II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Dasar Hukum dan Pengertian Perseroan Terbatas (PT) a. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERSEROAN TERBATAS DAN PENERAPAN ASAS PIERCING THE CORPORATE VEIL ATAS TANGGUNG JAWAB DIREKSI

BAB II TINJAUAN UMUM PERSEROAN TERBATAS

BAB II BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS. pemegang sahamnya untuk mengalihkan perusahaannya kepada setiap orang

BAB II PENGATURAN DIREKSI MENURUT KETENTUAN UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS. perseroan yang paling tinggi, serta yang berhak dan berwenang untuk

BAB II PENGATURAN TENTANG PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA

EKSISTENSI DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS. Oleh : Raffles, S.H., M.H.

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

COMANDITAIRE VENOOTSCHAP (CV)

BAB I P E N D A H U L U A N

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI BADAN HUKUM PRIVAT. Dari kata Perseroan Terbatas dapat diartikan bahwa, kata Perseroan

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERBUATAN-PERBUATAN PENDIRI SEBELUM PERSEROAN MEMPEROLEH PENGESAHAN BADAN HUKUM Oleh: Adem Panggabean BAB I PENDAHULUAN

Bab 2 Badan usaha dalam kegiatan bisnis. MAN 107- Hukum Bisnis Semester Gasal 2017 Universitas Pembangunan Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, Jakarta, 2000 hal 1. Universitas Sumatera Utara

SYARAT-SYARAT SAHNYA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT) DI INDONESIA 1 Oleh : Nicky Yitro Mario Rambing 2

Direksi mempunyai tugas dan wewenang ganda yaitu melakukan pengurusan dan menjalankan perwakilan perseroan Direksi yang mengurus dan mewakili

BAB 3. Prosedur Mendirikan Perusahaan. Oleh : Edy Sahputra Sitepu, SE, MSi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Perundang-undangan lainnya yang terkait Peraturan Pelaksanaan (PP dst.)

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperoleh sesuatu yang lebih menguntungkan dari sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. bertumbuh pesat. Menurut Peneliti terbukti dengan sangat banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Peranan notaris..., E. Paramitha Sapardan, FH UI, hlm. 1. Universitas Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II BATASAN KRITERIA DIREKSI PERSEROAN TERBATAS DALAM MELAKSANAKAN DUTY OF LOYALTY DAN DUTY OF CARE BERDASARKAN UNDANG UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. dan harta kekayaan para pendiri atau pemegang sahamnya. 3. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Perseroan terbatas merupakan salah satu bentuk Maskapai Andil Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Tanggungjawab terbatas..., Ronald U.P. Sagala, FH UI, 2010.

BAB II PERSYARATAN KEPEMILIKAN SAHAM DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

B AB II PENGANGKATAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI BANK MENURUT UNDANG-UNDANG PERBANKAN. A. Kedudukan PT dan PT Bank dalam Hukum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan keahlian masing-masing serta cara yang berbeda-beda dalam

BAB II PERAN NOTARIS DALAM PERUBAHAN PERUSAHAAN BERBENTUK PERSEROAN KOMANDITER MENJADI PERSEROAN TERBATAS

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan business judgment..., Kanya Candrika K, FH UI, , TLN No. 4756, Pasal 1 angka 1.

BAB II KEWENANGAN DIREKSI PERSEROAN DALAM MELAKSANAKAN PENGURUSAN PERUSAHAAN

BAB II HUBUNGAN HUKUM INDUK PERUSAHAAN DENGAN ANAK PERUSAHAAN. A. Status Badan Induk perusahaan dan Anak Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Definisi Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut Perseroan) menurut

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERSEROAN TERBATAS. Nama asli dari PT (Perseroan Terbatas) adalah Naamloze

6. Saham dengan hak suara khusus tidak ada, yang ada hanyalah saham dengan hak istimewa untuk menunjuk Direksi/Komisaris;

