PERBANDINGAN DAN PERBEDAAN ANTARA INFORMATION WARFARE DAN CYBER WARFARE 1

dokumen-dokumen yang mirip
CYBER WAR. (Memahami Perang Cyber)

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

Tabel 1. Potensi Ancaman Perang Asimetris di Indonesia Ditinjau dari Berbagai Aspek Pelaku Sasaran Skala Metode Motif Dampak

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri

Komputer dan Masyarakat: Studi Sosial Komputer

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan kesimpulan dari pembahasan di atas mengenai. perlindungan pihak ICRC ditinjau dari Konvensi Jenewa 1949 dan

Pengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

MENILIK URGENSI PEMBENTUKAN BADAN SIBER NASIONAL: TINJAUAN DARI SATU SUDUT PERSPEKTIF AKADEMIK

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni

PENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamb

No Bahwa secara umum ruang lingkup dalam pengaturan Pengklasifikasian Informasi Publik yaitu mengenai: 1. ketentuan umum; 2. asas dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan teknologi informasi, media dan komunikasi telah. mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

Peranan Geographic Information System (GIS) pada Operasi Udara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAK KENAL MAKA TAK SAYANG

Microwave dan keistimewaannya

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

Penerapan Algoritma Greedy pada Permainan Fire Emblem

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

SAMBUTAN KETUA UMUM FKPPI DALAM ACARA RAPIMPUS FKPPI 2014 "POLA PIKIR FKPPI DALAM MENGABDI PADA KEPENTINGAN RAPAT PIMPINAN PUSAT FKPPI 2014

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BABII LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INFORMATION SYSTEM AND SOCIAL ETHICS

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

SAN REMO MANUAL TENTANG HUKUM PERANG DI LAUT BAB I KETENTUAN UMUM. Bagian I Ruang Lingkup Penerapan Hukum

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

Oleh : Uci Sanusi, SH., MH

BAB I PENDAHULUAN. pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu

- 1 - PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENGKLASIFIKASIAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL

TINJAUAN HUKUM HUMANITER MENGENAI PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA BAGI PERSONIL MILITER YANG MENJADI TAWANAN PERANG

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

Serikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini.

internet. Setelah didapatkan materi yang dibutuhkan selanjutnya adalah dilakukan pemahaman materi yang menyeluruh pada materi tersebut.

KONFLIK SOSIAL Drg. Handari Yektiwi, M.Kes.

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL KONFLIK BERSENJATA NON-INTERNASIONAL

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65

Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Nama : Ridho Ilham Renaldo NIM : Kelas : SK 2 A Jurusan : Sistem Komputer

TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT TERM OF REFERENCE (TOR)

Strategi Operasi Kontra Intelijen Cyber Sebagai Upaya Peningkatan Ketahanan Negara Indonesia

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan. dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di Internet

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

kami. Apabila pekerjaan cetak tidak bersponsor, maka anda harus membayar biaya cetak langsung ke toko percetakan. KETENTUAN PENGGUNAAN

Ketahanan nasional. Geostrategi Indonesia Pelaksanaan Geopolitik dalam negara Suatu cara atau pendekatan dalam memanfaatkan kondisi lingkungan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STRATEGI MANAJEMEN. Oleh : I Kadek Martha Prayoga ( )

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini menjadi sangat penting setelah selama ribuan tahun perempuan berada. ideologi yang mendunia dan dianggap kodrat Tuhan.

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perkebunan produktif di lereng pegunungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai


PERANG & DAMAI Pengantar: Causes of War. Artanti Wardhani

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Berdasakan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka

ANALISIS SISTEMATIS TERHADAP INFORMASI MANAJEMEN LABORATORIUM Oleh Luh Putu Ary Sri Tjahyanti, S.T., M.Kom. 8

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

NKRI dan kemungkinan menghadapi perang

Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Narotama Surabaya 2017

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

PENGERTIAN CYBER CRIME

MELINDUNGI PENGGUNA INTERNET DENGAN UU ITE

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TINDAK PIDANA CYBER CRIME (MAYANTARA)

DASAR HUKUM INFORMATIKA DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN. dr. Irma Khrisnapandit, Sp.KP

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT.

