IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DI DESA SONOWANGI KECAMATAN AMPELGADING KABUPATEN MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
(PNPM : : PJOK,

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA KEDUNGASRI KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR : 188/ 16 /KEP / /2016

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian. yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mulai bangkit pasca krisis moneter 1997-

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 103 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan

PNPM MANDIRI PERDESAAN

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

ABSTRAK. Kata Kunci: Dampak, PNPM-MP, kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk dapat mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahteraan

Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

KEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV terdapat salah satu tujuan negara

salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018

LAMPIRAN. Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam. Nama :... Peran di PNPM-MPd :...

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO. Oleh FERA HANDAYANI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Romy Novan Fauzi, 2014

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG

Jalan Aspal Pusong Menuju Desa Wisata

2015 PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI PROGRAM MICROFINANCE PADA KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP)DALAM MENINGKATKAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)

SALINAN KEPALA DESA OLEHSARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA OLEHSARI NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Kemiskinan merupakan

(PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan

BAB I PENDAHULUAN. sebutan Millenium Development Goals (MDGs) yang memuat 8 program

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG

PNPM MANDIRI PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2015 dan sejalan dengan target pencapaian MDGs (Millennium Development

PERAN DAN FUNGSI LEGISLATIF DALAM MENDORONG PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN ABAD MILENIUN/MDGs. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan di daerah bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pun manusia dan bangsa di dunia ini yang tidak membutuhkan kehidupan yang sedang

P R O F I L PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan. kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja di tingkat perkotaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus keadaan mental (state

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan kepada seluruh warga bangsa dengan cara

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

BAB III GAMBARAN UMUM SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPP) DESA TUNGU KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

Optimalisasi UPK Dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan Nasional

PEMERINTAHAN YG MEMAHAMI & RESPONSIF THD KEBUTUHAN MASYARAKAT MASYARAKAT YANG MANDIRI & SEJAHTERA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015

Oleh. Lely Kusumaningrum ( )

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN POLA KHUSUS REHABILITASI PASCABENCANA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERIKSAAN DOKUMEN PROPOSAL TEKNIS DAN RAB. Lokasi Bidang Kegiatan Volume

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat.

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebijakan pembangunan di Indonesia dalam menanggulangi

PENDAHULUAN. Saat ini di Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional disegala bidang,

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

I. PENDAHULUAN. Dalam sebuah negara yang berkembang seperti Indonesia, masalah kemiskinan akan selalu

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

KENDALA-KENDALA PROGRAM SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPKP) DI DESA DUANO KECAMATAN SUWAWA TENGAH KABUPATEN BONE BOLANGO JURNAL OLEH

BAB II BADAN USAHA MILIK DESA MAKMUR SEJAHTERA. Kabupaten Rokan Hulu (Lembaran Daerah Kabupaten Rokan Hul u Tahun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA

ANALISIS PENGELOLAAN DANA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP)

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di

PETUNJUK TEKNIS I. PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I P E N D A H U L U A N

Transkripsi:

IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DI DESA SONOWANGI KECAMATAN AMPELGADING KABUPATEN MALANG Iin Nimang Pangesti Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pelaksanaan Prosedur Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM- MP) di Desa Sonowangi Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang; (2) Hasil pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Sonowangi Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang; (3) Efektivitas hasil pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Sonowangi Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data yang diperoleh adalah dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan Prosedur PNPM-MP di Desa Sonowangi dimulai pada tahun 2009. Prosedur pelaksanaannya meliputi Musdes Sosialisasi, Musyawarah Khusus Perempuan, Musdes Perencanaan, Musdes Informasi Hasil MAD, Musdes pertanggungjawaban, dan musdes Serah Terima. (2) Hasil Pelaksanaan PNPM-MP di Desa Sonowangi terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan fisik berupa rabat beton dan kegiatan non fisik berupa simpan pinjam perempuan (SPP). (3) Efektivitas Hasil Pelaksanaan PNPM-MP di Desa Sonowangi untuk kegiatan rabat beton yang meliputi input yaitu modal; tenaga; sosialisasi; partisipasi; dan swadaya masyarakat, proses yaitu partisipasi dalam kegiatan; keruntutan proses; target waktu; dan kerjasama, output yaitu hasil kegiatan;penerima manfaat dan outcomes yaitu peningkatan pendapatan dan pengurangan beban; pelestarian semua berjalan dengan efektif dan optimal. Kemudian untuk kegiatan SPP input yaitu modal;sosialisasi;partisipasi berjalan kurang efektif, tetapi proses yaitu partisipasi dalam kegiatan;kerjasama dan koordinasi, output yaitu hasil kegiatan, penerima manfaat dan outcomes yaitu peningkatan partisipasi; peningkatan pendapatan dan pengurangan beban serta rencana tindak lanjut berjalan dengan efektif. Kata kunci: implementasi, PNPM-MP Permasalahan kemiskinan, pengangguran, dan pemerataan pendapatan masih merupakan masalah utama dalam agenda pembangunan di Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia masih sebesar 31, 02 juta atau 13, 33 persen dari total penduduk dengan garis kemiskinan sebesar Rp. 211.726 per kapita per bulan (BPS-RI: 2010). Pembangunan yang dilaksanakan di daerah ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan taraf hidup masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan negara Indonesia, sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