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERSEROAN TERBATAS

PERSEROAN TERBATAS. Copyright by dhoni yusra. copyright by dhoni yusra 1

Definisi Perseroan Terbatas menurut Pasal 1 angka 1 UUPT adalah sebagai

e) Hak Menghadiri RUPS... 55

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

2011, No Mengingat : Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan Data Perseroan Terbatas. 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut PT) menjadi badan hukum yang ideal di

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Tanggung Jawab Direksi Terhadap Kerugian Yang Diderita Perseroan

PENERAPAN PRINSIP KEADILAN DALAM GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PEMENUHAN HAK-HAK PEMEGANG SAHAM MINORITAS DIAN APRILLIANI / D

Lex Privatum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

Pengertian PT atau Perseroan Terbatas

TANGGUNG JAWAB YURIDIS PENYELENGGARAAN DAFTAR PEMEGANG SAHAM MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN1995

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

WEWENANG DIREKSI DAN AKIBAT HUKUMNYA BAGI PERSEROAN TERBATAS

Analisis pemahaman..., Kristanto, FH UI, BAB 1 PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) JAWABAN TUGAS HUKUM PERUSAHAAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa,

PIAGAM DIREKSI. Piagam ini diterbitkan untuk menjadi panduan Direksi dan anggotanya dalam mengelola dan menjalankan Perseroan. A.

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk.

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak As

1 Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999, hlm Ibid.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. penelitian yang dilakukan beserta dengan pembahasan yang telah diuraikan, dapat

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PERSEROAN TERBATAS BERDASARKAN PRINSIP FIDUCIARY RELATIONSHIP

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Saham Perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya. Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan memperhatikan


II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa, perseroan

perubahan Anggaran Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. Selain pertimbangan sekala ekonomi. Pemilihan PT dilatar belakangi oleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Doktrin piercing the corporate veil ditransplantasi ke dalam sistem hukum

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TANGGUNG JAWAB DIREKSI TERHADAP AKTIVITAS PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM BERSTATUS BADAN HUKUM

peraturan perundang-undangan di Indonesia TANGGUNG JAWAB DIREKSI PT (Persero) GO-PUBLIC TERHADAP PENJUALAN SAHAM PERUSAHAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS

BAB II PEMBUBARAN DAN TANGGUNGJAWAB LIKUDIATOR

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terelakkan lagi, dimana Indonesia berada di tengah dan dalam kancah

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG PERSEKUTUAN PERDATA, PERSEKUTUAN FIRMA, DAN PERSEKUTUAN KOMANDITER

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. DENGAN PERATURAN POJK NOMOR 32/ POJK.04/2014 DAN NOMOR 33/ POJK.

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN KOMISARIS DALAM MELAKUKAN KEPENGURUSAN PERSEROAN TERBATAS

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

Tatacara Balik Nama atas Kepemilikan Saham Bank.

Transkripsi:

7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Perseroan Terbatas (PT) 1. Dasar Hukum dan Pengertian Perseroan Terbatas (PT) Dasar hukum merupakan suatu landasan atau aturan yang dijadikan pedoman dalam melakukan suatu perbuatan. Dasar hukum yang mengatur tentang Perseroan adalah sebagai berikut: a. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas b. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1998 tentang Pemakaian Nama Perseroan Terbatas c. Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Kata perseroan dalam pengertian umum adalah perusahaan atau organisasi usaha atau badan usaha. Sedangkan perseroan terbatas adalah suatu bentuk organisasi yang ada dan dikenal dalam sistem hukum dagang indonesia 1 Kata perseroan menunjuk kepada modalnya yang terdiri atas sero (saham). Sedangkan terbatas menunjuk kepada tanggung jawab pemegang saham yang tidak melebihi nilai nominal saham yang diambil bagian dan dimilikinya. 2 1 I.G. Rai Widjaya. Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas. Mega Poin. Jakarta.2000.hlm11 2 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja. Seri Hukum Bisnis Perseroan Terbatas Raja Grafindo Persada, Jakarta.2008. hlm.89

