BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban


BAB II STUDI PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN ANALISA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Pelaksanaan K3 F.45 TPB I 01 BUKU PENILAIAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja

BAB III METODE PENELITIAN

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

BAB I KONSEP PENILAIAN

BAB III METODE & DATA PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

2. DETONATOR 1. DEFINISI BAHAN PELEDAK

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

BAB V PEMBAHASAN. a. Komponen part yang tidak digunakan (barang yang tidak berguna/tidak. sesuai kegunaannya harus disingkirkan atau dibuang)

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

128 Universitas Indonesia

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL 3 KESELAMATAN KERJA (Kebijakan dan Prosedur K3)

Proteksi Bahaya Kebakaran Kebakaran Kuliah 11

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

: MEMBANGUN BARU, MENAMBAH, RENOVASI, BALIK NAMA

Buku Pelajaran untuk Pekerja Orang Asing

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1979 TENTANG KESELAMATAN KERJA PADA PEMURNIAN DAN PENGOLAHAN MINYAK DAN GAS BUMI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN BAGIAN-BAGIAN JALAN KABUPATEN

Kumpulan gambar pemeriksaan dan perbaikan dari hal yang mudah terlenakan Bab Perindustrian

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

LAPORAN PRAKTIKUM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSPEKSI K3

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 15 TAHUN : 2003 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG

Ketentuan gudang komoditi pertanian

PT.AMAN BERKAH SEJAHTERA

Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 Tentang : Keselamatan Kerja Pada Pemurnian Dan Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi

Working Improvement In Small and Medium Construction (WISCON) by PAOT (Participatory Action Oriented Training)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH. Pasal 1

BAB V SYARAT-SYARAT PEKERJAAN PERSIAPAN

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

APLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang...

Kata Pengantar. Daftar Isi

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN DAERAH

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

4. Pencegahan Dan Perlindungan Kebakaran SUBSTANSI MATERI

3. Bagaimanakah pelaksanaan kerja lembur: a. Pada hari kerja biasa b. Pada hari istirahat mingguan c. Pada hari libur nasional d. Apakah ada surat per

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2012

Disaster Management. Transkrip Minggu 4: Tindakan Pertolongan Pertama dan Penyelamatan Korban Bencana

KOP SURAT BADAN USAHA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

Nama : Bekerja di bagian : Bagian di tim tanggap darurat :

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K)

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian

Daftar Isi. Kata Pengantar : Tiga Hal Penting Yang Diharapkan Dari Para Peserta Pelatihan Praktek Kerja Teknis 2

PT MEIWA KOGYO INDONESIA.Slogan Safety First.KARAWANG: 15 JUNI 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

KELUAR DAN EVAKUASI YANG AMAN UNTUK ORANG DENGAN KETERBATASAN FISIK

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan tahap kegiatan sebelum memulai pengumpulan data dan pengolahannya. Tahap ini meliputi: 1. Survei pendahuluan lokasi untuk mendapatkan gambaran umum kondisi lapangan. 2. Identifikasi masalah untuk mengetahui masalah yang terjadi dalam upaya untuk menjalankan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam suatu proyek. 3. Menentukan kebutuhan data. 4. Studi pustaka tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai bahan referensi dan tambahan pengetahuan. 3.2 Pengumpulan Data 3.2.1 Data Primer Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara survey langsung ke lapangan agar mengetahui secara langsung kondisi sebenarnya yang dilakukan dengan cara observasi. Observasi ini dilakukan dengan mengamati lokasi observasi dan mengambil data-data yang diperlukan. Adapun cara yang dilakukan agar mendapatkan data data yaitu dengan cara mewawancarai langsung para pekerja yang ada di lapangan, yaitu : Setelah dilakukannya wawancara maka didapat data-data yang diperlukan pada saat pengamatan, yaitu : 1. Kedisiplinan para pekerja untuk menerapkan K3.