sosial. Kesejahteraan umum/rakyat dapat ditingkatkan kalau kemiskinan dapat dikurangi, sehingga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat/umum dapat dilakukan melalui upaya penanggulangan kemiskinan. Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007. Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yang selama ini sering dilaksanakan diharapkan juga dapat diwujudkan. Mengingat proses pemberdayaan pada umumnya membutuhkan waktu 5-6 tahun, maka PNPM Mandiri akan dilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun 2015. Hal ini sejalan dengan target waktu pencapaian Millennium Development Goals (MDGs). Menurut Sulistiono (2010:30), MDGs merupakan deklarasi pembangunan millennium berpihak pada pemenuhan hak-hak dasar manusia yang mengarah kepada peningkatan kualitas hidup. Deklarasi di New York oleh 189 negara anggota PBB pada bulan September 2000. MDGs menetapkan delapan tujuan pembangunan yang diuraikan menjadi 18 target dan 48 indikator untuk pemantauanyang akan dicapai kurun waktu 1990-2015. Pelaksanaan PNPM Mandiri, secara Nasional dimulai pada tahun 2007 dengan dua program pemberdayaan masyarakat, yaitu Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pemberdayaan masyarakat di perdesaan, dan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan. Di Kabupaten Malang sendiri juga sudah dilaksanakan Program Nasional Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP). Pada tahun 2009-2011, jumlah kecamatan yang mengikuti program ini adalah 33 kecamatan. Di Kecamatan Ampelgading, kegiatan PNPM-MP secara keseluruhan berjalan dengan lancar, jadi peneliti memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian di Kecamatan Ampelgading khususnya di Desa Sonowangi karena desa ini berada di daerah pegunungan dan merupakan penghasil kopi terbaik di Kecamatan Ampelgading, tetapi hal itu tidak didukung dengan infrastruktur jalan yang memadahi sehingga menyebabka mereka kesulitan dalam memasarkan hasil pertanian mereka. Oleh karena itu, untuk mengetahui pelaksanaan program PNPM-MP ini berjalan, maka peneliti mengadakan penelitian yang berjudul Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Sonowangi Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang. METODE Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan di Desa Sonowangi Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang yaitu pada bulan Maret-Mei 2012. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data yang diperoleh adalah dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Subyek penelitian ini adalah panitia PNPM-MP di Desa Sonowangi serta masyarakat penerima manfaat dari PNPM-MP di Desa Sonowangi. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah reduksi, penyajian data dan verifikasi data. Pemilihan Desa

