Firmanzah, PhD. Pasca Sarjana Ilmu Manajemen University of Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
PR POLITIK & MARKETING POLITIK. Oleh: Adiyana Slamet, S.IP., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat, dibuktikan semenjak paska reformasi terdapat pergeseran yang sangat

Kata kunci: Strategi Pemasaran Politik, Profit Kontestan, Profit pemilih

Bab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai

PERAN SPIN DOCTOR DALAM PEMASARAN POLITIK Sri Hadijah Arnus (Dosen Jurusan Dakwah STAIN Kendari)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok perusahaan dalam menjalankan

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

Marketing Communication Management

I. PENDAHULUAN. Marketing politik adalah salah satu kegiatan yang penting dilakukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, politik merupakan kegiatan yang dekat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH PRODUK POLITIK DAN PULL MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH MASYARAKAT DKI JAKARTA PADA PEMILIHAN PRESIDEN 2009

BAB II Landasan Teori

II. TINJAUAN PUSTAKA. kandidat harus memenangkan Pemilihan Umum dengan perolehan suara. terbanyak di antara kontestan-kontestan lainnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian ini, penulis menggunakan pengertian pariwisata menurut Undang Undang No. 10

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

Setelah mempelajari Bab ini

BAB I PENDAHULUAN. barang yang lengkap, nyaman dan layak bagi konsumen. Dengan kemajuan perusahaan yang bergerak dibidang retail di Kota

BAB II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah atau seringkali

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan baru. Memilihan umum (pemilu) dalam era reformasi dan

BAB II KAJIAN TEORETIK. Kerangka teori dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan tentang

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

Model-Model Political Marketing.

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tinjauan yang berkaitan dengan komunikasi secara umum, dan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memilih produk. Dengan demikian telah membuktikan bahwa. merupakan kunci prestasi dalam persaingan antar perusahaan yang

KOMUNIKASI POLITIK DALAM MEDIA MASSA

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab V. Kesimpulan. 1. Product tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pemilih, dengan. persentase pengaruh sebesar -0,0029 atau -0.

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penulisan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum

Komunikasi Politik

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

BAB II KERANGKA KONSEPTUAL MARKETING POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjalankan sebuah bisnis. Salah satu strategi pemasaran yang selalu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menggunakan produk atau jasa dari perusahaan. harus mampu menciptakan, memelihara, melindungi dan membangun image

BAB II LANDASAN TEORI

02ILMU. Komunikasi Pemasaran Politik. From Party Politics to Mass Marketing. Dr. Achmad Jamil M.Si KOMUNIKASI. Modul ke: Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu dasawarsa terakhir ini, telah melahirkan karakteristik tertentu dalam

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan aplikasi berbagai disiplin ilmu manajemen seperti marketing. Hal

PROMOTION MIX Mengelola Iklan, Personal Selling, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung.

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB II LANDASAN TEORI

Mata Kuliah - Media Planning & Buying

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh

PANDUAN WAWANCARA. Panduan wawancara ini bersifat terbuka sebagai penuntun di lapangan penelitian, untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. mengubah tatanan dunia mulai dari tingkat kesejahteraan masyarakat, struktur

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

BAB IV ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan semakin berkembang. Hal tersebut terjadi seiring dengan pengaruh

I. PENDAHULUAN. termasuk diantaranya rumah sakit. Rumah sakit merupakan satu jenis bisnis yang

2.2 Bauran Pemasaran Laksana (2008:17) menyatakan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) yaitu alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai

5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK

Mata Kuliah - Media Planning & Buying

BAB II LANDASAN TEORI. mengoptimalkan kinerja pemasran untuk mencapai tujuan utama perusahaan, dipengaruhi oleh kegiatan pemasaran yang dilakukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

II. LANDASAN TEORI. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber :

BAB I PENDAHULUAN. Banyak strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Seperti halnya dengan dunia industri komunikasi massa yang terus

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

Variabel Keputusan-Keputusan Dalam Pemasaran Langsung

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran sesungguhnya meliputi semua tahapan, yakni mulai dari