2. Pengetahuan para pekerja mengenai K3. 3.2.2 Data Sekunder Pengumpulan data sekunder berasal dari sumber sumber penting yang berkaitan dengan data primer sebagai data input dan pelengkap data. Adapun acuan untuk menentukan data sekunder di proyek tersebut adalah : 1. Undang - Undang K3 yang diterapkan pada proyek Gateway Pasteur. 2. Literatur literatur pengolahan data penerapan K3. 3. RAB mengenai K3 di proyek Gateway Pasteur Apartement Bandung. Setelah mengetahui acuan untuk menetukan data sekunder, maka dilakukan cara pengecekan ulang prosedur prosedur K3 di proyek tersebut dengan membandingkan prosedur prosedur K3 yang ada di undang undang yang berlaku. 3.3 Pengolahan Data Dari data-data yang telah terkumpul dilakukan analisa untuk mendapatkan hasil yang optimal untuk mengetahui evaluasi penerapan K3. Analisa dilakukan dengan cara: 1. Mengidentifikasi data dengan cara melihat apakah pekerja menerapkan K3. Adapun prosedur prosedur K3 yang harus dilakukan pada proyek kontruksi, yaitu : 1. Semua pekerja dan semua orang wajib mematuhi semua tanda-tanda /

rambu-rambu 2. Pekerja harus memperhatikan dan mengindahkan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh atasan 3. Sebelum memulai pelaksanaan suatu pekerjaan, harus dipastikan bahwa pekerja telah mendapatkan pengenalan / sosialisasi mengenai peraturan umum keselamatan dari petugas K3 di tempat kegiatan kerja. 4. Semua kecelakaan dan kejadian harus dilaporkan pada petugas K3 di tempat kegiatan kerja. Dalam hal terjadi luka pada seseorang, harus segera menghubungi petugas K3. Petugas ini akan mengurus pengangkutan orang yang terluka ke rumah sakit 5. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) harus segera diberikan sesaat setelah kejadian kecelakaan. 6. Semua peralatan dan alat bantu kerja harus telah dipastikan keamanannya untuk digunakan 7. Setiap pekerja dilarang meninggalkan tempat bekerja tanpa ijin. 8. Setiap pekerja wajib memakai alat pelindung diri / keselamatan kerja. 9. Pekerja diwajibkan memelihara dan merawat alat-alat pelindung diri / keselamatan kerja anda dengan baik dan digunakan dengan benar serta menyimpannya di tempat yang aman setelah selesai bekerja. 10. Setiap pekerja harus memeriksa alat pengaman, misalnya sabuk pengaman sebelum dipakai. Jangan memakai alat pengaman yang rusak, dan harus melaporkan segera alat pengaman yang rusak untuk diganti. 11. Hati-hati sebelum bertindak :

a. Dilarang berlari-lari dan melompat-lompat b. Harus memperhatikan dan selalu berhati-hati bila anda melangkah c. Perhatikan kepala anda jangan sampai terbentur d. Dilarang berjalan mundur tanpa melihat / menoleh ke belakang. 12. Setiap pekerja diwajibkan untuk mengenal dan mengetahui lokasi pintu dan tangga darurat, pemadam api, alarm tanda bahaya dan kebakaran, tempat berkumpul serta rute dan cara evakuasi 13. Apabila terjadi kebakaran tanda bahaya (sirine) harus dibunyikan. Semua orang harus diminta menyingkir dari tempat kebakaran 14. Pelaksana Konstruksi harus menyediakan Tabung Pemadam Kebakaran di kantor-kantor, asrama-asrama, bengkel dan gudang-gudang. 15. Apabila terjadi kebakaran di tempat / di daerah tersebut di atas, harus segera bertindak memadamkan kebakaran tersebut secara tuntas. 16. Bila menghadapi benda yang panas atau cahaya yang menyilaukan : a. Harus melindungi mata terhadap cahaya alat pengelas baik pada saat mengelas dengan alat pengelas listrik maupun pada saat memotong dengan alat pengelas gas. b. Dilarang memegang benda panas tanpa memakai sarung tangan yang sesuai dan disiram air pada benda panas tersebut terlebih dulu. 17. Apabila mengendarai kendaraan, jarak kendaraan dengan alat berat yang sedang bekerja harus selalu dijaga, dan pengendara harus berhati-hati terhadap kemungkinan alat berat tersebut bergerak atau berputar tanpa abaaba. 18. Pekerja dan siapapun dilarang beristirahat di bawah crane, cable crane, boom, bucket, loader atau tempat-tempat dimana ada barang yang

