HARMONISASI PENGATURAN PERSYARATAN TENAGA KERJA ASING DALAM SKEMA REGULASI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci: Masyarakat Ekonomi ASEAN, Persaingan Usaha, Kebijakan, Harmonisasi.

Keywords: ASEAN Economic Community, Micro, Small and Medium Enterprises, Monopoly

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

Masyarakat Ekonomi ASEAN. Persiapan Menghadapi Persaingan Dunia Kerja By : Tambat Seprizal (FE 06)

BENTUK-BENTUK PRAKTIK OUTSOURCING DALAM UNDANG- UNDANG KETENAGAKERJAAN

INOVASI GOVERNMENTAL MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGATURAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

KESEPAKATAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) MELALUI PERJANJIAN BERSAMA DITINJAU DARI ASPEK HUKUM KETENAGAKERJAAN

Oleh : Putu Ayu Satya Mahayani I Ketut Sujana Hukum Keperdataan, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

Oleh. Roberta Kristine. Anak Agung Ngurah Yusa Darmadhi. Bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada

DAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal...

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang dapat distandardisasi secara internasional di setiap negara.

PERLINDUNGAN INDUSTRI DALAM NEGERI MELALUI TINDAKAN SAFEGUARD WORLD TRADE ORGANIZATION

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN DAN PENGATURAN KEBIJAKAN PERSAINGAN USAHA DI ASEAN Sejarah Masyarakat Ekonomi ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. Kerjasama ekonomi merupakan keniscayaan untuk dilakukan bagi setiap negara

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA THE MINISTER OF MANPOWER AND TRANSMIGRATION OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

HAK ISTIMEWA BAGI INVESTOR ASING DALAM BERINVESTASI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING ILEGAL MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasaran pembahasan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya,

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN)

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015.

PERLINDUNGAN TERHADAP INVESTOR ASING APABILA TERJADI SENGKETA DI INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG UNDANG PENANAMAN MODAL ASING. Oleh

ANALISIS PEMBENTUKAN ASEAN CROSS BORDER INSOLVENCY REGULATION SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN KEPAILITAN LINTAS BATAS DI ASEAN

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR TERHADAP PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Asia pada tahun sangat

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENERAPAN PENGGUNAAN MATA UANG RUPIAH BAGI PELAKU USAHA PERDAGANGAN LUAR NEGERI

PENGATURAN HAK PENGUASAAN TANAH HAK MILIK PERORANGAN OLEH NEGARA

PENOLAKAN EKSEKUSI PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI PENGADILAN NASIONAL INDONESIA. Oleh: Ida Bagus Gde Ajanta Luwih I Ketut Suardita

LANGKAH ANTISIPATIF PEMPROV DALAM MENGHADAPI MEA / AEC

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERKEMBANGAN PROFESI AKUNTANSI & ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 PUSAT PEMBINAAN AKUNTAN DAN JASA PENILAI KEMENTERIAN KEUANGAN RI

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

yaitu menciptakan kawasan ekonomi ASEAN yang stabil, makmur, dan

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

PELUANG TENAGA KERJA INDONESIA DALAM MENGHADAPI MEA Oleh: Tiesnawati Wahyuningsih, SH., MH (FISIP)

HARMONISASI KEBIJAKAN PERSAINGAN USAHA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Globalisasi saat ini pelaku usaha dituntut untuk lebih kreatif dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya. Untuk memulai hal tersebut akan dipaparkan contoh yang sangat sederhana.

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan nama Deklarasi Bangkok. Deklarasi ini disahkan dengan

2 b. bahwa Persetujuan dimaksudkan untuk menetapkan prosedur penyelesaian sengketa dan mekanisme formal untuk Persetujuan Kerangka Kerja dan Perjanjia

BAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga

Oleh : Komang Eky Saputra Ida Bagus Wyasa Putra I Gusti Ngurah Parikesit Widiatedja

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi secara luas telah membuka perekonomian dunia dalam skala yang hampir

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya masyarakat yang sejahtera dan damai. Namun, kerjasama

Ina Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA)

TANGGUNG JAWAB DIREKSI BERDASARKAN PRINSIP FIDUCIARY DUTIES DALAM PERSEROAN TERBATAS

PERLINDUNGAN BAGI PEKERJA YANG MENGALAMI SAKIT SETELAH BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA

ANALISIS TENTANG PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI PIHAK DALAM PEMBENTUKAN PERJANJIAN INTERNASIONAL

