KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia - Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Profil

dokumen-dokumen yang mirip
Profile Kelurahan Lawu-lawu, Kecamatan Lea-Lea, Kota Bau-bau. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh

Profile Kelurahan Palabuhan, Kecamatan Lea-Lea, Kota Bau-bau. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur merupakan bagian dari pembangunan nasional.

BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran. 1. Kondisi Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA SOMBOKORO

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA YOPMEOS

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

BAB II PELAYANAN SKPD

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR


STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

PETA SOSIAL DESA CURUG

Materi USULAN KEBIJAKAN KHUSUS PRESIDEN R.I

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNBAUN SABU KEC. ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

NO KATALOG :

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN


STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

KELURAHAN BAROMBONG KATA PENGANTAR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Rumah Susun Di Muarareja Kota Tegal

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kota Bandar Lampung

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENYULUHAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF BERKELANJUTAN MELALUI PEMANFAATAN BUAH MANGROVE

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,


STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan pada Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. degradasi hutan. Hutan tropis pada khususnya, sering dilaporkan mengalami

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang


IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. transportasi, Wisata air, olah raga dan perdagangan. Karena kondisi lahan dengan

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

Katalog BPS :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STATISTIK DAERAH. Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG. Katalog BPS nomor :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

KATA PENGANTAR. Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan hidayah-nya sehingga Profil Desa Biga, Kecamatan Tomini,

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

KABUPATEN HALMAHERA SELATAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

Untuk Pemerintah Kota/Kabupaten BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH (BSPK) TAHUN ANGGARAN...

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN JOGOROTO. Pada Bab ini memuat informasi tentang peran (tugas pokok dan fungsi)

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 12 tahun


PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

Transkripsi:

Profil Kelurahan Palabusa Kecamatan Lea-Lea, Kabupaten Bau-Bau

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia - Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kelurahan Palabusa, Kecamatan Lea-Lea, Kabupaten Bau-Bau. Penyusunan Profil Sumber Daya Wilayah Pesisir Kelurahan Palabusa adalah salah satu proses dalam kegiatan pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu yang berbasis masyarakat, yaitu berupa proses pencarian data dan informasi mengenai situasi dan kondisi masyarakat di wilayah pesisir. Profil desa ini juga diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengenali potensi diri dan sumberdaya alamnya sehingga mereka dapat memahami kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan potensi yang ada. Dengan meningkatkan kepedulian dan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan kelurahannya diharapkan akan muncul kembali rasa kebersamaan dan kemampuan untuk berswadaya. Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan kegiatan akan sangat membantu Pemerintah Daerah dalam penyusunan program yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga dana pembangunan benar-benar dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya sesuai dengan tuntutan desentralisasi dan otonomi daerah. Penyusun menyadari bahwa profil ini masih jauh dari sempurna, karenanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan yang akan datang sangat kami harapkan. Bau-Bau, Desember 2011 PENYUSUN

UCAPAN TERIMA KASIH Para penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak pihak yang telah membantu dalam penyusunan profil desa/kelurahan di wilayah pesisir yaitu Kelurahan Palabusa, diantaranya adalah: Bapak Kepala Kelurahan Palabusa dan masyarakat Kelurahan Palabusa serta seluruh staf Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang, khususnya Bidang Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

SAMBUTAN KEPALA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BAU-BAU Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Yang terhormat Bapak Direktur Pesisir dan Lautan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.Yang kami hormati Bapak Camat Lealea, Bapak kepala Kelurahan Palabusa. Puji syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT bahwa penyusunan Profil Desa/Kelurahan Pesisir di Kecamatan Teluknaga telah kami selesaikan. Profil ini sesuai dengan outline yang diberikan oleh Direktorat Pesisir dan Lautan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI berisi tentang: pendahuluan, perkembangan desa/kelurahan, kondisi fisik wilayah, kependudukan dan sosial ekonomi, isu-isu utama dan model penanganan isu. Sesuai dengan kondisi APBD Kabupaten Tangerang, saat ini belum semua program dan kegiatan sektor perikanan dan kelautan bisa dilaksanakan dengan baik karena alokasi APBD Kabupaten Tangerang untuk sektor perikanan dan kelautan masih kecil, mudah-mudahan dari profil ini Direktorat Pesisir dan Lautan serta Direktorat Tata Ruang Laut dan Pesisir Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dapat merencanakan kegiatan dan program perikanan dan kelautan yang bisa diterapkan di Kelurahan Palabusa untuk mengatasi semua permasalahan yang ada di keempat desa/kelurahan pesisir tersebut. Demikian yang dapat kami sampaikan, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf apabila dalam penyampaian sambutan ini terdapat kesalahan dan kekeliruan.billahi taufik wal hidayah.wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. KEPALA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KOTA BAU-BAU

