DISASTER NURSING R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom Mata Kuliah Gadar dan Bencana Tingkat III Semester VI Prodi Keperawatan Persahabatan Juli

dokumen-dokumen yang mirip
DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS

MITIGASI BENCANA BENCANA :

BAB 1 PENDAHULUAN. alam (natural disaster) maupun bencana karena ulah manusia (manmade disaster).

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

PENILAIAN RISIKO PPMK-DEPKES

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

MITIGASI BENCANA BANJIR DI WILAYAH DKI JAKARTA BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Tris Eryando

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia.

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP

INOY TRISNAINI, SKM., M.KL FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA BENCANA PERAN KADER KESEHATAN MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

MANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Korban banyak, kerusakan infra struktur, disertai ancaman keamanan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut indeks rawan bencana Indonesia (BNPB, 2011), Kabupaten

Lampiran 1. Tingkat Organisasi. Skor. Tinggi 1

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

KERENTANAN (VULNERABILITY)

KEBIJAKAN PENGELOLAAN MASALAH PENANGGULANGAN BENCANA BIDANG KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

KOMUNITAS MASYKUR KHAIR

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN

No.1119, 2014 KEMENHAN. Krisis Kesehatan. Penanganan. Penanggulangan Bencana. Pedoman.

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

Definisi Bencana (2) (ISDR, 2004)

D. DAFTAR PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (PERFORMANCE APPRAISAL) 1

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

Upaya-upaya dalam rangka menekan dampak akibat bencana sangat diperlukan pengaturan organisasi, tata laksana hubungan kerja, koordinasi dan komunikasi

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pencarian, Pertolongan Dan Evakuasi

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan

KAJIAN TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA ALAM DI INDONESIA

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

PERKESMAS 2. RUANG LINGKUP 3. URAIAN UMUM

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM PENANGGULANGAN BENCANA 12/23/2009 1

PANDUAN MENGHADAPI BENCANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bencana dan Pergeseran Paradigma Penanggulangan Bencana

PENDAHULUAN BAB I A. LATAR BELAKANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BASIC LIFE SUPPORT Emergency First Aid Course

Powered by TCPDF (

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

UJI KOMPETENSI SEMESTER I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat!

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 3

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pedoman Penyusunan Program Kedaruratan PLB3

Disampaikan oleh: Kasubdit Tanggap Darurat dan Non Institusi Jakarta, 23 November 2017

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

MITIGASI BENCANA. Disiapkan oleh: Prof Yulianto S Nugroho

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Indonesia merupakan negara berpotensi bencana (hazard potency) yang

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

Medical Emergency Response Plan (MERP) / Tanggap Darurat Medis (TDM)

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.5

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MAKALAH MANAJEMEN BENCANA DI INDONESIA 2014

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

Pedoman Assesment Tanggap Darurat Bencana

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DAERAH BENCANA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,

Transkripsi:

DISASTER NURSING R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom Mata Kuliah Gadar dan Bencana Tingkat III Semester VI Prodi Keperawatan Persahabatan Juli 2012 1

ASKEP DISASTER suatu bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien sebagai individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat sebagai korban bencana secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Juli 2012 2

TUJUAN ASKEP DISASTER Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dalam penanggulangan bencana. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam menangani kondisi bencana. Meningkatkan hubungan psiko-sosial antara perawat dengan korban bencana. Memberikan pelayanan keperawatan langsung kepada masyarakat di tempat pengungsian. Juli 2012 3

CONTOH DISASTER Gempa Bumi dan Gelombang Tsunami. Gunung Meletus. Banjir. Tanah Longsor. Terorisme/ Bom/ Ledakan Nuklir Kecelakaan Lalu lintas. Badai/ Angin Topan Twister Demonstrasi/ Perang/ Konflik. Kebakaran. Penyakit Menular Juli 2012 4

AKIBAT DISASTER Banyaknya korban meninggal (Menimbulkan masalah kehilangan, kecemasan, berduka, gangguan konsep diri dll) Banyak korban luka-luka (Menimbulkan masalah risiko infeksi, nyeri, kecacatan, perdarahan dll) Juli 2012 5

AKIBAT DISASTER Banyak korban terancam hidupnya (Menimbulkan masalah kecemasan, gangguan konsep diri, dll) Timbulnya berbagai penyakit (Menimbulkan banyak masalah kesehatan dan keperawatan sehubungan dengan penyakit yang muncul seperti diare, ISPA, demam berdarah, dll) Juli 2012 6

PRINSIP PENANGGULANGAN BENCANA PENCEGAHAN (PREVENTIF) MENGURANGI RISIKO (MITIGATION) KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT PEMULIHAN (PREPAREDNESS) (RESPONSE) (RECOVERY) SEBELUM BENCANA SAAT KEJADIAN BENCANA SESUDAH BENCANA Juli 2012 7

