BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan Polri yang mandiri dan profesional dibutuhkan sebuah

dokumen-dokumen yang mirip
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 1 Maret 1945 diumumkan pembentukan Badan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. pemberian upah atau gaji atas jasa-jasa yang diberikan karyawan kepada

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat dan Perkembangan Badan Kepegawaian Daerah

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MINGGU IV MANAJEMEN TENAGA KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya perubahan serta akselerasi dalam berbagai bidang. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

I. PENDAHULUAN. yang terdapat dalam organisasi tersebut. Keberhasilan untuk mencapai

LAPORAN SOSIALISASI / KAMPANYE PEMBUKAAN PENDAFTARAN SELEKSI PENERIMAAN SEKOLAH INSPEKTUR POLISI SUMBER SARJANA (SIPSS) TA. 2016

BAB I PENDAHULUAN. peduli pada pembangunan sektor pendidikan. Menurut Kurniadin (2012:206)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

BAB II RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek strategis bagi suatu negara. Sifat pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan Polri lebih dari 50 Tahun yang lalu hingga saat ini, dalam kurun

Kebijakan Reformasi Birokrasi dan Evaluasi Jabatan

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut. sebelumnya maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. persaingan adalah yang mampu menggelola segala sumberdaya (resources)

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bersama. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Tugas pokok Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah memberikan. pelayanan kepada masyarakat secara profesional dan terintegrasi, untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

KEMENTERIAN PERTANIAN LAPORAN PENGUKURAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya sehingga harus benar-benar dapat digunakan secara efektif dan efisien

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

BAB I PENDAHULUAN. implementasinya (prosesnya). Sedangkan implementasi sangat dipengaruhi

Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena. dengan adanya pendidikan manusia dapat belajar memahami dan mengerti segala

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.

KULIAH I PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER, 2017

KONSEP ROADMAP MODERNISASI PENGADAAN KEMENTERIAN PUPR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. dasar supervisi pembelajaran dijelaskan beberapa dasar-dasar tentang konsep

RENCANA KERJA (RENJA)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pengembangan kinerja dosen di IAIN Sulthan Thaha

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Luas wilayah Provinsi Banten adalah 9.662,92 Km2, dengan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

MEWUJUDKAN VISI PERADILAN MILITER YANG AGUNG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

BAB II LANDASAN TEORITIS. organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuan sebagaimana yang telah direncanakan.

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat lagi, karena lemahnya sistem pendidikan nasional terkait erat

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu komponen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

I. PENDAHULUAN. Tugas pokok Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah memberikan. pelayanan kepada masyarakat secara profesional dan terintegrasi, untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dunia dengan dinamika dan arus percepatan perkembangan serta

BAB I PENDAHULUAN. fungsional yang terarah dan memiliki suatu tujuan dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

NAMA :ANDI SUBANDRIYO NIM. :Q

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

Desain Struktur Organisasi: Spesialisasi dan Koordinasi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu sumber daya manusia, maka bidang pendidikan. seharusnya bergerak lebih agresif dan inovatif dalam menggali dan

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan akhir manusia dalam menempuh pendidikan biasanya berkaitan dengan