Diyah ayu amalia avina M.Si

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi melalui internet. Namun Koran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

Strategi Pemasaran Politik Pasangan Sambari-Qosim Dalam Pemilihan Kepala Daerah Gresik 2015

BAB I PENDAHULUAN. logika itu unit bisnis diharapkan bisa mencapai sasaran sasaran. hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak para ahli menyikapi politik dengan berbagai pendapat, Joyce Mitchel

Oleh: B. Abduljabar, Drs. M.Pd.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perspektif organisasi yang akhirnya lakukan.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1.

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis selalu memberikan kebebasan kepada produsen dalam bersaing. memasarkan produknya dan bisnis juga membebaskan konsumen dalam

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang

PENDAHULUAN. A. PENGERTlAN PEMASARAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Para marketer dari berbagai

Transkripsi:

Firmanzah, PhD Pasca Sarjana Ilmu Manajemen University of Indonesia

Sosial Politik Marketin gpolitik Marketin g Pemilih

Marketing tidak hanya terbatas pada institusi bisnis (Kotler & Levy, 1969) Marketing adalah proses yang memungkinkan adanya pertukaran exchange (Bagozzi, 1974; 1975) Marketing juga diterapkan dalam rumah sakit pemerintah, sekolah negri, museum dan organisasi sosial non-profit dalam mentransfer produk, service, norma, simbol dan ide ke masyarakat luas

Persaingan politik UU No. 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden UU No. 31 tahun 2002 tentang Partai Politik UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Transparansi Masyarakat Heterogenitas Masyarakat Informasi dan Telekomunikasi Era Public Opinion era

Marketing politik tidak hanya dilihat selama periode kampanye saja (Butler & Collins, 2001) Partai politik harus terus menerus memperhatikan, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Kampanye ada dua jenis: Kampanye pemilu: bersafat jangka pendek dan biasanya dilakukan menjelang Pemilu Kampanye politik: bersifat jangka panjang dan dilakukan secara terus menerus

Kampanye Pemilu Kampanye Politik Jangka dan batas waktu Periodik dan tertentu Jangka panjang dan terus menerus Tujuan Menggiring pemilih ke bilik suara Image politik Strategi Komunikasi politik Sifat hubungan antara kandidat dan pemilih Produk politik Sifat program kerja Mobilisasi dan berburu pendukung Push-Marketing Satu arah dan penekanan kepada janji dan harapan politik kalau menang pemilu Pragmatis/traksaksi Janji dan harapan politik Figur kandidat dan program kerja Market-oriented dan berubah-ubah dari pemilu satu ke pemilu lainnya Membangun dan membentuk reputasi politik Pull-Marketing Interaksi dan mencari pemahaman beserta solusi yang dihadapi masyarakat Hubungan relasional Pengungkapan masalah dan solusi Ideologi dan sistem nilai yang melandasi tujuan partai Konsisten dengan sistem nilai partai Retensi memori kolektif Cenderung mudah hilang Tidak mudah hilang dalam ingatan kolektif Sifat kampanye Jelas, terukur dan dapat dirasakan langsung aktivitas fisiknya Bersifat laten, bersikap kritis dan bersifat menarik simpati masyarakat

Dalam Pemilu, semua pemilih akan memberikan suara dalam sehari secara bersamaan Meskipun dimungkinkan adanya kekecewaan dalam jangka panjang setelah memberikan suaranya, kenyataannya tidak ada harga nominal yang dibayar dalam memilih sebuah partai atau calon presiden Selain pindah dukungan ke partai lain, pemilih harus menerima hasil pilihan kolektif meskipun itu berbeda dengan pilihannya. Hal ini berbeda dengan perilaku konsumen dalam produk komersial Pemilih tidak akan dapat menganalisa kandidat atau partai politik secara lengkap dan

Sense-giving Partai Politik Sense-making Efek langsung Konstituen Masyarakat Efek tidak langsung Media/LSM

Riset Pasar dan Isu Politik Proses Penyusunan Pesan Politik Penyusunan Kebijakan Diseminasi Pesan Politik Riset Oposisi dan Lawan Politik Proses Penyusunan Pesan Politik

Masyarakat Indonesia masih dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar terutama untuk Makanan (> 65%) Konsumsi berikutnya adalah Pengeluaran untuk Perumahan Pendidikan dan Kesehatan tidak kurang 10% Menurut Susenas (2004), penduduk Indonesia berusia 15-64 tahun: Mayoritas penduduk Indonesia berpendidikan Dasar (36,02%) SD dan SMP (55,6%) SD + SMP + SMA = 78,2% Perguruan Tinggi = 5,1% Tidak berijazah = 16,8% Pola Konsumsi 2000 2004 % Pengeluaran untuk Makanan % Pengeluaran untuk Perumahan % Pengeluaran untuk Pendidikan % Pengeluaran untuk Kesehatan 63,59 65,54 18,42 15,93 3,68 3,57 4,52 4,77 Total Pengeluaran (Rp) 383,690 514,913

Lebih 10% Kepala Rumah Tangga adalah Pengangguran (2000) dan meningkat menjadi 12% (2004) Status Kerja Kepala RT 2000 2004 Jumlah % Jumlah % Bekerja 42549333 89,6 42772436 88,0 Tidak bekerja 4.938.762 10,4 5.832.605 12,0 Jumlah Rumah Tangga 47.488.095 100 48.605.041 100 Usia Pemilih aktif 2009: 10-14; 15-19; 20-24 tahun di tahun 2000 > 50 tahun jumlahnya relatif kecil

Environment Marketing Program Voter Segments Candidate Product Promotion -. Party Platform -. Past Record -. Personal Characteristic -. Advertising -. Publicity, event Debate Segment 1 Segment 2 Segment 3 Issue/ Opportunity Issue/ Opportunity Issue/ Opportunity Price -. Economic cost -. Psychological Cost -. National image Effect Segment 4 Issue/ Opportunity Place -. Personal Appearance Program -. Volunteer Program

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Segmentasi Pasar Politik Identifikasi dasar segmentasi pemilih Menyusun profil dari hasil segmentasi pemilih Targetisasi Pasar Politik Menyusun criteria pemilihan segment pemilih Memilih target segment pemilih Positioning Pasar Politik Menyusun strategi positioning di setiap segment Menyusun bauran marketing di setiap segmen politik

Kondisi awal Sosial budaya pemilih Nilai tradisional pemilih Level pendidikan & ekonomi pemilih dll Media massa Data, informasi dan berita media masa Ulasan ahli Permasalahan terkini Perkembangan dan trend situasi Partai politik/ kontestan Performance record & reputasi Marketing politik Program kerja Sistem nilai Pemilih Ideology Policy-problem-solving Partai politik/ kontestan

high Rational voter Critical voter Policy-problemsolving orientation Skeptical voter Traditional voter low low Ideology orientation high

Amerikanisasi dunia politik (Baines et al., 2001; Elebash, 1984) Penggunaan metode marketing yang berlebihan dalam kehidupan berpolitik hanya akan melahirkan komersialisasi politik dan mereduksi arti berpolitik itu sendiri (O Soughnessy, 2001) Meluasnya penggunaan TV, media cetak dan radio sebagai media advertising dan publikasi dikhawatirkan akan semakin menjauhkan masyarakat atas ikatan ideologi sebuah partai dengan massa-nya

Menjadikan pemilih sebagai subyek dan bukan sebagai obyek politik Menjadikan permasalahan yang dihadapi pemilih adalah langkah awal dalam menyusun program kerja yang ditawarkan dalam kerangka masingmasing ideologi partai (Dermody & Scullion, 2001) Marketing politik tidak menjamin sebuah kemenangan, tapi menyediakan tools bagaimana menjaga hubungan dengan pemilih untuk membangun kepercayaan dan selanjutnya memperoleh dukungan suara (O Shaughnessy, 2001)