Tahap Pencegahan (Preventive phase) Meliputi kegiatan identifikasi faktor-faktor risiko, perumusan program pencegahan, dan menerapkan rencana pencegahan bencana untuk mengurangi dampak bencana, hazard mapping (pemetaan ancaman/ risiko bencana) Dalam tahap ini banyak elemen yang terlibat dan saling berhubungan seperti pemerintah daerah, petugas kesehatan, polisi, petugas sosial, media, dan masyarakat. Juli 2012 8

Tahap Kesiapsiagaan (Preparedness phase) Meliputi kegiatan merencanakan upaya penyelamatan dan meminimalkan korban serta kerusakan. Kesiapsiagaan ini terbagi dalam personal preparedness (diri sendiri), professional preparedness (professional), dan community preparedness (masyarakat). Juli 2012 9

Tahap Tanggap Darurat (Response phase) Pada tahap ini diharapkan semua petugas atau masyarakat memberikan respon secara terkoordinasi dalam hal penyelamatan (rescue), triase (triage), dan penanganan (treatment). Juli 2012 10

Tahap Pemulihan (Recovery phase) Merupakan tahap perbaikan, pembangunan kembali, relokasi infrastruktur yang rusak, dan memperbaiki kembali pelayanan kesehatan. Juli 2012 11

TAHAP PEMULIHAN Kegiatan yang dilakukan antara lain penilaian/ pengkajian kebutuhan cepat (Rapid Health Assesment), mendirikan sarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan sementara, menyelenggarakan pelayanan kesehatan rutin seperti pengobatan, perbaikan gizi, KIA, Kesehatan reproduksi, Kesehatan jiwa, sanitasi, P2M, dan promosi kesehatan. Juli 2012 12

PERAN PERAWAT PENCEGAHAN PEMULIHAN KESIAPSIAGAAN ` PERAWAT TANGGAP DARURAT Juli 2012 13

PENGKAJIAN Identifikasi faktor risiko; keluarga yang tinggal di daerah rawan bencana seperti daerah longsor, banjir, daerah pantai, daerah gunung berapi dll. Analisis sumber dan kapasitas yang dapat digunakan. Melakukan pemetaan wilayah/ pemetaan ancaman atau risiko bencana Individu, keluarga, dan masyarakat belum mengetahui tentang penanggulangan terhadap bencana. Juli 2012 14

MASALAH KEPERAWATAN Kurang Pengetahuan. Risiko terjadinya kecelakaan/ injury/ luka Kecemasan. Kehilangan. Isolasi Sosial : Menarik Diri. Gangguan konsep diri. Risiko infeksi, dll Juli 2012 15

PERENCANAAN & IMPLEMENTASI Tahap Pencegahan (Prevention) Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention) Melaksanakan program pencegahan bahaya (safety hazard) berupa penyuluhan/ pendidikan kesehatan baik di rumah, tempat kerja, sekolah dll >> Program Sekolah Siaga Bencana (PMR) Mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya bencana. Memberikan bimbingan untuk mengantisipasi terjadinya bencana kepada masyarakat (exercise atau simulasi). Juli 2012 16

Primary Prevention Mempersiapkan komunitas dalam menghadapi bencana Inisiatif dan memperbaharui rencana penanggulangan bencana Menyediakan program pendidikan menghadapi bencana >> KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) Membuat laporan populasi rentan Memberikan pendidikan kesehatan pada populasi rentan Advokasi masyarakat dalam menciptakan dan menjaga lingkungan yang aman Melakukan pengkajian dan laporan tentang bahaya lingkungan Mengetahui sumber-sumber yang dapat digunakan dalam penanganan bencana Juli 2012 17

Tahap Pencegahan Pencegahan Tingkat Kedua (secondary prevention) Fokus pada upaya mendeteksi sedini mungkin serta penanganan sesegera mungkin. Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary prevention) Terlibat dalam upaya menurunkan jumlah dan tingkat kecacatan atau kerusakan yang diakibatkan oleh bencana (dalam hal ini dapat menolong masyarakat dalam pemulihan dan menurunkan risiko akibat bencana). Juli 2012 18

Tahap Kesiapsiagaan 1. Persiapan Diri Sendiri (Personal preparedness) Perawat mengetahui rencana penanggulangan bencana di masyarakat (Bakornas, Satkorlak, BNPB, dll) Mengembangkan rencana penanggulangan bencana untuk diri sendiri dan keluarganya. Mampu memberikan pertolongan pertama (first aid) dan resusitasi jantung (CPR). Dalam hal ini harus mempunyai sertifikat. Siap untuk bekerja di daerah bencana. Juli 2012 19

