I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang sebagian besar

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis

BAB I PENDAHULUAN. makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR KULIT BUAH PISANG KEPOK TERHADAP PERTUMBUHAN KANGKUNG DARAT. (Artikel) Oleh MARETA SAFITRI

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta. memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2015 di Desa

I. PENDAHULUAN. terdiri dari beberapa jenis, diantaranya kangkung air (Ipomoea aquatica

BAB I PENDAHULUAN. sampah atau limbah baik rumah tangga, pabrik, maupun industri lainnya. Sampah

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

Nur Rahmah Fithriyah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komoditi hortikultura merupakan produk yang berpeluang, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans, Poir) KULTIVAR KENCANA

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman cepat

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

I. PENDAHULUAN. Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL ) terbuat dari bahan-bahan alami,

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

zalaca) di Kabupaten Banjarnegara pohon, dengan jumlah pohon

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang tidak baik bagi manusia. Tumpukan sampah. tersebut jika dibiarkan dapat menimbulkan pencemaran, penyakit serta

BAB I PENDAHULUAN. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal sayuran tersebut. Sehingga menambah tumpukan sampah. Limbah merupakan material sisa yang tidak di inginkan setelah

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

PEMANFAATAN BUAH PISANG KLUTHUK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN BUAH STROBERI (Fragaria x annanassa) PADA CAMPURAN MEDIA TANAM TANAH LIAT DAN PASIR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

BAB I PENDAHULUAN. limbah, mulai dari limbah industri makanan hingga industri furnitur yang

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses mempengaruhi peserta didik agar dapat. menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya serta

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

I PENDAHULUAN. Masyarakat mulai menyadari bahaya memakan makanan yang. mengandung bahan-bahan kimia sintetis terutama sayur-sayuran yang dapat

I. PENDAHULUAN. pembenihan karena memiliki nutrisi tinggi, antara lain protein %,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

KUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk Indonesia bermatapencaharian dari hasil alam yang. berupa pertanian maupun perkebunan. (L.

diperhatikan. Penelitian Machrodania (2015), dosis pemberian pupuk organik cair paling optimal pada tanaman kedelai yaitu 16,86 ml/l/polybag dan

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

KARYA ILMIAH TENTANG PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) SECARA ORGANIK. Oleh : Ika Kartika Wati

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan perkebunan ataupun pabrik biji kopi yang jika tidak dimanfaatkan akan

I. PENDAHULUAN. dan jagung. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein 30-50%, lemak

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) termasuk ke dalam suku Liliaceae. Brebes yang merupakan sentra terbesar bawang merah.

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran bayam merupakan salah satu jenis makanan yang dikonsumsi

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang sebagian besar kondisi tanahnya subur serta memiliki iklim tropis karena terletak di antara 6º LU 11º LS dan 95º BT 141º BT, antara lautan Pasifik dan lautan Hindia, antara benua Asia dan benua Australia, dan pada pertemuan dua rangkaian pegunungan, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterranian, sehingga cocok untuk lahan budidaya pertanian seperti tanaman pangan, sayuran, tanaman tahunan juga jenis buah-buahan (Hafidz, 2014: 1-4). Salah satu jenis buah yang digemari sebagian besar masyarakat Indonesia untuk dibudidayakan adalah buah pisang, hal ini dikarenakan proses pertumbuhannya yang sederhana yaitu tidak terlalu membutuhkan banyak perawatan khusus seperti buah-buahan lainnya, sehingga meminimalisir biaya produksi yang mengakibatkan bertambahnya keuntungan. Selain itu peluang bisnis buah pisang lebih unggul dikarenakan memiliki daya simpan yang lebih lama bila dipanen pada masa tua sebelum masak dari pohonnya. Disisi lain buah pisang dapat diolah menjadi aneka makanan olahan baik basah maupun kering (Rukmana, 1999: 19).

2 Secara medis mengkonsumsi buah pisang dapat membantu kegiatan perut manusia berupa melancarkan buang air besar (BAB) karena serat alaminya serta mencegah sariawan dengan kandungan vitamin C-nya. Mengkonsumsi buah pisang dapat dilakukan dengan dua cara yakni secara langsung maupun secara tidak langsung. Buah pisang dikonsumsi secara tidak langsung yakni dengan mengolahnya terlebih dahulu agar menjadi berbagai produk yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan tanpa ada proses pengolahan, sehingga banyak industri yang memanfaatkan buah pisang sebagai bahan dasar misalnya industri kripik pisang, tepung pisang, sale pisang atau industri yang berbahan dasar pisang lainnya (Purbowo, Mahfud, dan Juniarti, 2012: 2). Sebuah aktivitas industri sudah dipastikan menghasilkan produk dan hasil sampingan yang berupa limbah. Untuk industri yang menggunakan bahan dasar pisang tentu akan menghasilkan limbah utama yang berupa kulit pisang. Limbah tersebut akan menjadi sampah jika dibiarkan begitu saja tanpa pengolahan yang baik, sehingga dampaknya bagi lingkungan amatlah buruk (Purbowo, Mahfud, dan Juniarti, 2012: 2). Salah satu daerah di Lampung yang yang sebagian besar masyarakatnya memanfaatkan buah pisang sebagai bahan pokok industri adalah Desa Karang Anyar, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran. Banyaknya warga desa Karang Anyar yang memiliki usaha industri rumahan dengan bahan dasar pisang mengakibatkan banyaknya limbah kulit pisang didaerah tersebut.limbah kulit pisang yang dibiarkan begitu saja tanpa adanya