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. sekaligus (Abdullah, 2006: 77). Globalisasi telah membawa Indonesia ke dalam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai

Transkripsi:

PERBANDINGAN DAN PERBEDAAN ANTARA INFORMATION WARFARE DAN CYBER WARFARE 1 Istilah Information Warfare (Peperangan Informasi) digunakan secara luas saat ini oleh berbagai pihak. Information Warfare di definisikan sebagai : Actions taken to achieve information superiority by affecting adversary information, nformation-based processes, information systems, and computer-based networks; while defending one's own information, information-based processes, information systems, and computer-based networks 2. Sementara itu sistem informasi di definisikan sebagai, Information Systems. The entire infrastructure, organization, personnel, and ccomponents that collect, process, store, transmit, display, disseminate, and act oninformation. Pada medan perang, teknologi informasi saat ini digunakan untuk membuat senjata menjadi semakin lebih cerdas dan untuk meminimalkan korban di pihak sendiri dengan menyediakan pasukan dengan teknologi gelombang ketiga pada sistem gelombang sejata ke dua. Doktrin yang digunakan pada umumnya adalah Airland Battle dan struktur komando yang terdiri Komando, Kendali, Komunikasi dan Informasi (C3I) atau dengan menambahkan Komputer (C4I). Perang lunak digunakan untuk mengacaukan pasukan musuh dengan mengirimkan informasi yang salah dan program televisi yang bermetamorfosis. Dengan kata lain peperangan informasi, mengaburkan dan memodifikasi informasi yang sebenarnya, menggunakan beberapa media, untuk memberikan efek penyesatan pada lawan. Di sebagian besar negara cyberwar dipandang sebagai subbagian dari Information Warfare. Pengendalian informasi selalu menjadi bagian dari operasi militer. Informasi Warfare adalah bangunan yang berkembang dari sejarah.pada akhir tahun 1970, AS melihat bahwa munculnya perang Informasi dan dan Komando serta Pengendalian peperangan sebagai medan tempur AS dalam membangun, dan mengintegrasikan beragam kemampuan. Hal ini kemudian 1 Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Cyber Security Policy and Strategy. Disusun oleh Indah Novitasari Mahasiswa Cohort 2, Prodi Peperangan Asimetris NPM 120130102024 2 Diakses dari http://www.trinity.edu/rjensen/infowar.pdf, Information Warfare an Introduction, Reto A. Haeni, George Washington University, Pada Tanggal 12 Februari 2014 Pk. 05.09 WIB 1

berkembang menjadi apa yang disebut militer sebagai Operasi Informasi, yang merupakan unsure kekuatan nasional pada masa damai, konflik hingga perang. Saat ini, sebagian besar angkatan bersenjata melihat Informasi Operasional sebagai inti dari kompetensi militer. Mereka meliha bahwa informasi dapat menjadi senjata ataupun target dalam peperangan. Dan siapa yang memiliki superioritas dalam pengetahuan dan informasi dapat memenangkan banyak perang. Nilai informasi ditingkatkan oleh teknologi, seperti adanya jaringan, sistem teknologi Informasi (IT), dan database komputer. Hal ini memungkinkan kelompok militer untuk menciptakan tingkat yang lebih tinggi terhadap kesadaran situasional bersama; untuk lebih menyatukan komando, kontrol, dan kecerdasan; dan untuk menerjemahkan keunggulan informasi menjadi kekuatan tempur. Dengan adanya senjata yang semakin mengandalkan data dan informasi teknis - seperti amunisi cerdas yang menggunakan Global Positioning System (GPS) bimbingan kelompok militer mengharapkan informasi menjadi lebih relevan dalam peperangan masa depan. Dalam metode peperangan, teknologi telah komputer dan teknologi komunikasi telah menyebabkan peningkatan dalam tempo operasi melalui peningkatan kemampuan untuk mengkoordinasikan tindakan, dan integrasi sensor telah membuat senjata menjadi lebih tepat, cepat dan mematikan. Informasi Warfare mencakup bidang yang lebih luas dari tindakan daripada cyberwarfare. Untuk pelaksanaan Informasi Operasi, angkatan bersenjata yang besar - meskipun tidak semua memiliki doktrin yang sama perlu memiliki lima kemampuan inti, yaitu : (1) Operasi Psikologis, (2) Desepsi militer, (3) Operasi Keamanan, (4) Operasi Jaringan Komputer, dan (5) peperangan elektronik. Kemampuan ini saling bergantung, dan semakin terintegrasi untuk menghasilan efek tertentu. Informasi Operasi yang diinginkan didefinisikan sebagai "kemampuan yang terintegrasi dengan kapabilitas inti memusatkan pada hal yang spesifik dan tekait dengan kemampuan, untuk mempengaruhi, mengganggu, merusak atau merampas hubungan di antara manusia dan secara otomatis mempengaruhi proses pembuatan keputusan, sekaligus melindungi diri sendir 3 i. Operasi Psikologis ( PSYOP ) adalah operasi untuk menyampaikan informasi yang sengaja dipilih kepada sasaran yaitu audience asing untuk mempengaruhi emosi 3 Fred Schereier, On Cyberwar. DCAF Horizon 2015 Working Paper No.7, Hal 23. 2

