PENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI LISTRIK DINAMIS SISWA KELAS X SMA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA DISTRAKTOR BERMAKNA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KONSEPSI FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MALANG

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014

BAB III METODE PENELITIAN

DESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito ** Kadim Masjkur *** Jalan Semarang 5 Malang 65145

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c.

LEMBAR VALIDASI SOAL

DAFTAR ISI. Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN...

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal A; 1,5 A; 3 A

BAB III METODE PENELITIAN

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II Listrik Dinamis

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA METODE DISCOVERY LEARNING DENGAN DRILL PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 11 BEKASI

PROFIL KESULITAN BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN KELISTRIKAN SISWA SMA DI KOTA SEMARANG

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencoba mengembangkan alat ukur untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS MULTIMODAL REPRESENTASI MAHASISWA CALON GURU PADA PEMAHAMAN KONSEP LISTRIK DINAMIS

Antiremed Kelas 10 FISIKA

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.5

DAFTAR ISI Sunariyo, 2012 Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis Melalui Modeling Instruction

BAB III METODE PENELITIAN. sekarang (Arikunto, 2010:245). Hal yang digambarkan pada penelitian ini

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS

BAB I PENDAHULUAN. Judul Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Web Dengan exe Pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Untuk SMA.

BAB III METODE PENELITIAN

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

BAB VIII LISTRIK DINAMIS

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development/ R & D). Penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga. dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain.

BAB III METODE PENELITIAN

Assalamuaalaikum Wr. Wb

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal coulomb. 50 coulomb. 180 coulomb.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk.

Ketika konsepsi siswa ada yang berbeda dari yang biasa diterima, dalam Tan (2005) hal itu disebut alternative frameworks, misconceptions, student

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

BAB III METODE PENELITIAN

2015 ID ENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PAD A MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian merupakan suatu ilmu yang membicarakan tentang jalan atau cara

Kata Kunci: instrumen penilaian, benar-salah, kemampuan berpikir tingkat tinggi, dinamika rotasi, kesetimbangan tegar

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah

sumber arus listrik Gustav Kirchhoff ( ) mengemukakan dua aturan (hukum) yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan kajian-kajian teoritis dan hasil penelitian serta pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan bulan. September 2013 di MTs Islamiyah Palangka Raya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan terhadap variabel yang dipandang paling dominan (Sukmadinata,

DAFTAR ISI PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI (INQUIRY LEARNING) TERHADAP PENURUNAN MISKONSEPSI PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X SMAN 2 JOMBANG

LISTRIK DINAMIS (RANGKAIAN SERI DAN PARALEL) PERTEMUAN 10 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan

Kunci jawaban Posttest

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

PENGEMBANGAN INSTRUMEN IDENTIFIKASI MISKONSEPSI FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MELALUI CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) BERBASIS WEB

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER BIDANG STUDI KIMIA TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI

BAB III METODE PENELITIAN

Bab. Listrik Dinamis. Hasil yang harus Anda capai: menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Jalan Jhon Ario Katili Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara. Penelitian

ANALISIS BUTIR SOAL UKK EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI IIS MAN WONOKROMO BANTUL

Uji kemampuan pertemuan 1 No Soal Jawaban 1 Tuliskan fungsi alat ukur amperemeter dan voltmeter!

Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sruweng Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP RANGKAIAN ARUS SEARAH PADA SISWA MAN 1 JEMBER KELAS XII. Rahmawati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: media pembelajaran interaktif, swish max-4, gerak melingkar beraturan.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Identifikasi miskonsepsi adalah suatu upaya penyelidikan yang dilakukan