3 pengolahan selanjutnya nantinya akan membusuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga akan mengganggu aktivitas dari warga setempat. Sejauh ini pemanfaatan limbah kulit pisang masih kurang, hanya sebagian orang yang memanfaatkannya sebagai pakan ternak. Adapun kandungan yang terdapat dikulit pisang yakni protein, kalsium, fosfor, magnesium, sodium dan sulfur, sehingga kulit pisang memiliki potensi yang baik untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik (Susetya, 2012: 26). Pembuatan pupuk organik dari limbah kulit buah pisang kepok dapat dilakukan dengan cara menghancurkan kulit buah pisang kepok kemudian ditambah gula jawa yang sudah dihancurkan serta air bersih yang kemudian diinkubasi selama 7 hari di dalam ember plastik yang tertutup rapat (Mufida, 2013: 29). Berdasarkan hasil analisis pada pupuk organik padat dan cair dari kulit pisang kepok yang telah dilakukan oleh Nasution di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, dapat diketahui bahwa kandungan unsur hara yang terdapat pada pupuk organik padat kulit pisang kepok yaitu, C-organik 6,19%; N-total 1,34%; P2O5 0,05%; K2O 1,478%; C/N 4,62% dan ph 4,8 sedangkan pupuk organik cair kulit pisang kepok yaitu, C-organik 0,55%, N-total 0,18%; P2O5 0,043%; K2O 1,137%; C/N 3,06% dan ph 4,5 ( Nasution, Mawarni, dan Meiriani, 2014: 1030). Selain itu, penggunaan pupuk kimia di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, kenaikan tingkat intensifikasi serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha

4 peningkatan hasil pertanian. Para ahli lingkungan hidup khawatir dengan pemakaian pupuk kimia akan menambah tingkat polusi tanah akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan manusia (Lingga dan Marsono, 2000: 17). Penggunaan pupuk kimia secara berkelanjutan menyebabkan pengerasan tanah. Mengerasnya tanah disebabkan oleh penumpukan sisa atau residu pupuk kimia, yang berakibat tanah sulit untuk digemburkan sebab sifat bahan kimia yang terkandung dalam pupuk kimia adalah relatif lebih sulit terurai atau hancur dibandingkan dengan bahan organik yang terkandung pada pupuk organik (Notohadiprawiro, Soeprapto, dan Susilowati dalam Supardi, 2011: 1). Semakin kerasnya tanah dan penggunaan konsentrasi pupuk yang lebih tinggi dari sebelumnya untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal dapat menyebabkan proses penyebaran perakaran dan aerasi (pernafasan) akar terganggu yang berakibat akar tidak dapat berfungsi secara optimal untuk menyerap unsur hara dan pada gilirannya akan menurunkan kemampuan produksi tanaman tersebut (Notohadiprawiro, Soeprapto, dan Susilowati dalam Supardi, 2011: 1). Berdasarkan hal tersebut makin berkembang alasan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Salah satu solusi dari pengurangan pupuk kimia adalah melakukan pembudidayaan tanaman dengan sistem pertanian organik. Salah satu contohnya yaitu budidaya tanaman sayur seperti tanaman kangkung dengan menggunakan pupuk organik.