tergantung. 19. Hal-hal berikut ini harus diperhatikan : a. Memasang bendera atau tanda-tanda bahaya pada batas daerah yang berbahaya / dilarang masuk. b. Dilarang sekali-kali masuk ke daerah yang sudah dipasang tanda-tanda dilarang masuk. c. Pekerja dan siapapun harus mematuhi petugas yang memberikan tandatanda dengan bendera. 20. Buanglah sampah di tempat yang telah disediakan, dilarang membuang sesuatu di sembarang tempat. 21. Dilarang mempergunakan baju atau celana yang terlalu longgar, dan rambut panjang (gondrong) terurai sebab bisa tersangkut pada besi beton dan sebagainya dan berbahaya terhadap pesawat / mesin yang berputar. 22. Semua barang-barang dan perkakas harus diletakkan dengan rapi dan stabil sehingga tidak mudah runtuh atau jatuh. 23. Setiap pekerja dilarang mengoperasikan peralatan tanpa ijin penanggung jawab peralatan tersebut dan / atau yang diberikan kuasa atasnya. 24. Pintu Masuk dan Keluar a.pintu masuk dan keluar Orang / Pekerja harus disediakan secara khusus : - Pintu dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap keluar masuknya orang-orang yang bekerja / berkepentingan, dengan ukuran lebar pintu minimal 1,20 (satu koma dua puluh) meter, atau selebar 2 (dua) badan orang.

- Harus dilengkapi dengan gardu untuk penjaga yang terlindung dari panas dan hujan; - Dilengkapi sistim kunci yang aman apabila sewaktu-waktu kegiatan proyek terhenti; - Dilengkapi penerangan yang cukup untuk memudahkan pemeriksaan pada malam hari minimal menjangkau penerangan dalam radius 6 (enam) meter; b. Pintu masuk dan keluar untuk peralatan berat dapat dibuat terpisah, dengan pertimbangan: - Ukuran / lebar disesuaikan dengan peralatan / kendaraan, dengan diberikan kelebihan lebar minimal 50 (lima puluh) cm; - Tidak mengganggu kendaraan lain; - Perlu pengamanan yang berbeda dengan pintu keluar masuk untuk umum dan kendaraan kecil; 25. Lampu Penerangan a. Lampu penerangan harus disediakan secukupnya sesuai dengan lokasi pekerjaan, termasuk yang berada di lapangan terbuka, lorong, gang gang, diberikan dengan maksud mudah dimonitor jika terjadi keadaan bahaya; b. Sumber penerangan harus terjamin aman. Selain yang disediakan oleh PLN, disediakan pembangkit tenaga listrik (generator set) untuk cadangan dan selalu dalam kondisi siap pakai; c. Jenis dan pemasangan lampu tidak boleh mengganggu operasional, disesuaikan dengan sifat pencahayaan dan jangkauan / radius penyinarannya 26. Pencegahan Terhadap Bahaya Kebakaran dan Alat Pemadam Kebakaran

a. Orang orang yang terlatih dan tahu cara menggunakan alat pemadam kebakaran harus selalu siap ditempat selama jam pelaksanaan pekerjaan berlangsung; b. Ditempat tempat kerja tenaga kerja dipekerjakan harus tersedia : - Alat alat pemadam kebakaran; - Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar; c. Semua pengawas (Supervisor) dan sejumlah / beberapa tenaga kerja harus dilatih untuk menggunakan alat pemadam kebakaran.; d. Alat pemadam kebakaran harus diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh orang yang berwenang dan dipelihara sebagaimana mestinya. e. Alat pemadam kebakaran seperti pipa pipa air, alat pemadam kebakaran yang dapat dipindah pindah portable) dan jalan menuju ke tempat pemadam kebakaran harus selalu dipelihara; f. Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dilihat dan dicapai. g. Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran harus tersedia : - Disetiap gedung dimana barang barang yang mudah terbakar disimpan; - Ditempat tempat yang terdapat alat alat untuk mengelas; - Pada setiap tingkat / lantai dari suatu gedung yang sedang dibangun dimana terdapat barang barang, alat alat yang mudah terbakar. h. Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran yang sesuai harus tersedia, khususnya untuk beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering harus disediakan : - Ditempat yang terdapat barang barang / benda benda cair yang mudah terbakar; - Ditempat yang terdapat oli / bensin, gas dan alat alat pemanas yang

