BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

dokumen-dokumen yang mirip
REKAPITULASI PENETAPAN RUAS-RUAS JALAN MENURUT STATUSNYA SEBAGAI JALAN PROVINSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

DAMPAK BENCANA ALAM (CUACA EKSTRIM) TERHADAP INFRASTRUKTUR JALAN BAHAN JUMPA PERS DITJEN BINAMARGA

GUBERNUR JAWA TIMUR, MEMUTUSKAN:

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 1

BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

GUBERNUR JAWA TIMUR. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 1

P E N U T U P P E N U T U P

B. DAFTAR RUAS JALAN PANJANG PANJANG NOMOR RUAS NOMOR RUAS N A M A R U A S RUAS ( KM ) NO.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

DAFTAR ISI. DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timu Renstra DAFTAR ISI ii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

MEWUJUDKAN BIROKRASI AKUNTABEL, EFEKTIF DAN EFISIEN

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

RENCANA KERJA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2010

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 406 TAHUN 1991 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

BAB V RENCANA PROGRAM DAN PRIORITAS DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

III. INDIKASI PEMANFAATAN ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI LIMA TAHUNAN

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 109 TAHUN 2016

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pusat dan pemerintah daerah, yang mana otonomi daerah merupakan isu strategis

ISU STRATEGIS DAN ARAH KEBIJAKAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

2. Makna dari ketersediaan jumlah rumah layak huni bagi pemenuhan visi Perumahan :

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

2014 & & 2014 II. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

1. Makna dari infrastruktur bidang pekerjaan umum dan permukiman yang andal

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG PULAU JAWA-BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai ketimpangan ekonomi antar wilayah telah menjadi fenomena

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JALAN DI INDONESIA TAHUN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

Written by PTUN SURABAYA Wednesday, 12 June :16 - Last Updated Saturday, 12 October :07

BAB III Visi dan Misi

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

2012, No Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

RENCANA PENGADAAN BARANG/JASA SUMBER DANA : DPA APBD SKPD DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2012

BAB III ISU ISU STRATEGIS

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan

BAB III RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR. Rencana Sistem Pusat Pelayanan Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Provinsi

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

RENJA K/L TAHUN 2016

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PASAR KOTA MADIUN

MATRIKS RENCANA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Kabupaten yang berada di wilayah Jawa dan Bali. Proses pembentukan klaster dari

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i. Daftar isi...ii. Ikhtisar eksekutif... iii. Bab I Pendahuluan...1

Gambar 1. Analisa medan angin (streamlines) (Sumber :

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

Transkripsi:

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi SKPD dimasa datang. Suatu kondisi/ kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang. 3.1 Permasalahan penyelenggaraan jalan provinsi di Jawa Timur Perencanaan strategis Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur berdasarkan gambaran pelayanan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga pada bab sebelumnya terdapat beberapa permasalahan penyelenggaraan jalan adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur ASPEK KAJIAN Hasil analisis gambara n pelayan an SKPD CAPAIAN/ KONDISI SAAT INI STAND AR YANG DIGUNA KAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERNAL EKSTERNAL PERMASALA HAN PELAYANAN SKPD (1) (2) (3) (4) (5) (6) Menurunnya Permen Masih lemahnya Rekruitmen kondisi PU SDM, khususnya SDM yang jalan 11/2010 pembinaan berkompeten provinsi tentang manajemen & tidak kontinyu. tata cara pengetahuan di dan bidang persyaratan penyelenggaraan jalan & jembatan. laik fungsi jalan. Terbatasnya kemampuan pendanaan penyelenggaraan jalan dari Pemerintah dibanding kebutuhan terhadap life time & panjang penanganan jalan & jembatan. Masih rendahnya aksesibilitas pada Terbatasnya alokasi anggaran APBN dan APBD provinsi untuk penyelenggara an jalan Terbatasnya alokasi Kompetensi SDM terbatas Menurunnya target program peningkatan jalan. Menurunnya target program DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Renstra 2014-2019 BAB III 31