KONTRAK BISNIS ANTARA PEMILIK KLUB DENGAN PEMAIN SEPAK BOLA

I Ketut Partha Cahyadi I Made Arya Utama Kadek Sarna. Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana. Abstract

PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES

2 b. bahwa Persetujuan dimaksudkan untuk menetapkan prosedur penyelesaian sengketa dan mekanisme formal untuk Persetujuan Kerangka Kerja dan Perjanjia

Oleh : Ni Putu Lisna Yunita I Gede Putra Ariana. Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana. Abstract

ARAH PEMBANGUNAN HUKUM DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Oleh: Akhmad Aulawi, S.H., M.H. *

BAB I PENDAHULUAN. Komunitas ASEAN atau ASEAN Community merupakan komunitas negaranegara

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Website :

BAB V PENUTUP. pemerintah Indonesia telah melakukan ratifikasi Piagam ASEAN kedalam. hukum nasional Indonesia dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor

KEGIATAN PEMBAHASAN PENYUSUNAN ASEAN HARMONIZED TARIFF NOMENCLATURE (AHTN) 2017

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X. Jl. Tamansari No.1 Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ADB (Asian Development Bank) dan ILO (International Labour. Organization) dalam laporan publikasi ASEAN Community 2015: Managing

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

BAB I PENDAHULUAN. kemudian terbagi dalam beberapa divisi yang terpecah dan kemudian mendorong terbentuknya

PERLINDUNGAN JAMINAN KESEHATAN TERHADAP TENAGA KERJA KONTRAK PADA DINAS TENAGA KERJA DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI KOTA DENPASAR *

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP NON DISKRIMINASI PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Aliran masuk remitansi (remittance inflow) global telah mengalami pertumbuhan pesat

DUMPING DAN ANTI-DUMPING SEBAGAI BENTUK UNFAIR TRADE PRACTICE DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sebagai tujuan akhir integrasi ekonomi

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTASI ASING DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Prosedur.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYALAHGUNAAN VISA KUNJUNGAN OLEH WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

PESAN AIPA OLEH Y.M. TAN SRI DATUK SERI PANGLIMA PANDIKAR AMIN BIN HAJI MULIA PRESIDEN AIPA & KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT MALAYSIA

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

KURIKULUM PERPAJAKAN MENJAWAB TANTANGAN AEC (ASEAN ECONOMIC COMMUNITY ) Judi Budiman Ketua Forum Dosen Pajak Indonesia IAI-KAPd

GROWTH AND RESILIENCY: THE ASEAN STORY. (Nugraha Adi) I. Latar Belakang

RELEVANSI KESEPAKATAN PAKET BALI DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

STATUS KEWARGANEGARAAN INDONESIA BAGI PENDUKUNG ISIS (ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA)

PERIZINAN PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN BERLAKUNYA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI FRANCHISEE USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM BISNIS FRANCHISE

Transkripsi:

1 HARMONISASI PENGATURAN PERSYARATAN TENAGA KERJA ASING DALAM SKEMA REGULASI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY Oleh: Ida Bagus Gede Satya Wibawa Antara Ida Bagus Wyasa Putra Ida Bagus Erwin Ranawijaya Abstrak Harmonisasi hukum merupakan suatu penggabungan dan penyalarasan peraturan hukum, untuk menghindari peraturan hukum yang berbenturan atau disharmonisasi hukum, pada tahun 2008 ASEAN mengeluarkan Cetak Biru Masyarakat ekonomi ASEAN 2015, yakni sebuah perjanjian internasional yang mengatur tentang arus bebas terhadap beberapa sektor ekonomi, termasuk yaitu Tenaga Kerja terlatih, dalam pembebasan tenaga kerja terlatih ini, ASEAN pun menemui hambatanhambatan terhadap produk hukumnya sendiri yakni setiap negara anggota ASEAN memiliki peraturan yang berbeda-beda terhadap Tenaga kerja asing yang berkeinginan bekerja di wilayah sesama negara ASEAN. Kata Kunci: Masyarakat Ekonomi ASEAN, Tenaga Kerja Asing, Pengaturan, Harmonisasi Abstrac Harmonization Law form as alignment or congenial to a regulation of law, to avoid any collide regulation or Law Dis-harmonization, on 2008 ASEAN release ASEAN Economic Blue Print 2015, an International Agreement which govern concerning a free flow for several economic sectors, Including free flow of skilled labor, in the liberation of skilled labor, ASEAN has to face Obstacles on their own regulation, that every state member of ASEAN already has their own regulation concerning foreign labor who wish to doing his work in other ASEAN Country territory. Keywords : Harmonization, Foreign Labour,Regulation, ASEAN Economic Community I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) /AEC (ASEAN Economic Community) merupakan sebuah agenda integrasi ekonomi negara-negara anggota ASEAN salah satunya pada bidang ketanagakerjaan, yang selanjutnya didalam AEC Blue Print 2015 yang telah ditanda tangani oleh 10 kepala negara ASEAN ini pada Section A.5 No. 33 dan 34 itu mengatur tentang pembebasan tenaga kerja terlatih dalam melakukan pekerjaannya diseluruh negara ASEAN, namun dengan ada nya