menggunakan api; - Ditempat yang terdapat bahaya listrik / bahaya kebakaran yang disebabkan oleh aliran listrik. i. Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan kerusakan teknis. 27. Perlengkapan, Peringatan a. Papan pengumuman (rambu petunjuk) dipasang pada tempat tempat yang menarik perhatian dan tempat yang strategis yang menyatakan dimana kita dapat menemukan Alarm Tanda Kebakaran terdekat. b. Nomor telpon dan alamat alamat Dinas Pemadam Kebakaran yang terdekat. 28. Perlindungan Tenaga Kerja Agar Tidak Jatuh (Teralis Pengaman dan Pinggir Pengaman) a. Semua teralis pengaman dan pagar pengaman untuk memagar lantai yang terbuka, dinding yang terbuka, gang tempat kerja yang ditinggikan dan tempat tempat lainnya untuk mencegah orang jatuh. b. Rel, tali atau rantai penghubung harus berada ditengah tengah antara puncak pengaman pinggir (toe board) dan bagian bawah dari terali pengaman yang teratas. c. Tiang penyangga dengan jumlah yang cukup harus dipasang untuk menjamin kestabilan dan kekukuhan. d. Pengaman pinggir (toe board) tingginya harus minimal 15 (lima belas) cm dan dipasang dengan kuat dan aman. e. Terali pengaman / pinggir pengaman (toe board) harus bebas dari sisi-sisi yang tajam, dan harus dipelihara dengan baik;

29. Kewajiban Penyedia Jasa a. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan Pemeriksaan Kesehatan sebelum pekerjaan dimulai (tenaga kerja mulai dipekerjakan) dengan menugaskan atau menunjuk dokter yang berkompeten sesuai dengan peraturan yang berlaku; b. Penyedia Jasa Konstruksi wajib melakukan pemeriksaan kesehatan dan membuat rencana pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan khusus sebelum bekerja.; c. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja ditujukan agar : - Tenaga kerja dalam kondisi kesehatan yang baik, - Tidak memiliki penyakit menular, - Cocok untuk jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, - Kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dapat terjamin, d. Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan untuk referensi. e. Untuk pekerjaan pekerjaan tertentu perlu dilaku-kan pemeriksaan yang sesuai dengan kebutuhan guna mencegah bahaya yang diperkirakan timbul (misal : jantung, mata, dll. ) f. Pengurus K3 bertanggung jawab atas biaya yang diperlukan terhadap pemeriksaan berkala atau pemeriksaan kesehatan khusus yang dilaksanakan atas Pertimbangan Kesehatan Daerah atau atas perintah Majelis Pertimbangan Kesehatan Pusat. 30. Tindakan Pencegahan (Preventif)

a. Pengurus wajib dengan segera melakukan tindakan tindakan preventif agar penyakit akibat kerja yang sama tidak terulang kembali diderita oleh tenaga kerja. b. Apabila terdapat keragu raguan terhadap hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh dokter, pengurus dapat meminta bantuan pihak Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja. c. Pengurus wajib menyediakan secara cuma - cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan penggunaannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja. Setelah diketahui prosedur-prosedur mengenai K3, diperlukan juga RAB mengenai K3 sehingga didapatkan data yg akurat tentang jumlah biaya mengenai K3 keseluruhan. 2. Mengidentifikasi data yang dibutuhkan dengan cara bertanya kepada para pekerja mengenai pengetahuan mereka tentang K3. Adapun pertanyaan pertanyaan dari wawancara para pekerja meliputi : 1. Apa yang dimaksud dengan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)? 2. Apakah ada organisasi yang menaungi bidang keselamatan dan kesehatan kerja di proyek ini?bila ada apa namanya dan fungsinya?