ASPEK KAJIAN CAPAIAN/ KONDISI SAAT INI STAND AR YANG DIGUNA KAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERNAL EKSTERNAL PERMASALA HAN PELAYANAN SKPD (1) (2) (3) (4) (5) (6) wilayah selatan dan strategis potensial. Terhambatnya proses pembebasan tanah dalam penyelenggaraan jalan. Kerusakan jalan dan jembatan meningkat. anggaran APBN dan APBD provinsi untuk penyelenggara an jalan Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pelepasan tanah untuk kepentingan umum Masih seringnya terjadi kerusakan jalan & jembatan akibat bencana alam & anomali cuaca. pembangunan jalan. Tidak terpenuhinya target pembebasan tanah Kondisi kemantapan menurun 3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil 3.2.1 Visi Kepala Daerah Terpilih. Visi Pemerintah Provinsi Jawa Timur merupakan gambaran kesuksesan yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan yang disusun dengan memperhatikan Visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur 2005 2025, yaitu terwujudnya Jawa Timur sebagai Pusat Agribisnis Terkemuka, Berdaya Saing Global dan Berkelanjutan, melalui 5 (lima) tahapan periodesasi, maka periode 2014 2019 merupakan pembangunan jangka menengah tahap ketiga. Pembangunan tahap ketiga ini dengan berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan pembangunan tahap pertama dan kedua, ditujukan lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menitikberatkan pada pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat. DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Renstra 2014-2019 BAB III 32

Tahap ketiga ini ditujukan untuk memantapkan kemajuan daerah dan mengembangkan kesejahteraan. Dinamika ekonomi yang atraktif pada tahap sebelumnnya dimantapkan dengan memperluas jangkauan jaringan kerja kegiatan ekonomi yang tidak hanya berskala nasional, tetapi juga internasional. Tahapan ini juga ditandai makin dominannya peran pengetahuan dan penguasaan teknologi, serta diarahkan pada upaya optimal pendayagunaan potensi sumber daya, sehingga kemajuan yang dicapai menjadikan Jawa Timur lebih berdaya saing. Disamping itu, berbagai capaian pembangunan periode 2009 2014 yang signifikan, potensi dan isu-isu serta tantangan Jawa Timur lima tahun kedepan, dan visi, misi, program Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih (2014 2019), maka diperlukan kesinambungan pembangunan yang sekaligus mengakomodasi berbagai perubahan secara dinamis menuju Jawa Timur lebih baik dan lebih sejahtera. Visi pembangunan Jawa Timur yang ingin diwujudkan pada periode 2014 2019 adalah: Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak Terhadap Visi Jangka Menengah Provinsi Jawa Timur tersebut di atas, maka DPU Bina Marga sebagai Satuan Kerja Perangkat Daearah (SKPD) yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan di bidang pekerjaan umum bina marga, dan fungsi: perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum bina marga, penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pekerjaan umum bina marga, pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya, pelaksanaan tugas lain yang diberikan gubernur, maka Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga menyelenggarakan jalan provinsi di Jawa Timur dengan efektif dan efisien dalam upaya mendukung masyarakat Jawa Timur yang lebih sejahtera. DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Renstra 2014-2019 BAB III 33

3.2.2 Misi Lima Misi Makin Mandiri dan Sejahtera bersama Wong Cilik untuk mewujudkan visi Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak adalah sebagai berikut: 1. Misi pertama: Meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan. 2. Misi kedua: Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri dan berdaya saing, berbasis agrobisnis/ agroindustri dan industrialisasi. 3. Misi ketiga: Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan dan penataan ruang. 4. Misi keempat: Meningkatkan reformasi birokrasi dan pelayanan publik. 5. Misi kelima: Meningkatkan kualitas kesalehan sosial dan harmoni sosial. Dari kelima misi Provinsi Jawa Timur tersebut diatas, maka misi kedua adalah misi yang harus diemban Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur. Misi kedua tersebut untuk mewujudkan peningkatan pembangunan ekonomi bagi semua (inklusif) sekaligus meningkat kemandirian dan kemampuan daya saing, terutama berbasis agrobisnis/agroindustri dan industrialisasi melalui 8 (delapan) tujuan yaitu: 1. Meningkatkan aktivitas ekonomi dan kualitas kelembagaan UMKM dan koperasi. 2. Meningkatkan produktivitas sektor pertanian. 3. Meningkatkan ketahanan pangan. 4. Meningkatkan net ekspor perdagangan dalam dan luar negeri. 5. Meningkatkan percepatan kinerja sektor industry. 6. Meningkatkan kontribusi sektor pariwisata. 7. Meningkatkan kinerja penanaman modal dalam dan luar negeri serta investasi daerah. 8. Peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur untuk mengembangkan daya saing ekonomi dan kesejahteraan rakyat. DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Renstra 2014-2019 BAB III 34

