PEMBUATAN MINYAK KELAPA DARI SANTAN SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN ENZIM PAPAIN DENGAN PENAMBAHAN RAGI TEMPE

dokumen-dokumen yang mirip
Seminar Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Kimia UNDIP 2009

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

OPTIMATION OF THE INCUBATION TIME FOR ENZYMATIC PRODUCTION OF COCONUT OIL USING THE FRUIT S LATEX OF Carica papaya L

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENGAMBILAN MINYAK KELAPA SECARA FERMENTASI BERULANG DENGAN MENGGUNAKAN SEL AMOBIL SACCHAROMYCES CEREVICEAE

FAKTOR BERAT KETAM DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP PEROLEHAN MINYAK KELAPA ABSTRAK

Judul PEMBUATAN MINYAK DARI SANTAN KELAPA DENGAN FERMENTASI. Kelompok B Pembimbing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengambilan Minyak Kelapa dengan Menggunakan Enzim Papain

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN BERAT BONGGOL NANAS PADA PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

BAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al-

Indonesian Journal of Chemical Science OPTIMALISASI PENGGUNAAN ENZIM BROMELIN DARI SARI BONGGOL NANAS DALAM PEMBUATAN MINYAK KELAPA

PEMBUATAN MINYAK KELAPA DENGAN PENAMBAHAN BUAH NANAS MUDA (THE MAKING OF PALM OIL WITH YOUNG FRUIT PINEAPPLE ADDITION)

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

KAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) ABSTRAK

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

Pengaruh Dosis Enzim Papain terhadap Rendemen dan Kualitas Virgin Coconut Oil (VCO)

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 2 PEMBUATAN LARUTAN

OPTIMASI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PENAMBAHAN RAGI ROTI (Saccharomyces cerevisiae) DAN LAMA FERMENTASI DENGAN VCO PANCINGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN TUGAS AKHIR. Effect Of Preheating Temperature and Pressure on Nyamplung (Collaphyllum Inophyllum) seed s oil using press hidraulic

PENERAPAN BIOTEKNOLOGI DALAM EKSTRAKSI MINYAK KELAPA DENGAN MENGGUNAKAN KHAMIR ROTI (Saccharomyces cerevisiae)

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA TRADISIONAL DENGAN PERLAKUAN SUHU AIR YANG BERBEDA

PROSEDUR PENELITIAN PEMBUAT MINYAK VCO (Virgin Coconut Oil) Oleh : Ngatemin Prodi Teknolologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

PENGARUH SUHU DAN WAKTU INKUBASI PADA PEMBUATAN VCO DENGAN METODA ENZIMATIS DAN PENGASAMAN. Siti Miskah

Mulai. Dihaluskan bahan. Ditimbang bahan (I kg) Pemanasan alat sesuai dengan suhu yang ditentukan. Dioperasikan alat. Dimasukkan bahan dan dipress

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN MINYAK KELAPA

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

PENGARUH PENAMBAHAN GETAH PEPAYA TERHADAP KUALITAS MINYAK KELAPA MURNI YANG DIPEROLEH DARI METODE BASAH

Biochemical Analysis Of Free Fatty Acid Levels And Cholesterol Of Coconut Oil Were Made At Biology Education Program Fkip University Siliwangi

Didalam pembuatan minyak goreng dapat dikelompokkan menjadi

MINYAK KELAPA DAN VCO. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

LAPORAN TUGAS AKHIR GALUH CHYNINTYA R.P. NIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KIMIA ORGANIK (Kode : E-11) STUDI PRODUKSI MINYAK KELAPA MURNI (VIRGIN COCONAT OIL) DENGAN CARA FERMENTASI MENGGUNAKAN Rhizopus oligosporus

PEMBUATAN MINYAK KELAPA MENGGUNAKAN KULIT NANAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Bab IV Hasil dan Pembahasan

III. METODE PENELITIAN

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

VOLUME O2, No : 01. Februari 2013 ISSN :

PENGARUH PENAMBAHAN RAGI TEMPE (Rhizopus sp) PADA PEMBUATAN MINYAK KELAPA TERHADAP MUTU MINYAK. Ida Bagus Rai Wiadnya¹, Urip¹, Eka Minovriyanti1

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

ANGKA PEROKSIDA PADA MINYAK KELAPA HASIL OLAHAN TRADISIONAL DAN HASIL OLAHAN DENGAN PENAMBAHAN BUAH NANAS MUDA

PEMANFAATAN SANTAN INSTAN KADALUARSA UNTUK PRODUKSI MINYAK SECARA FERMENTASI

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

EFISIENSI PROSES BASAH DAN KERING PADA PEMBUATAN MINYAK DAN TEPUNG KELAPA DARI BUAH KELAPA SEGAR

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

MEN DAN SKRIPSI A FARMASI UTARA MEDAN OLEH: Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Zat makanan yang ada dalam susu

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kecipir (Psophocarpus tetragonolobus). Di beberapa daerah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN MINYAK KEDELAI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN LILIN AROMA TERAPI MENGGUNAKAN PRESS BERULIR DENGAN OPTIMALISASI SUHU

III. METODE PENELITIAN

Pengaruh Penambahan Buah Naga Merah (Hylocereus undatus) terhadap Kualitas Virgin Coconut Oil

PEMBUATAN BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT SINGKONG MELALUI PROSES HIDROLISA ASAM DAN ENZIMATIS

LAPORAN TUGAS AKHIR EKSTRAKSI MINYAK BIJI KETAPANG (Terminalia catappa) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK GORENG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL DARI BEBERAPA METODE PEMBUATAN

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PENETAPAN KADAR LEMAK KASAR DALAM MAKANAN TERNAK NON RUMINANSIA DENGAN METODE KERING

EXPLOITING A BENEFIT OF COCONUT MILK SKIM IN COCONUT OIL PROCESS AS NATA DE COCO SUBSTRATE

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. NASKAH SOAL (Terbuka)

SKRIPSI HIDROLISIS PROTEIN KONSENTRAT DALAM BLONDO LIMBAH HASIL PRODUK VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

PENGARUH WAKTU UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO

PEMBUATAN PEKTIN DARI KULIT COKELAT DENGAN CARA EKSTRAKSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

LAMPIRAN 1 DATA ANALISIS PRODUK SABUN PADAT TRANSPARAN. Tabel 9. Data Analisis Minyak Jelantah

EVALUASI METODA EKSTRAKSI MINYAK KELAPA

YUWIDA KUSUMAWATI A

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT TERAKTIVASI HCl

KARAKTERISTIK DAN PRE-TREATMENT MADU

OPTIMASI KECUKUPAN PANAS PADA PASTEURISASI SANTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU SANTAN YANG DIHASILKAN

BAB V METODOLOGI. 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian

JURNAL PENGARUH PERBANDINGAN SANTAN DAN AIR TERHADAP RENDEMEN, KADAR AIR DAN ASAM LEMAK BEBAS (FFA) VIRGIN COCONUT OIL(VCO)

LAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah Pasca Panen Tanaman PEMBUATAN MINYAK KELAPA. Disusun oleh: Kelompok 3

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

Transkripsi:

1 MAKALAH PENELITIAN PEMBUATAN MINYAK KELAPA DARI SANTAN SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN ENZIM PAPAIN DENGAN PENAMBAHAN RAGI TEMPE Disusun Oleh : 1. Intan Deasy Ariwianti LC3 636. Kristina Ari Cahyani LC3 638 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 8