3. Apakah di proyek ini dilakukan pelatihan kerja keselamatan dan kesehatan kerja? 4. Apakah safety meeting dilakukan? 5. Apa tujuan dan sasaran manajemen mengenai penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)? 6. Apakah di proyek ini dilakukan pemilihan sumber daya manusia untuk bidang keahlian keselamatan dan kesehatan kerja? 7. Apa saja APD yang perlu digunakan di proyek ini? 8. Pada surat kontrak apakah diberi jaminan sosial untuk para pekerja? 3. Menganalisis deskripsi dengan cara nilai rata rata (mean). Tabel 3.1 Kriteria Penilaian no Penerapan Skor 1 Tidak sesuai 0 2 Sesuai 1 Yang dimaksud dari tabel 3.1 Kriteria penilaian adalah jika didalam proyek tersebut sesuai dengan prosedur penerapan K3 maka skor penilaiannya adalah 1 dan bila tidak sesuai maka skor penilaiannya adalah 0. Contoh penilaian prosedur penerapan K3 dengan menggunakan skoring adalah berikut ini : Rumus rata rata (mean) : Σ Skoring Jumlah objek Penilaian prosedur prosedur yang telah diterapkan di proyek kontruksi

Tabel 3.2 Contoh Penilaian Skoring untuk Prosedur No Prosedur yang tertulis Skor 1 Semua pekerja dan semua orang wajib mematuhi semua tanda-tanda / rambu-rambu; 1 2 Pekerja harus memperhatikan dan mengindahkan 1 petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh atasan dan harus berhatihati terhadap semua orang yang berada dalam ruang kerjanya; 3 Sebelum memulai pelaksanaan suatu pekerjaan, harus 1 dipastikan bahwa pekerja telah mendapatkan pengenalan / sosialisasi mengenai peraturan umum keselamatan dari petugas K3 di tempat kegiatan kerja; Σ jumlah skor 3 Skor rata rata (Mean) = Σ jumlah skor : jumlah objek 1 4. Menganalisis deskripsi dengan cara wawancara mengenai simbolsimbol K3. Tabel 3.3 Simbol-Simbol K3 dan Fungsinya No. Simbol Fungsi 1. Berfungsi sebagai alat bantu peringatan untuk terhindar dari kecelakaan di suatu proyek khususnya pelindung kepala. 2. Area yang mudah terjadi kebakaran sehingga diwajibkan untuk tidak merokok karena dapat memicu kebakaran di proyek tersebut. 3. Diwajibkan menggunakan sepatu safety bestandar, karena di dalam proyek banyak berangkal-berangkal yang dapat melukai kaki sehingga terjadi kecelakaan.

4. Area rawan benda jatuh sehingga sangat diwajibkan untuk menghindari area ini. 5. Membuang sampah pada tempatnya karena bila membuang sampah sembarangan akan membuat ketidaknyamanan di proyek tersebut dan membuat produktifitas pekerja menurun. 6. Area yang terdapat tegangan tinggi sehingga pekerja wajib menjauh dari area ini bila tidak menggunakan peralatan khusus. 7. Menjaga lingkungan hidup di proyek diwajibkan sehingga semua pekerja aman dan nyaman untuk bekerja. 8. Digunakan untuk pekerja yang berada di ketinggian sehingga membuat pekerja merasa aman dan nyaman. 9. Tabung pemadam kebakaran sangat diperlukan bila terjadi kebakaran sehingga diwajibkan semua pekerja mengetahui caranya memakai tabung ini. 10. Area yang terdapat lubang sehingga pekerja dapat terhindar dari lubang tersebut. 3.4 Evaluasi Hasil dari pengolahan data yang didapat kemudian dilakukan analisa yang meliputi : 1. Evaluasi penerapan K3 di proyek Gateway Pasteur. 2. Pengetahuan para pekerja tentang K3. 3. RAB mengenai K3 di proyek Gateway Pasteur

3.5 Bagan Alir (Flow Chart) Start Persiapan : - Survey - Menentukan kebutuhan data Perumusan masalah Data : - Hasil wawancara - Pengamatan visual Pengolahan data Analisis data Studi Pustaka : - Literature - Tesis - Peraturan Start Evaluasi Hasil Finish Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian