LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

BAB III. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak sawit mentah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April September 2013 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli September 2013 bertempat di

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisiko kimia tanah pemucat bekas. 1. Kadar Air (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

Bab III Metodologi Penelitian

LAMPIRAN. Minyak sawit mentah (CPO) ditentukan kadar asam lemak bebas dan kandungan aimya

Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisikokimia minyak dan biodiesel. 1. Kadar Air (Metode Oven, SNI )

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. o C dan dinginkan lalu ditimbang. Labu lemak yang akan digunakan

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

Lampiran 1. Skema pembuatan biodiesel. CPO H2S04 Metanol. Reaksi Esterifikasi. (^ao ( Metanol. Pencampuran. Reaksi Transesterifikasi

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

Lapiran 1. Proses despicing minyak goreng bekas. Minyak Goreng Bekas. ( air : minyak =1:1) Pencampuran. Pemanasan Sampai air tinggal setengah

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Teknologi Hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

a. Kadar Air (SNI) ), Metode Oven b. Kadar Abu (SNI ), Abu Total

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) selama 1 menit dan didiamkan selama 30 menit. diuapkan dengan evaporator menjadi 1 L.

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

Bab III Pelaksanaan Penelitian

LAPORAN TETAP TEKNOLOGI BIOMASSA PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Diagram alir pembuatan sabun transparan

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Metodologi Penelitian

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

ZAHRA NURI NADA YUDHO JATI PRASETYO

SNI Standar Nasional Indonesia. Lada hitam. Badan Standardisasi Nasional ICS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB 3 METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Standard of Operation Procedure (SOP) Kegiatan : Good Development Practice Sub Kegiatan : Metoda Pengujian Kualitas Minyak Nilam

Yijk=^ + ai + )3j + (ap)ij + Iijk. Dimana:

PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KAPUK SEBAGAI BAHAN DASAR BIODIESEL YANG RAMAH LINGKUNGAN

: Muhibbuddin Abbas Pembimbing I: Ir. Endang Purwanti S., MT

3.1 Alat dan Bahan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

Minyak terpentin SNI 7633:2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT B. METODE PENELITIAN. 1. Analisis Mutu Minyak Sawit Kasar. 2. Pengukuran Densitas Minyak Sawit Kasar

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Sampel. Sampel yang digunakan adalah tanaman nilam yang berasal dari Dusun

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

PENGARUH RASIO REAKTAN DAN JUMLAH KATALIS TERHADAP PROSES PEMBENTUKAN METIL ESTER DARI PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD)

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

Transkripsi:

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN Tilupl Gambar A.1 Diagram Alir Metode Penelitian A-1

LAMPIRAN B PROSEDUR PEMBUATAN COCODIESEL MELALUI REAKSI METANOLISIS B.l Susunan Peralatan Reaksi metanolisis dilakukan didalam labu leher tiga dengan kapasitas 500 ml yang dilengkapi dengan termometer, kondenser dan pengaduk magnetik. Susunan peralatan yang digunakan di dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar B. 1. Kooda Min^ kelapa Metanol + Katalis- Pengaduk (magnetik stimd^ i Pemanas (healing mantel) * Reaktor Transesterifikasi Emdsi Cooodiesd Gambar B.l Susunan Peralatan Penelitian B.2 Prosedur Pembuatan Cocodiesel Langkah-langkah pembuatan cocodisel melalui reaksi metanolisis adalah sebagai berikut: Katalis (CaCOa) dipijarkan (dikalsinasi) pada suhu 900"C selama 1,5 jam. Kedalam labu leher tiga dimasukkan 50 g minyak kelapa, lalu dipanaskan hingga diatas titik didih air ± 105 C selama 1 jam. Kedalam labu leher dua dilakukan pencampuran metanol dan katalis dengan menggunakan pengaduk magnetik pada suhu kamar. Setelah 1 jam, suhu minyak didalam labu leher tiga diturunkan hingga sedikit diatas suhu reaksi. Air pendingin pada kondenser dialirkan, lalu campuran B-1

