KEBIJAKAN DALAM IMPLEMENTASI SPGDT DI INDONESIA dr. Chairul Radjab Nasution, SpPD, KGEH, FINASIM, FACP, M.Kes Plt. Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Disampaikan pada acara Seminar Nasional & Workshop 2016, Jakarta 3 Februari 2016 1
dr. CHAIRUL R. NASUTION, SpPD-KGEH, FINASIM, FACP, M.Kes PENDIDIKAN 1977-1982 : Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. 1985-1991 : Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta. 1998-2002 : Master Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 2001 : Health Services Management, Royal Melbourne Institute of Technology, Australia. 2008 : Konsultan Gastroenterohepatologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta. 2009 : Fellow of The Indonesian Society of Internal Medicine, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta. 2010 : Fellow of The American College of Physician PENGALAMAN ORGANISASI Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta. Wakil Ketua Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia Jakarta Raya. Ketua Indonesian Association for The Study of the Liver(InaASL), Cabang Jakarta. Ketua Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia, Cabang Jakarta. Ketua Perkumpulan Digestive-Endoscopy Indonesia, Cabang Jakarta. Wakil Ketua PB PDMMI(Persatuan Dokter Managemen Medis Indonesia). Sekretaris Jenderal PB PAPDI JABATAN SEBELUMNYA 1992 :Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUP Fatmawati, Jakarta. 1996 :Kepala Bagian Sekretariat RSUP Fatmawati, Jakarta. 2003 :Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP Fatmawati, Jakarta. 2003 :Konsultan Pelayanan RSUP Fatmawati, Jakarta. 2005 :Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Fatmawati, Jakarta. 2006 :Kepala Komite Etik dan Hukum RSUP Fatmawati, Jakarta. 2008 :Direktur Utama RS Djamil Padang. 2008:Direktur Utama RSUP Fatmawati, Jakarta 2011-2015 : Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan 2015 -sekarang: SAM Bid Tek Kes dan Globalisasi 2015 sekarang : Plt. Dirjen Pelayanan Kesehatan
OUTLINE 1. KONDISI PELAYANAN GAWAT DARURAT SAAT INI 2. KONSEP PENGEMBANGAN SPGDT 3. ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PELAYANAN GAWAT DARURAT 4. IMPLEMENTASI SPGDT
KONDISI PELAYANAN KONDISI PELAYANAN GAWAT DARURAT SAAT INI
DI INDONESIA SAAT INI Kejadian sehari-hari yang dihadapi masyarakat PELAYANAN KESEHATAN Belum dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Belum merata pelayanan diseluruh wilayah Indonesia Perbedaan distribusi SDM dan fasyankes Keterbatasan sistem komunikasi dan transportasi dibeberapa wilayah Masih terfokus pada pengembangan Puskesmas dan RS, belum banyak menyentuh masyarakat untuk melakukan upaya preventif
SITUASI PELAYANAN GAWAT DARURAT SAAT INI Belum semua fasyankes memiliki pelayanan gawat darurat yang sesuai dg standar Kurangnya pelayanan di pelayanan gawat darurat yang berfokus pada Patient Safety Kurangnya jumlah dan kualitas tenaga kesehatan di pelayanan gawat darurat Belum optimalnya jejaring komunikasi dan koordinasi antar Pemerintah, Institusi Pendidikan, Dinkes, Fasyankes, OP dan masyarakat dlm penanganan kegawatdaruatan Belum optimalnya sistem rujukan antar fasyankes Belum ditetapkannya Sistem Pelayanan Gawat Darurat (EMSS) yang terpadu dari pra fasyankes hingga fasyankes
Gambaran pelayanan di IGD RS saat ini:
Belum adanya sistem penanganan kegawatdaruratan yang standar dan terintegrasi Fakta bhw pelayanan kesehatan khususnya penanganan kegawatdaruratan perlu ditingkatkan untuk menekan angka kematian dan mencegah kecacatan Perlu sistem yang terpadu didukung dengan sistem komunikasi SPGDT SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu) adalah suatu tata cara penyelenggaraan pelayanan gawat darurat yang terintegrasi berbasis call center dengan menggunakan kode akses telekomunikasi 119
KONSEP PENGEMBANGAN PELAYANAN KONSEP PENGEMBANGAN PELAYANAN GAWAT DARURAT
SISTEM KOMUNIK ASI RESPON CEPAT Time Saving Is Life And Limb Saving SPGDT YAN GADAR OLEH NAKES TUJUAN SPGDT Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kegawatdaruratan Mempercepat respon penanganan korban MELIBAT KAN MASYA RAKAT YAN AMBULANS Menyelamatkan jiwa dan mencegah kecacatan
KONSEP PENGEMBANGAN SPGDT SISTEM KOMUNI KASI DIKELOLA OLEH PUSAT KOMANDO NASIONAL SINGLE NUMBER, KODE AKSES 119 TERINTERGRASI DG PSC & FASYANKES TERHUBUNG DG KEPOLISIAN, PEMADAM KEBAKARAN DLL SPGDT NCC PUSAT KOMANDO NASIONAL/NATIONAL COMMAND CENTER (NCC) DI KEMENTERIAN KESEHATAN FUNGSI: MEMILAH PANGGILAN, MENERUSKAN KE PSC, DAN DOKUMENTASI, MONITORING, PELAPORAN SERTA EVALUASI PSC PUBLIC SAFETY CENTER (PSC) WAJIB DIBENTUK DITIAP2 KABUPATEN/KOTA BAGIAN RANGKAIAN KEGIATAN SPGDT PRA FASYANKES FASYAN KES PUSKESMAS, KLINIK DAN RS MELAKUKAN PELAYANAN GAWAT DARURAT SESUAI STANDAR MELALUI PENDEKATAN MULTI DISIPLIN RS WAJIB MELAKUKAN PEMUTAKHIRAN INFORMASI RS