PEMBUATAN MINYAK KELAPA DARI SANTAN SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN ENZIM PAPAIN DENGAN PENAMBAHAN RAGI TEMPE Intan Deasy Ariwianti (LC3636); Kristina Ari Cahyani (LC3638) Lab. Mikrobiologi, Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jln.Prof. Sudarto SH, Tembalang, Semarang 539 Telp.()7658 ABSTRAK Proses enzimatis adalah salah satu alternatif dalam pembuatan minyak kelapa, karena mudah didapatkan, efisien dalam penggunaannya, dan murah harganya. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh pada proses enzimatis dalam pembuatan minyak kelapa. Pembuatan minyak kelapa dimulai dengan membuat santan, kemudian santan dicampur dengan sari buah pepaya muda, ragi tempe dan asam cuka sesuai dengan variabel yang telah ditentukan. Apabila waktu fermentasi yang telah ditentukan dicapai maka minyak diambil dengan menggunakan sentrifuge dan dilakukan analisa minyak Dari hasil analisa dapat diambil kesimpulan bahwa pembuatan minyak kelapa dapat dilakukan secara enzimatis dengan menggunakan enzim papain dari yang berasal dari sari buah pepaya muda. Pembuatan minyak kelapa dengan variable 3, ph fermentasi dan perbandingan volume santan dengan sari buah pepaya 1:.75 menghasilkan minyak dengan jumlah rendemen yang lebih banyak dibandingkan dengan variable yang lain yaitu 1,9%. Perlakuan dengan lama waktu fermentasi dan ph awal larutan fermentasi yang berbeda setelah dianalisa secara statistik berpengaruh terhadap: ph minyak setelah fermentasi dan rendemen minyak yang dihasilkan dan tidak berpengaruh terhadap bilangan penyabunan, berat jenis minyak dan kadar air minyak. Kata kunci : Enzim Papain, Santan Kelapa, Enzimatis ABSTRACT Process enzimatis is one of its way out alternative, because is easy to got, efficient and cheaper. Purpose in this research is to find influence of variables on enzimatis process on coconut oil production. the change variable in process enzimatis. Making of palm oil started madely coconut milk, afterwards the coconut milk mixed with a young papaya juice, yeast tempe and acetate as according to variable which have been determined. If time that have determined reached hence the oil taken by using sentrifuge and conducted by a oil analysis. From analysis result can be taken by conclusion that making of palm can be use process enzimatis with enzim papain from a young papaya. Making of palm oil by variable 3 day, ph ferment and the comparison volume of coconut milk with papaya juice 1:.75 yielding oil with amount rendemen which is more amount compared to by other variable that is 1,9%. Treatment with time and early ph with different ferment after statistically analysed have an effect on oil ph after ferment and oil rendemen yield and dont have an effect to lathering number, specific gravity oil and disposal water. Keyword : Enzyme Papain, Coconut milk, Enzimatis. 1. PENDAHULUAN Pembuatan minyak kelapa secara umum dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara kering dan cara basah. Cara kering yaitu dengan cara mengepres kopra dan mutu minyak yang dihasilkan ditentukan oleh mutu kopra dan proses pemurnianya. Sedangkan cara basah, minyak didapatkan dengan membuat santan yang lebih kental dengan cara tradisional (teknik pengolahan dengan pemanasan), dan dengan teknik pengolahan tanpa pemanasan (fermentasi, enzimatik). Ekstraksi minyak kelapa secara basah (wet rendering) menggunakan enzim papain dari buah pepaya muda dengan penambahan asam cuka dalam proses enzimatis adalah salah satu alternatif jalan keluarnya, karena buah pepaya dan asam cuka mudah didapatkan, efisien dalam penggunaannya dan murah harganya.