Sonowangi ini dikarenakan Desa Sonowangi merupakan salah satu desa di Kecamatan Ampelgading yang sudah melaksanakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan selama dua periode, yaitu tahun 2009-2010 dan tahun 2010-2011 sehingga sudah bisa dilihat bagaimana pelaksanaan programnya. Jadi dengan mengadakan penelitian di Desa Sonowangi ini, peneliti bisa mengetahui pelaksanaan PNPM-MP di desa ini. Sumber data dalam penelitian ini yang peneliti pakai adalah data primer dan data sekunder. Data primer, yaitu data yang berupa kata-kata dan tindakan yang diamati atau diwawancarai (Moleong, 2002: 112). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, display data, dan verifikasi data. Kemudian pengecekan keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan pengamatan di Desa Sonowangi, peningkatan ketekunan dan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan suatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Tahap-tahap penelitian dimulai dari tahap pralapangan yang terdiri dari studi eksplorasi, penyusunan desain penelitian dan mengurus perijinan. Kemudian tahap pelaksanaan terdiri dari pengumpulan data, penyusunan data, analisis data dan menarik kesimpulan. Lalu yang terakhir adalah tahap pelaporan, tahap pelaporan merupakan tahap terakhir dalam penelitian ini. Setiap peneliti mengumpulkan, menyusun, dan menganalisis data, peneliti berkonsultasi dengan dosen pembimbing, peneliti menyempurnakan data-data yang dirasakan masih kurang dari hasil konsultasi, untuk selanjutnya dianalisis lagi. Setelah informasi yang diharapkan cukup, maka peneliti membuat suatu laporan dan melaporkan hasil penelitian ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Prosedur PNPM-MP di Desa Sonowangi Kegiatan Musdes Sosialisasi dimaksudkan untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat tentang PNPM-MP yang dilaksanakan di Desa Sonowangi. Partisipasi masyarakat dalam musdes ini cukup baik dan sebagian masyarakat mengetahui tujuan dan maksud dari PNPM-MP. hasil yang diperoleh dari musdes ini adalah terbentuknya Ketua dan Sekretaris TPK Desa Sonowangi. Hambatan pada saat pelaksanaan musdes adalah memberikan pengertian kepada masyarakat tentang maanfaat PNPM-MP sehingga mereka mau menghadiri musdes ini. Dalam Musyawarah Khusus Perempuan, masyarakat yang berpartisipasi dalam musyawarah ini hanya sedikit. Hal ini dikarenakan masyarakat kurang memahami maksud dari musyawarah tersebut. Kebanyakan perempuan yang hadir adalah pemilik toko dan usaha dan ingin memberikan gagasan mereka. Untuk Musdes Perencanaan, masyarakat yang hadir dalam musdes ini sebagian besar adalah masyarakat yang ikut dalam kegiatan tersebut. Masyarakat mengetahui maksud dan tujuan dari musdes perencanaan yang telah dilaksanakan. Dalam musdes ini mengesahkan usulan-usulan kegiatan hasil Musyawarah Khusus Perempuan dan menetapkan usulan-usulan kegiatan yang akan diajukan desa ke MAD prioritas usulan. Kemudian Musdes Informasi Hasil MAD, masyarakat yang hadir dalam Musdes Informasi Hasil MAD cukup banyak dan

mereka memahami maksud dari pelaksanaan musdes ini. Musdes Informasi Hasil MAD ini menyebarluaskan hasil penetapan alokasi dana PNPM-MP yang diputuskan dalam MAD Penetapan Usulan. Musyawarah ini juga membicarakan kesepakatan tentang pengelolaan dan pemeliharaan untuk prasarana/sarana beserta sanksi-sanksinya. Dalam Musdes Pertanggung Jawaban, masyarakat yang hadir dalam musdes ini sebagian besar adalah wakil-wakil dari masyarakat. Musdes ini membicarakan tentang pertanggung jawaban semua pengeluaran keuangan yang digunakan untuk biaya bahan, upah atau ongkos, honor, penjaman kepada kelompok, operasional dan mengevaluasi hasil pekerjaan. Dalam musdes ini juga dibicarakan kendala-kendala yang muncul saat pelaksanaan program serta mencari alternatif pemecahan yang diambil. Setelah itu musdes lanjut dengan menyepakati rencana kegiatan pelaksanaan berikutnya yaitu berupa pengecoran jalan di Dusun Kp. Tengah. Kegiatan Musdes Serah Terima, peserta yang hadir dalam musyawarah ini adalah masyarakat yang ikut dalam pelaksanaan kegiatan PNPM-MP. Tujuan dari Musdes ini adalah mempertanggung jawabkan semua pengeluaran keuangan yang digunakan dalam semua kegiatan PNPM-MP dan melaporkan realisasi program. Hasil program yang telah dilaksanakan dikembalikan kepada masyarakat Desa Sonowangi. Setelah itu dibentuk tim pemelihara oleh KPMD dibantu oleh Fasilitator Kecamatan untuk memelihara kegiatan yang telah dilaksanakan Hasil Pelaksanaan PNPM-MP di Desa Sonowangi Program kegiatan Rabat Beton yang dilaksanakan di Desa Sonowangi, masyarakat ikut berpatisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan secara aktif. Bahan yang digunakan dalam pembangunan adalah dari Desa Sonowangi sendiri dan memiliki kualitas atau mutu yang bagus. Selain itu masyarakat bergotong royong dalam hal keswadayaan dana, bahan dan pekerja. Program rabat beton dapat meningkatkan kualitas sarana prasarana karena kondisi jalan dan jembatan yang semakin baik. Program rabat beton dapat memberikan dampak ekonomi yang baik karena kondisi jalan dan jembatan ynag baik, maka masyarakat menjadi mudah dalam memasarkan hasil panen mereka. Selain kegiatan rabat beton, ada juga kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Perempuan yang ikut dalam program ini hanya berjumlah sedikit karena mereka kurang memahami maksud dari program ini. Pemerintah Desa Memberikan pemahaman program dengan mengadakan sosialisasi. Masyarakat yang ikut kebanyakan mereka yang sudah memiliki usaha dan RTM kurang diperhatikan dalam program ini. Program ini hanya memberikan pengaruh yag sedikit dalam peningkatan ekonomi Rumah Tangga Miskin di Desa Sonowagi karena program ini hanya 25% dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan. Efektivitas Hasil Pelaksanaan PNPM-MP di Desa Sonowangi a. Rabat Beton di Desa Sonowangi 1) Input (Masukan Program) Hal yang mempengaruhi input (masukan program) dalam efektivitas program penanggulanga kemiskinan adalah modal, tenaga, sosialisasi, partisipasi, dan swadaya masyarakat. Sosialisasi yang dilakukan di desa ini kurang efektif.