8 Sebutan atau bentuk PT datang dari hukum dagang belanda (WvK) dengan singkatan NV atau Naamlooze Vennootschap, yang singkatannya juga lama digunakan di Indonesia sebelum diganti dengan singkatan PT. Sebenarnya bentuk ini berasal dari Perancis dengan singkatan SA atau Societe Anonyme yang secara harfiah artinya Perseroan tanpa nama. Maksudnya adalah bahwa PT itu tidak menggunakan nama salah seorang atau lebih diantara para pemegang sahamnya, melainkan memperoleh namanya dari tujuan perusahaan saja 3 Kata Perseroan terbatas pada beberapa negara mempunyai perbedaan dalam penyebutannya, antara lain: Dalam bahasa Inggris disebut dengan Limited (Ltd.) Company atau Limited Liability Company; ataupun Limited (Ltd) Corporation. Dalam Bahasa Belanda disebut dengan Naamlooze Vennotschap atau yang sering disingkat dengan NV saja. Dalam bahasa Jerman terhadap Perseroan terbatas ini disebut dengan Gesellschaft mit Beschrankter Haftung. Dalam Bahasa Spanyol disebut dengan Sociedad De Responsabilidad Limitada 4 Menurut Pasal 1 Ayat (1) UUPT, pengertian Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasar perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi dalam persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan peelaksanaannya. Selain itu, ada juga yang memberikan arti Perseroan terbatas sebagai suatu asosiasi pemegang saham (atau bahkan seorang pemegang saham jika dimungkinkan untuk itu oleh hukum di negara tertentu) 3 I.G. Rai Widjaya. Op Cit. hlm11 4 Munir Fuady. Hukum Perusahaan (Dalam Paradigma Hukum Bisnis). Citra Aditya Bakti. Bandung.2003.hlm.11

9 yang diciptakan oleh hukum dan diberlakukan sebagai manusia semu (artificial person) oleh pengadilan, yang merupakan badan hukum karenanya sama sekali terpisah dengan orang-orang yang mendirikannya, dengan mempunyai kapasitas untuk bereksistensi yang terus-menerus, dan sebagai suatu badan hukum, Perseroan terbatas berwenang untuk menerima, memegang dan mengalihkan harta kekayaan, menggugat atau digugat, dan melaksanakan kewenangan-kewenangan lainnya yang diberikan. Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa pengertian Perseroan terbatas adalah suatu badan hukum yang terdiri dari beberapa orang yang bernaung di bawah 1 (satu) nama bersama yang ditetapkan berdasarkan undang-undang. 2. Pendirian Perseroan Terbatas Sebagai konsekuensi dari dianutnya paham yang dianut Undang-Undang Perseroan Terbatas, yang menyatakan PT adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan Perjanjian, maka Pasal 7 Ayat (1) UUPT mensyaratkan bahwa PT harus didirikan dua orang atau lebih. Istilah orang di sini bermakna orang perorangan (natural person) atau badan hukum (legal enitity). Dengan demikian pemegang saham PT dapat berupa orang perorangan maupun badan hukum. 5 Untuk mendirikan suatu Perseroan terbatas harus dipenuhi syarat dan prosedur yang berlaku supaya pendirian Perseroan sah sebagai badan hukum. Syarat umum yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut: 5 I.G. Rai Widjaya. Op Cit. hlm12