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

Tantangan Dasar Desain Organisasi

VISI, MISI, ARAHAN PROGRAM, DAN STRUKTUR ORGANISASI FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA (FEMA) IPB

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Powerpoint Templates Page 1

peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak diperhatikan

RENCANA KINERJA TAHUNAN

BAB II LANDASAN TEORI

DIKLAT SEBAGAI SUATU SISTEM. Abstrak

III. KERANGKA PEMIKIRAN

AYO KERJA, KAMI PASTI

3 Tantangan Besar yang harus diselesaikan Negara 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mewujudkan Polri yang mandiri dan profesional dibutuhkan sebuah upaya untuk membangun dan mengembangkan Polri yang mampu menjawab tantangan dan harapan masyarakat serta perkembangan lingkungan strategis yang dinamis. Kedepannya pembangunan Polri harus selaras dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat dan arah kebijakan nasional sehingga Polri dapat menjadi Kepolisian yang modern. Pelaksanaan re-vitalisasi Polri di Indonesia merupakan sebuah strategi khusus agar Kinerja SDM dan pelayanan kepada masyarakat berjalan efektif, efisien dan memiliki sasaran. Revitalisasi Polri ini termasuk sebagai langkah dari reformasi birokrasi Polri yang dapat dianalisismelalui teori reformasi birokrasi seperti yang dikatakan (Sedarmayanti, 2009), yaitu perubahan cara berpikir (pola pikir, pola sikap, pola tindak). Polri dalam melaksanakan revitalisasi Polri melalui road map ke - 3 (tiga) yaitu peningkatan integritas sudah berupaya menerapkan perubahan cara berpikir ke seluruh anggota melalui strategi manajemen perubahan pola pikir (mind set) dan budaya kerja (culture set) dengan cara melakukan komunikasi intensif antar pimpinan dengan pimpinan dan antara pimpinan dengan anggota secara rutin serta terprogram tentang strategi manajemen perubahan dalam institusi Polri. Selain itu juga melaksanakan strategi pendidikan dan pelatihan seperti melaksanakan internalisasi program perubahan yang belum terlaksana dengan baik di seluruh jajaran serta melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Perubahan sikap penguasa

2 menjadi pelayan ini berarti dimana pihak Polri mulai merubah pola pikir yang berfikir yang awalnya menjadi penguasa ke pelayan masyarakat. Ini dibuktikan dengan adanya salah satu terobosan kreatif yaitu traffic accident investigation door to door dimana pihak Polri berupaya melayani masyarakat dengan cara mendatangi ke rumah korban untuk dimintai keterangan dan pemeriksaan secara langsung tanpa menunggu korban sembuh atau korban datang ke kantor, mendahulukan peranan dari wewenang yaitu peranan Polri adalah melaksanakan penjagaan, pengawalan, dan patroli terhadap lingkungan dan kegiatan masyarakat. Douglas (1996) menjelaskan bahwa organisasi membutuhkan anggota yang mampu bekerja lebih baik dan lebih cepat, sehingga diperlukan anggota yang mempunyai Kinerja SDM (job performence) yang tinggi. Kinerja SDM diartikan sebagai hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu (Byars 1984). Jadi Kinerja SDM merupakan hasil keterkaitan antara usaha, kemampuan dan persepsi tugas. Usaha merupakan hasil motivasi yang menunjukkan jumlah energi (fisik atau mental) yang digunakan oleh individu dalam menjalankan suatu tugas. Salah satu aspek penting dalam peningkatan Kinerja SDM sumber daya manusia dalam suatu organisasi adalah tingginya kemampuan personil. Pengaruh kemampuan menurut para ahli adalah sebagai berikut, keterampilan merupakan sebuah kemapuan dalam mengoperasikan pekerjaan secara lebih mudah dan tepat (Gordon), menurut Dunette (1994) Keterampilan berarti mengembangkan pengetahuan yang didapatkan melalui training dan pengalaman dengan melaksanakan beberapa tugas, Keterampilan harus dilakukan