ALUR PELAYANAN DALAM SPGDT Panggilan Darurat Pusat Komando Nasional / NCC Fasilitas Aplikasi di NCC dan PSC PSC Kab/Kota 1. Call Tracker 2. Algoritma 3. Informasi faskes 4. Informasi TT 5. Halo Kemkes 6. Informasi Ambulans 7. Aplikasi reporting dan dashboard monitoring Tim PSC, Ambulans, Fasyankes
ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PELAYANAN GAWAT DARURAT
3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANG GUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN DA AN KEWILAYAHAN PROGRAM INDONESIA PINTAR PARADIGMA SEHAT VISI DAN MISI PRESIDEN TRISAKTI: Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik; Berkepribadian dlm budaya 9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA) Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia Indonesia PROGRAM INDONESIA SEHAT RENSTRA 2015-2019 PENGUATAN YANKES KELUARGA SEHAT PROGRAM INDONESIA KERJA PROGRAM INDONESIA SEJAHTERA D T P K JKN NORMA PEMBANGUNA AN KABINET KERJA
PROGRAM INDONESIA SEHAT RENSTRA 2015-2019 Pilar 1. Paradigma Sehat Program Pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan Promotif - Preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan Pemberdayaan masyarakat Pilar 2. Penguatan Yankes Program Peningkatan Akses terutama pd FKTP Optimalisasi Sistem Rujukan Peningkatan Mutu Penerapan pendekatan Penerapan continuum pendekatan of care continuum of care Intervensi berbasis Intervensi berbasis resiko kesehatan resiko kesehatan (health risk) (health risk) Pilar 3. JKN Program Benefit Sistem pembiayaan: asuransi azas gotong royong Kendali Mutu & Kendali Biaya Sasaran: PBI & Non PBI Tanda kepesertaan KIS INOVASI: SPGDT KELUARGA SEHAT D T P K 15
LANDASAN HUKUM TERKAIT 1. UU 36/2009 tentang Kesehatan 2. UU44/2009tentangRS 3. Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan 4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi Gawat Darurat(IGD) Rumah Sakit 5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 882/Menkes/SK/X/2009 tentang Pedoman Penanganan Evakuasi Medik 6. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.02.03/I/2043/2013 tentang Panduan Pembentukan dan Operasionalisasi Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu (Public Safety Center)
UU 36 Th 2009 tentang Kesehatan, pasal 85: Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta wajib memberikan pelayanan kesehatan pada bencana bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan UU 44/2009 tentang RS, pasal 29: Setiap RS wajib memberikan pelayanan gawat darurat kpd pasien sesuai dg kemampuan pelayanannya Kepmenkes 856/2009 ttg Standar IGD RS: Setiap RS wajib memiliki yan gadar yg memiliki kemampuan: - melakukan pemeriksaan awal kasus kasus gadar - Melakukan resusitasi & stabilisasi (life saving)
INPRES NO. 4 TH 2013 PROGRAM DEKADE AKSI KESELAMATAN JALAN Pilar V(Penanganan Pra dan Pasca Kecelakaan) Koordinator: Menteri Kesehatan Bertanggung jawab meningkatkan: Penanganan pra kecelakaan meliputi promosi dan peningkatan kesehatan pengemudi pd keadaan/situasi khusus Penanganan pasca kecelakaan dg Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) PROGRAM AKSI KELUARAN Penanganan Pasca Kecelakaan Pembentukan SPGDT di setiap kab/kota 1. Tersediannya 1 pusat layanan informasi cepat (Hotline Service Center) 2. Tersedianya tenaga terlatih dlm penanggulangan penderita gawat darurat 3. Tersedianya PSC
IMPLEMENTASI SPGDT
VISI Terwujudnya Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang terintegrasi menuju masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. MISI Meningkatkan kualitas pelayanan gawat darurat mulai dari pra fasyankes, fasyankes dan antar fasyankes. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin penanganan kasus-kasus kegawatdaruratan yaitu dalam rangka penyelamatan jiwa dan mengurangi angka kecacatan. Menjamin ketersediaan SDM kesehatan/non kesehatan dan sarana prasarana serta peralatan kesehatan. Menciptakan tata kelola sistem kegawatdaruratan yang baik melalui komunikasi dan koordinasi dengan pihak terkait. Mengurangi angka kematian dan angka kecacatan.
Sudah tersedia kode akses kegawatdaruratan kesehatan 119 Telah disusun Algortime kegawatdaruratan bersama dg ARVI Kemenkes sdg menyelesaikan proses pengadaan di NCC Permenkes ttg SPGDT sudah dalam tahap harmonisasi dan sinkronisasi di Biro Hukum Kemkes BeberapadaerahtelahmengembangkanSPGDT dg Saat ini telah terbentuk kurang lebih 40 PSC
GAMBARAN LAYOUT NCC