Visi dan Misi Kabupaten Ogan Komering Ilir "Terwujudnya Masyarakat OKI Yang Maju, Mandiri. dan Sejahtera berlandaskan Iman dan Taqwa"

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

BAB V VISI DAN MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kab. Minahasa Selatan MISI TUJUAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

Visi Mewujudkan Kabupaten Klaten yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing. Misi ke 1 :

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN A. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RANCANGAN RKPD KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2018

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. (RPJPD) Provinsi Riau , maka Visi Pembangunan

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB V VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

MENUJU BANGKA BERMARTABAT

Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur

BAB 5. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018

diwujudkan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, yaitu suatu kondisi pelaksanaan pemerintahan yang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Sebagaimana amanat Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Terwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH. hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu.

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

VISI DAN MISI CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI PEMALANG PERIODE

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEWUJUDKAN MASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANG MAJU, SEJAHTERA DAN BERMARTABAT

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III VISI, DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Transkripsi:

Visi Dan Misi Kabupaten OKI Visi dan Misi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2014-2019 Visi Pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2014-2019 adalah: "Terwujudnya Masyarakat OKI Yang Maju, Mandiri dan Sejahtera berlandaskan Iman dan Taqwa" Visi pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2014-2019 ini menjadi cita-cita bagi pembangunan yang secara sistematis bagi pennyelenggaraan pemerintahan daerah dan segenap pemangku kepentingan pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir. Penjelasan dari visi tersebut adalah sebagai beikut: OKI Maju berlandaskan Iman dan Taqwa; Kondisi wilayah dan masyarakat yang memiliki infrastruktur perekonomian, Pendidikan, Kesehatan Air Bersih, dan Ketenagalistrikan, sehingga berkemapuan mengikuti dan menyesuaikan dengan perkembangan global namun tetap mempertahankan ciri identitas masyarakat Ogan Komering Ilir yang majemuk, saling menghargai dan menghormati dalam bingkai keluarga besar masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir yang serasi dan harmonis berlandaskan Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; OKI Mandiri berlandaskan Iman dan Taqwa; Kemampuan Pemerintah daerah untuk menyelenggaranakan pemerintahan dan pembangunan serta kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasarnya (sandang,pangan dan papan), serta dapat berpatisipasi dalam pembangunan daerah dengan mengandalkan potensi dan sumberdaya

yang dimiliki. sehingga masyarakat lebih beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tidak bergantung sepenuhnya kepada pemerintah daerah; OKI Sejahtera berlandaskan Iman dan Taqwa; Berkurangnya jumlah penduduk miskin dan pengangguran, sekolah, Usia harapan Hidup dan meningkatnya daya Beli Masyarakat, sehingga memiliki penghidupan yang layak/seimbang jasmani dan rohani, berdaya saing, memiliki rasa aman dan kepercayaan yang tinggi kepada pemerintah, serta memilliki integritas dan moralitas sehingga dapat menikmati kehidupan yang lebih mandiri dan maju, yang berlandaskan Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Misi Pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2014-2019 Dalam mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2014-2019 tersebut ditempuh melalui 6 (enam) misi pembangunan beserta pokok-pokok penjelasannya sebagai berikut: 1. Mewujudkan Pembangunan Dari Desa 2. Meningkatkan Kualitas dan Profesionalisme Aparatur Pemerintah Daerah dalam Menyelenggarakan Pemerintahan, Pembangunan dan Pelayanan Masyarakat. 3. Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat 4. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi 5. Mewujudkan Penataan Pemanfaatan dan Peruntukan Ruang Yang Ramah Lingkungan 6. Menciptakan Kehidupan Keagamaan, Keamanan dan Sosial-Budaya.

Tujuan dan Sasaran Berdasarkan pada visi dan misi pembangunan daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2014-2019 maka disusun tujuan pembangunan selama lima tahun kedepan sebagai berikut: Misi 1: Mewujudkan Pembangunan Dari Desa Mengurangi kesenjangan antar wilayah sekaligus mewujudkan pemerataan dan keadilan pembangunan Terlaksananya pembangunan infrastruktur pada desa-desa tertinggal/terisolir dan terciptanya keseimbangan pertumbuhan antar wilayah. Misi 2: Meningkatkan Kualitas dan Profesionalisme Aparatur Pemerintah Daerah dalam Menyelenggarakan Pemerintahan, Pembangunan Daerah dan Pelayanan Masyarakat Menciptakan pemerintahan yang amanah, sehingga mampu menjadi motivator, fasilitator, serta inovator dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Terwujudnya organisasi perangkat daerah yang efektif dan efisien dalam pelaksanaannya dan mampu memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat

Misi 3: Meningkatkan kesejahteraan rakyat Meningkatkan kualitas penduduk melalui penggarusutamaan gender dan perlindungan anak sehingga mampu mengembangkan potensinya untuk berusaha dalam pemenuhan kebutuhan sosial, ekonomi, politik dan meningkatnya Indek Pembangunan Manusia (IPM) Terwujudnya kualitas pendidikan penduduk yang ditandai oleh semakin menurunnya angka buta huruf dari 3,36 persen menjadi 2 persen dan meningkatnya rata-rata lama sekolah dari 6,77 tahun menjadi 8 tahun, serta meningkatnya Angka Harapan Hidup (AHH) dari 68,71 tahun menjadi 70 tahun dan IPM dari 71,82 menjadi 73,00 Misi 4: Peningkatan pertumbuhan ekonomi Mewujudkan kehidupan masyarakat yang makin sejahtera lahir dan batin secara adil dan merata Menurunnya jumlah penduduk miskin dari 14,28 persen menjadi 11,49 persen dan menurunnya angka pengangguran terbuka dari 6,11 persen menjadi 4,95 persen, Tercapainya pertumbuhan ekonomi dari rata-rata 6,50 persen per tahun, Meningkatnya Pendapatan Per kapita atas harga berlaku dari Rp. 11.396.201, menjadi Rp.15.610.417, serta meningkatnya daya beli masyarakat dari Rp. 633.800,- menjadi Rp.649.410 per kapita per bulan Misi 5. Mewujudkan penataan pemanfaatan dan peruntukan ruang yang ramah lingkungan Mewujudkan tata ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan memiliki infrastruktur wilayah yang memadai, dan berbasis pertanian dalam arti luas yang berlandaskan keadilan, kesejahteraan, pemerataan, dan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan Terciptanya Pengembangan sistem pusat permukiman dan pusat pelayanan ekonomi, sosial, dan budaya guna mewujudkan pemerataan hasil-hasil pembangunan, keterjangkauan pelayanan umum, dan peningkatan dinamika ekonomi Misi 6. Menciptakan Kehidupan Keagamaan, Keamanan dan Sosial-Budaya Meningkatkan kualitas umat beragama sehingga tercipta suasana kehidupan beragama yang penuh keimanan, ketaqwaan dan kerukunan kehidupan beragama yang dinamis serta makin meningkatnya peran serta umat dalam pembangunan Terciptanya suasana kehidupan beragama yang penuh keimanan dan ketaqwaan, kerukunan yang dinamis antar umat beragama

Tabel Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran No. Misi Tujuan Sasaran 1. Mewujudkan pembangunan dari desa 2. Meningkatkan Kualitas dan Profesionalisme Aparatur Pemerintah Daerah dalam Menyelenggarakan Pemerintahan, Pembangunan Daerah dan Pelayanan Masyarakat 3. Meningkatkan kesejahteraan rakyat Mengurangi kesenjangan antar wilayah sekaligus mewujudkan pemerataan dan keadilan pembangunan Menciptakan pemerintahan yang amanah, sehingga mampu menjadi motivator, fasilitator, serta inovator dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah Meningkatkan kualitas penduduk melalui penggarusutamaan Terlaksananya pembangunan infrastruktur pada desa-desa tertinggal/terisolir dan terciptanya keseimbangan pertumbuhan antar wilayah Terwujudnya organisasi perangkat daerah yang efektif dan efisien dalam pelaksanaannya dan mampu memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat Terwujudnya kualitas pendidikan dan kesehatan penduduk yang