5 Tanaman kangkung darat ( Ipomoeae reptans Poir ) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak ditanam oleh petani dengan skala kecil maupun besar untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Tanaman kangkung besar manfaatnya sebagai pemenuhan asupan gizi bagi tubuh makhluk hidup terutama manusia. Ditinjau dari segi kandungan gizi tanaman kangkung setiap 100 g bahan kangkung segar mengandung kalori sebesar 31 kal, protein 1,0 g, lemak 0,3g, karbohidrat 7,3 g, kalsium 29 mg,vitamin A 470 mg, vitamin B1 0,05 mg,air 90,9 g (Setiadi dalam Agustina,Yursida, dan Purwanto, 2013: 100). Daya tarik budidaya tanaman kangkung terletak pada teknik budidayanya beserta cara pengelolaannya, dan cara perawatannya yang sangat sederhana dan mudah. Salah satu faktor budidaya yang perlu diperhatikan adalah pemberian unsurhara atau pemupukan untuk menyuburkan tanaman. Unsur hara yang diperlukan tanaman kangkung darat menurut Margianto dalam Malik (2009: 353-360) adalah nitrogen (N) 69 kg /ha, fosfor (P2O5) 54 kg /ha, dan kalium (K2O ) 21 kg /ha. Petani biasa menggunakan pupuk cair kimia untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman kangkung agar mendapatkan pertumbuhan yang maksimal dan cepat, tetapi efek dari penggunaan pupuk kimia ini adalah kurang baik pada kesehatan manusia. Agar tidak menimbulkan efek bagi kesehatan, penambahan unsur hara atau pemupukan pada budidaya kangkung dapat dilakukan dengan mengaplikasikan pupuk organik cair yaitu pupuk organik cair dari limbah kulit pisang. Penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman kangkung sudah pernah dilakukan sebelumnya seperti

6 penelitian yang dilakukan oleh Pangaribuan (2012: 303-304), yang meneliti pengaruh pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kangkung, bayam, dan caisim yang menghasilkan bahwa variabel pengamatan jumlah daun, bobot kering akar. bobot kering tajuk, rasio tajuk akar, dan bobot segar daun tanaman kangkung pada perlakuan pupuk organik cair nyata lebih tinggi daripada perlakuan kontrol (tanpa pemberian pupuk). Penelitian tentang pengaruh pupuk organik cair yang berasal dari limbah kulit pisang juga pernah dilakukan sebelumnya seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Nasution (2014: 1036-1037) yang meneliti tentang pengaruh pupuk organik padat dan cair dari kulit pisang kepok yang diaplikasikan pada tanaman sawi dengan berbagai konsentrasi. Konsentrasi pupuk organik cair dari limbah kulit pisang yang dipakai yaitu 0, 25, 45 dan 65 ml/ tanaman/ aplikasi. Hasilnya menunjukan bahwa pupuk organik padat maupun pupuk organik cair yang berasal dari kulit pisang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman sawi yaitu pada tinggi tanaman, luas daun, serta bobot kering tanaman. Unsur hara nitrogen yang terkandung dalam pupuk organik cair kulit buah pisang kapok merupakan unsur hara yang paling utama untuk pertumbuhan tanaman sawi. Nitrogen merupakan komponen klorofil sehingga penting untuk proses fotosintesis. Nitrogen digunakan oleh tanaman untuk membentuk protein dan asam nukleat. Di era yang semakin maju seorang pendidik dituntut untuk memiliki kompetensi yang mumpuni dan diharapkan dapat memiliki kualifikasi sebagai seorang pendidik juga dituntut untuk mampu mengembangkan sumber belajar

7 sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga nantinya dapat memberikan inovasi dalam pembelajaran. Oleh karena itu pengembangan sumber belajar sangat diperlukan untuk memberikan bekal kepada calon pendidik seperti dalam penyusunan lembar kerja siswa (LKS). Kurikulum 2013 disusun untuk membekali siswa berbagai kompetensi, yakni sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Salah satu komponen perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 adalah Lembar Kegiatan Siswa (LKS) (Kemendikbud dalam Indah, Susantini, dan Kuswanti, 2015: 689). Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Gadingrejo, pada materi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelas XII belum terdapat LKS eksperimen. Padahal untuk kurikulum 2013 menghendaki tidak hanya kognitif saja yang diajarkan akan tetapi psikomotorik juga harus diterapkan seperti melaksanakan praktikum, percobaan ataupun penelitian. Hal inilah yang menyebabkan peneliti tertarik untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) ekperimen berbasis kurikulum 2013 pada materi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelas XII. Dari uraian permasalahan di atas maka peneliti mengajukan judul Pengaruh Penggunaan Pupuk Organik Cair Dari Limbah Kulit Pisang Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans Poir) sebagai studi ekperimen untuk bahan penyusun lembar kerja siswa (LKS) pada materi pertumbuhan dan perkembangan tanaman mata pelajaran biologi kelas XII IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo.

8 B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penelitin ini yaitu: 1. Apakah terdapat pengaruh dari penggunaan pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir)? 2. Apakah hasil penelitian ini dapat digunakan dalam pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) eksperimen pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan tanaman pada siswa SMA kelas XII semester 1? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui pengaruh dari penggunaan pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir). 2. Membuat LKS eksperimen materi pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada siswa SMA kelas XII semester 1 berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir).

