TURBO TIMER UNTUK MESIN DIESEL BERBASISKAN IC NE 555 STUDI KASUS PADA KENDARAAN FORD RANGER

dokumen-dokumen yang mirip
Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC

BAB III LANDASAN TEORI

8 pin DIP 14 pin DIP

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD

BAB II LANDASAN TEORI

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

PERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR

BAB III PERANCANGAN ALAT

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

CYBER-TECHN. VOL 11 NO 02 (2017) ISSN PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENDINGIN MESIN RUSTON TIPE 16 RKC DI PUSAT LISTRIK SUKAHARJA KETAPANG

BAB III SISTEM KELISTRIKAN TIGA FASA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

Mesin Diesel. Mesin Diesel

BAB 5. MULTIVIBRATOR

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP J-K

3.3.3 Perancangan dan Pembuatan Rangkaian Mekanis Pemasangan Sistem Telemetri dan Rangkaian Sensor

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

BAB III PERANCANGAN ALAT

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP D

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi

SISTEM PERINGATAN UNTUK PENGAMANAN RUMAH TERHADAP PENCURIAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SENTUH

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

PENGGUNAAN IGNITION BOOSTER

K BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN LITERATUR

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

BAB V MULTIVIBRATOR. A. Pendahuluan. 1. Deskripsi

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP S-R

100% PERTAMAX BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui kriteria dan karakteristik PLTD Dapat merancang PLTD

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM


DASAR MOTOR STEPPER. I. Pendahuluan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam observasi yang dilakukan terhadap sistim Turbocharger dan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Gambar 1.1 Logic diagram dan logic simbol IC 7476

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

PEMANFAATAN GAS BUANG HASIL PEMBAKARAN UNTUK INDUKSI PAKSA LANGKAH HISAP MOTOR DIESEL : SISTEM TURBOCHARGER

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB II LANDASAN TEORI

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

PERANCANGAN ENGINE CONTROL UNIT BERBASIS KNOWLEDGE BASED UNTUK PENGATURAN SISTEM INJEKSI DAN SISTEM PENGAPIAN MOTOR BAKAR

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 2.2 Prinsip Kerja Mesin Bensin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Bab III Pelaksanaan Penelitian. III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KERUSAKAN SHAFT PADA TURBOCHARGER ENGINE 3406 S/N:7N7723

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

BAB III LANDASAN TEORI

MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK. Intisari

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

Mesin Penggerak Kapal PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

PENGENDALIAN ALAT-ALAT LISTRIK DENGAN SINYAL AUDIO MEMANFAATKAN JALA-JALA LISTRIK

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

Pengaruh Penggunaan Busi Terhadap Prestasi Genset Motor Bensin

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

Transkripsi:

TURBO TIMER UNTUK MESIN DIESEL BERBASISKAN IC NE 555 STUDI KASUS PADA KENDARAAN FORD RANGER Yani prabowo 1, I Nyoman Suryasa 2 1)2) Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jl. Raya Ciledug, Petukangan Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12260 Telp. (021) 5853753, Fax. (021) 5866369 e-mail : yani.prabowo@budiluhur.ac.id 1 ABSTRACT The diesel engine is the ignition system of internal combustion. In principle this machine is an utilization of air and fuel. Then, the mixture fuel will burn by itself. To improve the ability of diesel engines, today many are using the turbocharger, which use for compressing air and speed up the release of the combustion gases. Turbochargers work by using a kick of flue gas. Exhaust gases which is out from the machine will out through turbine and rotate the impeller. The impeller is connected also with impeller of new gas turbine. As a result of the rotation of the impeller then the gas replacement cycle becomes faster. The Impeller in turbine can rotate very fast therefore it requires lubrication it self. Frequently found problem that damage the turbocharger because the channel is blocked by lubricating oils that dries as a result of turning off the engine, after the machine work without any cooling process. The solution to this problem is to install a turbo timer-based IC NE555 which can be organized timely for allowing the machine to spin for a while even the engine is ignition is turn off. By providing opportunity to the engine to work stationary this situation will reduce damage caused by a clogged drain lubricanting oil. Keywords : Diesel engine, Turbocharging, Turbo Timer 1. LATAR BELAKANG Turbo chargers pada sebuah mesin diesel memegang peranan penting dalam mensuplai udara baru dan mengeluarkan udara hasil pembakaran, kecepatan putar dari sebuah turbo chargers umumnya bekerja 2 kali putaran mesin, hal ini tentunya menimbulkan panas pada sistem turbo tersebut. Untuk mengatasi panas pada sistem tersebut, turbo timer biasanya terdapat sistem pendinginan dengan minyak pelumas. Pada mesin diesel sesaat setelah mesin bekerja tidak boleh langsung dimatikan dan mesin harus dalam keadaan stasioner beberapa saat untuk mendinginkan sistem pelumasan turbo charger tersebut, karena jika setelah jalan langsung dimatikan akan mengakibatkan kerusakan pada sistem pelumasan turbo tersebut. Hal ini tentunya sedikit merepotkan jika kita ingin segera meninggalkan kendaraan kita. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dipasang rangkaian penunda waktu atau biasa disebut rangkaian timer. Dengan rangkaian timer ini akan menunda waktu sesuai dengan waktu yang kita pilih. a. Rumusan masalah Dari uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dipecahkan adalah bagaimana merancang sebuah rangkaian timer untuk mesin diesel yang menggunakan turbo changer. b. Batasan masalah Dalam penelitian ini akan memanfaatkan IC NE 555 sebagai rangkaian timer yang berfungi sebagai pewaktu untuk mematikan mesin. c. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah membuat rancang bangun sebuah rangkaian timer berbasiskan IC NE 555 untuk diaplikasikan pada kendaraan dengan mesin diesel yang menggunakan turbo changer. Turbo Timer Untuk Mesin Diesel Berbasiskan IC NE 555 Studi Kasus Pada Kendaraan Ford Ranger 9

d. Manfaaat Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan pada turbo changer dan membuat pengguna lebih praktis dalam menonaktifkan kendaraan mesin diesel dengan turbo changer, tanpa harus menunggu sampai turbo menjadi dingin. 2. LANDASAN TEORI a. IC NE 555 Metodol Pada dasarnya aplikasi utama IC NE555 ini digunakan sebagai Timer (Pewaktu) dengan operasi rangkaian monostable dan Pulse Generator (Pembangkit Pulsa) dengan operasi rangkaian astable. Selain itu, dapat juga digunakan sebagai Time Delay Generator dan Sequential Timing. Dilihat dari perusahaan pembuatnya, IC NE555 merupakan pabrikan dari Philips dan Texas Instrument. Sebenarnya banyak perusahaan yang membuat IC yang serupa dengan NE555 ini. Masing-masing perusahaan mengeluarkan dengan desain dan teknologi yang berbeda-beda. Misalnya, National Semiconductor membuat dan menyebutnya dengan nama LM555, Motorola / ON-Semi mendesainnya dengan transistor CMOS sehingga komsusi powernya cukup kecil dan menamakannya MC1455. Maxim membuat versi CMOS-nya dengan nama M7555. Walaupun namanya berbeda-beda, tetapi fungsi dan diagramnya saling kompatibel (fungsi dan posisi pinnya) antara yang satu dengan yang lainnya. [1]. Walaupun kompatibel satu sama lain, tetap saja ada beberapa karakteristik spesifik yang berbeda seperti konsumsi daya, frekuensi maksimum dan lain sebagainya. Kesemuanya itu, lebih jelasnya di sajikan pada datasheet masing-masing pabrikan. Praktisnya, fungsi dan aplikasi IC NE555 pada gambar 1, tampak gambar IC NE 5555. ini banyak sekali digunakan diantaranya sebagai pengatur alarm, sebagai penggerak motor DC, bisa digabungkan dengan IC TTL (Transistortransistor Logic) Pada gambar 1, bawah ini adalah tampak IC NE555 dan fungsi pin pada IC tersebut di sajikan pada tabel 1 Gambar 1 : Tampak IC 555 Beserta Pin PIN Ke Tabel 1: Fungsi Masing-Masing Pin (Kaki) IC NE555 KETERANGAN 1 Ground (0V), adalah pin input dari sumber tegangan DC paling negative 2 Trigger, input negative dari lower komparator (komparator B) yang menjaga osilasi tegangan terendah kapasitor pada 1/3 Vcc dan mengatur RS flip-flop 3 Output, pin keluaran dari IC 555. 4 Reset, adalah pin yang berfungsi untuk me reset latch didalam IC yang akan berpengaruh untuk me-reset kerja IC. Pin ini tersambung ke suatu gate (gerbang) transistor bertipe PNP, jadi transistor akan aktif jika diberi logika low. Biasanya pin ini langsung dihubungkan ke Vcc agar tidak terjadi reset 5 Control voltage, pin ini berfungsi untuk mengatur kestabilan tegangan referensi input negative (komparator A). pin ini bisa dibiarkan tergantung (diabaikan), tetapi untuk menjamin kestabilan referensi komparator A, biasanya dihubungkan dengan kapasitor berorde sekitar 10 nf ke pin ground Turbo Timer Untuk Mesin Diesel Berbasiskan IC NE 555 Studi Kasus Pada Kendaraan Ford Ranger 10

6 Threshold, pin ini terhubung ke input positif (komparator A) yang akan me-reset RS flip-flop ketika tegangan pada pin ini mulai melebihi 2/3 Vcc 7 Discharge, pin ini terhubung ke open collector transistor internal (Tr) yang emitternya terhubung ke ground. Switching transistor ini berfungsi untuk meng-clamp node yang sesuai ke ground pada timing tertentu 8 Vcc, pin ini untuk menerima supply DC voltage. Biasanya akan bekerja optimal jika diberi 5V s/d 15V. Supply arusnya dapat dilihat di datasheet, yaitu sekitar 10mA s/d 15mA. Sedangkan untuk mengetahui cara kerja dan detail struktur fisik IC NE555 ini bisa dilihat dari rangkaian/komponen internalnya. Gambar 2 : Rangkaian Internal IC NE 555 Pada gambar 2, merupakan rangkaian internal IC NE 555. internal IC NE555 yang kecil ini terdiri dari: 2 buah komparator (Pembanding tegangan), 3 buah Resistor sebagai pembagi tengangan, 2 buah Transistor (dalam praktek dan analisis kerjanya, transistor yang terhubung pada pin 4 biasanya langsung dihubungkan ke Vcc), 1 buah Flip-flop S-R yang akan mengatur output pada keadaan logika tertentu, dan 1 buah inverter. Nilai logika dari IC NE 555 ditunjukan pada tabel 2. Tabel 2. Nilai Logika IC NE 555 Dengan melihat Gambar 2 dan Tabel 2, secara umum cara kerja internal IC ini dapat dijelaskan bahwa, ketika pin 4 sebagai reset diberi tegangan 0V atau logika low (0), maka ouput pada pin 3 pasti akan berlogika low juga. Hanya ketika pin 4 (reset) yang diberi sinyal atau logika high (1), maka output NE555 ini akan berubah sesuai dengan tegangan threshold (pin 6) dan tegangan trigger (pin 2) yang diberikan. Ketika tegangan threshold pada pin 6 melebihi 2/3 dari supply voltage (Vcc) dan logika output pada pin 3 berlogika high (1), maka transistor internal (Tr) akan turn-on sehingga akan menurunkan tegangan threshold menjadi kurang dari 1/3 dari supply voltage. Selama interval waktu ini, output pada pin 3 akan berlogika low (0). Setelah itu, ketika sinyal input atau trigger pada pin 2 yang berlogika low (0) mulai berubah dan mencapai 1/3 dari Vcc, maka transistor internal (Tr) akan turn-off. Switching transistor yang turnoff ini akan menaikkan tegangan threshod sehingga output IC NE555 ini yang semula berlogika low (0) akan kembali berlogika high (1). Sebetulnya cara kerja dasar IC NE555 merupakan full kombinasi dan tidak terlepas dari semua komponen internalnya yang terdiri dari 3 buah resistor, 2 buah komparator, 2 buah transistor, 1 buah flip-flop dan 1 buah inverter, yang kesemuanya itu akan di bahas pada kesempatan lain. Sekaligus dengan rangkaian/komponen external yang mendukungnya. Gambar 3 merupakan rangkaian dasar dari IC NE 555 dan perbandingan antara capacitance dan frekuensi. Turbo Timer Untuk Mesin Diesel Berbasiskan IC NE 555 Studi Kasus Pada Kendaraan Ford Ranger 11

Gambar 3 : Rangkaian Dasar Dari IC NE 555 Dan Perbandingan Antara Capacitance Dan Frekuensi. Rumus rumus yang dipakai dalam perhitungan pada saat kita ingin merancang sebuah timer dengan frekuensi tertentu adalah sebagai berikut t1 = 0,693. ( RA + RB ). C t2 = 0,693. (RB ). C T = t2 + t1 = 0,693. ( RA + 2RB ). C 1 1 1,44 f T 0,693 RA 2RB C RA 2RB C F = frekuensi osilator b. TURBOCHARGER adalah sebuah kompresor sentrifugal yang mendapat daya dari turbin yang sumber tenaganya berasal dari asap gas buang kendaraan. Biasanya digunakan di mesin pembakaran dalam untuk meningkatkan keluaran tenaga dan efisiensi mesin dengan meningkatkan tekanan udara yang memasuki mesin. Kunci keuntungan dari turbocharger adalah mereka menawarkan sebuah peningkatan yang lumayan banyak dalam tenaga mesin hanya dengan sedikit menambah berat.turbocharger ditemukan oleh seorang insinyur Swiss Alfred Büchi. Patennya untuk turbocharger diaplikasikan untuk dipakai tahun 1905.[2] Lokomotif dan kapal bermesin diesel dengan turbocharger mulai terlihat tahun 1920-an. Sebuah kerugian dalam mesin bensin adalah rasio kompresi harus direndahkan (agar tidak melewat tekanan kompresi maksimum dan untuk mencegah knocking mesin) yang menurunkan efisiensi mesin ketika beroperasi pada tenaga rendah. Kerugian ini tidak ada dalam mesin diesel di Turbocharge yang dirancang khusus. Namun, untuk operasi pada ketinggian, pendapatan tenaga dari sebuah Turbocharger membuat perbedaan yang jauh dengan keluaran tenaga total dari kedua jenis mesin. Komponen mesin ini memiliki tiga bagian penting: roda turbin, roda kompressor dan rumah as. Roda turbin yang bersudu-sudu ini berputar memanfaatkan tekanan gas buang keluar, kemudian melalui as terputarnya roda turbin ini berputar pula roda kompressor dengan sudu-sudunya sehingga memompa udara masuk dalam massa yang padat. Mengingat komponen ini sering berputar melebihi 80,000 putaran per menit maka pelumasan yang baik sangat diperlukan.[2] c. MESIN DIESEL adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi, sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi).ketika udara dikompresi suhunya akan meningkat (seperti dinyatakan oleh Hukum Charles), mesin diesel menggunakan sifat ini untuk proses pembakaran. Udara disedot ke dalam ruang bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang merapat, jauh lebih tinggi dari rasio kompresi dari mesin bensin. Beberapa saat sebelum piston pada posisi Titik Mati Atas (TMA) atau BTDC (Before Top Dead Center), bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang bakar dalam tekanan tinggi melalui nozzle supaya bercampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini menyala dan membakar dengan cepat. Penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston mendekati (sangat dekat) TMA untuk menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang bakar di atas piston dinamakan injeksi langsung (direct Turbo Timer Untuk Mesin Diesel Berbasiskan IC NE 555 Studi Kasus Pada Kendaraan Ford Ranger 12

injection) sedangkan penyemprotan bahan bakar kedalam ruang khusus yang berhubungan langsung dengan ruang bakar utama dimana piston berada dinamakan injeksi tidak langsung (indirect injection). Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran mengembang dengan cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga linear. Batang penghubung (connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan oleh crankshaft tenaga linear tadi diubah menjadi tenaga putar. Tenaga putar pada ujung poros crankshaft dimanfaatkan untuk berbagai keperluan[3]. Untuk meningkatkan kemampuan mesin diesel, umumnya ditambahkan komponen : Turbocharger atau supercharger untuk memperbanyak volume udara yang masuk ruang bakar karena udara yang masuk ruang bakar didorong oleh turbin pada turbo/supercharger. Intercooler untuk mendinginkan udara yang akan masuk ruang bakar. Udara yang panas volumenya akan mengembang begitu juga sebaliknya, maka dengan didinginkan bertujuan supaya udara yang menempati ruang bakar bisa lebih banyak. Mesin diesel sulit untuk hidup pada saat mesin dalam kondisi dingin. Beberapa mesin menggunakan pemanas elektronik kecil yang disebut busi menyala (spark/glow plug) di dalam silinder untuk memanaskan ruang bakar sebelum penyalaan mesin. Lainnya menggunakan pemanas "resistive grid" dalam "intake manifold" untuk menghangatkan udara masuk sampai mesin mencapai suhu operasi. Setelah mesin beroperasi pembakaran bahan bakar dalam silinder dengan efektif memanaskan mesin. 3. PERANCANGAN ALAT Pada perancangan ini menggunakan tabel nilai kebenaran OR, nilai kebenaran tabel Or ditampilkan pada tabel 3. Tabel 3. Tabel nilai kebenaran OR Kunci Rangkaian Nilai logika kontak timer Off Off Off Off On On On Off On On On On Setelah memahami cara kerja dari fungsi IC NE 555, fungsi turbo timer dan cara kerja mesin disel, langkah berikutnya adalah menghubungkan antara rangkaian timer dan mesin disel, disajikan pada gambar 4. Gambar 4 : Diagram Blok Antara Hubungan Timer Dengan Mesin Diesel Gambar 5 : Rangkaian Timer NE 555 Pada gambar 5, rangkaian timer yang digunakan adalah yang jenis one shot trigger artinya timer akan berfungsi hanya dengan memberi sebuah sentuhan pada saklar. Untuk menentukan berapa lama timer akan bekerja di tentukan dari rumus : Turbo Timer Untuk Mesin Diesel Berbasiskan IC NE 555 Studi Kasus Pada Kendaraan Ford Ranger 13

t1 = 0,693. ( RA + RB ). C t2 = 0,693. (RB ). C T = t2 + t1 1 1 f T 0,693 RA 2RB C = 0,693. ( RA + 2RB ). C 1,44 RA 2RB C 4. HASIL PENGUJIAN Pada tabel 4 merupakan hasil pengujian dengan berbagai nilai resistor dan kapasitor sehingga didapat variasi waktu yang di inginkan. Untuk aplikasi pada turbo timer diputuskan menggunakan nilai resistor R1 sebesar 100 Ohm, R2 sebesar 100 Ohm dan C 470 mikrofarad. Sehingga waktu untuk mematikan mesin selama 45 detik. Besaran waktu ini dapat dirubah dengan mengganti nilai R1,R2 dan C kapasitor. Tabel 4. Hasil Pengujian Rangkaian R1, KΩ R2, KΩ C, µf T, On T, Off D, On D, Off F, Hz 100 47 0.01 0.001 0.000 75.8% 24.2% 742.27 100 47 0.022 0.002 0.001 75.8% 24.2% 337.39 100 100 100 13.860 6.930 66.7% 33.3% 0.05 100 100 220 30.492 15.246 66.7% 33.3% 0.02 100 100 330 45.738 22.869 66.7% 33.3% 0.01 100 100 470 65.142 32.571 66.7% 33.3% 0.01 100 330 1000 297.990 228.690 56.58% 43.42% 0.01 5. KESIMPULAN a. Kesimpulan Rangkaian sudah bekerja sesuai dengan waktu yang diinginkan dengan merubah nilai pada tahanan pertama, tahanan kedua dan capasitor. b. Saran Pada penelitian ini hanya memungkinkan untuk 1 pewaktuan, untuk penelitian selanjutnya bisa di rancang untuk multi sistem pewaktuan dengan penambahan rotary switch. Sistem masih mempunyai kekurangan, untuk menyalakan timer harus men-trigger secara manual, akan lebih baik jika dirangkain dengan kunci kontak. DAFTAR PUSTAKA [1]. http://en.wikipedia.org/wiki/555_ti mer_ic diakses 28-09-2012 [2]. http://id.wikipedia.org/wiki/turboch arger/ diakses 27 Juli 2012 http://en.wikipedia.org/wiki/diesel_ engine diakses 30 September 2012 Turbo Timer Untuk Mesin Diesel Berbasiskan IC NE 555 Studi Kasus Pada Kendaraan Ford Ranger 14