metanol dan katalis serta pengaduk magnetik dimasukkan kedalam labu leher tiga yang berisi minyak. Pemanas dihidupkan pada skala tertentu hingga dicapai suhu reaksi dan stirrer pada heating mantel dihidupkan. Reaksi metanolisis dijaga pada suhu reaksi selama waktu reaksi yang telah ditentukan. Setelah reaksi metanolisis selesai, hasil reaksi disaring dengan menggunakan kertas saring untuk memisahkan katalis. Filtrat ditampung didalam corong pisah dan didiamkan selama 24 jam untuk memisahkan crude cocodisel dari gliserol secara gravitasi. Setelah didiamkan selama 24 jam, didalam corong pisah akan terbentuk dua lapisan. Lapisan atas yang berwama terang adalah crude cocodisel sedangkan lapisan bawah yang berwama lebih gelap adalah gliserol. Gliserol dipisahkan dari crude cocodisel dengan membuka valve pada corong pisah secara perlahan-lahan, kemudian ditimbang. Crude cocodisel dicuci dengan menggunakan air panas (50-60 C) dengan perbandingan cocodisel/air pencuci =1:1 (Wahyuni, 2008). Campuran kemudian dikocok selama ± 5 menit untuk melarutkan metanol dan sabun yang terdapat didalam crude cocodisel. Campuran kemudian didiamkan selama 24 jam. Kemudian akan terbentuk dua lapisan, lapisan atas yang berwama terang adalah cocodisel sedangkan lapisan bawah yang berwama putih susu adalah emulsi yang merupakan sabun dan metanol yang bercampur air pencuci. Cocodisel dipisahkan dari emulsi kemudian dikeringkan dan selanjutnya dianalisa. Dilakukan pengulangan perlakuan untuk variasi waktu reaksi (1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0 jam), suhu reaksi (40 C; 50 C; 60 C; 70 C; SO^C), konsentrasi katalis (1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0 %) dan rasio molar metanol/minyak kelapa (4:1; 6:1; 8:1; 10:1; 12:1). B-2

LAMPIRAN C DIAGRAM ALIR PROSES PEMBUATAN COCODIESEL MELALUI REAKSI METANOLISIS Minyak kelapa Katalis Metanol Pencampuran Reaksi metanolisis Variabel penelitian Penyaringan I Pemisahan cocodiesel dari gliserol I Gliserol Cocodiesel Pencucian cocodiesel Pengeringan cocodiesel Analisis produk C-1

LAMPIRAN D PROSEDUR PERSIAPAN LARUTAN DAN ANALISA HASIL 1. Larutan KOH 0,1 N (Sudarmadji, 1997) KOH sebanyak 5,6 g dilarutkan dalam aquades hingga 1 liter. 2. Larutan Indikator phenolphtalein 1% (Sudarmadji, 1997) 1 g phenolphthalein dalam 100 ml alkohol (etanol) 70%. 3. Standarisasi Larutan 0,1 N KOH (Sudarmadji, 1997) Ditimbang dengan teliti ± 0,1 g asam oksalat (C2H2O4.2H2O), dimasukkan dalam Erlenmeyer 250 ml dan ditambah aquades 25 ml. Setelah larut ditambahkan 2-3 tetes indikator PP dan dititrasi dengan larutan KOH yang akan distandarisasi sampai wama merah jambu. Perhitungan N KOH dari hasil rata-rata 3 kali ulangan. _ g asam oksalat x 2 N larutan KOH 0,126 jc ml KOH 4. Penentuan Asam Lemak Bebas (Zahrina, 2000) Minyak ditimbang sebanyak 10-20 gram, lalu dimasukkan dalam erlenmeyer 200 ml. Alkohol 95% sebanyak 50 ml ditambahkan kedalam erlenmeyer berisi minyak. Larutan dipanaskan selama 10 menit dalam penangas air sambil diaduk. Larutan dititrasi dengan KOH 0,1 N dengan indikator phenolphthalein sampai terlihat wama merah jambu. Jumlah miligram KOH yang digunakan untuk menetralkan asam lemak bebas dihitung., ml KOH X N X Beratmolekul asamlemak(bm), Vol'FA = berat contoh x 1000 D-l ^xloo

Untuk merubah % FFA menjadi angka asam, kalikan % FFA dengan Berat molekul KOH faktor: Berat molekul asam lemak/10 Penentuan Kadar Air (Zahrina, 2000) Contoh dithnbang sebanyak 5-20 g dalam gelas piala yang kering dan telah didinginkan dalam desikator. Contoh dipanaskan di atas hot plate sambil memutar gelas piala secara perlahan-lahan dengan tangan agar minyak tidak memercik. Pemanasan dihentikan setelah tidak terlihat lagi gelembung gas atau buih. Cara lain yang lebih baik yaitu dengan meletakkan gelas arloji di atas gelas piala. Adanya uap air dapat dilihat dari air yang mengembun pada gelas arloji. Pada akhir pemanasan, suhu minyak tidak boleh lebih dari 130 C. Contoh dimasukkan ke dalah desikator dan didinginkan sampai suhu kamar, kemudian ditimbang. Penyusutan disebabkan oleh bobot air dan zat menguap yang terkandung dalam minyak dapat ditentukan.. Kadar air (%) - ^"^^^ ^"""^ ^'^"""^ xloo Bobot contoh (g) Penentuan Viskositas (Syarbaini, 2005) Pergunakan viscometer Oswald yang bersih. Letakkan viskometer dalam termostat pada posisi vertikal. Pipet sejumlah tertentu (10-15 ml) cairan yang akan diukur viskositasnya kedalam reservoir A (lihat Gambar A.1), sehingga jika cairan ini dibawa ke reservoir B dan permukaannya melewati garis m, reservoir A kira-kira masih terisi setengahnya. Atur termostat pada suhu yang dikehendaki (40''C), biarkan viskometer dan isinya; selama 5 menit untuk mencapai suhu termostat. D-2