3 dengan praktek sebagai pengembangan aktivitas. Sedangkan kemampuan merupakan karakteristik individu yang digunakan dalam menjalankan suatu pekerjaan. Kemampuan biasanya tidak dapat dipengaruhi secara langsung dalam jangka pendek. Pengalaman dapat mempengaruhi Kinerja SDM dan merupakan konsep penting bagi kemajuan organisasi, karena melalui pengalaman yang mantap suatu organisasi mampu mengelola motivasi atau kebutuhan berprestasi anggotanya. Kordinasi lintas fungsi dapat berbentuk terstruktur sebagai kelompok kerja, yang diciptakan untuk membuat keputusan di tingkat rendah dalam hirarki organisasi. Mereka mempunyai hubungan terhadap sub unit yang lain dan didesain sebagai penutup dari organisasi fungsional yang ada (Galbraith, 1994). Ciri-cirinya adalah selalu sebagai kelompok perwakilan dengan setiap anggota mempunyai kepentingan dan kewajiban terhadap sub unit lain dalam organisasi (Brown, 1983). Kordinasi lintas fungsi dapat bermacam-macam bentuknya, tetapi pada umumnya akan terstruktur, mereka mempunyai hubungan terhadap sub unit lain dan dibentuk sebagai lapisan dasar terhadap organisasi fungsional yang sudah ada (Galbraith, 1994). Kelompok ini akan menawarkan integrasi multi fungsi dan mampu memecahkan masalah yang muncul dari produk dan jasa yang inovatif. Namun demikian mereka juga menawarkan tantangan yang unik, karena perbedaan latar belakang. Hal inilah yang mungkin akan menimbulkan konflik, yang dihasilkan dari bermacam-macam sudut pandang dan perspektif yang berbeda (Parker, 1994).

4 Menurut Mulyasa kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang di kuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik- baiknya, Hall dan Jones sebagaimana yang di kutip oleh Syaiful Sagala bahwa kompetensi adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat di amati dan di ukur, sedangkan Sally Wehmeier (ed), mengatakan bahwa "Competency is a skill that you need in a particular job or for a particular task". Kompetensi diartikan sebagai suatu ketrampilan yang membutuhkan sebuah kekhususan kerja. Jadi kompetensi menggambarkan kemampuan bertindak di landasi ilmu pengetahuan yang hasil tindakan itu bermanfaat baik bagi dirinya maupun orang lain. Seorang dianggap kompeten apabila telah memenuhi persyaratan: (1) landasan kemampuan pengembangan kepribadian, (2) kemampuan penguasaan ilmu dan ketrampilan, (3) kemampuan berkarya ( know to do), (4) kemampuan menyikapi dan berprilaku dalam berkarya sehingga dapat mandiri menilai, dan mengambil keputusan secara bertanggung jawab, (5) dapat hidup bermasyarakat dengan bekerja sama, saling menghormati dan menghargai nilai - nilai pluralisme serta kedamaian. Kompetensi profesi merupakan suatu wujud implementasi dari pelaksanaan tugas, ataupun pekerjaan kita untuk dituntut memiliki kemampuan yang maksimal karena kemampuan tersebut sebagai sarana penunjang lancarnya sebuah tugas atau pekerjaan yang telah dikerjakan. Kompetensi profesi merupakan suatu pekerjaan yang didasarkan pada pendidikan intelektual khusus, yang tujuanya

5 adalah memberikan pelayanan dengan terampil kepada orang lain dengan mendapat imbalan tertentu, selain itu dapat pula diartikan sebagai suatu keterampilan teknis yang berkualitas tinggi yang di miliki oleh seseorang. Jadi secara lebih luas kompetensi profesi tidak hanya sekedar bermakna tanggung jawab terhadap tugas yang telah di peroleh saja namun apabila memiliki kualitas kinerja yang tinggi dan melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab (Mulyasa, 2007). Sementara di Polres Jepara terdapat perbedaan kepentingan dan titik pandang yang tidak terelakkan manakala masing-masing individu dari berbagai fungsi bekerja sama dalam suatu tugas, oleh karena perbedaan orientasi dalam mencapai tujuan, hubungan perorangan dan unsur-unsur dari luar. Dalam membangun kordinasi lintas fungsi membutuhkan peningkatan kepemimpinan dan ketrampilan anggota team, juga membutuhkan budaya organisasi yang lebih interaktif sehingga pada akhirnya dapat mendukung usaha-usaha inovasi, hal ini yang harus ditingkatkan agar Kinerja SDM anggota Satuan Lalu Lintas Polres Jepara dapat berkembang secara inovatif. Berikut ditampilkan data pelayanan SIM, STNK dan BPKB pada Satuan Lalu Lintas Polres Jepara. No Tabel 1.1 KINERJA SDM ANGGOTA SATLANTAS POLRES JEPARA 2012 2013 2014 Pelayanan Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % 1 Bit SIM 40.000 36.968 92,4 43.000 38.220 88,8 45.000 35.448 78,7 2 Bit STNK 50.000 42.862 85,7 70.000 68.567 97,9 72.000 67.260 93,4 3 Bit BPKB 45.000 39.120 86,9 40.000 24.000 60 50.000 48.240 96,4 Sumber: Satlantas Polres Jepara (2012-2014)