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii SAMBUTAN KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii I. PENDAHULUAN... 9 1.1. Latar Belakang...... 9 1.2. Tujuan 10 1.3. Metode Pengumpulan dan Analisis Data.. 10 II. PERKEMBANGAN LURAH... 11 2.1. Sejarah Kelurahan...... 11 2.2. Struktur Pemerintahan Kelurahan 11 2.3. Sarana dan Prasarana.. 11 III. KONDISI FISIK WILAYAH..... 13 3.1. Geografi dan Administrasi..... 13 3.2. Fisiografi dan Kondisi Tanah 13 3.3. Pemanfaatan Lahan dan Perairan.. 13 IV. KEPENDUDUKAN DAN SOSIAL EKONOMI........ 14

4.1. Kependudukan...... 14 4.2. Peranan Kaum Perempuan 14 4.3. Perekonomian Kelurahan... 14 4.4. Kearifan Lokal... 14 V. ISU-ISU UTAMA........ 15 5.1. Lingkungan..... 15 5.2. Status Lahan... 15 5.3. Pertanian..... 15 5.4. Perikanan.... 15 5.5. Pariwisata 16 5.6. Sosial dan Budaya 16 5.7. Bencana Alam 16 VI. MODEL PENANGANAN ISU........ 17 6.1. Degradasi Lingkungan Pesisir... 17 6.2. Sosial Ekonomi Masyarakat... 17 6.3. Infrastruktur...... 17 6.4. Kelembagaan... 17 DAFTAR PUSTAKA......... 18 LAMPIRAN... 18

DAFTAR TABEL Tabel 1. Jumlah Fasilitas Sekolah... 12 Tabel 2. Jumlah KK yang Beleum Tersentuh PLN... 12 Tabel 3. Luas Lahan di Kelurahan Lowu-Lowu... 13

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur Pemerintahan Kelurahan... 11 Gambar2. Peta Administrasi Kelurahan Palabusa... 14 Gambar 3. Warung Masyarakat.... 18 Gambar 4. Tempat Pelelangan Ikan... 18 Gambar 5. Kondisi di Areal Tambak... 19 Gambar 6. Pantai yang Terkena Abrasi.... 20 Gambar 7. Kondisi Drainase di Perumahan... 20 Gambar 8. Kapala Nelayan... 20 Gambar 9. Tanjung Pasir Resort... 21 Gambar 10. Rumah Terkena ROB... 22 Gambar 11. Infrastruktur Terkena Abrasi... 22 Gambar 12. Penghijauan oleh Masyrakat... 23 Gambar 13. Kegitan Perekonomian... 23

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Partisipasi masyarakat sangat menentukan terhadap kemajuan suatu desa/kelurahan. Partisipasi masyarkat ini dapat diwujudkan disetiap proses atau tahapan pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi monitoring, Perencanaan pembangunan akan tepat sasaran, dan hasilnya bermanfaat apabila dalam penerapan perencanaan pembangunan didukung oleh data dan informasi yang katual atau terkini serta sesuai kebutuhan masyarkat setempat. Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menginisiasi untuk mewujudkan proses perencanaan yang partisipatif melalui program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT). Kegiatan ini merupakan upaya dalam memberikan pengalaman dan kemampuan di masyarakat dalam menyusun rencana pembangunan desa/kelurahan, sehingga apa yang menjadi keinginan di masyarakat dapat terwujudkan. Selain peran aktif masyarakat, bahwa profil desa merupakan salah satu pendukung dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan. Profil desa/kelurahan merupakan dokumen yang menyajikan informasi atau data yang aktual baik mengenai potensi maupun permasalahan desa/kelurahan. Profil Desa/Kelurahan ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengenali potensi diri dan sumberdaya alamnya, sehingga mereka dapat memahami kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan potensi yang ada dan nantinya akan menjadi salah satu acuan dan modal sekaligus arah strategi dalam pembangunan Kelurahan Palabusa kedepannya. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh ( PDPT) merupakan suatu program yang dikembangkan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan RI yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan ketangguhan desa/kelurahan. Selain itu, program PDPT ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana sosial ekonomi, meningkatkan kualitas lingkungan hidup, meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dan pemerintah daerah dalam proses keputusan secara partisipatif, dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana dan perubahan iklim. Fokus dari PDPT ini adalah bina manusia, bina usaha, bina sumberdaya, bina lingkungan dan infrastruktur, serta bina siaga, bencana, dan perubahan iklim. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh 8