Perhitungan untuk Mengetahui Peningkatan Hasil Belajar yang Dicapai Siswa X.2. Tabel hasil belajar siswa X.2 Ulangan Tengah Semester Gasal. No.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGEMANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI LISTRIK DINAMIS SISWA KELAS X SMA Sri udiningsih* Muhardjito** Asim*** *urusan Fisika FMIPA UM, e-mail: aningphys@gmail.com **Pembimbing I, urusan Fisika FMIPA UM, e-mail: muhardjito_fis@yahoo.com ***Pembimbing II, urusan Fisika FMIPA UM, e-mail: asim@um.ac.id alan Semarang 5 Malang 65145 ASTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) tingkat kelayakan instrumen diagnostik three tier, (2) mengidentifikasi miskonsepsi listrik dinamis pada siswa kelas X SMA. Data dikumpulkan berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa saran dari validator dan miskonsepsi siswa. Data kuantitatif berupa persentase dari miskonsepsi yang dialami siswa. Hasil penelitian adalah: (1) validitas isi oleh ahli sebesar 90% sehingga instrumen tes memenuhi kriteria valid, (2) uji coba terbatas dilakukan pada siswa kelas X SMAN 1 Turen diperoleh 28 butir soal memenuhi kriteria valid dengan reliabilitas sangat tinggi, (3) h asil analisis deskriptif dari penerapan instrumen diagnostik three-tier yang dialakukan di kelas X-7 SMAN 1 Turen sebesar 27,7% siswa mengalami miskonsepsi listrik dinamis dan 23,1% siswa tidak tahu konsep listrik dinamis. Kata Kunci: miskonsepi, listrik dinamis, instrumen diagnostik three tier Sesuai dengan Standar Isi mata pelajaran fisika untuk SMA/MA menyatakan bahwa tujuan mata pelajaran fisika adalah agar siswa menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada pelaksanaannya, terdapat siswa yang gagal dalam mencapai tujuan tersebut, yaitu ditandai nilai di bawah KKM atau tidak tuntas. Siswa yang gagal mencapai tujuan belajar adalah siswa yang mengalami kesulitan belajar. Salah satu kesulitan belajar pada siswa adalah karena terjadi miskonsepsi. Sesuai dengan focus group discussion (FGD) pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Turen diperoleh beberapa miskonsepsi pada materi listrik dinamis, yaitu: (a) siswa beranggapan bahwa baterai yang dirangkai paralel menghasilkan beda potensial yang lebih besar daripada baterai yang dirangkai seri, (b) siswa beranggapan bahwa tegangan jepit merupakan hasil kali arus dengan hambatan dalam baterai, (c) siswa beranggapan bahwa hubungan pendek terjadi karena 1

2 hambatan sangat besar. Suwarto (2013: 115) mengungkapkan bahwa untuk mengetahui miskonsepsi pada topik tertentu digunakan tes diagnostik. Pesman (2010: 216) berpendapat bahwa instrumen diagnostik three tier merupakan instrumen tes yang paling valid, reliabel, dan akurat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa. Instrumen diagnostik three tier memiliki kelebihan daripada two tier dan pilihan ganda biasa karena pada tier ketiga berupa item untuk meyakinkan respon siswa, sehingga peneliti memperoleh informasi lebih banyak tentang miskonsepsi siswa dan dapat membedakan dengan siswa yang kurang memahami konsep atau tidak tahu konsep (Pesman, 2010:216). Para peneliti di luar negeri telah banyak menemukan adanya miskonsepsi pada materi listrik dinamis. Pesman (2010) dan Engelhardt & eichner (2004) menyebutkan bahwa banyak siswa mempunyai miskonsepsi pada materi listrik dinamis, khususnya pada rangkaian listrik sederhana yaitu power supply sebagai sumber arus konstan, pemakaian arus bersama pada suatu rangkaian (model arus konsumsi), dan local reasoning. Gejala miskonsepsi pada materi listrik dinamis juga terjadi pada siswa kelas X SMA di Indonesia, salah satunya adalah siswa SMAN 1 Turen, sehingga untuk mengetahui miskonsepsi listrik dinamis secara akurat peneliti melakukan penelitian pengembangan instrumen diagnostik three tier untuk mengidentifikasi miskonsepsi listrik dinamis. METODE Metode penelitian ini memodifikasi dari sepuluh langkah penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh org dan Gall (Sukmadinata, 2010: 169). Dari kesepuluh langkah yang dikembangkan oleh rog dan Gall diatas, hanya 5 langkah yang diadaptasikan dalam penelitian ini, yaitu langkah pertama sampai langkah ke lima, kemudian dikelompokkan menjadi tiga langkah pokok yang telah dimodifikasi, yaitu (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan produk, dan (3) uji coba produk. Studi pendahuluan berisi tentang kegiatan (1) studi kepustakaan dan (2) survai lapangan. Tahap pengembangan produk meliputi lima kegiatan, yaitu (1) identifikasi tujuan tes dan ruang lingkup materi, (2) penyusunan kisi-kisi tes, (3) penulisan butir soal, (4) validasi oleh ahli, dan (5) revisi I. Tahap uji coba produk terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu (1) uji coba