Hal ini dikarenakan sosialisasi dilakukan kurang menyeluruh sehingga banyak warga yang kurang mengetahui dan menjadi tidak berminat. Modal adalah masukan yang dapat menunjang pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan. Modal yang diberikan oleh Pemerintah jumlahnya cukup untuk pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di desa ini. Tenaga merupakan masukan program untuk melancarkan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Desa Sonowangi, tenaga yang dibutuhkan untuk pelaksaaan program ini jumlahnya cukup. Partisipasi warga sangat dibutuhkan dalam program penanggulangan kemiskinan, warga berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan di Desa Sonowangi. Dalam program penanggulangan kemiskinan, swadaya masyarakat bisa dilihat dari penyediaan bahan lokal, uang dan konsumsi. Bahan lokal untuk kegiatan ini diambil dari Desa Sonowangi sendiri. Jadi swadaya yang dilakukan di Desa Sonowangi dalam bentuk apapun berjalan dengan efektif. 2. Proses Efektivitas program penanggulangan kemiskinan dalam proses adalah partisipasi warga dalam proses kegiatan, keruntutan proses, target waktu, serta kerjasama dan koordinasi. Dalam partisipasi, warga berpartisipasi dengan baik, sehingga dapat dikatakan partisipasi warga dalam proses kegiatan yang dilakukan di Desa Sonowangi cukup efektif. Keruntutan proses kegiatan yang dilakukan di Desa Sonowangi bisa dibilang terpenuhi. Hal ini karena proses kegiatan yang dlakukan selalu diawasi dan dibimbing oleh pihak UPK dari Kecamatan. Jadi tahap-tahap proses yang dilakukan selalu diajalankan dengan baik dan efektif. Kemudian waktu yang ditargetkan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang ditargetkan. Dalam hal kerjasama dan koordinasi, dapat dikatakan bahwa kerjasama dan koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan di Desa Sonowangi ini berjalan dengan efektif karena antara pihak Kecamatan dan Desa Berkoordinasi dengan baik dan juga antar warga berjalan dengan baik. 3. Output (Hasil) Hasil pencapaian kegiatan yang dilaksanakan di Desa Sonowangi berjalan dengan optimal. untuk kegiatan rabat beton, warga menjadi semakin mudah dalam memasarkan hasil pertanian mereka. Kemudian untuk penerima manfaat, kegiatan yang dilaksanakan di Desa Sonowangi ini dapat memberikan manfaat lebih kepada masyarakat. Kegiatan ini sangat dibutuhkan warga kerena infrastrukur jalan di desa ini rusak sehingga menyulutkan warga. Sehingga setelah kegiatan tersebut dilaksanakan, warga dapat terbantu. Penerima manfaat dari kegiatan tersebut adalah semua warga desa, khususnya dusun yang ditempati kegiatan itu. Jadi kegiatan rabat beton yang dilaksanakan di Desa Sonowangi ini dapat dikatakan efektif. 4. Out-comes (Dampak) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan PNPM-MP yang dilaksanakan di Desa Sonowangi dimulai dari prosedur pelaksanaannya terlebih dahulu. Dalam kegiatan ini, hal yang paling penting adalah masalah partisipasi masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat sebenarnya kurang mengerti maksud dan tujan dari pelaksanaan PNPM-MP di Desa Sonowangi karena warga lebih antusias saat pelaksanaan kegiatan yang dilakukan. Jadi kegiatan musyawarah yang dilakukan di Desa Sonowangi ini kurang efektif. Masyarakat