1.2 Tujuan Profil Kelurahan ini memuat tentang perkembangan desa/kelurahan, kondisi fisik wilayah, kependudukan serta isuisu utama yang terdapat di Kelurahan Palabusa bertujuan untuk: 1. Menyajikan data dan informasi mengenai potensi dan permasalahan Kelurahan Palabusa; 2. Meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat di Kelurahan Palabusa njung pasir dalam proses Pembangunan; dan 3. Sebagai acuan bagi para stakeholders dalam perencenaan pembangunan Kelurahan Palabusa. 1.3 Metode Pengumpulan Data Terdiri dari dua metode, yaitu: 1. Pengumpulan data secara primer, yaitu pengumpulan data yang diambil langsung dari masyarakat; dan 2. Pengumpulan data secara sekunder, yaitu pengumpulan data yang diambil langsung dari lapangan. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh 9

II. PERKEMBANGAN KELURAHAN 2.1 Sejarah Desa Kelurahan Palabusa awalnya berstatus dusun yang masuk dalam wilayah administratif Desa Kampeonaho Kecamatan Bungi Kabupaten Buton. Pada tahun 1997 berdasarkan SK Gubernur Sultra No. 630, dusun Palabusa ditingkatkan statusnya menjadi Desa yang bernama Desa Palabusa. Seiring peningkatan status dari Kotif menjadi Kota Baubau maka pada tahun 2004 seluruh desa di wilayahnya berganti status dari desa menjadi Kelurahan. Salah satunya yaitu Kelurahan Palabusa yang saat itu masih masuk dalam wilayah Kecamatan Bungi. Tahun 2007 dengan mekarnya kecamatan Bungi menjadi 2 kecamatan yaitu Kecamatan Bungi dan Kecamatan Lea-Lea, maka Kelurahan Palabusa yang letaknya di pesisir masuk dalam wilayak Kecamatan Lea-Lea. 2.2 Struktur Pemerintahan Desa Struktur pemerintahan kelurahan dalam penentuan jabatan lurah dan perangkat kelurahan termasuk kepala lingkungan ditunjuk dan diangkat oleh Camat sesuai delegasi kewenangan dari Bupati/Walikota. Adapun struktur pemerintahan Kelurahan Palabusa, terdiri dari: Lurah, Sekretis Lurah, Kepala Seksi Trantib, Kepala Seksi Pembangunan dan Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) dan beberapa Ketua RW serta Ketua RT. Dibandingkan dengan beberapa kelurahan se-kecamatan Lea- Lea, umur lurah tergolong tua yang memiliki tingkat pendidikan cukup tinggi, yakni Perguruan Tinggi. Kondisi ini hampir umumnya ditemukan dengan aparatur desa lainnya, seperti Lembaga Perwakilan Mayarakat (LPM yang berusia 38 tahun dengan status pendidikan tamatan SMU/sederajat. 2.3 Sarana dan Prasarana Desa Sarana dan prasarana desa terdiri dari: gedung kantor kelurahan, jalan utama, jalan lingkungan, inventaris alat-alat kantor, masjid, lapangan bola/voli, pendidikan, puskesmas, posyandu, angkutan antar kota, PDAM, aliran listrik dan lainlain. Terkait dengan kepentingan program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT), sarana dan prasarana yang akan diuraikan, meliputi: pendidikan dan aliran listrik yang dapat diakses oleh KK di Kolese. Untuk pendidikan, sarana pendidikan dapat ditemukan dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Pengembangan Desa Pesisir Tangguh 10

Menengah Pertama (SMP). Sementara itu, tidak satupun terdapat sarana dan prasarana Sekolah Menengah Atas (SMA). Untuk sebaran sarana dan prasarana pendidikan ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Fasilitas Sekolah No. Sekolah Negeri Jumlah Swasta 1. TK - 1 2. SD 2-3. SMP - - 4. SMA - - Sumber: Data Potensi Desa/Kelurahan, 2009 (Diolah). Tabel 2. Jumlah KK yang Beleum Tersentuh PLN No. Kepala Keluarga (KK) Jumlah (KK) 1. KK Pengguna Listrik 445 2. KK yang Belum Tersentuh PLN Jumlah 490 Sumber: Data Potensi Desa/Kelurahan, 2009 (Diolah). 45 Untuk sarana prasarana listrik, dari 3.302 KK yang terdapat di Kecamatan Lea-Lea, hanya sebanyak 2.633 KK sebagai pengguna listrik. Sementara itu, masih terdapat sebanyak 669 KK yang belum tersentuh dengan listrik. KelurahanPalabusa merupakan salah satu kelurahan yang memiliki persentase cukup tinggi bagi KK yang belum tersentuh PLN, yakni sebesar 38,4 persen (lihat Tabel 2). Pengembangan Desa Pesisir Tangguh 11

III. KONDISI FISIK WILAYAH jagung, dan lain-lain (lihat Tabel memiliki lahan perkebunan sebanyak 195 KK. 3). Adapun jumlah KK yang 3.1 Geografi dan Administrasi Secara Administratif Kelurahan Palabusa berbatasan dengan: (1) sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kapontori; (2) sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Lealea; (3) sebelah timur ber batasan dengan Kecamatan Bungi, dan (4) sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Lea-Lea. 3.2 Fisiografi dan Kondisi tanah Kondisi tanah di wilayah ini terdiri dari tanah basah, tanah sawah 10 ha, tanah perkebunan perorangan 20 ha, tanah hutan mangrove 3 ha serta tanah untuk fasilitas umum 3 ha. Tabel 3. Luas Lahan di Kelurahan Lowu-Lowu No. Kepala Keluarga (KK) Luas (Ha) 1. Pertanian Sawah - 2. Bukan Sawah 225 3. Non Pertanian 220 Jumlah 445 Sumber: Data Potensi Desa/Kelurahan, 2009 (Diolah). 3.3 Pemanfaatan Lahan dan Perairan Luas Kelurahan Palabusa dibadingkan dengan kelurahan lainnya dalam satu kecamatan relatif kecil, yakni seluas 192 hektar (3,2 persen dari total luas kecamatan). Dari luas lahan tersebut, sebanyak 2,4 persen (145 hektar) diperuntukkan untuk lahan bukan sawah (perkebunan). Untuk itulah, masyarakat Kelurahan Lowu-Lowu umumnya mengolah lahan perkebunan dengan tanaman keras, seperti: kelapa, jambu mete dan lain-lain, serta tanaman sayur-sayuran, seperti: terung, kacang panjang, Pengembangan Desa Pesisir Tangguh 12

IV. KEPENDUDUKAN DAN KEADAAN SOSIAL 4.1 Kependudukan Jumlah total penduduk tahun 2010kelurahan Palabusa 1.0703 jiwa, terdiri dari 769 jiwa laki-laki dan 843 jiwa perempuan, jumlah kepala keluarga mencapai 432 KK. (sumber data profil Kelurahan PalabusaKecamatan Lea-Lea tahun 2010). 4.2 Peranan Kaum Perempuan Peranan kaum perempuan di kelurahan Palabusa disamping sebagai ibu rumah tangga juga ikut perperan dalam mendukung meningkatan pendapatan keluarga dengan membantu suami dalam budidaya rumput laut, utamanya dalam seleksi bibit dan pengikatan bibit rumput laut. Juga dalam sosial kemasyarakatan terlibat dalam kepengurusan/anggota Majelis Taklim dan pengurus PKK tingkat Kelurahan Palabusa dan pengurus PKK tingkat Kecamatan Lea-Lea juga dalam organisasi Dasawisma. perikanan (Karamba, tambak dan budidaya rumput laut yang mencapai 75 ton/th) serta sektor industri kecil (kerajinan tangan). 4.4 Kearifan Lokal Dilaksanakannya kegiatan adat seperti Kandekandea (acara makan bersama pemuka adat, unsur pemerintah, pemuka agama dan masyarakat setempat), Tuturangianaandala ( ritual pembacaan doa) kepercayaan masyarakat setempat yang merupakan salah satu tradisi masyarakat nelayan sebelum melakukan aktifitas melaut atau kondisi laut tidak memberikan hasil yang memuaskan. 4.3 Perekonomian Desa/Kelurahan Sarana Perekonomian di Kelurahan Lowu-lowu terdiri dari 1 unit pasar tradisional dan 37 kios/warung kelontong. Perekonomian desa bersumber dari sektor perkebunan, Pengembangan Desa Pesisir Tangguh 13