3 butir soal, (2) analisis butir soal, dan (3) revisi II. Setelah produk direvisi berdasarkan hasil analisis butir soal, maka butir soal yang memenuhi kriteria valid dan reliabel diterapkan kepada siswa untuk mengetahui miskonsepsi sedangkan butir soal yang tidak valid dibuang atau tidak diikutsertakan pada penerapan produk. Hasil dari penerapan produk, dianalisis secara deskriptif untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa tentang konsep listrik dinamis. Ahli yang memvalidasi produk terdiri dari 5 orang, yaitu 2 dosen fisika Universitas Negeri Malang dan 3 guru fisika SMAN 1 Turen. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dari ahli atau validator adalah dengan menggunakan angket penilaian. Kriteria penilaian angket kepada validator untuk mengetahui validitas isi instrumen dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Kriteria Penilaian Angket untuk Validator Kriteria Sekor 0 Keterangan utir soal tidak sesuai dengan indikator, bahasa yang digunakan sulit dipahami Saran Sekor 1 utir soal sesuai dengan indikator, bahasa yang digunakan sulit dipahami atau apabila butir soal tidak sesuai dengan indikator, bahasa yang digunakan mudah dipahami Sekor 2 utir soal sesuai dengan indikator, bahasa yang digunakan mudah dipahami Para validator diminta memberikan penilaian. Penilaian tersebut dilakukan cukup dengan memberi tanda centang ( ) pada tempat yang sudah tersedia dan mengisi kolom saran untu perbaikan penulisan butir soal. Adapun rumus yang digunakan untuk analisis data adalah Hasil nilai dalam skala persentase menyatakan instrumen tersebut valid atau perlu direvisi ulang. Kriteria kevalidan instrumen tes dibagi menjadi empat kriteria. Kriteria dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Kriteria Kevalidan Data Angket Penilaian Validator Skala nilai (%) Keterangan 85,94-100 Valid (tidak revisi) 67,18-85,93 Cukup valid (tidak revisi) 48,44-67,17 Kurang valid (revisi) 25,00-48,43 Tidak valid (revisi) (Data diolah dari Ismail, 2007: 30)

4 Instrumen diagnostik yang telah valid kemudian diujicobakan pada siswa siswa. Uji coba produk dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang dikembangkan. Subjek uji coba produk adalah siswa kelas X-1, X-2, X-6, X- 8, dan X-9 SMAN 1 Turen sebanyak 153 siswa. Adapun alasan pemilihan kelas sebagai uji coba karena siswa-siswanya berkemampuan sama. Hal ini berdasarkan nilai rata-rata rapor fisika semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 tiap kelas hampir sama. Hasil uji coba instrumen kemudian dianalisis validitas butir soal, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Rumus untuk mengalisis data uji coba instrumen diagnostik dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3 Rumus untuk Analisis utir Soal No. Analisis Rumus Kriteria 1 Validitas butir M p M P Menggunakan (r t tab ) dengan soal r S q taraf signifikansi 5%. ika t (Point iserial) r > r tab maka dikatakan butir tersebut valid dan tidak valid jika berlaku kebalikannya (Sumber: Arikunto, 2009: 78) 2 Reliabilitas butir 2 n S - pq 0,8 < r 11 1,0 = sangat tinggi soal r 11 2 0,6 < r n1 S 11 0,8 = tinggi (K-R. 20) 0,4 < r 11 0,6 = sedang 2 fx 2 0,2 < r fx 11 0,4 = rendah 2 S N 0,0 < r 11 0,2 = sangat rendah N (Sumber: Arikunto, 2009: 100) 3 Taraf Kesukaran P: 0,71-1,00 mudah P s P: 0,31-0,70 sedang P = taraf kesukaran P: 0,0-0,30 sukar = jumlah siswa menjawab benar (Sumber: Arikunto, 2009: 210) s = jumlah seluruh siswa 4 Daya Pembeda A D: 0,00-0,20 : jelek D - = P A P A D: 0,21-0,40 : cukup D: 0,41-0,70 : baik = jumlah peserta tes D: 0,71-1,00 : baik sekali A = jumlah kelompok atas D: negatif : sangat jelek = jumlah kelompok bawah (sebaiknya soal A = kelompok atas menjawab benar dibuang) = kelompok bawah menjawab benar (Sumber: Arikunto, 2009: 218) P A = A = kelompok atas menjawab benar A P = = kelompok bawah menjawab benar

5 utir soal yang nilai validitasnya rendah dilakukan revisi terlebih dahulu sebelum digunakan untuk penerapan produk. Produk akhir pada pengembangan ini adalah instrumen diagnostik berupa pilihan ganda tiga tingkat atau three-tier untuk mengidentifikasi miskonsepsi. Tier pertama merupakan soal pilhan ganda biasa dengan lima pilihan jawaban, tier kedua merupakan alasan terhadap pilihan jawaban, dan tier ketiga merupakan derajat keyakinan. Penerapan produk dilakukan dengan cara memberikan tes pada siswa kelas X-7 yang berjunlah 33 siswa dengan menggunakan instrumen diagnostik yang telah direvisi. Data hasil penerapan produk kemudian dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui miskonsepsi-miskonsepsi listrik dinamis yang terjadi pada siswa. Kondisi false positive adalah siswa menjawab benar pada tier pertama dan salah pada tier kedua. Siswa pada kondisi false positive mengindikasikan terjadi miskonsepsi. Miskonsepsi juga terjadi pada siswa yang menjawab salah pada tier pertama dan kedua namun yakin pada tier ketiga. Siswa pada kondisi false negeative, yaitu menjawab salah pada tier pertama dan menjawab benar pada tier kedua merupakan siswa yang tidak tahu konsep. Siswa tidak tahu konsep juga ditunjukkan oleh respon tidak yakin pada tier ketiga (Pesman, 2010: 215). Siswa yang miskonsepsi dikelompokkan menjadi dua tipe. Tipe I adalah siswa pada kondisi false positive dan tipe II adalah siswa yang memberi respon pada tier pertama dan kedua salah namun pada tier ketiga yakin. Siswa yang tidak tahu konsep juga dikelompokkan menjadi dua tipe. Tipe A adalah siswa pada kondisi false negative dan tipe adalah siswa yang tidak yakin pada tier ketiga. Analisis yang digunakan untuk menentukan siswa yang miskonsepsi dan siswa tidak tahu konsep menggunakan teknik persentase sebagai berikut. P S x 100% s Keterangan: P = persentase jumlah siswa pada false positive, false negative, tidak yakin S = banyaknya siswa pada false positive, false negative, tidak yakin s = jumlah seluruh siswa peserta tes.

