Lampiran A. Data Persentase Kesakitan Ikan. Ulangan Perlakuan I II III

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran A. Isolat Virus Metode Malole et al. (2006): Ikan kerapu macan positif VNN

Lampiran 1. Surat Rekomendasi Persetujuan Kode Etik Penelitian Kesehatan

Lampiran A. Data Pengamatan Berat Testis Mencit

Lampiran A. Dokumentasi Gambar Pengukuran Diameter Tubulus Seminiferus Testis Mencit

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

Skema Alur ekstraksi buah lerak (Sapindus rarak DC) Buah lerak 940 gram dicuci, keluarkan bijinya, daging buah dipotong kecil (±3mm).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

Lampiran 1. Road-map Penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

2 sampai homogen dan diinkubasi 37o C dalam waterbath selama 1530 menit. Berikutnya tabungtabung dipusingkan 1000 RPM selama 10 menit, supernatan dibu

Lampiran A. Data Rataan Kerusakan Hati Berupa Nekrosis

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR

Lampiran 1. Road-map Penelitian

III. Bahan dan Metode

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

Lampiran 1. Data dan Analisis Statistik Berat Paru-paru Mencit

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

Lampiran 1. Prosedur Analisis Morfometrik Mikro Ileum Itik Cihateup Menggunakan Metode Paraffin Haemotoksilin Eosin

Lampiran 1 Analisis probit uji LC50-96 jam minyak sereh. Pengamatan Jumlah Respon

Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB II. BAHAN DAN METODE

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan Cangkang Kapsul Alginat. Alat pencetak kapsul (batang besi) Alat pencetak kapsul yang dilapisi natrium alginat

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Kandang Hewan Coba Laboratorium Histopatologi

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks

Lampiran 1. Alur Pembuatan Ekstrak Buah Mengkudu. 12 Kg Buah mengkudu dipotong tipis- tipis

III. METODOLOGI. (Cr 3+ ). Faktor suhu menggunakan 2 level suhu media yaitu T i (suhu 20±2

3. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Tata letak wadah percobaan dan media pemeliharaan ikan nila merah (Oreochromis sp.) PIPA INLET P1U2 P7U3 P8U2 P5U3 P9U3 P5U2 P1U3

Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci. Tanggal Pemberian obat ,750 1, ,650 1,500

Lampiran A : Determinasi Tanaman

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR

Lampiran 1. CoA Provitamin B5 (D-Panthenol)

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

Lampiran 1. Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Revisi Desk Evaluasi

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design.

Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2 merupakan medikamen saluran akar yang paling sering digunakan sejak tahun 1920.

Laporan Praktikum Histotehnik. Oleh: Lucia Aktalina. Jum at, 14 September WIB

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012

BAB III METODE A. Jenis Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Waktu dan Lokasi Penelitian D. Alat dan Bahan Rizki Indah Permata Sari,2014

3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Hewan Coba dan Pemeliharaannya 3.3. Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Pembuatan Media Bakteri (SWC dan TCBS).

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2013 di

LAMPIRAN 1. Alur Pikir. Biodentin. Kulit Buah Manggis

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

METODOLOGI PENELITIAN

PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

1 atm selama 15 menit

II. METODELOGI PENELITIAN

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan

Bab III Bahan dan Metode III.1 Bahan III. 2 Alat

Lampiran 1 Lay out penelitian I

Transkripsi:

Lampiran A. Data Persentase Ikan Ulangan Perlakuan I II III % % Rata-Rata Po(Kontrol) 0 0 0 0 0 ph,0 100 90 100 290 9,7 ph,5 80 100 90 270 90,00 ph 7,0 90 100 80 270 90,00 ph 7,5 80 90 100 270 90,00 ph 8,0 100 80 80 20 8,7 ph 8,5 0 0 70 190, Keterangan: a. Waktu pengamatan dilakukan selama hari dan dicatat kesakitan ikan setiap hari. b. Jumlah ikan pada awal perlakuan sebanyak 10 ekor per akuarium

Lampiran B. Data Uji Normalitas, Non Parametrik Mann-Whitney Tests of Normality (b) Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Sig. Perlakuan Statistic df Sig. Statistic df ph.0 0,84815. 0,75-4,2E- 1 ph,5 0,17478. 1 1 ph 7,0 0,17478. 1 1 ph 7,5 0,17478. 1 1 ph 8,0 0,84815. 0,75-4,2E- 1 ph 8,5 0,84815. 0,75-4,2E- 1 a. Liliefors significance Correction b. is contant when perlakuan = Po. It has been omitted Npar Tests Kruskal-Wallis Test Perlakuan N Mean Po 2 ph,0 1,8 ph,5 1,7 ph 7,0 1,7 ph 7,5 1,7 ph 8,0 12,17 ph 8,5 5 21 Test Statistics a,b Chi- Square 14,18141 df Asymp. Sig. 0,02774 a. Kruskal Wallis Test

Npar Test (Mann-Whitney Test) Po ph,0 Perlakuan N Mean Sum of 2,00 5,00 15 Test Statistic b Mann-Whitney U 0 Wilcoxon W Z -2,1212 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,0895 0,1 a Npar Test (Mann-Whitney Test) Perlakuan N Mean Sum of Po ph,5 2,00 5,00 15 Test Statistics b Mann-Whitney U 0 Wilcoxon W Z -2,088 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,0904 0,1 a

Npar Test (Mann-Whitney Test) Perlakuan N Mean Sum of Po ph 7,0 2,00 5,00 15 Test Statistics(b) Mann-Whitney U 0 Wilcoxon W Z -2,088 Asymp. Sig. (2- tailed) 0,0904 Exact Sig. [2*(1- tailed 0,1 a Npar Test (Mann-Whitney Test) Perlakuan N Mean Sum of Po ph 7,5 2,00 5,00 15 Mann-Whitney U 0 Wilcoxon W Z -2,088 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,0904 0,1 a

Npar Test (Mann-Whitney Test) Perlakuan N Mean Sum of Po ph 8,0 2,00 5,00 15 Test Statistics(b) Mann-Whitney U 0 Wilcoxon W Z -2,1212 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,0895 0,1 a Npar Test (Mann-Whitney Test) Perlakuan N Mean Sum of Po ph 8,5 2,00 5,00 15 Mann-Whitney U 0 Wilcoxon W Z -2,1212 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,0895 0,1 a c. Not corrected for ties d. Grouping Variable: Perlakuan

Npar Test (Mann-Whitney Test) Perlakuan N Mean Sum of ph,0 ph,5 4,17 2,8 12,50 8,50 Mann-Whitney U 2,5 Wilcoxon W 8,5 Z -0,94281 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,45779 0,4 a b. Grouping Variable: Npar Test (Mann-Whitney Test) Perlakuan N Mean Sum of ph,0 ph 7,0 4,17 2,8 12,50 8,50 Mann-Whitney U 2,5 Wilcoxon W 8,5 Z -0,94281 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,45779 0,4 a

Npar Test (Mann-Whitney Test) Perlakuan N Mean Sum of ph,0 ph 7,5 4,17 2,8 12,50 8,50 Mann-Whitney U 2,5 Wilcoxon W 8,5 Z -0,94281 Asymp. Sig. (2- tailed) 0,45779 Exact Sig. [2*(1- tailed 0,4 a Npar Test (Mann-Whitney Test) Perlakuan N Mean Sum of ph,0 ph 8,0 4, 2,7 1,00 8,00 Mann-Whitney U 2,5 Wilcoxon W 8,5 Z -0,94281 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,45779 0,400 a

Npar Test (Mann-Whitney Test) Perlakuan N Mean Sum of ph,0 ph 8,5 5,00 2,00 15,00,00 Mann-Whitney U 0 Wilcoxon W Z -2,022 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,04114 0,100 a Npar Test (Mann-Whitney Test) Perlakuan N Mean Sum of ph,5 ph 7,0,50,50 10,50 10,50 Mann-Whitney U 4,500 Wilcoxon W 10,500 Z,000 Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000 1,000 a

Npar Test (Mann-Whitney Test) Perlakuan N Mean Sum of ph,5 ph 7,5,50,50 10,50 10,50 Mann-Whitney U 4,500 Wilcoxon W 10,500 Z,000 Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000 1,000 a Npar Test (Mann-Whitney Test) Perlakuan N Mean Sum of ph,5 ph 8,0,8,17 11,50 9,50 Mann-Whitney U,5 Wilcoxon W 9,5 Z -0,4714 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,752 0,7

Npar Test (Mann-Whitney Test) Perlakuan N Mean Sum of ph,5 ph 8,5 5,00 2,00 15,00,00 Mann-Whitney U 0 Wilcoxon W Z -1,992 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,0402 0,1 Npar Test (Mann-Whitney Test) Perlakuan N Mean Sum of ph 7,0 ph 7,5,50,50 10,50 10,50 Test Statistics(b) Mann-Whitney U 4,500 Wilcoxon W 10,500 Z,000 Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000 1,000 a

Npar Test (Mann-Whitney Test) s Perlakuan N Mean Sum of ph 7,0 ph 8,0,8,17 11,50 9,50 Mann-Whitney U,500 Wilcoxon W 9,500 Z -,471 Asymp. Sig. (2-tailed),7,700 a Npar Test (Mann-Whitney Test) s Perlakuan N Mean Sum of ph 7,0 ph 7,5 5,00 2,00 15,00,00 Mann-Whitney U,000 Wilcoxon W,000 Z -1,99 Asymp. Sig. (2-tailed),04,100 a c. Not corrected for ties d. Grouping Variable: Perlakuan

Npar Test (Mann-Whitney Test) s Perlakuan N Mean Sum of ph 7,5 ph 8,0,8,17 11,50 9,50 Mann-Whitney U,500 Wilcoxon W 9,500 Z -,471 Asymp. Sig. (2-tailed),7,700 a Npar Test (Mann-Whitney Test) s Perlakuan N Mean Sum of ph 7,5 ph 8,0 5,00 2,00 15,00,00 Mann-Whitney U,000 Wilcoxon W,000 Z -1,99 Asymp. Sig. (2-tailed),04,100 a

Npar Test (Mann-Whitney Test) s Perlakuan N Mean Sum of ph 8,0 ph 8,5 5,00 2,00 15,00,00 Mann-Whitney U,000 Wilcoxon W,000 Z -2,02 Asymp. Sig. (2-tailed),04,100 a

Lampiran C. Amplikasi Reverse Transcriptase Polimerase Chain Reaction Amplikasi RNA dibagi menjadi dua reaksi protokol dalam mesin RT-PCR yaitu: a. Protokol suhu reaksi PCR tahap I: 42 C 0 menit; 94 C 2 menit, kemudian 94 C 0 detik; 2 C 0 detik; 72 C 0 detik, ulangi 20 siklus, kemudian tambahkan 72 C 0 detik; 20 C 0 detik pada akhir siklus. b. Profil suhu reaksi PCR tahap 2 (Nested PCR): 94 C 20 detik; 2 C 20 detik; 72 C 0 detik, ulangi 0 siklus, kemudian tambahkan 72 C 0 detik; 20 C 0 detik pada akhir siklus. Persiapan Reagent a. RT-PCR Reaction: 8 µl/reaksi RT-PCR Pre-Mixed Reagent : 7,0 µl IQzyme TM, 2 unit/µl : 0,5 µl Reverse Transcriptase (RT) Mix Enzim : 0,5 µl b. Nested PCR Reaction: 15 µl/reaksi Nested PCR Pre-Mixed Reagent :14 µl IQzyme TM, 2 unit/µl : 1 µl

Lampiran D. Pembuatan Isolat Virus Metode menurut Malole et al., (200) Ikan kerapu macan positif VNN Virus konsentrasi 10% Inokulan baku virus Diambil organ mata dan otaknya Digerus dengan mortal Ditambahkan NaCl fisiologis Disentrifugasi pada.000 rpm selama 15 menit pada suhu 5 C Diambil supernatan Disaring dengan miliphore 0,45 µm Hasil Ditambahkan antibiotik penicilin 10.000 IU dan Streptomicin µl tiap mililiter suspensi Disimpan dalam deef freezer suhu -40ºC