gender dan perlindungan anak sehingga mampu mengembangkan potensinya untuk berusaha dalam pemenuhan kebutuhan sosial, ekonomi, politik dan meningkatnya Indek Pembangunan Manusia (IPM) ditandai oleh semakin menurunnya angka buta huruf dari 3,36 % menjadi 2% dan meningkatnya rata-rata lama sekolah dari 6,77 tahun menjadi 8 tahun, serta meningkatnya Angka Harapan Hidup (AHH) dari 68,71 tahun menjadi 70 tahun dan IPM dari 4. Peningkatan pertumbuhan ekonomi 5. Mewujudkan penataan pemanfaatan dan peruntukan ruang yang ramah lingkungan Mewujudkan kehidupan masyarakat yang makin sejahtera lahir dan batin secara adil dan merata Mewujudkan tata ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan memiliki infrastruktur wilayah yang memadai, dan berbasis pertanian dalam arti luas yang berlandaskan keadilan, kesejahteraan, pemerataan, dan berkelanjutan yang berwawasan 71,82 menjadi 73,00 Menurunnya jumlah penduduk miskin dari 14,28% menjadi 11,49% dan menurunnya angka pengangguran terbuka dari 6,11% menjadi 4,95%, Tercapainya pertumbuhan ekonomi dari rata-rata 6,50% per tahun, Meningkatnya Pendapatan Per kapita dari Rp. 11.396.201, menjadi Rp.15.610.417, serta meningkatnya daya beli masyarakat dari Rp. 633.880,-menjadi Rp.649.410/per kapita/bulan Terciptanya Pengembangan sistem pusat permukiman dan pusat pelayanan ekonomi, sosial, dan budaya guna mewujudkan pemerataan hasil-hasil pembangunan, keterjangkauan pelayanan umum, dan peningkatan dinamika ekonomi

6. Menciptakan Kehidupan Keagamaan, Keamanan dan Sosial-Budaya lingkungan Meningkatkan kualitas umat beragama sehingga tercipta suasana kehidupan beragama yang penuh keimanan, ketaqwaan dan kerukunan kehidupan beragama yang dinamis serta makin meningkatnya peran serta umat dalam pembangunan Terciptanya suasana kehidupan beragama yang penuh keimanan dan ketaqwaan, kerukunan yang dinamis antar umat beragama

Isu Strategis Pembangunan Ogan Komering Ilir Berbagai permasalahan dan isu strategis Kabupaten Ogan Komering Ilir, antara lain: 1. Permasalahan ketimpangan pembangunan antara wilayah barat dengan wilayah timur Ketersediaan infrastruktur antara wilayah timur dan wilayah barat terjadi ketimpangan dimana ketersediaan infrastruktur di wilayah barat lebih baik di banding wilayah timur, dimana ketersediaan jaringan transportasi jalan/ jembatan, air bersih, listrik, pasar dan sarana komunikasi di wilayah barat lebih baik di banding wilayah timur. Mengakibatkan masih banyaknya desa-desa tertinggal di wilayah timur kabupaten ogan komering ilir dari 321 desa dan kelurahan yang ada terdapat 145 desa tertinggal (43,23%), dengan kondisi demikian maka kabupaten ogan komering ilir di kategorikan salah satu kabupaten tertinggal dari 183 kabupaten tertinggal di indonesia 2. Permasalahan penyelenggaraan pemerintahan umum, antara lain: Belum optimalnya pengembangan aparatur dan kelembagaan. Rendahnya pendapatan dan pembiayaan pembangunan daerah;belum tuntasnya persoalan agraria (perbatasan wilayah, sengketa lahan usaha dan sertifikasi tanah/lahan milik rakyat; Permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan reformasi birokrasi antara lain pelaksanaan konsep reformasi birokrasi secara efisien dan efektif pembenahan birokrasi menyangkut perubahan sikap dan tingkah laku seluruh jajaran aparat pemerintahan di semua tingkatan secara terpadu dan sistemik. Selain itu upaya penataan ulang secara bertahap dan sistemik daerah perlu terus dilakukan melalui penataan kelembagaan atau institusi yang efisien dengan tata laksana yang jelas (transparan), kapasitas sdm yang profesional, akuntabilitas tinggi kepada masyarakat dan pelayanan publik yang prima. Selain itu, permasalahan dalam konteks ini adalah mensinergikan belum optimalnya sinergitas pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mewujudkan birokrasi yang profesional. 3. Permasalahan terkait kelembagaan dan ketatalaksanaan antara lain: Struktur kelembagaan pemerintahan kabupaten ogan komering ilir masih belum optimal dalam melayani kebutuhan masyarakat. Selain itu, tata laksana di lingkungan organisasi pemerintah kabupaten ogan komering ilir juga masih perlu mendapat perhatian khusus,

agar lebih respon terhadap kebutuhan masyarakat sehingga dapat memberikan pelayanan publik yang lebih prima dalam artian dapat lebih cepat, mudah, murah dan terhindar dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Permasalahan tata laksana tersebut sangat terkait erat dengan kualitas dan kapasitas sumber daya pegawai yang masih belum memadai, sehingga berpengaruh pada lemahnya pelayanan publik yang langsung kepada masyarakat, seperti kecamatan, desa dan kelurahan. Pembangunan kabupaten ogan komering ilir memerlukan dukungan ketersediaan anggaran yang memadai. Permasalahan umum dalam pembiayaan pembangunan daerah adalah meningkatkan dan memobilisasi sumber-sumber pembiayaan pembangunan daerah baik yang konvensional maupun non-konvensional. Selain itu kemampuan sumber daya manusia pengelola keuangan daerah di semua tingkatan pemerintah mulai dari kelurahan, kecamatan, dan kota masih perlu ditingkatkan, meskipun kabupaten ogan koering ilir mendapatkan predikat wajar tanpa pengecualian (wtp) dalam pengelolaan keuangan daerah. Kemudian dengan terus berkembangnya wilayah kabupaten ogan komering ilir menyebabkan persoalan-persoalan batas wilayah. Batas wilayah dengan kabupaten sekitar seperti dengan kabupaten banyuasin, ogan komering ulu timur, ogan ilir dan dengan kabupaten mesuji provinsi lampung, masih menjadi permasalahan. Selain itu belum jelasnya batas wilayah antar kecamatan dan batas wilayah antar desa sering menimbulkan konflik di masyarakat. Persoalan pertanahan yang sering menjadi konflik di masyarakat adalah sengketa lahan usaha antara masyarakat dengan perusahaan perkebunan. 4. Masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran Sebagai bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh, kemiskinan masih menjadi permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan kabupaten ogan komering ilir. Berdasarkan data persentase penduduk miskin di kabupaten ogan komering ilir terus mengalami penurunan dari tahun 2009 sebesar 16,17 persen menjadi 14,28 persen pada tahun 2013, namun demikian kondisi ini masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata persentase kemiskinan provinsi sumatera selatan dan nasional.

Masih tingginya jumlah pengangguran terbuka di kabupaten ogan komering ilir yaitu sebesar 6,11 persen pada tahun 2013, kondisi demikian dikarenakan bertambahnya angkatan kerja baru serta minimnya lapangan pekerjaan formal, menyebabkan banyaknya tenaga kerja tidak terserap yang kemudian justru diberdayakan di daerah lain yang memiliki banyak lapangan kerja formal. 5. Bidang Pendidikan Permasalahan pendidikan di kabupaten ogan komering ilir ditandai dengan masih rendahnya rata-rata lama sekolah yaitu baru mencapai 6,77 tahun pada tahun 2013, yang artinya bahwa rata-rata penduduk kabupaten ogan komering tingkat pendidikannya hanya sampai smp kelas i semester i, kemudian dilihat dari angka melek huruf kabupaten ogan komering ilir pada tahun 2013 sebesar 96,64 persen artinya masih terdapat 3,36 persen penduduk kabupaten ogan komering ilir masih buta huruf, disamping itu permasalahan pendidikan lainnya yaitu banyaknya prasarana dan sarana pendidikan dasar yang perlu diperbaiki dan peningkatan proses belajar mengajar agar lulusan dapat lebih berkualitas, serta sistem penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas melalui pembentukan karakter melalui penyediaan kelompok-kelompok belajar terutama pendidikan anak usia dini (paud/tk/tpa). 6. Bidang kesehatan. Belum optimalnya sistem jaminan pelayanan kesehatan bagi warga ogan komering ilir khususnya untuk keluarga miskin, diindikasikan dengan masih banyak masyarakat kurang mampu yang belum/tidak terakomodir program jamkesmas, masih tingginya angka kematian ibu dan anak, keterbatasan jumlah, mutu tenaga kesehatan dan penyebarannya yang kurang merata serta masih terbatasnya prasarana dan sarana kesehatan terutama di perdesaan, masih terdapat 61 desa yang belum memiliki akses layanan kesehatan terutama poskesdes. 7. Permasalahan pengelolaan sumberdaya alam. Kabupaten ogan komering ilir mempunyai luas wilayah yang terluas di provinsi sumatera selatan, dengan luas wilayah 1,9 juta hektar, kabupaten ini memiliki berbagai macam sumber daya alam, antara lain sumber daya lahan, batubara, pasir kuarsa, dan batu granit namun belum dikelola secara optimal. Kemudian, permasalahan utama pada lahan pertanian tanaman pangan sawah lebak yaitu belum optimalnya

pengelolaan lahan sehingga hanya bisa ditanami setahun sekali, bahkan masih banyak lahan pertanian tanaman pangan yang belum diusahakan. Masalah lain dalam pengelolaan lahan pertanian tanaman pangan ini adalah seringnya gagal tanam dan gagal panen akibat perubahan iklim (kekeringan dan banjir), keterbatasan lahan usaha yang dimiliki oleh masyarakat, sementara untuk pembukaan areal tanaman pangan yang baru memerlukan biaya yang cukup besar. Selanjutnya belum seluruh desa memiliki wadah ekonomi mikro atau koperasi yang dapat meningkatkan ekonomi kerakyatan yang didukung oleh sektor pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan dan industri rumah tangga. 8. Pemanfaatan tata ruang yang berdimensi lingkungan hidup Permasalahan utama dalam pemanfaatan ruang ini adalah perubahan penggunaan lahan, seperti perubahan fungsi lahan kawasan hutan menjadi kawasan budidaya perkebunan, sehingga banyak kawasan hutan yang diubah menjadi perkebunan, perubahan fungsi lahan kawasan hutan lindung menjadi lahan tambak di sepanjang pantai timur oleh masyarakat yang berada di sepanjang pantai. Selain itu permasalahan lainnya adalah belum optimalnya pengendalian alih fungsi lahan oleh pemerintah kabupaten ogan komering ilir, hal ini akan berakibat pada penurunan kualitas lingkungan hidup yang akan berdampak langsung kepada masyarakat seperti pembukaan areal kebun sawit dan hutan tanaman industri di lahan rawa.

Berdasarkan analisis permasalahan pembangunan daerah, tantangan dan potensi pembangunan daerah kedepan, maka ditetapkan 6 (enam isu status) sbb: 1. Pemerataan dan keadilan pembangunan 2. Penyelenggaraan tatakelola pemerintahan dan reformasi birokrasi 3. Keterbatasan sumber pembiayaan pembangunan 4. Kesejahteraan masyarakat 5. Pengelolaan potensi ekonomi lokal dan investasi daerah 6. Pengendalian pemanfaatan ruang guna memastikan keberlangsungan daya dukung lingkungan. Untuk menjawab permasalahan dan isu-isu strategis tersebut di atas maka ditetapkan 8 (delapan) program prioritas sebagai berikut : 1. Pembangunan infrastruktur perdesaan, melalui: pembangunan jalan, jembatan, air bersih, sanitasi, dermaga, listrik, sungai, pasar tradisional dan sarana komunikasi. 2. Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan, melalui : reorganisasi dan restrukturisasi skpd; peningkatan kapasitas dan kualitas sumberdaya aparatur; optimalisasi pendapatan daerah (intenfikasi dan ekstensifikasi); penyelesaian permasalahan pertanahan.

3. Penuntasan program wajib belajar 9 tahun, melalui: peningkatan kelompok-kelompok belajar di perdesaan dan penyediaan satu desa satu paud/tk/tpa. 4. Peningkatan pelayanan kesehatan, melalui: penyediaan satu desa satu poskesdes. 5. Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, Melalui : pengurangan pengeluaran dan peningkatan pendapatan keluarga miskin dan penyediaan satu desa satu kud, serta optimalisasi program padat karya. 6. Ketahanan pangan, melalui : optimalisasi sektor pertanian, penanganan gagal tanam dan gagal panen. 7. Pengendalian pemanfaatan lahan, melalui : penyusunan rencana umum tata ruang kota (rutrk) dan (rdtrk) serta penyusunan kawasan strategis; pembangunan dan pengembangan permukiman dan perumahan termasuk kasiba dan lisiba; pengamanan perda rtrw kab oki. 8. Kerukunan umat beragama, melalui : peningkatan efektivitas forum kerukunan umat beragama; pengembangan sikap dan perilaku keberagamaan yang inklusif dan toleran; Peningkatan ketaatan beragama masyarakat yang terwujud dalam sikap dan perilaku sosial yang sejalan dengan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam ajaran agama dan budaya; Menumbuhkembangkan wawasan keagamaan dan toleran selaras dengan wawasan kebangsaan dan kebhinekaan.