Dari kedelapan tujuan dari misi kedua Provinsi Jawa Timur tersebut diatas, maka tujuan kedelapan adalah tujuan yang harus diemban DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur. Visi: Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing dan Berakhlak MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN (1) (2) (3) (4) Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri, dan berdaya saing, berbasis agrobisnis/ agroindustri dan industrialisasi Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur untuk mengembangkan daya saing ekonomi dan kesejahteraan rakyat. 3.2.3 Program Pembangunan Meningkatnya kinerja pelayanan & pembangunan prasarana transportasi jalan serta terwujudnya keselamatan, efisiensi & efektivitas pelayanan angkutan darat, laut & udara. Persentase jalan provinsi yang menjamin pengguna jalan dapat berkendara dengan selamat dan nyaman. Sebagai upaya mewujudkan Pembangunan Provinsi Jawa Timur tahun 2014 2019, maka program-program yang menjadi prioritas unggulan terkait DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur berdasarkan visi, misi gubernur terpilih adalah sebagai berikut: SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (3) Meningkatnya kinerja pelayanan & pembangunan prasarana transportasi jalan serta terwujudnya keselamatan, efisiensi & efektivitas pelayanan angkutan darat, laut & udara. Meningkatkan konektivitas ekonomi melalui ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai dan handal Pengembangan sarana dan prasarana transportasi untuk mendukung sentra produksi agropolitan, dan sumber daya alam lainnya dalam kawasan strategis ekonomi, serta kawasan andalan untuk mendukung sentra produksi pada 38 simpul kabupaten/kota Peningkatan kuantitas dan kualitas prasarana transportasi jalan PROGRAM PEMBANGUNAN Dukungan sarana dan prasarana kebinamargaan Pembangunan jalan dan jembatan Peningkatan dan rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan 3.3 Telaahan Renstra Kementrian Pekerjaan Umum Telaahan terhadap Renstra Kementrian dan Renstra Daerah diperlukan dalam upaya untuk menyusun daftar penghambat dan pendorong pelayanan DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur yang akan DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Renstra 2014-2019 BAB III 35

mempengaruhi penanganan permasalahan yang telah diidentifikasi, dan dikaitkan dengan visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah. DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur adalah satuan kerja perangkat daerah yang mempunyai keterkaitan dengan Kementrian Pekerjaan Umum. Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum diselenggarakan dalam rangka mencapai visi jangka panjang: Tersedianya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Andal untuk Mendukung Indonesia Sejahtera 2025. Visi tersebut merupakan sebuah gambaran yang akan diwujudkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum pada tahun 2025, dimana infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang terbangun telah memenuhi kualifikasi teknis sesuai perkembangan dan kemajuan teknologi serta beroperasi secara optimal seiring dengan tuntutan kualitas kehidupan masyarakat. Misi untuk mecapai visi Kementrian Pekerjaan Umum tahun 2010 2014, yaitu: 1. Mewujudkan penataan ruang sebagai acuan matra spasial dari pembangunan nasional dan daerah serta keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman berbasis penataan ruang dalam rangka pembangunan berkelanjutan. 2. Menyelenggarakan pengelolaan SDA secara efektif dan optimal untuk meningkatkan kelestarian fungsi dan keberlanjutan pemanfaatan SDA serta mengurangi resiko daya rusak air. 3. Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan. 4. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang layak huni dan produktif melalui pembinaan dan fasilitasi pengembangan infrastruktur permukiman yang terpadu, andal dan berkelanjutan. 5. Menyelenggarakan industri konstruksi yang kompetitif dengan menjamin adanya keterpaduan pengelolaan sektor konstruksi, proses DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Renstra 2014-2019 BAB III 36