V. ISU-ISU UTAMA 5.1 Lingkungan Beberapa isu lingkungan antara lain, masih banyak rumah masyarakat yang belum layak huni, kumuh dan genangan air pada musim hujan akibat saluran drainase yang kurang memadai dan belum secara keseluruhan lingkungan memiliki drainase, pengengelolaan sampah terpadu. Selain itu, juga ditemukan banyaknya penggunaan pupuk tanaman pada rumput laut menyebabkan pencemaran lingkungan sehingga dapat mengganggu kesehatan lingkungan perairan diwilayah kelurahan Lowu-Lowu dan sekitarnya. 5.2 Status Lahan Sebagian pemilik rumah di lingkungan pesisir menganggap bahwa wilayah perairan yang berada tepat di depan rumahnya adalah menjadi hak pribadi untuk melakukan kegiatan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut diwilayah tersebut. 5.3 Pertanian Kurang tersedianya bibit unggul dan pupuk pengairan dan ketersediaan pangan sebagai kebutuhan konsumsi masyarakat. 5.4 Perikanan Terkait dengan isu perikanan, diperlukannya penambahan modal usaha, bantuan kredit dalam pemberdayaan masyarakat pesisir dalam pemanfaatan dan pengelolaan hasil laut sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir umumnya. Selain itu, penggunaan pupuk tamanan dan berbagai jenis peptisida yang berlebihan untuk kegiatan pembudidayaan rumput laut dapat menurunkan kualitas hasil budidaya masyarakat. Juga diperlukan pemberdayaan masyarakat pesisir dalam pemanfaatan dan pengelolaan budidaya Rumput laut dan Budidaya Mabe dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat secara kerkelanjutan. Pengetahuan tambahan menjadi penting bagi kelompokkelompok masyarakat dalam mengelola sumberdaya perikanannya seperti pelibatan kegiatan Pelatihan, Kursus, Bimtek dan lain sebagainya untuk menunjang pengelolaan sumberdaya perikanannya. Terkahir, perlu dukungan sarana prasarana untuk kegiatan pengolahan pasca panen rumput laut masyarakat. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh 14

5.5 Pariwisata Belum ada pengembangan kawasan pariwisata seperti kampung nelayan ataupun tempat wasata yang pengelolaannya lebih profesional. 5.6 Sosial dan Budaya Penanganan lingkungan pemukiman nelayan serta tata cara hidup nelayan dan pengembangan sebagai penunjang. 5.7 Bencana Alam Secara umum kondisi alam di Kelurahan Palabusa hampir menyamai kondisi alam di kelurahan Kolese sehingga persoalaan abrasi pantai juga sering terjadi khususnya diwilayah pesisir pantai. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh 15

VI. MODEL PENANGANAN ISU 6.1 Degradasi Lingkungan Pesisir Perlu adanya kegiatan sosialisasi yang kontinyu tentang pemanfaatan dan pengolahan lingkungan pesisir dan hasil laut yang ramah lingkungan melalui pengaktifan kegiatan POKMASWAS. Selain itu, diperlukan adanya aturan untuk mendukung penegakan hukum bagi pihak-pihak yang melakukan pengerusakan lingkungan maupun ekosistem laut seperti peraturan daerah atau peraturan kelurahan. 6.4 Kelembagaan Meningkatkan kemampuan dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadai dikantor kelurahan dan kelembagaan masyarakat yang mendukung jalannya roda pemerintahan di Kelurahan Palabusa. 6.2 Sosial Ekonomi Masyarakat Diadakannya kegiatan pemberdayaan dan atau pelatihan keterampilan masyarakat pesisir dalam hal pengelolaan hasil laut seperti pelatihan pembuatan nugget, bakso ikan, es krim rumput laut dan lain-lain dalam hal ini berguna untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat nelayan. 6.3 Infrastruktur Penyediaan sarana dan prasarana umum dan perumahan yang aman, layak, terjangkau dan sesuai dengan karakteristik masyarakat pesisir Kelurahan Palabusa. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh 16

DAFTAR PUSTAKA Anonimous.2006. Undang-undang No 27 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-pulau Kecil. Jakarta. Kota Bau-bau 2009. Data Potensi Desa/Kelurahan, 2009 Pengembangan Desa Pesisir Tangguh 17