yang hadir dalam setiap kegiatan non fisik yang dilaksanakan di desa sini cukup banyak. Meskipun kegiatan yang dilakukan tidak terus menerus atau kontinyu, tetapi kegiatan ini bisa dikatakan berhasil karena setelah pelaksanaan program tersebut selesai, masyarakat bisa menikmati hasil yaitu kondisi jalan yang semakin bagus dan layak untuk digunakan. Pengembangan kapasitas dari kegiatan PNPM-MP yaitu rabat beton dan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Desa Sonowangi ini dapat dilihat dari pendapatan yang diperoleh warga desa yang meningkat dari sebelumnya. Dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan rabat beton yang dilaksanakan di Desa Sonowangi ini sangat efektif untuk meringankan beban warga di desa ini. Sehingga warga menjadi lebih terbantu dan warga bisa meningkatkan kehidupan mereka. Pelestarian program di Desa Sonowangi ini, Pemerintah Desa sudah melakukan hal tersebut. Untuk program non fisik yang berupa rabat beton, pemerintah desa membentuk sekelompok warga yang terdiri dari 15 orang dari tiga dusun untuk dijadikan tim dalam hal perawatan dan perbaikan. Jadi apabila hasil program tersebut butuh perawatan dan rusak, maka merekalah yang bertanggung jawab dalam hal ini. Dapat disimpulkan bahwa selain kelompok tersebut, masyarakat juga ikut serta dalam hal perawatan dan perbaikan jalan atau jembatan sehingga pelestarian program dapat dilaksanakan dengan efektif. b. Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Desa Sonowangi 1) Input (Masukan Program) Sosialisasi tentang kegiatan SPP di Desa Sonowangi berjalan kurang efektif. Hal ini karena warga kurang meemahami maksud dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Kemudian untuk partisipasi warga dalam kegiatan musyawarah yang dilaksanakan kurang efektif karena kegiatan musyawarah terlalu banyak sehingga wsrga kurang memahami dan mengerti. 2) Proses Partisipasi masyarakat dalam kegiatan SPP di Desa Sonowangi cukup efektif. Hal ini karena warga diberikan pelatihan dan keterampilan agar bisa dimanfaatkan. Untuk kerjasama dan koordinasi kegiatan SPP di Desa Sonowangi berjalan dengan efektif karena pihak dari Kecamatan selalu memberikan koordinasi yang baik. 3) Output Pencapaian kegiatan SPP di Desa Sonowangi cukup optimal. Kelompok yang mengikuti kegiatan SPP tiap tahunnya selalu bertambah. Pada tahun 2011 lalu, jumlah kelompok yang ikut adalah 11 kelompok. Jumlah tersebut bertambah dari tahun 2010 yaitu berjumlah 8 kelompok. Hal ini berarti warga semakin tertarik mengikuti kegiatan ini. Kemudian untuk dana bergulir yang diberikan semuanya berjalan dengan lancar, tidak ada kredit macet yang terjadi selama kegiatan ini berlangsung dan warga selalu tepat waktu dalam pengembalian pinjaman. Kemudian untuk penerima manfaat untuk kegiatan SPP di Desa Sonowangi kurang tercapai secara menyeluruh karena yang menerima manfaat secara langsung adalah warga yang mengikuti kegiatan SPP dan menjadi anggota. 4) Outcomes