Tahap Kesiapsiagaan Sebagai Profesional (Profesional preparedness) Kesiapan untuk menolong dalam penanggulangan bencana dengan perlengkapan terstandar (copy sertifikat, peralatan dasar, lampu senter dan baterai cadangan, baju hangat/ jaket, buku/ formulir untuk pencatatan, buku saku panduan). Mempunyai kemampuan untuk Basic Trauma Life Support (BTLS) dan Basic Cardiac Life Support (BCLS) yang tersertifikasi. Mengidentifikasi faktor risiko dan riwayat bencana. Memahami program penanggulangan bencana nasional (kejelasan rantai komando, komunikasi, mekanisme transport dalam evakuasi, dll). Juli 2012 20

Community Preparedness = Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat (KBBM) >>> Organisasi Kemasyarakatan/ LSM/ Relawan Sistem peringatan dini Pemadam Kebakaran RS, Puskesmas, Balai Pengobatan PMI Departemen Perhubungan KOGAMI (Komunitas Siaga Tsunami) Padang, dll Juli 2012 21

Tahap Tanggap Darurat Perawat melakukan tugas di bawah koordinasi tim tanggap darurat bencana. Melakukan tugas-tugas penyelamatan. Perawat menentukan korban yang memerlukan prioritas pertolongan (priority care) dengan sistem triase dan melaksanakan tindakan keperawatan emergency dan dukungan sesegera mungkin di lapangan (di tempat pengungsian, di rumah sakit lapangan, termasuk manajemen keperawatan dalam perjalanan pemindahan korban yang sudah stabil). Memberikan treatment (penanganan) Juli 2012 22

Tahap Tanggap Darurat Melakukan stabilisasi korban. Melakukan transportasi korban. Melakukan perawatan jenazah saat kejadian dan memberitahukan kepada keluarga korban. Termasuk di dalamnya identifikasi korban meninggal dan transport yang akan digunakan untuk mengangkut, membuat label jari kaki (Toe tags) dan mencatat korban. Juli 2012 23

Tahap Pemulihan Pada tahap ini merupakan proses yang memerlukan waktu lama, termasuk untuk tindakan medis/ keperawatan, rehabilitasi fisik, pemulihan keuangan, dukungan psikologis dan spiritual. Melakukan rehabilitasi fisik. Memberikan dukungan psikologis (mental health) dan spiritual. Memberikan pendidikan kesehatan dalam hal kebersihan (hygiene dan sanitasi lingkungan), menghadapi stress, dll. Juli 2012 24

Tahap Pemulihan Memperbaharui catatan imunisasi. Melakukan kegiatan kunjungan rumah untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi setelah terjadinya bencana. Melakukan penemuan kasus dan rujukan. Juli 2012 25

Tahap Pemulihan Membantu dalam pemenuhan kebutuhan korban bencana Membantu kesehatan mental korban Memperhatikan bahaya lingkungan yang dapat terjadi setelah bencana Melakukan home visit Memperhatikan kemungkinan adanya binatang yang hidup atau mati yang dapat membahayakan kesehatan korban bencana Case finding dan memberikan asuhan keperawatan Membantu korban agar dapat beraktivitas secara normal sesuai perannya dimasyarakat. Juli 2012 26

EVALUASI Evaluasi dapat dilakukan secara langsung ketika perawat melakukan tindakan (catatan keperawatan) dan melalui catatan perkembangan sesuai program yang telah direncanakan. Juli 2012 27

Contoh Program Penanggulangan Banjir SEBELUM BENCANA 1. Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 2. Inventarisasi sumber air bersih, sumber air minum, & tempat2 saklar listrik 3. Letakkan barang2 penting & bahan2 yg hancur bila kena air di tempat yg tinggi 4. Persiapkan sepatu boot, pelampung, & perahu karet 5. Persiapkan kaporit dan bubuk abate 6. Catat no telp yg dpt dihub seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), ambulans 118, dll Juli 2012 28

SELAMA BENCANA DI LOKASI BANJIR 1. Selamatkan anak2 & ortu terlebih dahulu ke tempat aman/ penampungan/ pengungsian 2. Gunakan sepatu karet/ boot yg tinggi shg kaki tdk terndam air 3. Matikan aliran listrik 4. Pindahkan barang berharga & dokumen penting serta bahan makanan minuman ke tempat yg aman 5. Gunakan bahan antiseptik setiap kali menggunakan/ mencuci peralatan yg dipakai 6. Lokalisasi/ kumpulkan sampah sebisa mungkin agar tdk berantakan & berserakan di air 7. Keluar dari lokasi banjir sesegera mungkin Juli 2012 29

SESUDAH BENCANA 1. Membersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah 2. Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3. Melakukan kaporitisasi sumur gali 4. Memperbaiki jamban dan saluran pembuangan air limbah (SPAL) Juli 2012 30

Your vision will become clear when you look into your own heart (Carl G. Jung) Juli 2012 31