10 a. Copy KTP para pemegang saham dan pengurus, minimal 2 orang b. Copy KK penanggung jawab / Direktur c. Nomor NPWP Penanggung jawab d. Pas photo penanggung jawab ukuran 3X4 = 2 lbr berwarna e. Copy PBB tahun terakhir sesuai domisili perusahaan f. Copy Surat Kontrak/Sewa Kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha g. Surat Keterangan Domisili dari pengelola Gedung jika berdomisili di Gedung Perkantoran h. Surat Keterangan RT/RW (jika dibutuhkan, untuk perusahaan yang berdomisili di lingkungan perumahan) khusus luar jakarta i. Kantor berada di Wilayah Perkantoran/Plaza, atau Ruko, atau tidak berada di wilayah pemukiman. j. Siap disurvey Syarat pendirian PT secara formal berdasarkan UUPT adalah sebagai berikut: a. Pendiri minimal 2 oang atau lebih (Pasal 7 Ayat (1)) b. Akta Notaris yang berbahasa Indonesia c. Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka peleburan (Pasal 7 Ayat 2 & Ayat 3) d. Akta pendirian harus disahkan oleh Menteri Hukum dan diumumkan dalam BNRI (Pasal 7 Ayat 4) e. Modal dasar minimal Rp. 50jt dan modal disetor minimal 25% dari modal dasar (Pasal 32, Pasal 33) f. Minimal 1 orang direktur dan 1 orang komisaris (Pasal 92 Ayat 3 & Pasal 108 Ayat 3)

11 g. Pemegang saham harus WNI atau Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia, kecuali PT. PMA Prosedur pendirian Perseroan terbatas menurut UUPT mempunyai beberapa tahap yang harus dilakukan antara lain, tahap pembuatan akta, pengesahan, pendaftaran dan pengumuman, yang diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap Pembuatan Akta Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 7 Ayat (1) UUPT dinyatakan bahwa Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia. Di samping itu PT harus didirikan dengan akta otentik dalam hal ini oleh dan dihadapan pejabat yang berwenang yaitu notaris, yang di dalamnya memuat anggaran dasar dan keterangan lainnya. Pada saat pendirian dipersyaratkan para pendiri wajib mengambil bagian saham atau modal. 2. Tahap Pengesahan Setelah dibuat akta pendirian yang di dalamnya memuat anggaran dasar dan keterangan lainnya, kemudian dimintakan pengesahannya, yaitu pengesahan pemerintah yang dalam hal ini oleh Menteri. Pengesahan ini mengandung arti penting bagi pendirian Perseroan terbatas, karena menentukan kapan Perseroan itu memperoleh status Badan Hukum. Dalam hal ini berdasarkan Pasal 7 Ayat (6) UUPT, disebutkan bahwa Perseroan memperolah status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh Menteri, yang dalam hal ini adalah Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

12 Prosedur pengesahan dijelaskan dalam Pasal 9 UUPT yang menyatakan bahwa, untuk memperoleh pengesahan Menteri, para pendiri bersama-sama atau kuasanya, mengajukan permohonan tertulis dengan melampirkan Akta pendirian Perseroan. Biasanya permohonan pengesahan ini sekaligus ditangani dan diajukan oleh notarisnya yang rnembuat akta, karena pada umumnya para pendiri tidak mau repot mengurus sendiri pengesahan ini, sehingga biasanya notaris yang membuatkan akta pendirian sekaligus diminta menguruskan pengesahannya. Pengesahan tersebut sesuai Pasal 9 Ayat (2) UUPT harus diberikan paling lama dalam waktu 60 (enam puluh) hari setelah permohonan diterima. 3. Pendaftaran dan Pengumuman Di dalam UUPT pendaftaran dan pengumuman dijadikan satu dalam satu bagian ketentuan yaitu bagian ketiga Pasal 21, 22, dan 23. Menurut UUPT yang dimaksud pendaftaran adalah pendaftaran dalam Daftar Perusahaan, yang di dalam penjelasannya dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Daftar Perusahaan adalah daftar perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan. Sehingga dengan demikian pendaftarannya dilakukan di Kantor pendaftaran perusahaan yaitu di Kantor Perdagangan dan Perindustrian, yang harus dilakukan untuk memenuhi kewajiban pendaftaran perusahaan sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 3 Tahun 1982. Pendaftaran ini harus dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah pengesahan atau persetujuan diberikan atau setelah tanggal penerimaan laporan.

13 Ketentuan lebih lanjut pendirian PT setelah didaftarkan yaitu pengumuman ke dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia (TBNRI). Pengumuman ini dilakukan paling lambat dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pendaftaran. Demikian syarat dan prosedur yang harus dipenuhi supaya pendirian dapat memperoleh pengesahan dan legalitas sebagai badan hukum (rechtspersoon, legal entity). Syarat tersebut bersifat kumulatif, bukan bersifat fakultatif. Satu saja dari syarat itu cacat (defect) atau tidak terpenuhi, mengakibatkan pendiriannya tidak sah sebagai badan hukum 6 B. Organ dalam Perseroan Terbatas Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hukum, PT layaknya tubuh manusia secara biologis, memiliki organ untuk melakukan metabolisme. Organ Perseroan tersebut terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan Dewan Komisaris, yang diuraikan sebagai berikut: 1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) RUPS adalah organ Perseroan yang mewakili kepentingan seluruh pemegang saham dalam Perseroan terbatas. RUPS merupakan organ Perseroan yang tinggi dan berkuasa untuk menentukan arah dan tujuan perseroan. RUPS memiliki segala wewenang yang tidak diberikan kepada direksi dan komisaris perseroan. Menurut Pasal 1 Angka 4 UUPT, Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RUPS, adalah organ Perseroan yang mempunyai 6 Chatamarrasjid, Menyingkap Tabir Perseroan Kapita Selekta Hukum Perusahaan, PT Citra Aditya Bakti, Bandung. 2000.hlm.18

14 wewenang yang tidak diberikan kepada direksi atau dewan komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang ini dan/atau anggaran dasar. 2. Direksi PT sebagai badan hukum dalam melakukan perbuatan hukum harus melalui pengurusnya. Tanpa adanya pengurus, badan hukum tidak akan dapat berfungsi. Ketergantungan antara badan dan pengurus menjadi sebab mengapa antara badan hukum dan pengurusnya lahir hubungan fidusia (fiductary duties) di mana pengurus selaku pihak yang dipercaya bertindak dan menggunakan wewenangnya hanya untuk kepentingan perseroans semata. Fiductary duties di dalam PT pada dasarnya berkaitan dengan kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab Direksi. Menurut Pasal 1 Ayat 5 UUPT, Direksi adalah organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Jadi Direksi merupakan pengurus Perseroan yang bertindak untuk dan atas nama perseroan. Selanjutnya Pasal 92 Ayat (1) dan Pasal 98 Ayat (1) Undang- Undang Perseroan Terbatas menegaskan bahwa Direksilah yang bertugas mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Direksi memiliki tugas dan kewenangan ganda, yakni melaksanakan pengurusan dan perwakilan perseroan. Kewenangan

15 pengurusan meliputi semua perbuatan hukum yang tercakup dalam maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan yang ditentukan anggaran dasar. Dengan demikian, Direksi adalah organ Perseroan yang di dalam Perseroan mengambil bagian dalam lalu-lintas hukum sesuai dengan maksud dan tujuannya. Inilah yang menjadi sumber kewenangan direksi untuk melakukan perbuatan hukum dengan pihak ketiga. Dengan perkataan lain, Direksi mewakili baik di dalam maupun di luar pengadilan 7 Pengurusan Perseroan oleh direksi tidak hanya terbatas pada memimpin dan menjalankan kegiatan rutin, tetapi juga mencakup pengelolaan kekayaan perseroan. Direksi merupakan dewan direktur (board of director) yang dapat terdiri dari satu atau beberapa direktur. Apabila direksi lebih dari satu orang direktur, maka salah satunya menjadi direktur utama atau presiden direktur, dan yang lainnya menjadi direktur atau wakil direktur. Berdasarkan prinsip fiduciary duties tersebut, Pasal 97 Ayat (2) UUPT menentukan bahwa setiap anggota direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan. Pelanggaran terhadap kewajiban Fiduciary duties berakibat pada timbulnya tanggung jawab pribadi direksi. Sehubungan dengan hal ini, Pasal 97 Ayat (3) UUPT menentukan bahwa setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada Ayat (2). 7 Munir Fuady. Hukum Perusahaan (Dalam Paradigma Hukum Bisnis). Citra Aditya Bakti. Bandung.2003.hlm.11