Partisipasi masyarakat cukup efektif dalam kegiatan SPP yang dilaksanakan di Desa sonowangi karena kegiatn ini bermanfaat untuk memperbesar usahanya. Kegiatan SPP yang dilaksanakan di Desa Sonowangi bisa menambah pendapatan sebagian warga desa dan dapat mengurangi beban keluarga karena dengan perempuan membuka usaha sendiri dan tidak bergantung pada suami, maka akan mengurangi beban keluarga karena pendapatan keluarga menjadi bertambah. PENUTUP Kesimpulan Pelaksanaan Prosedur PNPM-MP di Desa Sonowangi dimulai pada tahun 2009. Prosedur pelaksanaannya meliputi Musdes Sosialisasi, Musyawarah Khusus Perempuan, Musdes Perencanaan, Musdes Informasi Hasil MAD, Musdes pertanggungjawaban, dan musdes Serah Terima. Musdes sosialisasi yang dilaksanakan berjalan kurang efektif. Musyawarah khusus perempuan di Desa Sonowangi menghasilkan dua usulan yaitu rabat beton, gedung PAUD dan SPP. Lalu musyawarah hasil MAD menghasilkan kegiatan yang didanai oleh PNPM- MP yaitu SPP dan rabat beton di Dusun Sumberbuncis dan Sonowangi. Musdes pertanggung jawaban membicarakan tentang pengeluaran keuangan yang digunakan pada dusun Kp. Tengah, Sumber Buncis dan Sonowangi,. Terakhir adalah musdes serah terima membicarakan pengeluaran keuangan kegiatan di Desa Sonowangi yang digunakan dan melaporkan realisasi program yang telah dilaksanakan kemudian hasil program yang telah dilaksanakan dikembalikan kepada masyarakat Desa Sonowangi untuk dirawat dan dipelihara; Hasil Pelaksanaan PNPM-MP di Desa Sonowangi terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan fisik berupa rabat beton dan kegiatan non fisik berupa simpan pinjam perempuan (SPP). Kegiatan rabat beton di Desa Sonowangi bertujuan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur jalan dan jembatan sehingga bisa memberikan dampak yang baik bagi kegiatan lainnya dan ini sudah sesuai dengan visi, misi, tujuan dan prinsip dari PNPM-MP. Simpan pinjam perempuan (SPP) di Desa Sonowangi dalam pelaksanaannya berjalan dengan baik meskipun warga desa Sonowangi banyak yang tidak berminat mengikuti kegiatan ini karena mereka kurang mengerti. Kegiatan ini hanya memberikan sedikit sumbangan untuk meningkatkan ekonomi rumah tangga miskin (RTM) dan hal ini tidak sesuai dengan visi, misi, tujuan dan prinsip PNPM-MP; Efektivitas Hasil Pelaksanaan PNPM-MP di Desa Sonowangi untuk kegiatan rabat beton yang meliputi input yaitu modal; tenaga; sosialisasi; partisipasi; dan swadaya masyarakat, proses yaitu partisipasi dalam kegiatan; keruntutan proses; target waktu; dan kerjasama, output yaitu hasil kegiatan;penerima manfaat dan outcomes yaitu peningkatan pendapatan dan pengurangan beban; pelestarian semua berjalan dengan efektif dan optimal. Kemudian untuk kegiatan SPP input yaitu modal;sosialisasi;partisipasi berjalan kurang efektif, tetapi proses yaitu partisipasi dalam kegiatan;kerjasama dan koordinasi, output yaitu hasil kegiatan;penerima manfaat dan outcomes yaitu peningkatan partisipasi; peningkatan pendapatan dan pengurangan beban serta rencana tindak lanjut berjalan dengan efektif Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang diajukan adalah sebagai berikut: Pelaksanaan prosedur PNPM-MP agar lebih dilaksanakan secara optimal dan dapat dimengerti oleh masyarakat agar pelaksanaan PNPM-MP bisa berjalan dengan lancar dan masyarakat dapat memahami maksud dari kegiatan tersebut; (2) Hasil yang diperoleh dari kegiatan PNPM-MP hendaknya bisa lebih memberikan manfaat, pengurangan beban, peningkatan pendapatan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan; (3) Hendaknya kegiatan yang dilaksanakan mulai dari input, proses, output dan outcomes dapat berjalan dengan efektif dan optimal agar kegiatan yang telah dilaksanakan dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta BPS-RI. 2010. Berita Resmi Statistik: Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2010.(Online), (http://www.bps.go.id/brs_file/kemiskinan.pdf), diakses 29 Desember 2011. Departemen Dalam Negeri Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan desa. 2008. Jakarta: Departemen Dalam Negeri RI. Eko, Sutoro. 2004. Reformasi Politik Dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: APMD Press. Sulistiono, Budi, Dkk. 2010. Towards Millenium Development Goals (MDGs) Sebentar Lagi: Sanggupkah Kita Menghapus Kemiskinan di Dunia?. Bandung: ITB. Sumodiningrat, Gunawan. 1998. Membangun Perekonomian Rakyat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Universitas Negeri Malang. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: UM Press. Undang-Undang RI No.25 Tahun 2000 Tentang Pemberdayaan Masyarakat. Jaringan Dokumentasi Dan Informasi Kementrian RI, (Online), (http://www.kementrianri.go.id), diakses 20 Maret 2012. Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan. 2008. Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan. Jakarta: Departemen dalam Negeri Republik Indonesia.