penyelenggaraan konstruksi yang baik dan menjadikan pelaku sektor konstruksi tumbuh dan berkembang. 6. Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan: IPTEK, norma, standar, pedoman, manual dan/atau kriteria pendukung infrastruktur PU dan permukiman. 7. Menyelenggarakan dukungan manajemen fungsional dan sumber daya yang akuntabel dan kompeten, terintegrasi serta inovatif dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance. 8. Meminimalkan penyimpangan dan praktik-praktik KKN di lingkungan Kementerian PU dengan meningkatkan kualitas pemeriksaan dan pengawasan profesional. Sebagai penjabaran atas visi Kementerian PU, maka tujuan yang akan dicapai oleh Kementerian PU dalam periode 2009-2014 adalah: 1. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan infrastruktur PU dan permukiman, dan pengendalian pemanfaatan ruang bagi terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan (termasuk adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim). 2. Meningkatkan keandalan sistem (jaringan) infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, ketahanan pangan dan daya saing. 3. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan cakupan pelayanan (dasar) infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 4. Meningkatkan pembangunan kawasan strategis, wilayah tertinggal dan perbatasan, dan penanganan kawasan rawan bencana untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah. 5. Optimalisasi peran (koordinasi, sistem informasi, data, SDM, kelembagaan dan administrasi) dan akuntabilitas kinerja aparatur untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman. DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Renstra 2014-2019 BAB III 37

Sasaran strategis Kementerian PU dalam periode 2010-2014 secara keseluruhan akan meliputi sasaran-sasaran sebagai berikut: 1. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam setiap penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR) serta penerbitan Peraturan Presiden tentang RTR Pulau/Kepulauan dan peraturan pendukungnya berupa Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria NSPK bidang penataan ruang sesuai amanat RTRWN. 2. Meningkatnya ketersediaan air baku yang memadai (kuantitas, kualitas, dan kontinuitas) guna pemenuhan berbagai kebutuhan baik untuk pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum guna mendukung target MDGs 2015, maupun kebutuhan pertanian dalam rangka mempertahankan swasembada pangan serta kebutuhan sektor-sektor untuk meningkatkan produktivitas sektor produksi melalui pembangun/peningkatan/rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan bendungan, waduk/embung/bangunan penampung air lainnya serta prasarana penyediaan air baku, jaringan irigasi dan jaringan rawa. 3. Meningkatnya kualitas pengendalian banjir secara terpadu dari hulu ke hilir dalam satu wilayah dan perlindungan kawasan di sepanjang garis pantai dari bahaya abrasi. 4. Meningkatnya efisiensi sistem jaringan jalan di dalam sistem transportasi yang mendukung perekonomian nasional dan sosial masyarakat serta pengembangan wilayah melalui preservasi dan peningkatan kapasitas jalan lintas wilayah serta pembangunan Jalan Tol Trans Jawa. 5. Meningkatnya taraf hidup masyarakat dan kualitas lingkungan permukiman melalui pengembangan sistem jaringan penyediaan air minum untuk mendukung peningkatan tingkat pelayanan penduduk perkotaan dan penduduk perdesaan, serta meningkatnya pelayanan sanitasi sistem terpusat dan sistem berbasis masyarakat bagi penduduk perkotaan, meningkatnya sistem pengelolaan drainase untuk mendukung pengurangan luas genangan di perkotaan serta meningkatnya sistem pengelolaan persampahan untuk mendukung DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Renstra 2014-2019 BAB III 38

