena kecemasan disini bersifat situasional. Simpulan Tidak ada hubungan negatif antara berpikir positif dengan kecemasan menyusun tugas akhir, sehingga hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Daftar Pustaka Alwisol, 2009. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press Ancok, D. 1987. Teknik Penyusunan Skala Pengukur. Yogyakarta: UGM Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Hilgard, E.R., 1999. Pengantar Psikologi Umum. Alih bahasa : Taufiq N, Jakarta : Erlangga Azwar, S., 2001. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Chaplin, J.P., 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : RajaGrafindo Persada Davidoff, L. L, 1991. Psikologi Suatu Pengantar. Alih bahasa : Juniati, M, Jakarta : Erlangga De Clerq, L, 1994. Tingkah Laku Abnormal Dari Sudut Pandang Perkembangan). Jakarta : PT Gramedia Durand, V.M., Barlow, D.H., 2006. Psikologi Abnormal. Alih bahasa : Soetjipto, H, P, USA : Pustaka Pelajar Elfiky, I, 2008. Terapi Berpikir Positif. Jakarta : Zaman Gunawati, R., Hartati, S,. Listiara, A., 2006. Hubungan Antara Efektivitas Komunikasi Mahasiswa-Dosen Pembimbing Utama Skripsi Dengan Stres Dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. h. 93-115 Hadi, S, 2000. Statistik jiid 2. Yogyakarta : Andi Herdiani, W. S., 2012. Pengaruh Expressive Writing Pada Kecemasan Menyelesaikan Skripsi. Jurnal Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No. 1. h. 6-17 Lestari, A, 1997. Pelatihan Berpikir Positif Untuk Menangani Sikap Pesimis Dan Gangguan Depresi. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada. h. 1-9 Qudsy, I, 2010. Keajaiban Berpikir Positif. Yogyakarta : Mediabaca 207

Peale, N, V, 1977. Cara Hidup dan Berpikir Positif. Jakarta : Gunung Jati Rosma, S, 2013. Pengaruh Pelatihan Berpikir Positif Untuk Menurunkan Kecemasan Pada Mahasiswa Yang Sedang Menempuh Skripsi. Jurnal Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. h. 11-21 Sari, R, N, 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu Semiun, Y, 2006. Teori Kepribadian dan Tetapi Psikoanalitik FREUD. Yogyakarta : Kasinius Sundari, S, 2005. Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Jakarta : Rineka Cipta Sunyoto, D, 2008. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta : MedPress Suryabrata, S, 2000. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Raja Grafindo Persada Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV. Jakarta : Balai Pustaka Usman, H, & Akbar, P. S., 2006. Pengantar Statiska Edisi Dua. Jakarta : PT Bumi Aksara Wade, C. & Tavris, C., 2007. Psikologi Edisi kesembilan Jilid 2. Alih bahasa : Mursalin, P, Jakarta : Erlangga Walgito, B, 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : ANDI Widyastuti, A. & Kushartati, S., Faktorfaktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berpikir Positif Ibu dan Dampak pada Anak. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Wilcox, l, 2007. PsichoSufi Terapi Psikologi Sufistik Pemberdayaan Diri. Jakarta : Pustaka Cendekiamuda 208