2 pembebasan terhadap tenaga kerja terlatih dalam pemberlakuan AEC ini akan mengakibatkan terciptanya kesenjengan norma hukum antara hukum nasional negara anggota ASEAN dan AEC Blue print 2015. Pada AEC Blue Print 2015 tersebut masih terdapat banyak perdebatan terhadap bagaimana cara untuk mengharmonisasikan MEA, harmonisasi merupakan upaya dalam mencari keselarasan, karena seperti yang kita ketahui setiap negara di ASEAN sudah memiliki ketentuan serta peraturan ataupun persyaratan TKA, AEC Blue Print 2015 hanya mengatur arus bebas (Free Flow), namun tidak memuat standarisasi dalam hal pengimplementasian MEA ini di negara-negara ASEAN, sedangkan pengaturan terhadap TKA pada masing-masing negara anggota ASEAN terdapat perbedaan pengaturan serta persyaratannya. 1.2. Tujuan Tujuan dari penulisan ini ialah untuk mengetahui tentang bagaimana cara mengharmonisasi pengaturan terhadap tenaga kerja asing di negara anggota ASEAN dengan pemberlakuan arus bebas tenaga kerja terlatih dalam yang terdapat di AEC Blue print 2015. II. ISI MAKALAH 1.1. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian normatif (normative research), yang dimana penelitian ini menggunakan kesenjengan antar norma-norma hukum yang berada di masyarakat, dan akan ada di masyarakat, atau dapat dikatakan hukum positif yang sedang berlaku tidak sepaham atau tidak sejalan dengan suatu aturan hukum lainnya yang dapat memberikan kekosongan hukum 1 1.2. Hasil dan Pembahasan 1.2.1. Pengaturan Persyaratan Tenaga Kerja Asing dalam skala AEC dan 6 negara anggota ASEAN. Pengaturan Terhadap Tenaga kerja sendiri diatur dalam AEC Blueprint 2015, yakni terdapat pada A.5 pembebasan terhadap tenaga kerja ahli (Free Flow of Skilled Jakarta, h.19 1 Amiruddin dan H.Zainal asikin, 2010, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali pers,

3 Labour) 2 yakni pada No. 33-34 yakni mengatur tentang pembebasan terhadap visa serta halangan-halangan terhadap tenaga kerja ahli sesama negara ASEAN, untuk bekerja diluar wilayah negara nya dan juga akan dibentuk suatu harmonisasi serta standarisasi yang dapat memfasilitasi dalam ruang lingkup regional. Syarat TKA Di Indonesia yakni di haruskan mengajukan ijin kerja kepada pemerintah terkait, harus didampingi oleh tenaga kerja lokal, memiliki NPWP,dsl 3 ini berdasarkan PERMENKER Nomor 16 tahun 2015 tentang persyaratan penggunaaan TKA, Berbeda dengan negara Filipina yakni harus mengajukan ijin kerja / visa kerja kepada department tenaga kerja, dan ijin akan diberikan kepada pemohon TKA jika tidak ditemukan tenaga kerja lokal yang berkompeten dalam bidang yang akan dilakukan oleh TKA 4, sedangkan di Singapura mengajukan izin kerja terhadap pemerintah Singapura, terdapat larangan terhadap TKA yang dalam hal ini melakukan pekerjaannya tanpa mengantongi izin kerja (Visa Kerja / Working Visa) dari pemerintah Singapura 5, bebeda dengan Malaysia TKA yang ingin bekerja di Malaysia terlebih dahulu harus memiliki sponsor yang setuju untuk mendukung TKA tersebut secara finansial serta pemulangan terhadap TKA tersebut jika diperlukan, melakukan pengajuan Visa, dsb 6 Sedangkan di Myanmar Belum memiliki pengaturan yang jelas terhadap pengaturan persyaratan TKA yang berlaku di negaranya, jika ada pun tidak terdapat pada hukum formil ketenagakerjaan, beberapa pengaturan terhadap TKA ada diatur dalam Myanmar Investment Law. Lain halnya dengan Vietnam persyaratannya yakni TKA yakni mengharuskan TKA untuk mengajukan Ijin Kerja (Work Permit) dan mematuhi kewajiban terhadap hukum yang belaku di Vietnam terkecuali ada pengaturan oleh perjanjian internasional yang diaksesi oleh pemerintah Vietnam mengatur sebaliknya 7. Namun AEC belum mengeluarkan standarisasi terhadap apa yang dapat dikatagorikan sebagai Tenaga Kerja Terlatih, persyaratan-persyaratan terhadap tenaga kerja terlatih, regulasi-regulasi untuk menjadi tenaga kerja terlatih, dan tidak ada 2 AEC Blueprint 2015 Section A.5 3 PERMENKER Nomor 16 tahun 2015 tentang penggunaan tenaga kerja asing. Pasal 36 4 Labor Code Of The Philippines (Presidential decree No. 442,AS Amended) Article 40 42 5 Employment of Foreign Manpower (Amendement) ACT No.24 of 2012 Part II Article 5 6 Malaysia Employment Act 1955 Section 2 7 Vietnam Labour Code 23 june 1994 Section 133