3 Produksi minyak kelapa dengan bantuan buah pepaya atau papain menghindari pemanasan berlebih. Sebab, tanpa pemanasan pun 'pengikat' antara minyak dan air telah rusak. Enzim papain mendegradasi komponen protein dan memecah dinding sel santan sehingga minyak terpisah dari air. Papain yang merusak protein itu tidak hanya terdapat di bagian buah, tetapi juga di batang dan daun pepaya. Buah kelapa yang biasa digunakan adalah buah kelapa yang sudah berumur 1-13 bulan, hal itu dilakukan agar diperoleh minyak yang banyak. Untuk mendapatkan hasil minyak yang maksimal ditambahkan enzim papain dan ragi tempe, dimana enzim ini diperoleh dari sari buah pepaya yang masih muda. Pengambilan enzim papain ini dilakukan dengan menghaluskan buah pepaya muda menggunakan blender. Buah pepaya yang digunakan biasanya yang masih berumur sekitar 3 minggu, dengan pertimbangan karena pada umur 3 minggu kandungan enzim papain dalam buah pepaya jumlahnya banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel berubah terhadap analisa sifat fisik dan kimia dari minyak yang dihasilkan.. BAHAN DAN METODE PERCOBAAN Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kelapa parut, Aquadest, Buah Pepaya muda, cuka asam, dan ragi tempe sebanyak, gram. Selain itu dalam penelitian ini juga mengunakan KOH,5 N, HCL,1 N, Indikator PP 1 %, Alkohol 95 %, NaOH,1 N sebagai bahan dalam analisa produk minyak yang dihasilkan. Penetapan Variabel Penelitian ini ditetapkan variable berubah, yaitu : waktu enzimatis 1,,3,, perbandingan volume sari buah pepaya: santan kelapa = 1:,5; 1:,5; 1:,75 dan ph proses enzimatis dengan penambahan asam cuka ph= dan 5, tanpa penambahan asam cuka ph= 6. Selain itu dipergunakan variable tetap yaitu: volume buah pepaya (37.5 ml, 75 ml, 11.5 ml), volume santan kelapa (15 ml = 16,7 gram), suhu proses enzimatis (suhu kamar), dan berat ragi tempe =. gram. Prosedur Percobaan Buah Kelapa Buah Pepaya Diparut air Diblender Disaring Ampas kelapa Disaring Ampas buah pepaya Santan Sari Buah Pepaya (enzim papain) Asam Cuka Difermentasikan Ragi tempe, gram Disentrifuge Minyak Kelapa 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil percobaan A. Analisis Sifat Fisis Minyak

1. ph santan setelah fermentasi untuk berbagai perbandingan volume santan dan buah pepaya 1:.5 ph sesudah fermentasi 5 3 1 6 Gambar.1.1 ph santan setelah fermentasi untuk perbandingan volume santan dan buah pepaya 1:.5 1:.5 ph setelah fermentasi 5 3 1 6 Gambar.1. ph santan setelah fermentasi untuk perbandingan volume santan dan buah pepaya 1:.5 1:,75 ph setelah fermentasi 5 3 1 6 Gambar.1.3 ph santan setelah fermentasi untuk perbandingan volume santan dan buah pepaya 1:.75. Rendemen Minyak 1:,5 Rendemen Minyak (%) 1 1 8 6 Hari Gambar..1 Grafik hubungan waktu () terhadap rendemen minyak dengan parameter kondisi ph awal pada perbandingan volume santan dengan buah pepaya muda 1:.5

5 1:,5 Rendemen Minyak (%) 1 1 8 6 Hari Gambar.. Grafik hubungan waktu () terhadap rendemen minyak dengan parameter kondisi ph awal 5 pada perbandingan volume santan dengan buah pepaya muda 1:.5 1:,75 Rendemen Minyak (%) 1 1 1 8 6 Hari Gambar..3 Grafik hubungan waktu () terhadap rendemen minyak dengan parameter kondisi ph awal 6 pada perbandingan volume santan dengan buah pepaya muda 1:.75 3. Analisa Kadar Air,5 1:.5 kadar air (%),,15,1,5 ph 6, Gambar.3.1 Grafik hubungan waktu () terhadap kadar air dengan parameter perbandingan volume santan dengan buah pepaya muda pada ph awal,5 1:.5 kadar air (%),,15,1,5 ph ph 5 ph 6, Gambar.3. Grafik hubungan waktu () terhadap kadar air dengan parameter perbandingan volume santan dengan buah pepaya muda pada ph awal 5