mereka, motif, penalaran obyektif, dan akhirnya mempengaruhi perilaku pemerintah asing, organisasi, kelompok dan individu. Militer Deception (MILDEC) memandu musuh untuk membuat kesalahan dengan menghadirkan informasi palsu, gambar, atau pernyataan. Deception didefinisikan sebagai " tindakan yang dengan sengaja menyesatkan musuh dalam mengambil, sehingga menyebabkan musuh untuk mengambil - atau gagal untuk mengambil tindakan spesifik tindakan yang akan memberikan kontribusi bagi keberhasilan operasi militer lawan. Operasi Keamanan (OPSEC) didefinisikan sebagai proses identifikasi informasiyang sangat penting untuk operasi dan yang dapat memungkinkan musuh untuk menyerang kerentanan operasional. Operasi Jaringan Komputer (CNO) termasuk kemampuan untuk menyerang dan mengganggu jaringan komputer, mempertahankan informasi sendiri dan sistem komunikasi, dan mengeksploitasi jaringan komputer musuh melalui pengumpulan intelijen, biasanya dilakukan melalui penggunaan kode komputer dan aplikasi computer Peperangan Elektronik (EW) didefinisikan sebagai setiap tindakan militer yang melibatkan ] kontrol energi spektrum elektromagnetik yang digunakan untuk menipu atau menyerang musuh. Energi elektromagnetik dalam kadar tinggi dapat digunakan sebagai alat untuk membebani atau mengganggu sirkuit listrik dari hampir semua peralatan yang menggunakan transistor, mikro - sirkuit, atau kabel logam. Senjata energi diarahkan memperkuat, atau mengganggu, kekuatan dari medan elektro - magnetik dengan memproyeksikan energi yang cukup panas dan permanen kerusakan sirkuit, atau mengalahkan, dan menyesatkan pengolahan dalam sistem komputerisasi. Pengaruh Operasi Informasi (Peperangan Informasi) pada umum memakan waktu lebih untuk dicapai, dan lebih sulit untuk diukur dibandingkan dengan operasi konvensional. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang untuk secara efektif menggunakan informasi untuk mempengaruhi perilaku sasaran sangat penting. Rencana Kerjasama Keamanan adalah bagian penting dari upaya ini. Menunggu sampai krisis terjadi dan kemudian memulai Operasi Informasi pada saat krisi adalah sia-sia. Demikian juga, gagasan menggunakan operasi tempur 3

yang menentukan dalam satu area, sementara melakukan Operasi Informasi lain di bidang ekonomi ukuran kekuatan, adalah sebuah penyalahgunaan operasi informasi. Operasi Informasi yang efektif memanfaatkan kekuatan informasi untuk melengkapi instrument lain dari kekuatan nasional, sehingga tujuan nasional dapat dicapai dengan sedikit darah dan biaya (tanpa perang). Tapi Pertanyaan yang abadi dari operasi (peperangan) informasi adalah: manakah yang lebih baik dari menyangkal, menipu, menghancurkan, atau memanfaatkan? Jawaban yang terbaik dalam konteks militer adalah mungkin: dengan mengumpulkan, menganalisis, dan memindahkan informasi sendiri lebih cepat dari lawan untuk mendapatkan keunggulan, untuk memotong sumber informasi lawan, mendistorsi proses informasi, atau mencegah lawan untuk memberikan komando atau perintah; dan untuk melawan perang di dalam sirkuit senjata atau dalam kepala komandan musuh (ide). Secara potensi, Peperangan Informasi adalah senjata ampuh dengan lingkup mulai dari medan perang hingga pada fungsi di masyarakat. meskipun, area terdepan medan perang, dan area tanggung jawab tidak lagi dapat tepat didefinisikan. Revolusi informasi melemahkan hirarki dan memperkuat jaringan, yang adalah lateral dalam alam. Jaringan ini menipiskan struktur hirarkis tradisional pada angkatan bersenjata. Pada saat yang sama, operasi (peperangan) informasi juga menyamaratakan tingkatan. Aktor non-negara mendapatkan tingkat yang sama sebagai suatu organ yang sah dalam suatu negara. Ketika disandingkan terhadap perang tradisional, Operasi Informasi menunjukkan perbedaan sebagai berikut, yaitu perang tradisional yang memiliki tempat ditetapkan secara geografis dari perang, sementara Information Operations tidak mengenal batas geografis; dan pengambilan keputusan dalam peperangan tradisional didefinisikan matriks: strategis, operasional, dan taktis, tapi ada ada matriks keputusan yang jelas dalam Operasi Informasi. Selain itu, dalam Operasi Informasi, tidak ada perbedaan yang jelas antara perang dan damai, keadaan seperti perang dan tindakan kriminal, perbuatan tidak menyenangkan dan kondisi normal dalam suatu negara. Tapi yang paling penting sementara itu adalah mungkin untuk mencapai resolusi konflik dengan perang tradisional, hal ini tidak dapat dipastikan hanya dengan Operasi Informasi. Dengan kata lain, dengan Informasi Operasi kita dapat memulai suatu perang, tetapi dengan Operasi Informasi, kita tidak dapat memenangkan peperangan secara eksklusif. 4