4 pengaturan hukum serta penyelesaian sengketa jika terdapat perselisihan dalam perihal yang menyangkut AEC 1.2.2. Harmonisasi Pengaturan Tenaga Kerja Asing AEC Teori Harmonisasi atau penyatuan hukum teori yang mengatur tentang bagaimana suatu peraturan dari hukum internasioanal menjadi bagian dari hukum nasional tanpa membutuhkan pengadopsian oleh badan legislatif atau pengadilan suatu negara, peraturan hukum internasional itu bersatu/bergabungdengan hukum nasional karena itu merupakan aturan dari hukum internasional 8. Harmonisasi diartikan dalam Black Law dictionary merupakan sebuah proses penyelarasan ataupun di dalam perjanjian yakni sebuah penyatuan hukum untuk menyatukan untuk mencapai sebuah tujuan yang dicapai 9, dan istilah harmonisasi hukum itu sendiri muncul dalam kajian ilmu hukum pada tahun 1992 di Jerman. Harmonisasi terhadap pengaturan TKA didalam pelaksanaan AEC Harus dilakukan yakni harusnya terdapat penyatuan terhadap suatu sistem hukum yang mengatur karena di dalam pengaturan AEC sendiri membebaskan tenaga kerja terlatih dalam melakukan pekerjaan nya namun itu berbanding terbalik dengan pengaturan TKA dalam beberapa negara di ASEAN pada umumnya, terdapat suatu pertentangan hukum yang terdapat pada suatu perjanjian internasional dengan peraturan-peraturan hukum yang masih berlaku positif di sebagian negara ASEAN III. Kesimpulan Masih terdapat perbedaan pengaturan hukum serta persyaratan-persyaratan dalam cakupan tenaga kerja asing antar negara ASEAN, baik itu hukum yang berbentuk formil maupun materiil yang masih berlaku positif di negara anggota ASEAN, sedangkan peraturan AEC melalui AEC Blueprint Agreement 2015 hanya menyebutkan arus bebas tenaga kerja terlatih antar sesame negara ASEAN, namun tidak menjelaskan lebih eksplisit terhadap persyaratan ataupun pengaturan terhadap TKA, yang mana setiap negara memiliki persyaratan yang berbeda dengan negara lainnya, dan tak sedikit yang terdapat perbedaan persyaratan bagi tenaga kerja asing 94 8 Martin Dixon, 2007, Textbook on International Law, Oxford University Press, New york, h. 9 Henry Campbell Black,M.A., 1968, Black s Law Dictionary, West Publishing CO. h 849

5 Karena walaupun AEC Blueprint Agreement 2015 telah memberikan kebebasan terhadap arus bebas tenaga kerja terlatih, namun sebagian besar negara anggota memiliki persyaratan terhadap TKA yang mana berbeda dengan apa yang tertuang di dalam AEC Blueprint Agreement 2015, karena AEC ini memiliki tujuan yakni meningkatkan daya saing SDM serta mutu kualitas SDM agar terciptanya kawasan ekonomi yang terintegritas. Daftar Pustaka Buku Amiruddin dan H.Zainal asikin, 2010, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali pers, Jakarta Henry Campbell Black,M.A., 1968, Black s Law Dictionary, West Publishing CO Martin Dixon, 2007, Textbook on International Law, Oxford University Press, New york Peraturan Perundang-Undangan AEC Blue Print 2015. Vienna Convention 1969 Law of Treaty