BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ureum adalah suatu molekul kecil yang mudah mendifusi ke dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Analitik yang berdasarkan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK PEMERIKSAAN UREA

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK PENGUJIAN KADAR UREUM DENGAN METODE BERTHOLET OLEH: KELOMPOK 1 GOLONGAN II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS KLINIK PERCOBAAN IV PENETAPAN KADAR UREA NITROGEN

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Meutia Atika Faradilla ( )

PERBANDINGAN METODE POTENSIOMETRI MENGGUNAKAN BIOSENSOR UREA DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UNTUK PENENTUAN UREA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK PEMERIKSAAN KADAR UREUM

1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, TRIGLISERIDA, DAN UREA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yuliandriani Wannur ( )

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM Metabolisme Glukosa, Urea dan Trigliserida (Teknik Spektrofotometri)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometer)

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar

METABOLISMEGLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTOFOTOMETER)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit Diabetes Millitus (DM) yang juga di kenal sebagai penyakit kencing manis/

LAPORAN PRATIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, dan TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yunita Wannur Azah

BM 506 KETRAMPILAN DASAR LABORATORIUM LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM 04 METABOLISME GLUKOSA, TRIGELISERIDA DAN UREA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam urat merupakan hasil pemecahan metabolisme purin ( asam nukleat

EFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

abc A abc a = koefisien ekstingsi (absorpsivitas molar) yakni tetap b = lebar kuvet (jarak tempuh optik)

KESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Definisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung konsentrasi ion Hidrogen (H + ) 2.Hitung logaritma

Laporan praktikum biomedik 3 BM 506 METABOLISMEGLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTOFOTOMETER) Kelompok : Melya susanti Sunarti Hari/tanggal

Spektrofotometer UV /VIS

2. ANALISIS PROTEIN. 1. Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam Urat adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tourniquet Swab alkohol Tempat pembuangan yang tajam Jarum EDTA Tempat pembuangan yang kena darah

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometri)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Spektrofotometri uv & vis

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

Hukum Dasar dalam Spektrofotometri UV-Vis Instrumen Spektrofotometri Uv Vis

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina ( ) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) BINAYANTI NAINGGOLAN ( )

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK IV. : Metabolisme Glukosa, Urea dan Trigliserida (Teknik Spektrofotometri)

LAPORAN PRAKTIKUM IV METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen.

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS KLINIK PRAKTIKUM IV PENETAPAN KADAR UREA NITROGEN.

laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK IV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. HCl. Tablet piridoksin mengandung piridoksin hidroklorida, C 8 H 11 NO 3.HCl tidak

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine.

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.3

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

SISTEM EKSKRESI. - Sistem ekskresi pada uniseluler dan multiseluler. - Pembuangan limbah nitrogen dan CO 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bilirubin merupakan produk dari sejumlah destruksi normal dari sirkulasi eritrosit dimana

BAB VII SISTEM UROGENITALIA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Metabolisme bilirubin meliputi sintesis, transportasi, intake dan konjugasi serta

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

KESEIMBANGAN ASAM- BASA. dr.sudarno

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, TRIGLISERIDA, DAN UREA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM 03 METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA DENGAN TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

Laporan Praktikum METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

LAPORAN PRAKTIKUM 04 METABOLISME & SPEKTROFOTOMETRI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. UREUM 1. Definisi Ureum Ureum adalah suatu molekul kecil yang mudah mendifusi ke dalam cairan ekstrasel, tetapi pada akhirnya dipekatkan dalam urin dan diekskresi. Jika keseimbangan nitrogen dalam keadaan mantap ekskresi ureum kira-kira 25 mg per hari ( Widmann Frances K, 1995 ), ureum merupakan produk akhir dari metabolisme nitrogen yang penting pada manusia, yang disintesa dari amonia, karbon dioksida dan nitrogen amida aspatat ( Victor W Rodwell, 1999 ). 2. Rumus Ureum Rumus bangun ureum adalah : H 2 N NH 2 C O Rumus molekul ureum adalah CO( NH 2 ) 2, dengan Berat Molekul 60 ( Bishop, L.Michael,dkk, 2000 ). 3. Metabolisme Ureum

Gugusan amino dilepas dari asam amino bila asam amino itu didaur ulang menjadi sebagian dari protein atau dirombak dan dikeluarkan dari tubuh, Aminotransferase ( transaminase ) yang ada diberbagai jaringan mengkatalisis pertukaran gugusan amino antara senyawa senyawa yang ikut serta dalam reaksi reaksi sintesis. Deaminasi oksidatif memisahkan gugusan amino dari molekul aslinya dan gugusan amino yang dilepaskan itu diubah menjadi amonia. Amonia diantar ke hati dan dirubah menjadi reaksi - reaksi bersambung. Hampir seluruh urea dibentuk didalam hati, dari katabolisme asam - asam amino dan merupakan produk ekskresi metabolisme protein yang utama. Konsentrasi urea dalam plasma darah terutama menggambarkan keseimbangan antara pembentukan urea dan katabolisme protein serta ekskresi urea oleh ginjal : sejumlah urea dimetabolisme lebih lanjut dan sejumlah kecil hilang dalam keringat dan feses ( Baron D.N, 1995 ). 4. Tinjauan Klinis 4.1 Urea Plasma Yang Tinggi ( Azotemia ) Urea plasma yang tinggi merupakan salah satu gambaran abnormal yang utama dan penyebabnya diklasifikasikan sebagai berikut : a. Peningkatan katabolisme protein jaringan disertai dengan keseimbangan nitrogen yang negatif. Misalnya terjadi demam, penyakit yang menyebabkan atrofi, tirotoksikosis, koma diabetika atau setelah trauma ataupun operasi besar. Karena sering kasus peningkatan katabolisme protein kecil, dan tidak ada kerusakan ginjal primer atau

sekunder, maka ekskresi ke urin akan membuang kelebihan urea dan tidak ada kenaikan bermakna dalam urea plasma. b. Pemecahan protein darah yang berlebihan Pada leukemia, pelepasan protein lekosit menyokong urea plasma yang tinggi. c. Pengurangan ekskresi urea Merupakan penyebab utama dan terpenting serta bisa prerenal, renal atau postrenal. Penurunan tekanan darah perifer ( seperti pada syok ) atau bendungan vena ( seperti pada payah jantung kongestif ) atau volume plasma yang rendah dan hemokonsentrasi ( seperti pada deplesi natrium oleh sebab apapun termasuk penyakit Addison ), mengurangi aliran plasma ginjal. Filtrasi glomerulus untuk urea turun dan terdapat peningkatan urea plasma, pada kasus yang ringan, bila tak ada kerusakan struktur ginjal yang permanen, maka urea plasma akan kembali normal bila keadaan prerenal dipulihkan ke yang normal. d. Penyakit ginjal yang disertai dengan penurunan laju filtrasi glomerulus yang menyebabkan urea plasma menjadi tinggi. e. Obstruksi saluran keluar urin misalnya kelenjar prostat yang membesar menyebabkan urea plasma menjadi tinggi. 4.2 Urea plasma yang rendah ( Uremia ) Uremia kadang-kadang terlihat pada akhir kehamilan, bisa karena peningkatan filtrasi glomerulus, diversi nitrogen ke foetus atau karena

retensi air. Pada nekrosis hepatik akuta, sering urea plasma rendah karena asam-asam amino tak dimetabolisme lebih lanjut. Pada sirosis hepatis, urea plasma yang rendah sebagian disebabkan oleh pengurangan sintesa sebagian karena retensi air, urea plasma yang rendah disebabkan oleh kecepatan anabolisme protein yang tinggi, bisa timbul selama pengobatan dengan androgen yang intensif misalnya untuk karsinoma payudara, juga pada malnutrisi protein jangka panjang ( Baron D.N, 1995 ) 5. Metode Pemeriksaan Ureum Kadar ureum dalam serum / plasma mencerminkan keseimbangan antara produksi dan ekskresi. Metoda penetapan adalah dengan mengukur nitrogen, di Amerika Serikat hasil penetapan disebut sebagai nitrogen ureum dalam darah ( Blood Urea Nitrogen, BUN ). Dalam serum normal konsentrasi BUN adalah 8 25 mg / dl, dan kadar ureum dalam serum normal adalah 10 50 mg/dl. Nitrogen menyusun 28 / 60 bagian dari berat ureum, karena itu konsentrasi ureum dapat dihitung dari BUN dengan menggunakan faktor perkalian 2,14 ( Widmann, Frances. K, 1995 ). Faktor perkalian 2,14 berasal dari : 1 mg urea N x 1 mmol N x 1 mmol urea x BM urea dl BM N 2 mmol N 1 mmol urea = 2,14 mg urea dl ( Bishop, L.Michael,dkk, 2000 ). Di Laboratorium Klinik Bio Fit Purwokerto pemeriksaan kadar ureum dapat dilakukan dengan metode Colorimetri dan UV Auto Fast-rate.

1. Colorimetri Prinsip pemeriksaan ureum dengan metode Colorimetri adalah urea dihidrolisis oleh urease menjadi amonia dan karbon dioksida. Kemudian amonia bereaksi dengan alkalin hipoklorit dan sodium salisilat dengan adanya sodium nitropusid membentuk warna komplek berwarna hijau, intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar ureum dalam sampel, dan dibaca pada photometer DTN 410 dengan λ 550 nm. Keunggulan Metode Colorimetri a. Biaya relatif murah b. Dapat diprogram pada Photometer klasik misalnya Photometer 4010 c. Menggunakan reaksi warna d. Hasil yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan Kelemahan Metode Colorimetri a. Memerlukan dua kali inkubasi yang masing-masing memerlukan waktu 10 menit b. Reagen tidak siap pakai, sehingga perlu dilakukan pencampuran tablet reagen 3 kedalam reagen 1 dan perlu waktu untuk melarutkan dengan sempurna c. Metode ini hanya mampu membaca kadar ureum dibawah 200 mg/dl 2. UV Auto Fast-rate

Prinsip pemeriksaan ureum metode UV Auto Fast-rate adalah urea ditambah air dengan adanya urease membentuk 2 amonium dan 2HCO 3, kemudian amonium bereaksi dengan 2 Oxoglutarate dan NADH dengan adanya GLDH menjadi L-Glutamate dan NAD + serta air, perjalanan reaksi konstan selama 60 detik, peningkatan absorban dari GLDH sebanding dengan kadar Urea dalam sampel, dan dibaca pada Photometer DTN 410 dengan λ 340 nm. Keunggulan Metode UV Auto fast-rate a. Tidak memerlukan waktu yang lama untuk inkubasi, hanya 60 detik b. Dapat diprogram pada alat automatik analizer maupun photometer c. Hasil cepat dan akurat d. Pengerjaannya mudah dan praktis e. Mampu membaca kadar ureum sampai dengan 300 mg/dl f. Hasil akurat dan dapat dipertanggungjawabkan Kelemahan Metode UV Auto Fast-rate a. Biaya lebih tinggi dibandingkan dengan Colorimetri b. Pembacaan pada Photometer memerlukan waktu 2 menit, sehingga apabila pemeriksaan dalam jumlah banyak memerlukan waktu yang lama B. KONTROL SERUM DIACON N Kontrol Serum Diacon N adalah kontrol serum Liofilisat yaitu kontrol serum yang dibuat melalui cara pengeringan pada suhu yang sangat rendah ( dibawah titik beku larutan ) dengan tekanan yang sangat rendah pula. Sisa proses pengeringan demikian

disebut liofilisat. Sebagai bahan dasar kontrol serum liofilisat biasanya digunakan serum manusia. Keuntungan dari serum liofilisat antara lain adalah : a. Mirip atau sama dengan serum manusia. b. Stabilitas komponen-komponen cukup tinggi apabila disimpan pada kondisi penyimpanan yang dianjurkan. Dalam menggunakan kontrol serum liofilisat perlu diperhatikan beberapa hal, agar dapat mengindari kesalahan-kesalahan seperti di bawah ini : a. Volume aquabides harus tepat. b. Waktu rekonstitusi harus sesuai dengan yang dianjurkan. Kontrol Serum Diacon N merupakan kontrol serum ketepatan ( Accuracy Control Sera ) yang digunakan untuk penetapan ketepatan dan disebut juga assayed kontrol sera. Sesuai dengan prinsip pemantapan ketepatan, yaitu membandingkan hasil analisa dengan suatu nilai rujukan sebagai tolok ukur, kontrol serum ketepatan selalu disertai dengan suatu nilai tabel nilai-nilai rujukan dan batas-batas toleransinya. Perbedaan dari berbagai kontrol serum ketepatan komersial disamping bentuk dan kualitasnya juga dapat dilihat dari kelengkapan tabel nilai rujukannya dan cara penentuan nilai rujukan. Perbedaan-perbedaan tersebut mengakibatkan tingkat harga yang tidak sama. Kelengkapan tabel nilai rujukan dapat dilihat dari jumlah metode per parameter yang tertera dalam tabel. Hal ini cukup penting untuk diperhatikan karena untuk setiap parameter terdapat beberapa metode analisa yang nilai rujukannya agak berbeda satu sama lain ( Donosepoetro Marsetio dkk, 1995 )

C. PHOTOMETER DTN 410 Fotometri adalah suatu metode untuk megukur intensitas atau kekuatan cahaya, yang berdasarkan pada hukum Lambert dan Beer. Di laboratorium klinik metode ini banyak digunakan untuk menentukan kadar suatu bahan didalam cairan tubuh seperti serum, plasma atau urin. Dengan prinsip kerja yang hampir sama dikenal beberapa metode fotometri dengan masing-asing kelebihannya. Dari metode-metode ini dikenal beberapa macam photometer seperti absorption photometer, flame photometer, fluorometer, nephlometer, dan atomic absorption spektrophotometer ( S.P. Edijanto, 1985 ). a. Hukum Lambert : - Jika sinar monokromatik dijatuhkan pada suatu larutan bahan, dan jika kadar Bahan meningkat secara linier ( lurus ), sinar yang diteruskan akan berkurang ( menurun ) secara logaritmik. - Jumlah sinar monokromatik yang diserap oleh suatu bahan dalam larutan berbanding lurus dengan absorbtivitas bahan, dan berbanding lurus dengan tebal larutan yang tembus sinar. b. Hukum Beer : - Jumlah sinar monokromatik yang diserap oleh suatu bahan dalam larutan berbanding lurus dengan kadarnya. Gambar 1. Hukum Beer

I o I I o = Sinar monokromatik yang jatuh pada larutan I = Sinar monokromatik yang diteruskan T = I I o Lambert A = Log I Jika T dalam persen ( % ), A = - Log % T T 100 A = - Log T Atau A = 2 Log % T Beer A a = a b c = Absorbtivitas b = Tebal larutan ( light path ) c = Kadar bahan dalam larutan ( S.P. Edijanto, 1985 ). Photometer DTN 410 merupakan salah satu jenis flame photometer double beam yang mempunyai dua berkas sinar monokromatik yang sama intensitasnya, dua

kuvet yang sama dan dua detektor sinar yang ukurannya sama, arus listrik yang terjadi pada kedua detektor dihubungkan secara seri dan kemudian dialirkan ke alat ukur, sehingga untuk mendapatkan spektrum serapan dari suatu larutan dapat dilakukan dengan mudah sebab tidak perlu lagi mengadakan ulangan pembacaan blanko maupun standar. Photometer DTN 410 mempunyai range panjang gelombang 340 1000 nm, yang terdiri dari 9 posisi filter automatis,6 filter yaitu 340 nm, 405 nm, 450nm, 505 nm, 620 nm, dan 700 nm, sedangkan 3 posisi lainnya masih kosong. Gambar 2. Skema Photometer DTN 410 D. KETEPATAN ( AKURASI ) keduanya ( total ). Ketepatan digunakan untuk menilai adanya kesalahan acak atau sistematik atau

Nilai akurasi menunjukkan kedekatan hasil terhadap nilai yang sebenarnya yang telah ditentukan oleh metode standar. Akurasi dapat dinilai dari hasil pemeriksaan bahan kontrol dan dihitung sebagai Nilai Bias ( d ) dan dinyatakan dalam persen ( % ). Nilai bias diperoleh dengan cara : X NA x 100 % NA Dimana X adalah hasil pemeriksaan yang didapat, NA adalah nilai aktual / sebenarnya. Nilai bias bisa positif atau negatif, nilai positif menunjukan nilai yang lebih tinggi dari seharusnya, nilai negatif menunjukan nilai yang lebih rendah dari seharusnya. E. KERANGKA KONSEP Photometer DTN 410 Metode Colorimetri Metode UV- Auto Fast-rate Kadar Ureum F. HIPOTESA Fast-rate ). Ha ( ada perbedaan antara pemeriksaan ureum metode Colorimetri dan UV Auto