6,3 1:.75,5 kadar air (%),,15,1,5 ph ph 5 ph 6, Gambar.3.3 Grafik hubungan waktu () terhadap kadar air dengan parameter perbandingan volume santan dengan buah pepaya muda pada ph awal 6. Analisa Berat Jenis 1:.5 densitas minyak (gr/ml),916,91,91,91,98,96,9,9 Gambar..1 Grafik hubungan waktu () terhadap berat jenis minyak dengan parameter perbandingan volume santan dengan buah pepaya muda pada ph awal 1:5 densitas minyak (gr/ml),916,91,91,91,98,96,9,9 Gambar.. Grafik hubungan waktu () terhadap berat jenis minyak dengan parameter perbandingan volume santan dengan buah pepaya muda pada ph awal 5 densitas minyak (gr/ml) 1:.75,916,91,91,91,98,96,9,9,9,898 Gambar..3 Grafik hubungan waktu () terhadap berat jenis minyak dengan parameter perbandingan volume santan dengan buah pepaya muda pada ph awal 6

7 B. Analisa Sifat Kimia Minyak Bilangan Penyabunan Angka Penyabunan (N.ml/mol) 1:.5 63, 6,5 6, 61,5 61, 6,5 6, 59,5 59, Gambar.5.1 Grafik hubungan waktu () terhadap bilangan penyabunan minyak dengan parameter perbandingan volume santan dengan buah pepaya muda pada ph awal Angka Penyabunan (N.ml/mol) 6, 63,5 63, 6,5 6, 61,5 61, 6,5 6, 59,5 59, 1:.5 Gambar.5. Grafik hubungan waktu () terhadap bilangan penyabunan minyak dengan parameter perbandingan volume santan dengan buah pepaya muda pada ph awal 5 Angka Penyabunan (N.ml/mol) 1:.75 66, 65,5 65, 6,5 6, 63,5 63, 6,5 6, 61,5 61, 6,5 6, Gambar.5.3 Grafik hubungan waktu () terhadap bilangan penyabunan minyak dengan parameter perbandingan volume santan dengan buah pepaya muda pada ph awal 6. Pembahasan A. Analisis Sifat Fisis Minyak 1. ph santan setelah fermentasi Hasil pengamatan terhadap ph santan setelah fermentasi, yaitu sekitar ph 3-. Bila dibandingkan ph santan sebelum fermentasi yaitu ; 5 dan 6 dengan ph santan setelah fermentasi ternyata terjadi penurunan. Hal ini disebabkan selama fermentasi terjadi perombakan karbohidrat yang terkandung dalam santan menjadi asam-asam organic oleh mikroba yang terdapat pada ragi tempe, dan enzim papain yang terkandung dalam sari buah pepaya muda.dari hasil pengamatan ph setelah fermentasi titik isoelektrik protein berada pada ph 3-. Konsep dasar dari pengolahan minyak secara basah adalah memecah lapisan tipis yang membungkus minyak dengan jalan mengganggu titik isoelektrik.. Rendemen Minyak Rendemen minyak dipengaruhi oleh lamanya fermentasi dan ph fermentasi. Rendemen minyak tertinggi di peroleh dari variable 3 dan ph fermentasi. Tingginya rendemen pada variable 3 dan

8 ph fermentasi tersebut karena pemecahan emulsi berjalan dengan sempurna sebab santan telah mencapai titik isoelektrik protein yang terjadi pada range ph 3- mulai dari awal proses fermentasi ph santan telah berada pada titik isoelektrik protein, sehingga pemecahan emulsi lebih cepat dan menghasilkan rendemen yang lebih banyak. 3. Analisa Kadar Air Rata-rata kadar air dari minyak pada masing-masing variabel cukup rendah sehingga kecil kemungkinan terjadi hidrolisa pada trigliserida atau minyak menjadi gliserida dan asam lemak bebas. Kadar air semua perlakuan memenuhi standart yang telah ditetapkan oleh Standart Industri Indonesia yaitu dibawah.5 %. Analisa Berat Jenis Rata-rata berat jenis minyak dari masing-masing perlakuan berbeda tidak nyata. Hal ini disebabkan alat penyaringan yang digunakan sama untuk semua perlakuan. Kadar air minyak serta zat-zat yang lolos pada saat penyaringan minyak seperti kotoran, protein, garam mineral, dapat mempengaruhi besarnya berat jenis minyak. Standart mutu berat jenis minyak kelapa (SII) menurut Ketaren (1986) adalah berkisar antara.917-.919. ternyata dari semua variable didapatkan beberapa yang sesuai dengan standart mutu tersebut, tetapi ada juga beberapa yang berada di bawah standart mutu tersebut. Hal ini dikarenakan dalam penyaringan minyak menggunakan kertas saring biasa, sehingga memungkinkan adanya zat-zat yang lolos pada saat penyaringan. B. Analisa Sifat Kimia Minyak Bilangan Penyabunan Besarnya bilangan penyabunan minyak tergantung pada berat molekul trigliserida penyusun minyak tersebut. Makin tinggi berat molekul minyak maka bilangan penyabunan makin rendah. Menurut Ketaren (1986), angka penyabunan dalam minyak dipengaruhi oleh adanya senyawa-senyawa yang tak tersabunkan dalam minyak seperti sterol, pigmen, hidrokarbon, dan tokoferol yang dapat mengurangi kekuatan oksidasi terhadap ikatan tidak jenuh asam lemak. Karena lama fermentasi tidak mempengaruhi bilangan penyabunan, berarti minyak hasil fermentasi tersusun dari trigliserida dengan berat molekul yang sama. Bila dilihat dari standart mutu bilangan penyabunan minyak kelapa (SII) adalah berkisar antara 55-65 N.ml/mol, ternyata hampir seluruhnya memenuhi standart tersebut. 5. KESIMPULAN 1. Pembuatan minyak kelapa dapat dilakukan secara enzimatis dengan menggunakan enzim papain dari yang berasal dari sari buah pepaya muda.. Pembuatan minyak kelapa dengan variable 3, ph fermentasi dan perbandingan volume santan dengan sari buah pepaya 1:.75 menghasilkan minyak dengan jumlah rendemen yang lebih banyak dibandingkan dengan variable yang lain yaitu 1,9%. 3. Perlakuan dengan lama waktu dan ph awal larutan fermentasi yang berbeda setelah dianalisa secara statistik berpengaruh terhadap: ph minyak setelah fermentasi dan rendemen minyak yang dihasilkan dan tidak berpengaruh terhadap bilangan penyabunan, berat jenis minyak dan kadar air minyak. Ucapan Terima Kasih 1. Bapak Ir. Indro Sumantri,M.Eng selaku dosen pembimbing penelitian atas segala bimbingannya.. Bapak Ali dan Ibu Juriah selaku laboran di Laboratorium Mikrobiologi yang telah membantu terlaksananya penelitian. 3. Orangtua, keluarga penyusun dan teman-teman TekKim yang telah memberikan doa, support, dan materi. Daftar Pustaka Hamdan, H, (1991), Efek Pengolahan Minyak Kelapa Secara Peragian Pada Beberapa Adonan Ragi Terpilih Terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Kelapa (Laporan Penelitian). Information Healthy Diposting oleh David WR di :11 komentar 5 Oktober, 7. Sumber : Kontan No. 38, Thn IX, 7 Juni 5-7-5 7:5:9 Ketaren, S,(1986), Minyak dan Lemak Pangan.U.I Jakarta. Ketaren, S dan B Djatmiko,(1985), Daya Hasil Kelapa. Agro Industri Press Jurusan Teknik Industri Pertanian Fateta IPB.Bogor Virgin coconut oil minyak kelapa obat tradisional 9 Oktober, 7