6 HASIL DAN PEMAHASAN Hasil pengembangan pada penelitian ini berupa soal diagnostik three-tier untuk konsep listrik dinamis. umlah soal yang dikembangkan dan digunakan sejumlah 28 butir soal, dengan lima pilihan jawaban, lima pilihan alasan, dan derajat keyakinan. Instrumen tersebut mewakili 8 konsep dalam listrik dinamis, dengan rincian: 4 soal mewakili konsep arus listrik, 2 soal mewakili konsep hambatan listrik, 3 soal mewakili konsep beda potensial, 3 soal mewakili konsep hukum Ohm, 4 soal mewakili konsep hukum Kirchhoff, 7 soal mewakili konsep energi dan daya listrik, 3 soal mewakili konsep hubungan pendek, dan 2 soal mewakili konsep alat ukur listrik. Hasil analisis data uji coba kepada ahli diperoleh validitas isi instrumen sebesar 90% berarti secara keseluruhan butir soal instrumen diagnostik valid. erdasarkan analisis butir soal diperoleh 28 butir soal valid dengan nilai reliabilitas sangat tinggi. Taraf kesukaran pada instrumen diagnostik diperoleh 5 butir soal mudah, 17 butir soal sedang, dan 8 butir soal sukar sehingga memiliki taraf kesukaran berdasarkan kurva normal. Hasil daya pembeda butir soal diperoleh kriteria baik sekali sejumlah 5 butir soal, kriteria baik sejumlah 15 butir soal, kriteria cukup sejumlah 7 butir soal, dan kriteria jelek sejumlah 3 butir soal. utir soal yang tidak valid sehingga tidak diikutkan pada penerapan produk. Hasil penerapan instrumen diagnostik three-tier dianalisis untuk menunjukkan persentase miskonsepsi siswa. Miskonsepsi-miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat dilihat pada tabel 4 berikut. Tabel 4 Miskonsepsi Listrik Dinamis yang Dialami Siswa Konsep yang enar Miskonsepsi Siswa (1) Konsep Arus Listrik (1) Konsep Arus Listrik Arah arus listrik pada rangkaian adalah dari kutub positif baterai menuju alat kemudian ke kutub negatif Pada rangkaian sederhana, besar arus listrik sama pada setiap titik Arus listrik mengalir dari lampu menunju sumber tegangan. Semakin jauh dari kutub postitif baterai, arus listrik semakin kecil (sebagian arus diserap lampu, model konsumsi). (2) Konsep Hambatan pada Penghantar (2) Konsep Hambatan pada Penghantar Hambatan pada penghantar sebanding dengan hambatan jenis dan panjang kawat, serta berbanding terbalik dengan luas penampang. Hambatan listrik pada kawat penghantar sebanding dengan luas penampang, dan berbanding terbalik dengan panjang kawat. umlah siswa (%) 24 21,2 27,3

7 Lanjutan Tabel 4 Miskonsepsi Listrik Dinamis yang Dialami Siswa Konsep yang enar Miskonsepsi Siswa (3) Konsep eda Potensial atau Tegangan (3) Konsep eda Potensial atau Tegangan aterai dirangkai paralel menghasilkan beda potensial sebesar beda potensial satu baterai. aterai yang dirangkai paralel menghasilkan beda potensial yang besar. aterai dirangkai seri menghasilkan beda aterai yang dirangkai seri potensial sebesar penjumlahan beda menghasilkan beda potensial yang kecil. potensial beberapa baterai yang dirangkai. eda potensial pada rangkaian terbuka eda potensial terdekat dengan kutub sebesar ggl baterai. positif adalah yang terbesar. eda potensial pada rangkaian tertutup (saat arus mengalir) adalah tegangan jepit, yaitu. eda potensial pada baterai yang memiliki hambatan dalam r, ketika mengalirkan arus I adalah I.r Dengan r hambatan dalam, R hambatan luar. (4) Hukum Ohm (4) Hukum Ohm Semakin besar beda potensial V, arus listrik Semakin besar beda potensial V, arus I semakin besar pada hambatan R konstan. listrik I semakin besar, dan hambatan R Grafik hubungan V-I berupa garis lurus menjadi kecil. dengan gradien grafik merupan 1/R aterai yang disusun paralel menghasilkan beda potensial besar sehingga nyala lampu lebih terang. (5) Hukum Kirchhoff (5) Hukum Kirchhoff Arus yang masuk percabangan sama dengan Arus listrik dikonsumsi lampu, sehingga arus yang ke luar percabangan. Penjumlahan ggl (ε) sumber tegangan dan penurunan tegangan (IR) sepanjang rangkaian tertutup (loop) sama dengan nol. di akhir aliran arus menjadi kecil. Arah arus listrik lebih mudah menuju ke arah horisontal daripada ke arah vertikal atau atas. (6) Energi dan Daya Listrik (6) Energi dan Daya Listrik Hambatan dirangkai seri menghasilkan R total besar sehingga energinya kecil. Hambatan yang dirangkai seri menghasilkan energi yang besar. Terang lampu dipengaruhi daya disipasi Terangnya lampu dipengaruhi yang diterima lampu. spesifikasi lampu bukan daya disipasi. (7) Hubungan Pendek (7) Hubungan Pendek Hubungan pendek terjadi karena arus yang Hubungan pendek terjadi karena sangat besar. hambatan yang sangat besar. Alat-alat listrik rumah tangga tidak bisa Alat-alat listrik bisa dipasang di rumah digunakan jika arus yang dihasilkan dengan arus yang melebihi spesifikasi melebihi spesifikasi sekring yang dipasang. sekring. Spesifikasi sekring lebih aman jika tidak terlalu besar (sedikit lebih besar dari arus pada rangkaian) (8) Alat Ukur Listrik (8) Alat Ukur Listrik Penggunaan amperemeter dipasang seri. Penggunaan voltmeter dipasang paralel. umlah siswa (%) 45,5 21,2 57,6 42,4 78,8 30,3 15,2 18,2 15,2 27,3 51,6 51,5 Sekring dengan spesifikasi arus yang besar lebih aman. 15,2 Penggunaan amperemeter adalah dipasang paralel pada rangkaian. 27,3

8 PENUTUP Kesimpulan Hasil validitas isi kepada ahli diperoleh validitas isi sebesar 90%. Hasil analisis uji coba produk kepada siswa diperoleh 28 butir soal memenuhi kriteria valid. Rata-rata validitas butir soal sebesar 0,419 yang berarti instrumen diagnostik secara keseluruhan valid. Reliabilitas tes sangat tinggi, yaitu sebesar 0,83. Taraf kesukaran instrumen diagnostik termasuk kriteria sedang, yaitu ratarata taraf kesukaran sebesar 0,45. Daya pembeda instrumen diagnostik termasuk kriteria baik, yaitu rata-rata nilai daya pembeda sebesar 0,491. Hasil penerapan soal pada siswa kelas X-7 SMAN 1 Turen, sebesar 27,7% siswa mengalami miskonsepsi dan 23,1% tidak tahu konsep pada materi listrik dinamis. adi dapat disimpulkan bahwa instrumen diagnostik three-tier yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria valid dan reliabel untuk menidentifikasi miskonsepsi. Saran Saran yang diberikan kepada pengguna produk media pembelajaran ini antara lain: (1) disarankan untuk melanjutkan penelitian sampai pada tahap uji coba lebih luas dan (2) diharapkan kepada pembaca untuk mengembangkan instrumen diagnostik three-tier pada materi dan mata pelajaran yang lain. DAFTAR RUUKAN Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi. akarta: umi Aksara. Engelhardth, P.V. and eichner, R.. 2004. Student s Understanding of Direc Current Resistive Electrical Circuits. American ournal Physics. 72, (1), 98-115. Ismail, T. 2007. Pengembangan Modul Ekosistem Untuk Pembelajaran Sains di SMP kelas VII dengan Model Pembelajaran Siklus elajar yang erorientasi Konstruktivis. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Pesman, Haki and Eryilmaz, Ali. 2010. Development of a Three-Tier Test to Assess Misconceptions About Simple Electric Circuits. The ournal Of Educational Research. 103: 208-222. Sukmadinata, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. andung: Remaja Rosdakarya. Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka elajar.