peningkatan tingkat pelayanan penduduk, dan meningkatnya kualitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, serta penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di perkotaan. 6. Meningkatnya kemampuan pemerintah daerah dan stakeholders jasa konstruksi serta masyarakat untuk mendukung tercapainya penguasaan pangsa pasar domestik oleh pelaku konstruksi nasional serta pengurangan jumlah dan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan akibat kegagalan konstruksi/bangunan melalui peningkatan sistem pembinaan teknis dan usaha jasa konstruksi. 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah 3.5 3.4.1 Rencana Struktur Tata Ruang Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS. Rencana struktur ruang wilayah Provinsi Jawa Timur terdiri atas: A. Sistem Perkotaan 1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) : Kawasan Perkotaan Gresik Bangkalan Mojokerto Surabaya Sidoarjo Lamongan (Gerbangkertosusila) dan Malang; 2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) : Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, dan Pacitan; 3. Pusat Kegiatan Wilayah Perkotaan (PKWP) : Pasuruan dan Batu; 4. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) : Jombang, Ponorogo, Ngawi, Nganjuk, Tulungagung, Lumajang, Sumenep, Magetan, Situbondo, Trenggalek, Bondowoso, Sampang, Kepanjen, Mejayan, Kraksaan, Kanigoro, dan Bangil; dan 5. Kawasan perkotaan di wilayah kabupaten yang memiliki potensi sebagai pusat kegiatan bagi beberapa kecamatan dapat diusulkan sebagai PKLP oleh kabupaten masing-masing kepada Pemerintah DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Renstra 2014-2019 BAB III 39

Daerah Provinsi. B. Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Sistem prasarana wilayah meliputi: 1. Rencana sistem jaringan transportasi, terdiri atas: a. sistem jaringan transportasi darat, meliputi: 1) jaringan jalan, meliputi: a) jalan, meliputi : i. jalan nasional ii. jalan provinsi; dan b) terminal. 2) jaringan kereta api; dan 3) jaringan sungai, danau, dan penyeberangan. b. sistem jaringan transportasi laut; dan c. sistem jaringan transportasi udara. 2. Rencana sistem jaringan energi; 3. Rencana sistem jaringan telekomunikasi dan informatika; 4. Rencana sistem jaringan sumber daya air; dan 5. Rencana sistem prasarana pengelolaan lingkungan. Sistem jaringan prasarana wilayah, jaringan transportasi, jaringan jalan, jalan, meliputi: 1. jalan nasional, meliputi: a. jalan bebas hambatan 1) jalan bebas hambatan antarkota, yaitu: a) Jembatan Surabaya Madura (Jembatan Suramadu). 2) jalan bebas hambatan dalam kota meliputi: a) Surabaya Gempol; b) Surabaya Gresik; dan c) Simpang Susun (SS) Waru Bandara Juanda. b. rencana pengembangan jalan bebas hambatan yang meliputi: 1) jalan bebas hambatan antarkota terdiri atas: a) Mantingan Ngawi; DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Renstra 2014-2019 BAB III 40

b) Ngawi Kertosono; c) Kertosono Mojokerto; d) Mojokerto Surabaya; e) Gempol Pandaan; f) Pandaan Malang; g) Gempol Pasuruan; h) Pasuruan Probolinggo; i) Probolinggo Banyuwangi; j) Gresik Tuban; k) Demak Tuban; l) Porong Gempol; dan m) Surabaya-Suramadu-Tanjung Bulupandan. 2) jalan bebas hambatan dalam kota meliputi: a) Waru (Aloha) Wonokromo Tanjung Perak; dan b) Bandara Juanda Tanjung Perak. c. jalan arteri primer meliputi: 1) Surabaya Malang; 2) Surabaya Mojokerto Jombang Kertosono Nganjuk Caruban Ngawi Mantingan; 3) Surabaya Lamongan Widang Tuban Bulu (Batas Jateng); 4) Surabaya Sidoarjo Gempol Pasuruan Probolinggo Situbondo Banyuwangi; dan 5) Kamal Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kalianget. d. jalan kolektor primer meliputi: 1) Gresik Sadang Tuban; 2) Babat Bojonegoro Padangan Ngawi; 3) Ngawi Maospati Madiun Caruban; 4) Mojokerto Mojosari Gempol; 5) Glonggong Pacitan Panggul Durenan Tulungagung Blitar Kepanjen Turen Lumajang Wonorejo Jember DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Renstra 2014-2019 BAB III 41