Klaim yang dibuat oleh penggemar Informasi Warfare tentang kesuksesan Operasi Informasi tampaknya sering dibesar-besarkan atau tidak sesuai dengan kenyataan. Bila teori ini diuji hasilnya tampak jelas terdapat percampuran. pada tingkat strategis, hasilnya paling meyakinkan, kalau dilihat dari keadaan saat ini pada Perang Teror. Tapi praktek yang sebenarnya dari Information Warfare juga sulit untuk menarik diri tingkat operasional - taktis. Ada beberapa prestasi nyata,di samping kesadaran bahwa Information Warfare adalah pedang yang memotong cara dimana pemberontak juga diuntungkan dari revolusi. Meskipun mendapatkan keuntungan dari segi teknologi, angkatan bersenjata Barat sering dirugikan. Sebagian besar permasalahan ini terjadi karena keterbukaan yang relatif besar dari negara yang bersangkutan, fakta bahwa mereka diharapkan untuk memberikan sejumlah besar informasi yang akurat dari rezim yang tidak demokratis, dan juga bahwa mereka memiliki harapan dan ekspektasi yang besar untuk bertemu. Masalah terbesar dengan peperangan atau operasi informasi adalah adalah kurangnya, atau ketidakcukupan, pemerintahan yang demokratis, khususnya mengenai kontrol, pengawasan, dan hal transparansi. Seperti keamanan cyber pada umumnya, tantangan pengawasan diperburuk oleh kompleksitas jaringan, teknis dan kompleksitas hukum,oleh heterogenitas aktor yang terlibat, oleh persepsi mandat Adanya kecepatan dengan yang masalah keamanan yang melampauikemampuan kontro, pengawasa, dan badan pengawas untuk menahan angkatan bersenjata danpertanggungjawaban pemerintah mengkhawatirkan terutama ketika seseorang mempertimbangkan implikasintuk hak atas privasi, kebebasan berekspresi dan berserikat. Peraturan nasional dalam hal penggunaan terbatas dalam melindungi pengguna dari alat komunikasi tanpa batas. Dengan demikian, diperlukank strategi umum dan norma-norma bersama di tingkat internasional. Namun, ada pertanyaan yang tetap belum terjawab tentang apa pendekatan dan norma-norma internasional dibayangkan dan diperlukan, dan siapa yang harus memimpin dalam masalah ini. Operasi Informasi dapat mengubah cara di mana pemerintah dana angkatan bersenjata melakukan bisnis. Tapi operasi syber tidak identik dengan Operasi Informasi. Operasi Informasi adalah seperangkat operasi yang dapat dilakukan di dunia siber dan domain lainnya. Operasi di dunia siber dapat memberikan dukungan langsung pada operasi informasi, dan Operasi informasi yang berbasis bukan siber bisa mempengaruhi operasi operasi 5

siber. Kegiatan di dunia maya dapat mengaktifkan kebebasan bertindak untuk kegiatan di domain lainnya, dan kegiatan di domain lainnya dapat membuat efek dalam dan melalui dunia siber. Jadi kesimpulannya perbedaan yang signifikan antara Peperangan Informasi dan Peperangan Cyber adalah Peprangan Informasi memiliki konteks yang lebih luas dibandingkan dengan peperangan siber. Peperangan Siber merupakan salah satu strategi, media atau alat untuk melaksanakan peperangan informasi. Peperangan (operasi) informasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan mengandalkan media modern hingga tradisional. Peperangan Informasi ditujukan untuk membentuk opini, mengaburkan atau menyesatkan opini pihak lain sehingga memberikan kerugian dan kekealahan pada pihak lawan. Sebagaimana disebutkan diatas, operasi syber tidak identik dengan Operasi Informasi. Operasi Informasi adalah seperangkat operasi yang dapat dilakukan di dunia siber dan domain lainnya. Operasi di dunia siber dapat memberikan dukungan langsung pada operasi informasi, dan Operasi informasi yang berbasis bukan siber bisa mempengaruhi operasi operasi siber. Kegiatan di dunia maya dapat mengaktifkan kebebasan bertindak untuk kegiatan di domain lainnya, dan kegiatan di domain lainnya dapat membuat efek dalam dan melalui dunia siber. 6