Lampiran E. Alur kerja Uji FID 50 Metode Menurut Reed and Muench dalam Amrullah (2004) Ikan kerapu macan Diinfeksi virus VNN dengan konsentrasi masing-masing 10-2, 10 -, 10-4, 10-5, 10 -, 10-7 sebanyak 0,1 ml/ekor Diamati gejala klinis dan dicatat kematian Dihitung nilai FID 50 Hasil

Lampiran F. Pemeriksaan Hematologi Metode Menurut Benjamin (198) 1. Penentuan Hemoglobin Working Reagent Dimasukkan ke dalam 2 cuvet Dimasukkan sampel 10 µl ke dalam cuvet pertama Dimasukkan akuades 10 µl ke dalam cuvet kedua Dihomogenkan masing-masing campuran dan dibiarkan selama menit Diatur spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm Diatur standar Dinolkan spektrofotometer Dimasukkan sampel dan dibaca hasilnya Hasil 2. Pemeriksaan Hematokrit (PCV) Darah Hasil Dimasukkan ke dalam tabung hemotokrit sebanyak ¾ tabung dan ditutup ujungnya dengan lilin Disentrifugasi pada 11.000 rpm selama 5 menit Dilakukan perhitungan nilai supranatan pada microhematocrite reader

. Pemeriksaan Eritrosit Darah Dihisap dengan aspirator hingga angka 0,5 Dibersihkan ujung pipet dengan tissue Dihisap larutan Hayem sampai tanda 101 tanpa menimbulkan gelembung udara Dilepaskan aspirator Dilakukan pengadukan Dibuang cairan yang tidak ikut terkocok Diteteskan suspensi darah pada bagian pinggir kamar hitung, dimana tetesan pertama dibuang terlebih dulu Diamati di bawah mikroskop Dihitung jumlah sel darah merah pada 5 kotak menengah di bagian tengah kamar hitung Dihitung jumlah eritrosit dengan Rumus: HPA= n x 10.000 Hasil

4. Pemeriksaan Leukosit Darah Dihisap dengan aspirator hingga angka 0,5 Dibersihkan ujung pipet dengan tissue Dihisap larutan Turk sampai tanda 11 tanpa menimbulkan gelembung udara Dilepaskan aspirator Dilakukan pengadukan Dibuang cairan yang tidak ikut terkocok Diteteskan suspensi darah pada bagian pinggir kamar hitung, dimana tetesan pertama dibuang terlebih dulu Diamati di bawah mikroskop Dihitung jumlah sel darah putih pada 4 kotak besar pada bagian pinggir kamar hitung Dihitung jumlah leukosit dengan Rumus: HPA= n x 50 Hasil

Lampiran G. Pemeriksaan Histopatologi Metode Menurut Suntoro (198) Otak Blok parafin Dicuci dengan NaCl 0,9% Difiksasi (dimasukkan ke dalam fiksatif Buffer Neutral Formalin (BNF) 10% selama 1 jam) Washing, (dengan menggunakan jaringan dimasukkan ke dalam alkohol 70, 80, 9% selama 1,5 jam Dehidrasi dilakukan dengan merendam otak alkohol absolut I,II,III selama 1 jam Clearing dilakukan dengan merendam otak dilakukan dengan xylol I,II,III se1ama 5 jam Infiltrasi dilakukan dengan merendam otak pada parafin I,II yang dilakukan di dalam oven dengan suhu 5ºC selama 2 jam. Embedding dilakukan dengan meletakkan otak pada kaset berbentuk segi empat yang telah dipersiapkan sebelumnya sebagai cetakan. Setelah itu, menuang parafin yang telah cair ke dalam kaset tersebut, dan diberi label.

Blok parafin Cutting dilakukan dengan memotong blok-blok parafin yang telah di holder pada mikrotum sehingga membentuk pita-pita parafin dengan ukuran ketebalan 4 µm. Pita Parafin Hasil Attaching dilakukan dengan mengambil beberapa pita parafin dengan skapel, kemudian diletakkan pada gelas objek, dan dicelupkan pada air dingin dan air hangat. Kemudian diletakkan di atas waterbath beberapa detik untuk melekatkan pita parafin pada objek glass. Deparafinasi, dilakukan dengan cara mencelupkan preparat ke dalam xylol I, II, III selama menit Dealkoholisasi, dilakukan dengan mencelupkan preparat ke dalam alkohol absolut I, II, III selama menit Pewarnaan sediaan otak diwarnai dengan menggunakan Hematoxilin Eosin. Pewarnaan dilakukan dengan cara gelas objek dimasukkan ke dalam larutan pewarna Hematoxilin Erlich selama menit lalu dicuci dengan dengan air mengalir Mounting dilakukan dengan menutup preparat dengan canada balsam. Diusahakan supaya tidak terdapat gelembung udara. Diamati di bawah mikroskop

Lampiran H. Uji Reverse Trancriptase Polimerase Chain Reaction (RT-PCR) Otak Pelet Dimasukkan 20 mg sampel otak ke dalam tabung mikro 1,5 ml Dilarutkan dengan 500 µl RNA Extraction Solution Digerus sampai hancur, didiamkan pada suhu kamar selama 5 menit Ditambahkan 100 µl CHCl, kemudian divortex 20 detik. Biarkan pada suhu kamar selama menit lalu disentrifugasi pada 12.000 rpm selama 15 menit. Dipipet 200 µl dari fase atas (bagian jernih) ke dalam tabung mikro 0,5 µl yang berisi 200 µl 2-propanol Divortex sebentar, lalu disentrifugasi pada 12.000 rpm selama 10 menit, lalu dibuang isopropanol tersebut Dicuci pelet dengan 0,5 ml etanol 75%, kemudian di spin down 9000 rpm selama 5 menit untuk mendapatkan pelet RNA, kemudian dituang etanol dan dikeringkan pelet Dilarutkan dengan 200 µl ddh 2 O

Pelet Disiapkan reagent RT-PCR dan Nested PCR sesuai dengan sampel. Untuk setiap campuran reaksi perlu mempertimbangkan standar positif (10, 10 2 dan 10 1 ) dan 1 kontrol negatif (ddh 2 O atau ragi trna). Dipipet 8 µl reagen RT-PCR ke dalam tabung mikro dan diberi label Ditambahkan 2 µl ekstrak sampel RNA atau standar ke masing-masing campuran reaksi Dimasukkan ke dalam thermal cycle untuk proses tahap I (First PCR Reaction) Ditambahkan 15 µl reagen Nested PCR untuk setiap tabung setelah tahap I selesai Dimasukkan ke dalam thermal cycle untuk proses tahap II (Nested PCR Reaction) Ditambahkan 5 µl X loading dye untuk masing-masing tabung dan dihomogenkan Hasil

Gel agarose Hasil Ditimbang gel agarose sebanyak 2 g Dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan dilarutkan dengan 100 ml TAE Dipanaskan di dalam microwave sampai berubah bening Didinginkan pada temperatur ruang sampai temperatur 50 C Dituang dalam kotak gel dengan ketinggian 0,-0,5 cm dan ketebalan 0,8 cm Dimasukkan sisir plastik (comb) ke dalam gel agarose Diangkat comb pada saat gel sudah memadat Ditambahkan buffer elektroforesis ke dalam kotak gel sampai garis pembatas Dimasukkan 5 µl marker ke sumur pertama, diikuti kontrol negatif dan sampel sebanyak 8 µl satu per satu Dilakukan proses elektroforesis pada tegangan 100-150 volt sampai warna biru mencapai ¾ bagian gel Dikeluarkan gel dari kotak gel Direndam gel ke dalam campuran 10 µl Ethidium Bromida dan 100 ml akuabides selama 10 menit Diangkat gel dan dicuci dengan akuades steril Diletak pada transilluminator UV gelombang untuk membaca hasil akhir

Lampiran I. Dokumentasi Penelitian Sterilisasi Kolam penampungan akuarium Sentrifugasi PCR Vorteks Microwave Elektroforesis UV-Transmillator Spektrofotometer Sentrifugasi Hematokrit Reader