Gentengkulon Jajag Benculuk Rogojampi Banyuwangi; 6) Tulungagung Kediri Kertosono; 7) Malang Kepanjen; 8) Wonorejo Probolinggo; 9) Srono Muncar; dan 10) Ploso Pacitan Hadiwarno. e. jalan strategis nasional rencana meliputi: 1) Jalan Merr II-C (Surabaya); 2) Jalan Lingkar Timur Sidoarjo (Sidoarjo); 3) Jalan Airlangga (Mojosari); 4) Padangan Batas Jawa Tengah (Cepu); 5) Madiun Batas Kabupaten Ponorogo; 6) Batas Kabupaten Madiun Ponorogo; 7) Ponorogo Dengok; 8) Jalan Diponegoro (Ponorogo); 9) Jalan Alun-Alun Barat (Ponorogo); 10) Jalan Gatot Subroto (Ponorogo); 11) Dengok Batas Kabupaten Trenggalek; 12) Trenggalek Batas Kabupaten Ponorogo; 13) Jalan Soekarno Hatta (Trenggalek); 14) Jalan Panglima Sudirman (Trenggalek); 15) Jalan Yos Sudarso (Trenggalek); 16) Jalan Mayjen Sungkono (Trenggalek); 17) Panggul Manjungan Prigi; 18) Durenan (Jalan Raya Tulungagung) Prigi; 19) Prigi Ngrejo; 20) Ngrejo Batas Kabupaten Tulungagung/Kabupaten Blitar; 21) Batas Kabupaten Tulungagung/Kabupaten Blitar Pantai Serang; 22) Pantai Serang Batas Kabupaten Malang; 23) Batas Kabupaten Malang Wonogoro; 24) Wonogoro Sendangbiru; DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Renstra 2014-2019 BAB III 42

25) Sendangbiru Talok; 26) Jarit Batas Jember; 27) Batas Jember Puger; 28) Puger Sumberejo; 29) Sumberejo Tengkinol; 30) Tengkinol Glenmore; 31) Situbondo Garduatak; 32) Garduatak Silapak; 33) Silapak Paltuding; 34) Paltuding Banyuwangi; 35) Bangkalan Pelabuhan Tanjung Bumi; 36) Krian By Pass Legundi; 37) Legundi Pertigaan Bunder; 38) Ponorogo Biting; 39) Jalan Trunojoyo (Ponorogo); 40) Jalan Hayam Wuruk (Ponorogo); 41) Bangkalan Tanjung Bulupandan Ketapang Sotabar Sumenep; dan 42) Kamal Kwanyar Modung Sampang. 2. jalan provinsi, meliputi: a. kolektor primer 1) Nganjuk Bojonegoro Ponco Jatirogo Batas Jawa Tengah; 2) Ponco Pakah; 3) Kandangan Pulorejo Jombang Ploso Babat; 4) Mojokerto Gedek Lamongan; 5) Mojokerto Mlirip Legundi Driyorejo Wonokromo; 6) Gedek Ploso; 7) Padangan Cepu; 8) Turen Malang Pendem Kandangan Pare Kediri; 9) Batu Pacet Mojosari Krian Legundi Bunder; 10) Karanglo Pendem; DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Renstra 2014-2019 BAB III 43

11) Pare Pulorejo; 12) Pandaan Tretes; 13) Purwodadi Nongkojajar; 14) Purwosari Kejayan Pasuruan; 15) Kejayan Tosari; 16) Pilang Sukapura; 17) Lumajang Kencong Kasihan Balung Ambulu Mangli; 18) Kasihan Puger; 19) Jember Bondowoso Situbondo; 20) Gentengkulon Wonorekso Rogojampi; 21) Dengok Trenggalek; 22) Blitar Srengat Kediri Nganjuk; 23) Arjosari Nawangan; 24) Pacitan Arjosari Dengok Ponorogo Madiun; 25) Maospati Magetan Cemorosewu; 26) Bangkalan Tanjung Bumi Ketapang Sotobar Sumenep Lumbang; 27) Ponorogo Biting; 28) Ngantru Srengat; 29) Gemekan Gondang Pacet Trawas; 30) Talok Druju Sendang Biru; 31) Grobogan Pondok Dalem; 32) Balung Rambipuji; 33) Situbondo Buduan; 34) Maesan Kalisat Sempolan; 35) Genteng Temuguruh Wonorekso; 36) Jajag Bangorejo Pasanggaran; 37) Benculuk Grajagan; 38) Glagahagung Tegaldlimo; 39) Sampang Ketapang; 40) Sampang Omben Pamekasan; dan 41) Pamekasan Sotabar. DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Renstra 2014-2019 BAB III 44

b. rencana pengembangan jalan strategis provinsi: 1) Lakarsantri Bringkang; 2) Jalan Raya Menganti (Kota Surabaya); 3) Cemeng Kalang Sukodono; 4) Sukodono Dungus; 5) Dungus Kletek; 6) Ploso Batas Kabupaten Nganjuk; 7) Batas Kabupaten Jombang Kertosono; 8) Blitar Pantai Serang; 9) Jalan Bali (Kota Blitar); 10) Batas Kota Malang Bandara Abdul Rachman Saleh; 11) Jalan Laksda Adisucipto (Kota Malang); 12) Karangploso Giri Purwo (Batas Kota Batu); 13) Batas Kabupaten Malang Simpang Tiga Jalan Brantas (Kota Batu); 14) Sukapura Lambang Kuning; 15) Sukapura Ngadisari; 16) Tempeh Kunir; 17) Kunir Karangrejo; 18) Karangrejo Yosowilangun; 19) Asembagus Jangkar; 20) Rogung Torjun; 21) Sampang Rogung; 22) Kedungpring Mantup; dan 23) Slopeng Lombang. 3.4.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Rencana pola ruang wilayah provinsi Jawa Timur terdiri atas: 1. rencana kawasan lindung; 2. rencana kawasan budi daya; dan 3. rencana kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Renstra 2014-2019 BAB III 45

Tabel 3.3 Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya NO RENCANA TATA RUANG WILAYAH TERKAIT TUGAS DAN FUNGSI SKPD PERMASALAHAN PELAYANAN SKPD PENGHAMBAT FAKTOR PENDORONG (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pembangunan jalan baru untuk mendukung sentra produksi dan kawasan strategis provinsi Belum adanya kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan pembangunan jalan tersebut Rencana pembangunan jalan baru belum tertuang dalam dokumen RTRW Provinisi dan RTRW Kabupaten/ Kota Sinkronisasi program antar para pemangku kepentingan untuk mewujudkan pengembangan wilayah. Demikian pula selanjutnya dilakukan hal yang sama pada hasil telaahan terhadap KLHS. NO Tabel 3.4 Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan Analisis KLHS beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya HASIL KLHS TERKAIT TUGAS DAN FUNGSI SKPD PERMASALAHAN PELAYANAN SKPD PENGHAMBAT FAKTOR PENDORONG (1) (2) (3) (4) (5) Pembangunan jalan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan Keterbatasan pemahaman SDM terkait pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup Belum sepenuhnya aparat/ SDM patuh terhadap peraturan perundang undangan terkait pembangunan yang berwawasan lingkungan Koordinasi intensif antar pemangku kepentingan 3.6 Penentuan Isu-isu Strategis Perumusan isu isu strategis dilakukan dengan menganalisa berbagai fakta dan informasi yang telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu strategis serta melakukan telaahan terhadap visi, misi dan program kepala daerah terpilih sehingga rumusan isu yang dihasilkan selaras dengan cita-cita dan harapan masyarakat terhadap kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih serta kebijakan pemerintah dalam jangka menengah. DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Renstra 2014-2019 BAB III 46

Adapun isu-isu strategis dimaksud adalah: 1. Menurunnya tingkat pelayanan jalan dan jembatan pada beberapa ruas jalan provinsi akibat: a. bencana alam b. anomali cuaca c. pembebanan berlebih (overload) 2. Kurangnya aksesibilitas dan mobilitas di kawasan selatan Jawa Timur 3. Belum selarasnya pembangunan jalan baru dengan RTRW provinsi dan kabupaten/ kota 4. Kurangnya koordinasi antar pemangku kepentingan penyelenggaraan jalan. DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Renstra 2014-2019 BAB III 47

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Renstra 2014-2019 BAB III 48