6 Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa kondisi saat ini selama kurun waktu 2012 hingga 2014 kualitas Kinerja SDM masih kurang optimal, hal tersebut di buktikan dengan masih terjadinya penurunan jumlah produksi SIM, STNK dan BPKB pada Satuan Lalu Lintas Polres Jepara. Kinerja SDM Satuan Lalu Lintas Polres Jepara dihadapkan pada permasalahan seperti tidak efisien, kurang efektif, kurang profesional serta kurangnya sumber daya manusia yang menguasai kompetensi yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas. Disamping tertutupnya kemungkinan mendapatkan tambahan personel guna mengisi kekosongan formasi yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan karena adanya personil yang pensiun, promosi maupun dipindah tugaskan. Hal ini menjadikan alasan bagi Satuan Lalu Lintas Polres Jepara untuk berusaha meningkatkan pemberdayaan personil yang ada dengan meningkatkan kompetensi personilnya agar dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai SOP (standar operasional dan prosedur) yang berlaku. Sehingga dalam penelitian ini akan diteliti bagaimana model peningkatan Kinerja SDM melalui kompetensi profesi dan kemampuan individu dengan efek moderasi koordinasi lintas fungsi pada Satuan Lalu Lintas Polres Jepara. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ini merupakan penjabaran research gap dari hasil penelitian Dhermawan et.al (2012) yang menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh tidak signifikan terhadap Kinerja SDM pegawai hal ini berbeda dengan hasil penelitian Rethans et.al (2002) yang menyatakan bahwa Kinerja SDM merupakan hasil dari kompetensi, yang artinya semakin tinggi kompetensi SDM maka akan meningkatkan prestasi kerja SDM.

7 Maka rumusan masalah (research problem) study ini adalah Bagaimana peningkatan Kinerja SDM sumber daya manusia anggota Satuan Lalu Lintas Polres Jepara melalui kemampuan individu dan kompetensi profesi dengan pengaruh efek koordinasi lintas fungsi, kemudian pertanyaan penelitian (question research) yang muncul adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh kemampuan terhadap Kinerja SDM? 2. Bagaimana pengaruh kemampuan terhadap kompetensi profesi? 3. Bagaimana pengaruh kompetensi profesi terhadap Kinerja SDM? 4. Bagaimana pengaruh koordinasi lintas fungsi terhadap hubungan antara kemampuan terhadap Kinerja SDM? 5. Bagaimana pengaruh koordinasi lintas fungsi terhadap hubungan antara kompetensi profesi terhadap Kinerja SDM? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mendiskripsikan dan menganalisis keterkaitan kemampuan, kompetensi profesi, serta koordinasi lintas fungsi, terhadap Kinerja SDM SDM. 2. Menyusun model peningkatan Kinerja SDM sumber daya manusia. 1.4 Manfaat 1. Manfaat Teoritis Memberikan kontribusi dan sumbangan bagi pengembangan ilmu Manajemen khususnya manajemen sumber daya manusia.

8 2. Manfaat Praktis Sebagai sumber informasi, refrensi dan bahan pengambilan keputusan bagi Satuan Lalu Lintas Polres Jepara dalam usaha meningkatkan Kinerja SDM sumber daya manusia khususnya anggota Satuan Lalu Lintas Polres Jepara sebagai wujud usaha dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.