16 Sebagaimana dijelaskan di atas, direksi memiliki kewajiban untuk mengurus dan mengelola Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan 3. Dewan Komisaris Konsep hukum tentang dewan komisaris berasal dari konsep hukum Jerman, yang serupa dengan hukum di negara Eropa kontinental lainnya, yang dalam bahasa Belanda disebut dengan Raad Van Commissarissen, yang meskipun tidak ada padanannya dalam konsep hukum common law, dalam bahasa Inggris sering juga disebut dengan istilah Board of Commissioner. Akan tetapi, untuk dewan komisaris ini, dalam bahasa Inggris sering juga disebut dengan Board of Commissory atau Board of Supervisory Directors 8 Ada sebagian orang beranggapan bahwa jabatan komisaris dalam suatu PT semata-mata sebagai suatu pelengkap, hal ini dikarenakan kitab Undang Undang Hukum Dagang (KUHD) tidak mengharuskan adanya kelembagaan komisaris, organ komisaris dalam konsep KUHD sifatnya fakultatif, artinya boleh ada boleh tidak. Walaupun dalam kenyataannya kebanyakan PT yang didirikan berdasarkan undang-undang tersebut memiliki dewan komisaris, karena UUPT mengharuskan adanya kelembagaan komisaris sebagai salah satu organ pada Perseroan terbatas. 9 Menurut Pasal 1 Ayat (6) UUPT, Dewan komisaris adalah: organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai 8 Ibid. hlm.13 9 Agus Budiarto. Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas, Ghalia Indonesia, Jakarta. 2002.hlm. 87.

17 dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi. Anggota dewan komisaris disebut dengan nama komisaris. Ini berarti tugas dewan komisaris adalah melakukan: a. Pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha perseroan, dan b. Memberi nasihat kepada direksi. Setiap anggota dewan komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, dan dengan memperhatikan ketentuan mengenai larangan dan batasan yang diberikan dalam undang-undang, khususnya UUPT, dan anggaran dasar Perseroan tersebut. 10 C. Anggaran Dasar Perseroan Terbatas (PT) Sebagai sebuah badan hukum, Perseroan Terbatas (PT) tak dapat dilihat dan diraba secara fisik kecuali aset-asetnya (kantor gedung dan para karyawannya). Sekilas badan hukum PT nampak imajiner, namun dalam bentuk real-nya badan hukum PT dapat diterawang lewat Anggaran Dasar-nya. Anggaran Dasar PT mencantumkan tugas dan tanggung jawab serta hak dan kewajiban seluruh Organ PT, sehingga Anggaran Dasar PT dapat dikatakan merupakan bentuk konkret dari sebuah badan hukum PT. 10 Chatamarrasjid, Menyingkap Tabir Perseroan Kapita Selekta Hukum Perusahaan, PT Citra Aditya Bakti, Bandung. 2000.hlm.44

18 Menurut UUPT, suatu Anggaran Dasar PT harus memuat sekurang-kurangnya: 1. Nama dan tempat kedudukan PT 2. Maksud dan tujuan pendirian PT 3. Kegiatan usaha PT 4. Jangka waktu berdirinya PT 5. Modal PT 6. Jumlah, nilai, dan klasifikasi saham serta hak-hak yang melekat pada setiap saham 7. Anggota Direksi dan Dewan Komisaris PT 8. Tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS 9. Tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota Direksi dan Dewan Komisaris 10. Tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen Hal-hal yang dilarang dimuat dalam Anggaran Dasar PT yaitu: a. Ketentuan mengenai penerimaan bunga tetap atas saham. b. Ketentuan mengenai pemberian manfaat pribadi kepada pendiri atau pihak lain. Perubahan Anggaran Dasar PT ditetapkan oleh RUPS dan harus dinyatakan dalam Akta Notaris yang dibuat dalam Bahasa Indonesia. Perubahan Anggaran Dasar tertentu yang harus mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI meliputi: 1. Nama PT dan/atau tempat kedudukan PT 2. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PT