9 D. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini, diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat digunakan siswa sebagai sumber belajar yaitu berupa LKS pada materi perkembangan dan pertumbuhan dalam pembelajaran Biologi SMA kelas XII. 2. Bagi Mahasiswa a. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa sebagai calon pendidik mengenai pemanfaatan limbah kulit buah pisang sebagai pupuk organik cair yang dapat membantu mempercepat pertumbuhan tanaman kangkung darat sehingga dapat dijadikan acuan ketika mengajar materi biologi baik di SMP maupun SMA. b. Memberi pengetahuan tentang pembuatan LKS berdasarkan hasil penelitian pada materi perkembangan dan pertumbuhan tanaman dalam pembelajaran Biologi SMA kelas XII. 3. Bagi Masyarakat Menambah sumbangan pengetahuan baru kepada masyarakat tentang pengolahan limbah kulit pisang menjadi pupuk organik cair yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat sehingga dapat digunakan sebagai pupuk alternatif untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia.

10 E. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup dari penelitian ini yaitu terdiri dari subjek dan objek penelitian. Subjek penelitian pada penelitian ini yaitu tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) sedangkan objek penelitiannya adalah pengaruh penggunaan pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat. Pertumbuhan tanaman kangkung darat dapat diketahui dari pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas permukaan daun tanaman kangkung darat. Hasil penelitian akan dijadikan bahan penyusunan LKS ekperimen materi perkembangan dan pertumbuhan tanaman yang kemudian akan diujikan kepada dosen Pendidikan Biologi dan guru biologi SMA N 1 Gadingrejo. F. Kerangka Pikir Pisang adalah salah satu buah yang digemari masyarakat Indonesia untuk dibudidayakan. Hal ini dikarenakan proses pertumbuhannya yang sederhana yaitu tidak terlalu membutuhkan banyak perawatan khusus seperti buah-buahan lainnya, sehingga meminimalisir biaya produksi yang mengakibatkan bertambahnya keuntungan. Disisi lain buah pisang dapat diolah menjadi aneka makanan olahan baik basah maupun kering sehingga banyak industri rumahan yang memanfaatkan buah pisang sebagai bahan pokok industrinya. Untuk industri yang menggunakan bahan dasar pisang tentu akan menghasilkan limbah utama yang berupa kulit buah pisang. Limbah tersebut akan menjadi sampah jika dibiarkan begitu saja tanpa pengolahan yang baik,

11 sehingga dampaknya bagi lingkungan amatlah buruk. Pemanfaatan limbah kulit buah pisang kepok oleh masyarakat masih kurang. Padahal selain dimanfaatkan sebagai pakan ternak kulit buah pisang juga dapat dimanfaat untuk bahan pembuat pupuk organik. Pertumbuhan tanaman kangkung darat dipengaruhi oleh jenis pupuk yang digunakan, petani biasa menggunakan pupuk cair kimia untuk mendapatkan pertumbuhan yang maksimal dan cepat, tetapi efek dari penggunaan pupuk kimia ini adalah kurang baik bagi kesehatan sehingga diperlukan pupuk yang sesuai dan tidak memiliki efek buruk bagi kesehatan, salah satu alternatif tersebut adalah dengan menggunakan pupuk organik. Pada penelitian ini menggunakan limbah dari kulit buah pisang kepok sebagai pupuk organik cair. Dimana telah kita ketahui bahwa kulit buah pisang kepok memiliki beberapa kandungan seperti protein, selulosa, fospor, magnesium dan kalsium yang sangat baik bagi pertumbuhan tanaman. Jadi dengan penggunaan pupuk organik cair yang berasal dari limbah kulit buah pisang kepok diharapkan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kangkung darat. Adapun skema dan alur penelitian yang akan saya lakukan seperti terlihat pada Gambar 1 berikut ini:

12 Permasalahan : 1. Limbah kulit buah pisang kepok yang belum termanfaatkan secara maksimal. 2. Bahaya penggunaan pupuk kimia bagi lingkungan. 3. Belum adanya LKS ekperimen berbasis kurikulum 2013 pada materi pertumbuhan dan perkembangan tanaman di SMA N 1 Gadingrejo. Dekomposisi limbah kulit buah pisang kepok sebagai pupuk organik cair dan penyusunan LKS eksperimen berbasis kurikulum 2013 materi perkembangan dan pertumbuhan tanaman kelas XII SMA. Pengolahan pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok. Limbah kulit buah pisang kepok, gula jawa dan air bersih lalu diinkubasi dalam ember plastik volume 20 kg selama7 hari (Mufida, 2013: 29) Disaring Padat (Kompos Padat) Cair (Pupuk Organik Cair) 0 ml 20 ml 40 ml 60 ml Tanaman Kangkung Darat Pengamatan dan analisis pengaruh yang terjadi pada pertumbuhan tanaman kangkung darat meliputi: a. tinggi tanaman, b. jumlah daun, c. luas daun. Gambar 1 Skema kerangka pemikiran

13 G. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Adanya pengaruh dari penggunaan pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir).