MOJAKOE SPA FEB MOdul JAwaban KOEliah. Investasi dan Pasar Modal. Official Partners: UAS Semester Ganjil 2014/2015

dokumen-dokumen yang mirip
Mentoring SPA FEB Investasi Pasar Modal. Official. UAS Semester Gasal 2015/2016

DAFTAR TABEL. kelas aset investasi

MOJAKOE MANAJEMEN INVESTASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

2. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat pemodal (investor). Kedua, pasar modal menjadi

AKTIVA TUNGGAL. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal dan sektor industri dari suatu negara. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM)

MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3)

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, turunnya nilai kurs dan indeks harga saham gabungan dari bursa luar

EVALUASI KINERJA PORTFOLIO

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Abstract. Keywords: Single Index Model, Sharpe Measure, Treynor Measure, Jensen Measure,

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, sadar atau tidak sadar, sejak lahir sudah mengenal. dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan atau memenuhi

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

Matakuliah : F 0344 / PASAR UANG DAN PASAR MODAL Tahun : Semester Genap 2004 / 2005 Versi : 0 / 0. Pertemuan 15 CORPORATE ACTION

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pasar modal di Indonesia. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. fiskal dan moneter (Fahmi, 2013). Pasar modal menjalankan dua fungsi utama, yaitu

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO. MATERI 15 dan 16.

BAB I PENDAHULUAN. dengan portofolio yang dikelola oleh manajer investasi yang profesional (Debasish,

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperjualbelikan instrument keuangan. Fungsi dari Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. aktiva keuangan, biasanya yang mempunyai sifat jangka panjang, dengan

meneliti catatan laporan keuangan yang berkaitan dengan perpajakan. Demikian juga dengan bad debt reserve, goodwill amortization, interest expense

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

Bab 2 GAMBARAN UMUM OBYEK. Saham-saham yang tercatat di BEJ dikelompokan kedalam 9 sektor menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

MOJAKOE. MOdul JAwaban KOEliah. Investasi dan Pasar Modal. Official partners: Official media partner:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Industri

MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

I. PENDAHULUAN. panjang seperti saham, obligasi, reksadana, instrumen derivatif dan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. investasi dinilai baik apabila memiliki tingkat pengembalian yang baik pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

OVERVIEW PENGERTIAN OPSI PENGERTIAN OPSI TERMINOLOGI OPSI TERMINOLOGI OPSI 10/16/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

RISIKO. Untuk menghitung risiko berdasarkan probabilitas, investor menggunakan standar deviasi dengan rumus sebagai berikut.

1.1 Latar Belakang Masalah

vii Tinjauan Mata Kuliah

BAB I PENDAHULUAN. berdampak kepada Indonesia. Krisis keuangan tersebut disebabkan oleh jatuhnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX,

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi perusahaan yang lebih kompetitif dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. membeli Dolar. Situasi tersebut menimbulkan lebih banyak tekanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum LQ45

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendek maupun jangka panjang. 3 Investor yang rasional akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 13.

II. LANDASAN TEORI. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Menurut Undang-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Hartono, 2003).

I. PENDAHULUAN. Indeks kompas 100 merupakan suatu indeks saham yang terdiri dari 100 saham

BAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2). Proses investasi terlebih dahulu harus

Transkripsi:

MOJAKOE MOdul JAwaban KOEliah Investasi dan Pasar Modal UAS Semester Ganjil 214/215 @spafebui SPA FEB UI. Official partners: Official Partners: Official Media media Partner: partner:

1

2

3

4

5

JAWABAN UAS IPM 214/215 Soal II 1. Investor dapat melakukan lindung nilai terhadap investasinya dengan menjual hak untuk membeli (write a call). Penjualan opsi tersebut terlindungi dengan adanya saham tersebut karena kewajiban potensial untuk menjual saham tersebut dapat dipenuhi dengan saham JSMR yang telah dimiliki tersebut. Hal ini sangat terkenal disebut dengan nama covered call. Investor melihat premium yang didapat sebagai suatu hal yang menarik. Walaupun investor akan kehilangan potensi capital gain, investor memiliki kepastian bahwa saham JSMR tersebut pasti akan terjual apabila harga berada diatas Exercise Price (X). Hal ini penting terutama untuk saham yang tidak liquid dan memiliki small capitalization karena tidak semua saham yang memiliki harga tinggi mudah untuk terjual. Investor mengeksekusi strategi tersebut dengan menjual hak untuk membeli (write a call) dan mendapatkan premium. Apabila harga saham (St) berada dibawah exercise price (X), investor akan mendapatkan payoff sebesar harga saham (St). Apabila harga saham (St) berada diatas exercise price (X), investor akan mendapatkan payoff sebesar exercise price (X). Profit investor adalah premium (Dengan asumsi diinvestasikan dengan imbal hasil 12% p.a) dikurangi dengan payoff yang didapat apapun yang terjadi. St <= X St > X Payoff saham St St Payoff call option - (St-X) Total St X St So + Premium X So + Premium Profit 6

2. Premium 3 bulan lagi = Rp675.5 x (1 + 12%/4) = Rp 695.765 So = Rp 6.1 Payoff/Harg 5. 5.25 5.5 a Saham Option 5. 5.25 5.5 5.75 6. 6.25 6.5 6.75 7. 7.25 5.75 6. 6.25 6.5 6.75 7. 7.25 - -45-7 -95 - - 1.2 1.45 2 Total Profit 5. = - Total So - 44.23 Premium 5 5.25 5.5-95.76 154.23 5 5.75 5.8 5.8 5.8 5.8 5.8 5.8 345. 765 395. 765 395. 765 395. 765 395. 765 395. 765 395. 765 5 7

Soal III 1. Option adalah hak untuk membeli dan menjual dari suatu aset dengan exercise price yang sudah dispesifikasikan pada atau sebelum expiration date. Forward adalah suatu perjanjian transaksi sebuah aset di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditentukan. Future adalah suatu perjanjian terstandardisasi yang dapat dipindahtangankan mengenai kewajiban pengiriman barang dengan kuantitas dan kualitas tertentu pada masa yang akan datang pada area geografis tertentu atau instrument keuangan tertentu. Perbedaannya adalah Option memberikan hak bagi pemegangnya untuk mengeksekusinya dan mengharuskan writer untuk memenuhi kewajibannya apabila pemegang hak opsi tersebut ingin mengeksekusinya, sedangkan Forward dan Future mewajibkan kedua belah pihak untuk memenuhi kewajibannya pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Perbedaan Forward dan Future adalah : Future Forward Terstandardisasi dan mudah untuk Tidak terstandardisasi tergantung diperdagangkan karena kesepakatan kedua belah pihak Mengeliminasi risiko kredit karena Memiliki risiko kredit dimana salah adanya Clearinghouse satu pihak tidak memenuhi kewajibannya Mengeliminasi risiko likuiditas Tidak bisa disesuaikan Memiliki risiko likuiditas dengan Bisa disesuaikan dengan kebutuhan 8

kebutuhan spesifik pihak terkait spesifik pihak terkait Secara singkat, Future dapat disebut sebagai Forward yang diperdagangkan melalui bursa. 2. a). PT ABC memiliki risiko perubahan nilai tukar, dimana apabila USD menguat terhadap IDR, PT ABC harus membayar pemasoknya lebih besar dibandingkan dengan apabila PT ABC membayar pada saat 16 Desember 214 dimana $1 = Rp12.9 b) PT ABC dapat melakukan Foreign Exchange Swap, yaitu sebuah perjanjian mengenai pertukaran pembayaran yang didenominasikan dalam suatu mata uang untuk pembayaran dalam mata uang lain pada nilai tukar yang disetujui saat ini. Dengan Future, PT ABC akan melakukan pembayaran pada pemasoknya di Amerika Serikat dengan kurs tengah Bank Indonesia per 16 Desember 214, yaitu $1 = Rp12.9, apabila kedua belah pihak menyetujui Future tersebut. Soal IV 1. a) False, karena investor yang konservatif cenderung menghindari risiko walaupun mendapatkan imbal hasil yang lebih rendah. Sedangkan International stocks merupakan saham yang memiliki risiko tinggi karena terdiri dari risiko dari nilai tukar, risiko likuiditas, dan biaya transaksi yang besar b) True, karena pada awal karir, investor cenderung akan mengincar imbal hasil yang lebih tinggi walaupun dengan risiko yang besar. Walaupun Large-cap stocks merupakan saham perusahaan besar yang sering disebut blue chip, imbal hasil dan risiko dari saham tetap lebih besar daripada kas dan obligasi yang digabung c) False, karena fase konsolidasi dari siklus hidup berkaitan dengan karir menengah menuju akhir. Fase yang dimulai ketika investor memasuki masa pensiun adalah Spending Phase dan Gifting Phase 9

d) False, karena prudent man rule menunjukkan kehati-hatian dan kebijaksanaan investor dalam mengelola saham, dimana investor lebih cenderung menjaga nilai dari asetnya, sesuai dengan ciri-ciri dari spending phase. e) True, karena spending and gifting stages merupakan masa ketika investor memasuki masa pensiun, dimana beban hidup dipenuhi lebih banyak dari akumulasi aset yang dimiliki daripada pendapatan rutin. f) False, kinerja dari manajer dana bersama haruslah menggunakan geometric average method g) True, karena Treynor Measure mengasumsikan portofolio sudah terdiversifikasi sepenuhnya dengan mengabaikan diversifiable risk, risiko yang dapat dihindari melalui diversifikasi, sehingga tidak cocok digunakan untuk investor yang memiliki semua asetnya di 1 portofolio sekuritas. h) False, Sharpe s measure merupakan rasio antara excess return dengan total risk i) False, Treynor s measure merupakan rasio antara excess return dengan systematic risk. j) True 2. a) Treynor s measure = Excess return / systematic risk = (TRp RF) / βp Sharpe s measure = Excess return / risk = (TRp RF) / SDp Treynor Measure Sharpe Measure RDLT (1%-6%)/.6 = 6.67% (1%-6%)/18% =.22 LQ-45 (12%-6%)/1 = 6% 6%/13% =.46 Menurut Treynor Measure, RDLT outperformed LQ-45, sedangkan menurut Sharpe Measure, RDLT underperformed LQ-45 b) Treynor Measure mengasumsikan portofolio sudah terdiversifikasi sepenuhnya, sehingga mengabaikan unsystematic risk dari RDLT. Sedangkan Sharpe Measure 1

memperhitungkan total risk yang terdiri dari systematic risk dan unsystematic risk. Kedua persepsi dalam pendefinisian risiko tersebut memunculkan konflik antara kedua hasil perhitungan. Suatu analisis mengatakan bahwa apabila investor merasa lebih tepat menggunakan total risk, Sharpe s measure lebih tepat digunakan. Apabila investor merasa lebih tepat menggunakan systematic risk, Treynor s measure lebih tepat digunakan. Analisis lain mengatakan bahwa apabila investor memiliki semua (atau secara substansi semua) aset di sebuah portofolio sekuritas, investor lebih baik menggunakan Sharpe s measure. Namun, apabila portofolio investor hanya merupakan sebagian kecil dari total aset yang dimiliki, investor lebih baik menggunakan Treynor s measure. 3. Diketahui Rf=6% Bagian A dan B Sharpe Ratio= Tryenor Ratio= Portofolio Return Reksadana 1 Reksadana 2 Reksadana 3 Reksadana 4 Reksadana 5 IHSG Ranking SD 14 16 26 17 1 12 Sharpe Portofolio 1 Reksadana 3 2 Reksadana 2 3 Reksadana 4 4 Reksadana 1 5 Reksadana 5 21 21 3 25 18 2 Average bp (beta) R^2 Sharpe Ratio Treynor Ratio 1.15.7.38.696 1.1.98.48.99 1.3.96.67.1538.9.92.44.1222.45.6.22.889 1.3.6 Treynor Ranking Portofolio 1 Reksadana 3 2 Reksadana 4 3 Reksadana 2 4 Reksadana 5 5 Reksadana 1 11

C. Terjadi pergantian ranking antara reksadana 1 dan 5 serta antara reksadana 2 dan 4. Menurut sharpe ratio, reksadana 1 berada di ranking 4 dan reksadana 5 berada di ranking 5. Sedangkan menurut Tryenor ratio, reksadana 1 berada di ranking 5 dan reksadana 5 berada di ranking 4. Menurut sharpe ratio juga, reksadana 2 berada d peringkat 2, sedangkan reksadana 3 berada di peringkat 4. Sedangkan menurut tryenor, reksadana 2 berada di peringkat 3 dan reksadana 4 berada di peringkat 2. Hal ini terjadi karena perbedaan penyebut, dimana sharpe ratio menggunakan standar deviasi yang menghitung total risk sebagai penyebutnya. Sedangkan treynor ratio menggunakan beta(systematic risk) sebagai penyebutnya, dimana treynor ratio menghilangkan faktor diversifiable risk karena memang portofolio sudah dianggap cukup terdiversifikasi sehingga faktor firm specific risk tidak lagi diperhitungkan. Sehingga, kemungkinan besar faktor firm spesificc risk terhadap total risk dari reksadana 2 dan reksadana 1 lebih besar dibanding faktor specific risk terhadap total risk dari reksadana 4 dan 5. D. Sebuah portofolio akan dikatakan outperformed jika return portofolio tersebut lebih besar dari market(ihsg). Menurut sharpe ratio, return market adalah.3, sedangkan menurut treynor ratio, return market adalah.6. Oleh karena itu, menurut sharpe ratio, portofolio yang memenuhi syarat ini hanyalah portofolio 1 s.d portofolio 4. Sedangkan menurut treynor ratio, portofolio yang melebihi return IHSG adalah portofolio 1 s.d portofolio 5. Oleh karena itu, dapat disimpulkan, portofolio yang memenuhi syarat outperformed hanyalah portofolio 1 s.d portofolio 4 SOAL VI a. Untuk horizon investasi selama 215. Seperti yang dijelaskan pada soal, di tahun 215, piemerintah berencana untuk menaikkan anggaran untuk infrastruktur. Hal ni menjadi stimulus positif terhadap kinerja perusahaan terkait, seperti sektor dasar dan kimia subsector semen, sector infrastruktur, serta sektor properti, dan real estate subsector konstruksi karena proses pembangunan fasilitas tentunya membutuhkan industri tersebut sehingga kinerja perusahaan di ketiga sector tersebut akan cenderung meningkat. 12

b. Jika horizon investasi untuk lima tahun lebih, investasi akan jatuh pada sector aneka industri dan industri konsumsi subsector makanan dan minuman. Hal ini terjadi karena setelah infrastruktur dibangun, diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan meningkat, sehingga kemungkinan meningkatkan konsumsi masyarakat, baik itu makanan dan minuman maupun barang lain yang berasal dari aneka industri. Oleh karena itu, kinerja perusahaan di kedua sector ini cenderung akan baik dalam jangka panjang. 13