19 3. Jangka waktu berdirinya PT 4. Besarnya modal dasar 5. Pengurangan modal ditempatkan dan disetor 6. Status PT Tertutup menjadi PT Terbuka atau sebaliknya Perubahan Anggaran Dasar selain sebagaimana tersebut di atas, cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. D. Pengertian Tanggung Jawab Setiap manusia pasti mempunyai tanggung jawab atas segala apa yang dikerjakan, meskipun kadar tanggung jawab setiap manusia berbeda-beda. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan). Pengertian tanggung jawab dapat dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu tanggung jawab dalam arti accountability, responsibility, dan liability. Tanggung jawab accountbility dalam arti hukum biasanya berkaitan dengan keuangan. Tanggung jawab dalam arti responsibility maksudnya "wajib menanggung segala sesuatunya", kalau terjadi sesuatu dapat disalahkan, dituntut, dan diancam oleh hukuman pidana oleh penegak hukum didepan pengadilan, menerima beban akibat tindakan sendiri atau orang lain. Tanggung jawab dalam arti liability berarti menanggung segala sesuatu kerugian yang terjadi akibat perbuatannya atau perbuatan orang lain yang bertindak untuk dan atas nama. 11 11 Agus Budiarto. Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas, Ghalia Indonesia, Jakarta. 2002.hlm. 114

20 Seiring dengan perkembangan kemajuan dibidang ilmu (hukum) konsep tanggung jawab dalam arti liability ini makin dirasa perlu untuk membuat kualifikasi yang jelas atas pembagian tersebut agar tidak terjadi perbedaan yang sedemikian rupa sehingga hal ini akan berdampak pada tataran pengaplikasiannya nanti. Adapun pembedaan dapat dilihat, sebagai berikut: Pertama: tanggung jawab hukum berdasarkan kesalahan (based on fault liability) hal ini dalam KUHPerdata terdapat dalam pasal 1365 Ayat 5, yang dikenal dengan perbuatan melawan hukum (onrechmatigdaad) berlaku umum terhadap siapapun. Kedua: Tanggung jawab praduga bersalah (presumption of liability) yaitu perusahaan demi hukum harus membayar yang diakibatkan olehnya, kecuali perusahaan tersebut dapat membuktikan tidak bersalah. Ketiga: Tanggung Jawab hukum Tanpa Bersalah (liabilty without fault) yaitu perusahaan bertanggung jawab mutlak terhadap kerugian yang diderita oleh pihak ketiga, tanpa memerlukan pembuktian lebih dahulu. 12 E. Kerangka Pikir Kerangka pikir penelitian mengenai Tanggungjawab Direksi dalam Pengurusan Perseroan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 12 Ibid.hlm. 115

21 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 (UUPT) Kepengurusan PT Oleh Direksi Kewajiban Direksi Tanggung Jawab Direksi Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka dapat dijelaskan bahwa Perseroan adalah salah satu badan hukum yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 (disebut dengan istilah UUPT). Perseroan Terbatas sebagai suatu badan hukum membutuhkan organ-organ yang bertugas menjalankan perseroan. Salah satu organ Perseroan adalah Direksi yang bertugas sebagai pengurus Perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan. Direksi merupakan organ yang paling penting dalam menentukan maju mundurnya bank tersebut. Direksi mempunyai lingkup kewenangan yang luas dalam pengurusan perseroan, sehingga dapat menimbulkan kewajiban untuk menjalankan Perseroan secara maksimal. Adanya kewajiban tersebut menuntut anggota direksi untuk bertanggung jawab atas tidakan yang telah dilakukan untuk Perseroan sebagaimana diatur dalam anggaran dasar perseroan.