Dengan mengisap atau meniup (melalui sepotong slang karet) bawa cairan ke B sampai sedikit di atas garis m, kemudian biarkan cairan mengaiir secara bebas. Catat waktu yang diperlukan cairan untuk mengaiir dari m ke n. iakukan pengeqaan ini beberapa kali. Tentukan rapat massa (densitas) cairan pada suhu yang bersangkutan dengan piknometer. Tentukan rapat massa cairan pada suhu yang bersangkutan dengan piknometer untuk cairan pembanding (aquades) yang telah diketahui viskositasnya pada suhu 40 C dari literatur. Viskositas cairan (contoh) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan: t.p Keterangan: // : viskositas cairan yang akan ditentukan viskositasnya r) : viskositas cairan pembanding (aquades) t, to : waktu yang diperlukan cairan untuk mengaiir dari m ke n p, po : densitas cairan (contoh) dan cairan pembanding Gambar A.1 Viskometer Oswald D-3

7. Penentuan Berat Jenis / Densitas (Wahyuni, 2008) Bersihkan dan keringkan piknometer, setelah didinginkan di dalam desikator lalu ditimbang. Isi piknometer dengan cairan yang akan ditentukan densitasnya, lalu ditutup hingga meluap dan tidak ada gelembung udara. Setelah ditutup, kemudian piknometer dengan isinya direndam di dalam bak air (water bath) bersuhu 40"C dan biarkan pada suhu konstan selama 30 menit. Piknometer diangkat dari air dan dikeringkan, kemudian piknometer bersama isinya ditimbang Bobot air adalah selisih bobot piknometer dengan isinya dikurangi bobot piknometer kosong. Sedangkan densitas cairan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: (Bobot piknometer + cairan) - (bobot piknometer Berat j'enis(p) = kosong) Volume cairan pada suhu 40" C(ml) 8. Pembuatan CaCOj sebagai Katalis (Wahyuni, 2008) CaCOs dipijarkan (dikalsinasi) di dalam furnace dengan menggunakan suhu 900 C selama 1,5 jam. CaC03(s) 900 C, 1,5 jam 9. Penentuan Angka Setana (Azam dkk, 2005 Dikutip dari Indartono, 2008) Angka setana biodiesel dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan: Angka setana = 46,3 + (5458/Angka Penyabunan) - (0,225 x Angka lod) 10. Pengujian Titik Nyala (Wahyuni, 2008) Sample dituangkan kedalam kap yang sudah kering dan bersih sampai tanda batas. D-4

Kap dipasang pada tempatnya beserta termometer. Pemanas dihidupkan dengan menggunakan skala tertentu. Pada temperatur tertentu yang terbaca pada termometer, dilakukan pengujian titik nyala dengan cara mendekatkan api pencoba keatas permukaan sample dengan cepat (tidak lebih dari 1 detik). Pengujian selanjutnya dilakukan setiap kenaikan temperatur 5 C sampai tercapai titik nyala. Temperatur pada saat api pencoba dapat menyalakan uap sample dinyatakan sebagai titik nyala. 11. Perhitungan Persentase Hasil Cocodiesel Persentase hasil dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: Hastm = Bobot produk jg) Bobot bahan baku (g) 12. Penentuan Angka Penyabunan (SNI01-3555-1998, 1988) a. Pereaksi: KOH 0,5 N dalam etanol 95%. Timbang KOH sebanyak ± 40 gr dan dilarutkan dengan 25 ml aquades, kemudian encerkan dengan etanol 95% sampai 1 liter. HCl 0,5 N. Encerkan 41,5 ml HCl dengan aquades sampai 1 liter dalam labu ukur. Indikator larutan fenolftalein 0,5%. Larutkan 0,5 gr fenolftalein dengan alkohol 95% dalam labu ukur 100 ml. b. Cara kerja: Timbang kira - kira dua gram contoh dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml. D-5